Anda di halaman 1dari 54

Pentingnya Bahasa dalam Karya

Tulis Ilmiah
Kelompok 8

Tania Matalauta S 1418011209

Theodora Agverianti 1418011211

Titik Herdawati 1418011213

Vermitia 1418011215 Wivan Havilian Dj 1418011223

Vika Annisa P 1418011217 Yosua Pandapot Purba 1418011225

Vinnyssa Anindita 1418011219 Zafira Pringgoutami 1418011227

William Bahagia 1418011221 Zefanya Diyho W 1418011229

Dian Novita Irianti 1418011231


Mai Resta Nila Sari 1418011233

Amira Puri Zahra 1418011235


Kaidah Penulisan dalam
Karya Tulis Ilmiah
▪ Apakah tulisan ilmiah itu?
Tulisan ilmiah merupkan hasil ekspresi pemikiran atau penelitian yang di susun berdasarkan
kaidah tertentu. Pengertian ekspresi pemikiran dalam hal ini adalah hasil ide, gagasan,
pendapat yang logis dan bisa diterima maknanya oleh pembaca. Kaidah tertentu dalam
tulisan ilmiah antara lain ditandai dengan format penulisan, sistematika dan bahasa yang
digunakannya.

▪ Apa sajakah yang tergolong tulisan ilmiah itu?


- Skripsi untuk Strata 1 (S-1)
- Tesis untuk Strata 2 (S-2)
- Disertasi untuk Strata 3 (S-3)
Hal yang perlu diperhatikan dalam tulisan
ilmiah ini antara lain bahasa yang
digunakannya.

Kaidah ejaan yang perlu


Kaidah kebahasaan
diperhatikan antara lain
Bahasa yang penulisan huruf, yang perlu
digunakan dalam penulisan kata, diperhatikan antara
Kaidah penulisan ini
karya tulis ilmiah penulisan angka dan lain kaidah pemilihan
antara lain terdiri atas
harus mengacu lambang bilangan, dan penggunaan
kaidah kebahasaan penulisan singkatan,
kepada kaidah kata/diksi,
dan ejaan. dan akronim, penulisan
penulisan yang penyusunan kalimat,
unsur-unsur serapan,
benar. dan penyusunan
dan penggunaan tanda-
tanda baca.
alinea.
Contoh penggunaan ejaan yang tidak tepat pada
skripsi mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.

1. Budidaya lebah madu juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk


meningkatkan pendaatan masyarakat khusunya yang tinggal disekitar
hutan.

Pada contoh di atas, kata depan di pada kata disekitar berfungsi


sebagai kara depan yang menunjukkan makna tempat, maka kata
depan di harus ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
2. Hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan untuk:

-Sebagai informasi kepada kelompok petani lebah madu untuk meningkatkan usaha
budidaya lebah madu.

-Sebagai informasi kepada Pemerintah daerah setempat mengenai budidaya lebah


madu sehingga diharapkan dapat memberikan pembinaan dalam rangka
meningkatkan usaha budidaya lebah madu.

-Sebagai informasi bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang.

Pada contoh rincian di atas, kalimat pemerincian menggunakan tanda titik dua
(:), maka setiap awal rincian harus menggunakan huruf kecil , tanda koma (,), sebagai
penghujung perincian satu dengan yang lainnya dan gunakan tanda titik pada
pemerincian terakhir.

Pada rincian kedua menuju rincian terakhir setelah tanda koma disusulan kata
hubung dan. Tetapi, jika setiap rincian menggunakan titik koma (;) maka kata hubung
dan ditiadakan.
▪ Unsur-unsur kebahasaan yang perlu diperhatikan dalam
penulisan karya tulis ilmiah antara lain :

Pengutipan
Penyintesisan
▪ Penyintesisan adalah kata jadian yang berasal dari kata
“sintesis” dan mendapat konfliks “ke-an”.
▪ Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2001)
mendefinisikan sintesis sebagai “…..paduan(campuran)
berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan
kesatuan yang selaras…” atau “penggabungan unsur-
unsur untuk membentuk ujaran dengan menggunakan
alat-alat bahasa yang ada.”
▪ Penyintesisan dapat diartikan sebagai tindakan
memadukan berbagai informasi, pendapat, atau batasan
yang disesuaikan dengan topik bahasan yang akan
disusunnya.
▪ Kegiatan ini perlu dilakukan penulis untuk
mengembangkan atau mendukung tulisannya.
▪ Hal yang perlu diperhatikan penulis dalam penyintesisan ini antara lain sebagai berikut :
1. Membaca tulisan orang lain baik yang bersumber dari buku, majalah, surat kabar,
tabloid, maupun internet yang bertemali dengan topik yang akan digarapnya.
2. Mencatat pernyataan, pendapat, dan batasan dari berbagai sumber yang bertemali
dengan topik bahasan.
3. Mengumpulkan berbagai catatan tersebut dalam buku catatan (log-book) atau ditulis
di komputer dengan file tertentu.
4. Mengelompokkan berbagai informasi tersebut berdasarkan sub-subtopik bahasan.
5. Mensortir dan menggunakan berbagai informasi tersebut sesuai dengan peta piker
atau kerangka tulisan yang akan disusun.
6. Menciptakan pengetahuan baru melalui pemaduan beberapa bahan bacaan dari
berbagai penulis lainnya dalam bentuk paragraf.
CONTOH SALAH
“Anak-anak memperoleh komponen- membedakan beberapa ucapan orang
komponen utama bahasa ibu mereka dalam dewasa. Selanjutnya ketika berumur satu
waktu yang relatif singkat. Ketika mereka tahun, bayi mulai mengoceh, bermain
mulai bersekolah dan mempelajari bahsa dengan bunyi seperti halnya bermain dengan
secara formal, mereka sudah mengetahui jari-jari tangan dan jari-jari kakinya. Seperti
cara berbicara untuk berkomunikasi dengan halnya kemampuan berjalan, kemampuan
orang lain. Mereka sudah mengetahui dan berbicara anak-anak seluruh dunia mulai
mengucapkan sejumlah besar kata. Namun, pada umur yang hampirr sama dan dengan
perkembangan bahasa tidak berhenti ketika cara yang hamper sama pula. Perkembangan
seorang anak sudah mulai bersekolah atau bahasa pada periode ini disebut
ketika dia sudah dewasa. Proses perkembangan pralinguistik (Gleason,
perkembangan terus berlangsung sepanjang 1985:3).”
hayat. Bayi mulai memperoleh bahasa ketika
berumur kurang dari satu tahun, sebelum
dapat mengucapkan suatu kata. Mereka
memperhatikan muka orang dewasa dan
menganggapi orang deasa, meskipun tentu
saja belum menggunakan bahasa dalam arti
yang sebenarnya. Mereka juga dapat
KESALAHAN

▪ Pemaduan informasi di atas masih belum berurutan. Kalimat pertama pada


paragraf pertama kurang relevan dengan kalimat kedua. Kalimat pertama
menandakan tentang komponen-komponen utama bahasa ibu, sedangkan
kalimat kedua langsung mempelajari topik dan makna.

▪ Tampak kedua bahasa itu terjadi pelompatan topik dan makna. Kalimat pertama
cenderung kepemerolehan bahasa dan kalimat kedua cenderung ke pembelajaran
secara formal.

• Begitu pula, kalimat keempat dan kelima urutannya tidak konstan. Kalimat-
kalimat penopangnya atau komplemennya tidak saling melengkapi, sehingga
paragraf satu tidak jelas topik atau pokok bahasannya.

• Kalimat satu, dua, tiga, dan empat paragraf satu bersifat umum dan tidak
berhubungan dengan paragraph satu dan dua. Jika akan digunakan, sebaiknya
dijadikan satu paragraf dan diletakkan pada paragraf yang terakhir.
CONTOH BENAR
▪ “ Anak-anak memperoleh komponen- jari-jari tangan dan jari-jari kakinya.
komponen utama bahasa ibu dalam Seperti halnya kemampuan berjalan,
waktu yang relatif singkat. Mereka kemampuan berbicara anak-anak
mulai memperoleh bahasa ketika seluruh dunia mulai pada umur yang
berumur dari satu tahun, sebelum hamper sama dan dengan cara yang
dapat mengucapkan suatu kata. hamper sama pula. Perkembangan
Meskipun belum mampu berbahasa bahasa pada periode ini disebut
yang sebenarnya, mereka perkembangan pralinguistik
berkomunikasi dengan (Gleason, 1985:3).”
memperhatikan muka orang dewasa
dan meresponnya. Mereka juga
dapat membedakan beberapa
ucapan orang dewasa. Selanjutnya
ketika berumur satu tahun, bayi
mulai mengoceh, bermain dengan
bunyi seperti halnya bermain dengan
CONTOH SALAH

“Pemerkosaan (rape) berasal dari bahasa karena melakukan pemerkosaan dengan


latin rapere yang berarti mencuri, pidana penjara paling lama dua belas
memaksa, merampas, atau membawa tahun.” Pada pasal ini pemerkosaan
pergi (Haryanto,1997). Pemerkosaan didefinisikan bila di luar perkawinan.
adalah suatu usaha untuk melampiaskan Selain itu kata-kata bersetubuh memiliki
nafsu seksual yang dilakukan oleh seorang arti bahwa secara hukum pemerkosaaan
laki-laki terhadpa perempuan dengan cara terjadi pada saat sudah terjadi penetrasi.
yang dinilai melanggar menurut moral Pada saat belum terjadi penetrasi maka
dan hukum (Wignjosoebroto dalam peristiwa tersebut tidak dapat dikatakan
Prasetyo,1997). Di dalam Pasal 285 KUHP pemerkosaan akan tetapi masuk dalam
disebutkan bahwa : “Barangsiapa dengan kategori pencabulan.”
kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa seseorang wanita bersetubuh
dengan dia di luar perkawinan, diancam
KESALAHAN

1. Penulis hanya menggabungkan beberapa pernyataan


yang berasal dari sumber tertentu. Walaupun ketiga
kalimat di atas saling bertemali, penulis belum
melakukan penyintesisan dengan baik.
2. Kalimat-kalimat tersebut belum dipadukan secara cermat
sehingga topik yang disampaikannya pun masih tampak
belum jelas.
3. Ketiga kalimat terakhir sebenarnya hanya memperjelas
definisi pemerkosaan yang terdapat pada kalimat dua
dan tiga.
CONTOH BENAR

“Pemerkosaan berasal dari bahasa Latin rapere yang berarti


tindakan ‘mencuri,memaksa, merampas, atau membawa
pergi’(Haryanto,1997). Tindakan ini berupa pelampiasan
nafu seksual seorang laki-laki terhadap perempuan yang
dinilai melanggar moral dan hokum (Wignjosoebroto
dalam Prasetyo,1997). Pelakunya bisa diancam pidana
penjara paling lama dua belas tahun (Pasal 285 KUHP).
PERUBAHAN

1. Kata ‘tindakan ini’ pada kalimat kedua menggantikan


kata ‘pemerkosaan’ pada kalimat pertama .
2. Definisi pemerkosaan pada kalimat kedua lebih
sederhana.
3. Kalimat ketiga bertemali dengan kalimat sebelumnya
karena menegaskan sanksi hukum bagi pemerkosa.
Perujukan dalam Karya Tulis
Ilmiah(Pengutipan)
Perujukan merupakan tindak lanjut bagi seorang penulis
setelah kegiatan penyintesisan.
Perujukan melalui pengutipan ini penting bagi para penulis
karangan ilmiah guna penanggungjawaban keilmiahan
tulisannya.

Perujukan dalam karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan tiga


cara :
a. Perujukan dengan menggunakan catatan kaki (footnote);
b. Perujukan dengan menggunakan catatan akhir (endnotes);
c. Perujukan dengan menggunakan tanda kurung
Cara yang pertama yaitu dengan menggunakan
catatan kaki jarang dilakukan penulis.
Cara ini agak lebih sulit karena dilakukan pada
halaman paling bawah pada halaman pencantuman
kutipan.
Cara kedua sama dengan yang pertama. Namun,
jarang dilakukan penulis. Dikatakan perujukan
dengan catatan akhir karena ditempatkan pada akhir
setiap bab atau sebuah tulisan.
Tata cara penulisan catatan kaki adalah sebagai berikut :

a. Catatan kaki diletakkan dibawah halaman tempat nomor catatan kaki.

b. Dipisahkan dengan garis putus-putus sebanyak 14 pukulan.

c. Garis tersebut berjarak dua spasi dari garis.

d. Nomor catatan kaki yang pertama berjarak dua spasi dari garis.

e. Antarkalimat dalam satu catatan kaki ditulis satu spasi.

f. Antarcatatan kaki ditulis dua spasi.

g. Catatan kaki perlu diurutkan setiap bab.

h. Dalam teks, nomor ditulis pada huruf terakhir dengan menaikkan setengah
spasi.
Contoh kutipan dengan cara menulis catatan kaki
dalam teks adalah sebagai berikut :
(1) “ A relatively peramanent change in response
potentiality which occurs as a result of reinforced
practice” dan (2) “ A change in human dispotition or
capability, which can be retained and which is not
simply ascribable to the process of growth. “ 2
Dibagian bawah halaman yang sama dengan
kutipan, catatan kaki ditulis sebagai berikut :

2Kedua definisi ini dikutip oleh Zais dalam


Curriculum: Principles and Foundations (1976: 246)
Bila dibandingkan dengan cara yang pertama dan
kedua, cara ini lebih praktis atau mudah diikuti.
Perujukan jenis ketiga(tanda kurung) dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung.

Kutipan langsung

• ditulis dengan dua cara, yaitu


(1) dijadikan sebagai satu paragraf tersendiri dengan
sembir (margin) tertentu jika jumlah barisnya lebih dari
empat baris
(2) ditulis dalam satu paragraf dengan menggunakan
tanda kutip jika jumlah barisnya kurang dari empat baris.
• Terbagi atas :
(a) kutipan kurang dari 40 kata, ditulis diantara tanda
kutip (“ ... “) sebagai bagian yang menyatu dengan teks
(b) kutipan 40 kata atau lebih ditulis terpisah dari teks
utama dengan posisi menjorok, tanpa tanda kutip, dan
diketik spasi tunggal. Jika pada bagian itu ada kutipan
yang dihilangkan, bagian itu diganti dengan tiga tanda
titik.
Kutipan tidak langsung

• =pengungkapan gagasan dari buku orang lain dengan


bahasa sendiri
• Tata cara mengutipnya sebagai berikut :
a. Kutipan diintegrasikan dengan teks;
b. Jarak antar baris dalam kutipan satu
spasi;
c. Kutipan tidak perlu diapit dengan tanda
kutip;
d. Setelah kutipan selesai, diberi nomor urut
penunjukan setengah spasi , atau dalam kurung
ditempatkan nama, tahun terbit, dan nomor
halaman.
KUTIPAN YANG DIDAHULUI NAMA PENGARANG

▪ Nama pengarang dituliskan di luar tanda kurung dan dalam tanda


kurung dituliskan tahun dan nomor halaman.
▪ Angka pada tahun ditulis rapat dengan tanda kurung pembuka dan
angka pada nomor halaman ditulis rapat dengan tanda kurung
penutup.
▪ Angka tahun dengan angka halaman dipisahkan dengan tanda titik
dua, adapun tanda titik dua dengan angka halaman berjarak satu
spasi
Contoh :
Leech (1983 : 5) menyatakan bahwa pragmatik mempelajari maksud
ujaran, yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan; menanyakan apa yang
seseorang maksudkan dengan suatu tindak tutur; mengaitkan makna
dengan siapa berbicara kepada siapa, di mana dan bagaimana.
KUTIPAN YANG DIIKUTI OLEH NAMA PENGARANG

▪ Nama pengarang dituliskan menyatu dalam kurung dan disusul


tahun penerbitan dan nomor halaman.
▪ Nama ditulis rapat dengan tanda kurung pembuka dan diantarai
dengan tanda koma atau titik koma.
▪ Antara tanda koma berjarak satu spasi.
▪ Antara tanda titik dua dengan nomor halaman berjarak satu spasi.
▪ Angka pada nomor halaman ditulis rapat dengan tanda kurung
penutup.

Contoh :
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti dan
menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan (Stubbs, 1983: 1).
KUTIPAN YANG BERASAL DARI SUATU SUMBER
YANG PENGARANGNYA DUA ORANG

▪ Penulisannya mirip dengan yang pertama dan kedua.


▪ Semua nama penulis ditulis, adapun nama penulis cukup
ditulis kata terakhirnya jika jumlahnya lebih dari satu kata.

Contoh :
Hatch dan Long (1980: 1) mengemukakan bahwa analisis
wacana tidak hanya berguna untuk memahami hakikat bahasa,
melainkan juga bermanfaat untuk memahami proses belajar
dan perilaku bahasa.
KUTIPAN YANG BERSUMBER DARI PENULIS YANG
BUKAN SUMBER UTAMA

▪ Jika penulis akan mengutip dari sumber yang kedua dan


seterusnya karena mengalami kesulitan untuk mendapatkan
sumber aslinya, penulis pertama dan kedua tetap ditulis.

Contoh :
Levinson (dalam Rusminto dan Sumiarti, 2006: 25) menyatakan
bahwa tindak perlukosi lebih mementingkan hasil, sebab tindak
ini dinyatakan berhasil jika mitratutur melakukan sesuatu yang
diinginkan oleh pertutur.
KUTIPAN YANG BERASAL DARI SUATU SUMBER
YANG PANJANGNYA LEBIH DARI EMPAT BARIS

▪ Kutipan ini ditulis terpisah dari teks utama denan posisi menjorok, tanpa
tanda kutip, dan diketik spasi tunggal.
▪ Jika pada kutipan itu ada bagian yang dihilangkan, bagian itu diganti
dengan tiga tanda titik.
▪ Penulisan nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halaman sama
dengan penulisan sebelumnya

Contoh :
Menurut Siavin (1984) dalam Trianto (2007: 27) kontruktivisme adalah suatu
pendapat yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu
proses di mana anak secara aktif membangun sistem arti dan pemahaman
terhadap realita melalui pengalaman dan interaksi mereka
KUTIPAN YANG BERASAL DARI SUATU SUMBER
YANG HALAMANNYA LEBIH DARI SATU

▪ Cara penulisannya sama dengan kutipan-kutipan sebelumnya


▪ Antara halaman yang satu dan yang lainnya diantarai dengan tanda
pisah atau tanda hubung dua kali.

Contoh :
Sebagai bagian dari investigasi, para mahasiswa mencari informasi dari
berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Sumber-sumber
seperti (bermacam buku, institusi, orang) menawarkan sederetan
gagasan, opini, daa, solusi, ataupun posisi yang berkaitan dengan
masalah yang sedang dipelajari (Slavin, 2008: 215—216)
KUTIPAN YANG BERSUMBER DARI BEBERAPA
SUMBER UTAMA YANG SUDAH DISINTESESKAN

▪ Jika kutipan tersebut berasal dari beberapa penulis dari sumber yang
berbeda, semua nama penulis dicantumkan lengkap dengan tahun
penerbitan dan halaman yang dikutip
▪ Penulisannya sama dengan yang sebelumnya dan antarsumber
diantarai dengan tanda titik koma.

Contoh :
Siliwangi (1989: 56) dan Roestiyah (1985: 1) mengemukakan bahwa
teknik mngajar merupakan implementasi dari pendekatan dan metode
tertentu dalam proses belajar mengajar.
KUTIPAN YANG BERSUMBER DARI SUMBER UTAMA
TANPA ADA NAMA PENULIS (DITERBITKAN OLEH
INSTITUSI)

▪ Jika penulis akan mengutip dari sumber yang tidak


dicantumkan nama penulisnya, sebagai pengganti
nama penulis adalah nama institusi.
▪ Penulisan tahun penerbitan dan nomor ahlaman
sama dengan yang sebelumnya.

Contoh :
Kemampuan berarti memiliki kesanggupan, keuletan,
dan kecakapan untuk melakukan sesuatu (Depdikbud,
1998: 553)
KUTIPAN YANG BERSUMBER DARI INTERNET

▪ Sampai dengan saat ini belum ada aturan yang jelas mengenai cara
mengutip yang sumber utamanya berasal dari internet.
▪ Karena tayangan dari internet selalu berubah-ubah, sebaiknya kita tulis
lengkap judul serta sumber informasi tersebut.
▪ Identitas sumber yang diunduh ditulis dengan huruf miring.

Contoh :
Diare infeksi di negara berkembang, menyebabkan kematian sekitar 3 juta
penduduk setiap tahunnya. Di Afrika, anak-anak terserang diare infeksi 7 kali
setiap tahunnya dibanding di nega berkembang lainnya yang mengalami
diare 3 kali setiap tahun (Diare Akut Disebabkan Bakteri: Available from :
www.library.usu.ac.id)
KUTIPAN YANG BERSUMBER DARI SUMBER YANG
DITULIS DENGAN BAHASA ASING

▪ Bahasa asing dalam kutipan ditulis dengan menggunakan huruf italik.


▪ Penulisan nama, tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip sama
dengan sebelumnya.
▪ Sebaiknya kutipan yang ditulis dalam bahasa asing diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia jika karya tulis ilmiah tersebut ditulis dengan
menggunakan bahasa Indonesia.

Contoh :
The essence of the model is to involve students in a genuine problem of inquiry
by confronting them with an area of investigation, and inviting them to design
ways of overcoming that problem (Bruce Joyce, 1996: 187). (Inti dari model
tersebut adalah untuk melibatkan para siswa pada permasalahan yang
sesungguhnya terhadap pemeriksaaan/ penyelidikan dengan
menghadapkannya pada suatu bidang penyelidikan dan melibatkan mereka
untuk mendesain cara menanggulangi masalah tersebut)
Penulisan Daftar Pustaka
dalam Karya Tulis Ilmiah
Daftar pustaka : sumber rujukan dalam karya tulis ilmiah yang
dijadikan landasan atau pendukung dalam karya tulis ilmiah

Mencerminkan kualitas karya tulis


Etika penulisan karya tulis
Daftar pustaka Menambah wawasan pembaca
▪ Unsur dalam daftar pustaka:
Nama pengarang -> ditulis urutan: nama akhir,awal dan tengah
tanpa gelar akademik

Tahun terbit -> -

Judul dan Sub judul -> ditulis dengan huruf miring

Kota tempat penerbit -> -

Nama penerbit -> berdasar abjad


▪ Jenis Daftar Pustaka
A. Harvard
Aqib, Zainal (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Ypramawidya
B. Vancouver
(1) Prabowo GJ, Priyanto E. New drugs for acute respiratory distress syndrome due to avian
virus. N Ind J Med. 2005;337:435-9.
(2) Grinspoon L, Bakalar JB. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale Univ Pr; 1993.
(3) Feinberg TE, Farah MJ, editors. Behavioural Neurology and Neuropsychology. Ed ke2.
New York: McGraw-Hill; 1997.
C. Alfabetis
Cara Menulis Tabel dan Gambar
• Tabel di tulis dengan identitas yang terdiri dari nomor dan
nama atau judul tabel yang di tempatkan di atas tabel.
Judul tabel ditulis dengan huruf besar-kecil yang di cetak
tebal.
• Gambar terdiri dari nomor dan nama atau judul diagram
bisa dari pinggir sebelah kiri atau di tengah-tengah. Jika
judul gambar tersebut lebih dari dua baris, jarak antar baris
satu spasi, penulisan nya satu.
• Gambar yang berupa grafik terdiri dari dua sumbu, yaitu
vertikal dan horizontal.
• Satuan ukuran pada masing-masing sumbu harus di
cantumkan. Keterangan gambar dibuat secara ringkas dan
penjelasan lengkapnya dimasukan di dalam teks.
Pemeringkatan Judul dalam
Karya Tulis Ilmiah
Pemeringkatan Judul dalam Karya Tulis
Ilmiah

▪ Pemeringkatan judul disusun agar pembaca lebih mudah mengikuti


alur penulis jika bagian-bagian tulisan tersebut telah diurutkan
dengan benar
▪ Bagian isi pada karya tulis ilmiah biasanya terdiri atas berbagai bab.
▪ Sebelum bagian isi, karya tulis tersebut terdapat beberapa judul yang
diletakkan pada halaman-halaman awal seperti halaman judul,
abstrak, pengesahan, riwayat hidup, persembahan, moto,
sanwacana, dan daftar isi.
▪ Penulisan serta letak judul-judul tersebut perlu mengikuti aturan
penulisan selingkung. Misalnya, Universitas Lampung menggunakan
“sanwacana” sebagai alih-alih ucapan terima kasih.
▪ Semua judul pada halaman pemula ditulis dengan huruf
kapital
▪ Jenis huruf yang digunakan : times new roman, ukuran 12.
▪ Ditulis tegak dan ditebalkan.
▪ Letak judul-judul tersebut berada di tengah-tengah
halaman.
▪ Penomoran halaman dengan menggunakan angka romawi
kecil (I, ii, iii, iv, v dst.) pada bagian bawah halaman.
▪ Bagian dari suatu bab dapat dijabarkan lagi menjadi
beberapa subbab/bagian
▪ Subbagian dapat dijabarkan ke dalam beberapa judul.
▪ Terdapat 2 cara tata penulisan judul:
– Mempertimbangkan besar-kecil huruf dan posisinya
– Mempertimbangkan sistem tanda atau pengodean
Besar-kecil Huruf dan Posisinya

▪ Bab ditulis dengan huruf kapital semua, tebal, dan


diletakkan di tengah.
▪ Subbab ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal kata
(besar-kecil), tebal, dan diletakkan di tepi kiri.
▪ Bagian dari subbab ditulis dengan huruf besar kecil.
▪ Bagian terakhir ditulis dengan huruf besar-kecil, dicetak
miring, dan ditebalkan.
Contoh :

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian

LANDASAN TEORITIS

Analisis Wacana

Pragmatik

Aspek-aspek Situasi Tutur

Tindak Tutur (Speech Act)

Hakikat Tindak Tutur

Jenis-jenis Tindak Tutur

Tindak Tutur Lokusi

Tindak Tutur Ilokusi


Sistem Tanda atau Pengodean

▪ Pengodean untuk mengurutkan judul-judul tersebut dengan


menggunakan huruf dan angka.
▪ Huruf yang dipergunakan meliputi huruf kapital dan huruf kecil serta
angka arab dan romawi. Bagian utama biasanya didahului oleh angka
tertentu, sedangkan bagian bawahnya (subbagian) menggunakan
tanda atau kode lainnya.
▪ Biasanya pengodean seperti ini terdapat di dalam tulisan yang tidak
terlampau panjang seperti makalah, artikel, laporan sederhana.
▪ Urutan ini dapat dengan mudah diketahui melalui daftar isi.
Contoh 2:

I. ………………………………………………….

A. ……………………………………………………..

B. …………………………………………………………

C. ………………………………………………………..

D. …………………………………………………

II. ………………………………………

A. ………………………………………………….

B. ………………………………………………………………………….

C. …………………………………………………………………………………………………..

1. …………………………………………………………………………………….

2. ………………………………………………………………………………..

a. ...……………………………………………………………………………

b. ……………………………………………………………………….

c. ………………………………………………….
Kesimpulan ▪ Saran
Dari pembahasan mengenai Bahasa ▪ Untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik
Pada Karya Tulis Ilmiah yang sudah dan benar dalam penulisan karya ilmiah, maka
dibahas di atas, didapatkan kesimpulan penulis memiliki saran yang bermanfaat bagi masa
sebagai berikut : yang akan datang, diantaranya :
▪ Untuk menulis sebuah karya ilmiah, ▪ Pada tingkat-tingkat sekolah atau universitas,
penulis harus memiliki rasa tanggung seharusnya pelajar dibekali dengan ilmu tentang
jawab, bangga, dan menggunakan menggunakan bahasa Indonesia pada karya ilmiah.
secara santun dan benar bahasa Sehingga, ketika ingin menulis karya ilmiah,
Indonesia dalam tulisannya tersebut seseorang sudah mengetahui hal-hal yang harus
diperhatikan
▪ Pada penulisan karya ilmiah
mengggunakan bahasa Indonesia, ▪ Perlu adanya pelatihan bagi guru atau dosen dalam
harus dilakukan penyintesisan secara penggunaan bahasa Indonesia pada karya tulis
teliti, jujur, dan tanggung jawab. ilmiah, sehingga mampu dibagikan kepada para
pelajarnya.
▪ Dalam menulis karya ilmiah, harus
melakukan pengutipan serta ▪ Bagi para penulis karya ilmiah, sebaiknya sebelum
menyusun daftar pustaka dengan baik menulis harus memperhatikan kaidah-kaidah dalam
dan benar. penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai