Pembimbing
Dr. Fitriyanti, Sp.KK
Oleh
Abdul Rahman Saputra Hsb, S.Ked
Keluhan tambahan:
Gatal dan perih tangan kanan dan kiri
Riwayat Perjalanan Penyakit:
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis GCS 15
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 70 kali/menit
Pernafasan : 18 kali/menit
Suhu : 36,5 oC
Kepala:
• Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),refleks cahaya (+/+),
pupil isokor
• THT : nyeri tekan tragus (-), sekret (-), deviasi (-), sianosis (-)
• Leher : Pembesaran KGB (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thoraks
– Paru : vesikuler (+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
– Jantung : bunyi jantung I/II reguler, murmur (-),gallop (-)
Genitalia : tidak ada kelainan
Ekstremitas Superior Inferior
• Akral Dingin : -/- -/-
• Sianosis : -/- -/-
• Oedema : -/- -/-
• CRT : <2” <2”
B. Status Dermatologi
Inspeksi
• Lokasi : Regio palmar dekstra dan sinistra
• Distribusi : simetris
• Konfigurasi :
– Regio Palmar dekstra : terdapat plak eritematosa,
berjumlah multiple, bentuk tidak teratur, sirkumskrip,
distribusi simetris, pada permukaan terdapat squama
putih, halus, selapis.
– Regio palmar sinistra : terdapat plak eritematosa,
berjumlah 5, bentuk tidak teratur, sirkumskrip, distribusi
simetris, pada permukaan terdapat squama, putih, halus,
selapis
• Palpasi : keras, permukaan rata, dan kulit mengelupas
atau bersisik
• Auskultasi : tidak dilakukan
1. Lain-lain :
A. Status Venerelogi
1. Inspeksi : tidak dilakukan
o Inspekulo : tidak dilakukan
2. Palpasi : tidak dilakukan
2.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
2.6 DIAGNOSIS
Dermatitis kontak alergi
2.7 TERAPI
Terapi Umum
• Gunakan Sarung Tangan Ketika Mencuci
Terapi Khusus
• Sistemik : Loratadine 10 mg, 1 x 1 tab / hari
• Topikal : Hidrokortison 1% dioleskan pada lesi
2.8 PROGNOSIS
Definisi
Dermatitis kontak alergi adalah suatu dermatitis
(peradangan kulit) yang timbul setelah kontak
dengan alergen melalui proses sensitisasi.
ETIOLOGI
bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da, yang
juga disebut bahan kimia sederhana. Dermatitis yang timbul
dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan
luasnya penetrasi di kulit.
Penyebab utama kontak alergen di Amerika Serikat yaitu dari
tumbuh-tumbuhan. Sembilan puluh persen dari populasi
mengalami sensitisasi terhadap tanaman dari genus
Toxicodendron, misalnya poison ivy, poison oak dan poison sumac.
Toxicodendron mengandung urushiol yaitu suatu campuran dari
highly antigenic 3- enta decyl cathecols.
Bahan lainnya adalah nikel sulfat (bahan-bahan logam), potassium
dichromat (semen, pembersih alat -alat rumah tangga),
formaldehid, etilendiamin (cat rambut, obat-obatan),
mercaptobenzotiazol (karet), tiuram (fungisida) dan
parafenilendiamin (cat rambut, bahan kimia fotografi).
Predisposisi
Faktor eksternal:
Potesi sensitisasi allergen
Dosis per unit area
Luas daerah yang terkena
Lama pajanan
Oklusi
Suhu dan kelembaban lingkungan
Vehikulum
pH
Predisposisi
Anamnesa
Data yang berasal dari anamnesis meliputi riwayat
pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah
digunakan, obat sistemik, kosmetika, bahan-bahan
yang diketahui menimbulkan alergi, penyakit kulit
yang pernah dialami, riwayat atopi, baik dari yang
bersangkutan maupun keluarganya
Penelusuran riwayat pada DKA
Demografi dan riwayat pekerjaan Umur, jenis kelamin, ras, suku, agama, status
pernikahan, pekerjaan, deskripsi dari pekerjaan,
paparan berulang dari alergen yang didapat saat
kerja, tempat bekerja, pekerjaan sebelumnya.
Riwayat penyakit sebelumnya Alergi obat, penyakit yang sedang diderita, obat-
obat yang digunakan, tindakan bedah
Lengan Jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman.
Wajah Bahan kosmetik, spons (karet), obat topikal, alergen di udara (aero-
alergen), nikel (tangkai kacamata).
Bibir Lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan.
Kelopak mata Maskara, eye shadow, obat tetes mata, salep mata.
Telinga Anting yang terbuat dari nikel, tangkai kacamata, obat topikal, gagang
telepon.
Berbagai Lokasi Terjadinya DKA
Uji Tempel
Tempat untuk melakukan uji tempel biasanya di punggung.
Berbagai hal berikut ini perlu diperhatikan dalam pelaksanaan uji
tempel:
1. Dermatitis harus sudah tenang (sembuh). Bila masih dalam
keadaan akut atau berat dapat terjadi reaksi ‘angry back’ atau
‘excited skin’ reaksi positif palsu, dapat juga menyebabkan
penyakit yang sedang dideritanya semakin memburuk.
2. Tes dilakukan sekurang-kurangnya satu minggu setelah
pemakaian kortikosteroid sistemik dihentikan, sebab dapat
menghasilkan reaksi negatif palsu.
3. Uji tempel dibuka setelah dua hari, kemudian dibaca; pembacaan
kedua dilakukan pada hari ke-3 sampai ke-7 setelah aplikasi.
4. Penderita dilarang melakukan aktivitas yang
menyebabkan uji tempel menjadi longgar (tidak
menempel dengan baik), karena memberikan hasil
negatif palsu. Penderita juga dilarang mandi sekurang-
kurangnya dalam 48 jam, dan menjaga agar punggung
selalu kering setelah dibuka uji tempelnya sampai
pembacaan terakhir selesai.
5. Uji tempel dengan bahan standar jangan dilakukan
terhadap penderita yang mempunyai riwayat tipe
urtikaria dadakan (immediate urticaria type), karena
dapat menimbulkan urtikaria generalisata bahkan
reaksi anafilaksis. Pada penderita semacam ini
dilakukan tes dengan prosedur khusus.
Setelah dibiarkan menempel selama 48 jam, uji tempel dilepas.
Pembacaan pertama dilakukan 15-30 menit setelah dilepas,
agar efek tekanan bahan yang diuji telah menghilang atau
minimal. Hasilnya dicatat seperti berikut:
1 = reaksi lemah (nonvesikular) : eritema, infiltrat, papul (+)
2 = reaksi kuat : edema atau vesikel (++)
3 = reaksi sangat kuat (ekstrim) : bula atau ulkus (+++)
4 = meragukan : hanya makula eritematosa
5 = iritasi : seperti terbakar, pustul, atau purpura (IR)
6 = reaksi negatif (-)
7 = excited skin
8 = tidak dites (NT=non tested)
Hasil Patch Tes/Uji Tempel setelah 72 jam
T.R.U.E. Test®
(Mekos Laboratories,
Hillerod, Denmark) patch-
test.
Non medikamentosa
Memotong kuku – kuku jari tangan dan jaga tetap bersih
dan pendek serta tidak menggaruk lesi karena akan
menimbulkan infeksi
Memberi edukasi mengenai kegiatan yang berisiko
untuk terkena dermatitis kontak alergi
Gunakan perlengkapan/pakaian pelindung saat
melakukan aktivitas yang bersentuhan dengan alergen
Memberi edukasi kepada pasien untuk tidak
mengenakan perhiasan, aksesoris, pakaian atau sandal
yang merupakan penyebab alergi
Medikamentosa
Simptomatis
Diberi antihistamin yaitu Chlorpheniramine Maleat (CTM)
sebanyak 3-4 mg/dosis, sehari 2-3 kali untuk dewasa dan
0,09 mg/dosis, sehari 3 kali untuk anak – anak untuk
menghilangkan rasa gatal
Sistemik
Kortikosteroid yaitu prednison sebanyak 5 mg, sehari 3 kali
Cetirizine tablet 1x10mg/hari
Bila terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotika
(amoksisilin atau eritromisin) dengan dosis 3x500 mg/hari,
selama 5 hingga 7 hari
Topikal
Krim desoksimetason 0,25%, 2 kali sehari
Pencegahan