Anda di halaman 1dari 47

Infeksi Paada Kehamilan

TORCH, Hepatitis B dan Malaria


1. Toksoplasmosis

•Toksoplasmosis adalah penyakit yang


disebabkan parasit Toxoplasmagondii.
•Parasit ini merupakan suatu protozoa
intraseluler yang temasuk kedalam phylum
Apicomplexa dan subklas Coccidian
• Toxoplasma gondii dapat menular ke manusia melalui
beberapa rute, yaitu:
1.Pada toksoplasmosis kongenital, transmisi melalui
plasenta bila ibu mengalami infeksi primer saat hamil.
2.Pada infeksi akuisita infeksi dapat terjadi bila makan
daging mentah atau kurang matang yang mengandung
ookista
3.Infeksi dapat terjadi dengan transplantasi organ dari
donor yang menderita toksoplasmosis primer.
Patogenesis

•Bila kista jaringan yang mengandung


bradizoit atau ookista yang mengandung
sporozoit terlelan oleh hospes, parasit akan
bebas dari kista → didalam eritrosit, parasit
transformasi, peningkatan invasif takizoit
→ parasit menyebar ke jar. Limfatik, otot
lurik, miokardium, retina, plasenta, dan SSP
→ terjadi infeksi → replikasi → invasi sel
sekitar → kematian sel dan nekrosis fokal +
inflamasi akut
Manifestasi Klinis Toksoplasmosis

• fatigue, nyeri otot dan kadang-kadang


limfadenopati, tetapi seringkali infeksi terjadi
subklinis
• wanita hamil terinfeksi toxoplasma maka
akibat yang dapat terjadi adalah abortus spontan
atau keguguran (4%), lahir mati (3%) atau bayi
menderita toxoplasmosis bawaan
• toxoplasmosis bawaan, gejala dapat muncul
setelah dewasa, misalnya kelinan mata dan
telinga, retardasi mental, kejang-kejang dan
ensefalitis
Diagnosis Prenatal Toksoplasmosis

•Kordosentesis ataupun amniosentesis


•Pembiakan darah janin ataupun cairan
ketuban dalam kultur sel fibroblast
•Pemeriksaan dengan PCR
•Pemeriksaan dengan teknik ELISA untuk
mendeteksi antibody IgM janin spesifik
Tatalaksana

1)Pyrimethamine 50 mg/hari + Sul-fadiazine 3 g/hari


selama 3minggu. (setelah usia kehamilan >12 minggu)
2)Atau diganti dengan Spiramycin 3 g/hari selama
3minggu.
3)Terapi dilanjutkan sampai persalinan
4)Folinic acid 5 mg perminggu
2. RUBELA

•Rubella atau campak Jerman adalah penyakit


yang disebabkan suatu virus RNA dari
golongan Togavirus
Patogenesis

•Penularan virus rubella melalui udara dengan


tempat masuk awal melalui nasofaring dan
orofaring
•Penyebaran virus rubella pada hasil konsepsi
terutama secara hematogen
•Infeksi kongenital biasanya terdiri dari 2
bagian : viremia maternal dan viremia fetal
•Viremia maternal terjadi saat replikasi virus
dalam sel trofoblas
•viremia fetal, replikasi virus terjadi dalam sel
endotel janin. Viremia fetal dapat
menyebabkan kelainan organ secara luas
Manifestasi Klinis

•Gejala infeksi primer  pembesaran kelenjar


getah bening di daerah belakang kepala,
belakang telinga, dan leher bagian belakang
•munculnya ruam yang dimulai pada daerah
muka dan menyebar dengan cepat ke seluruh
tubuh dalam waktu 1 hari
•Pada janin, infeksi rubella dapat
menyebabkan abortus bila terjadi pada
trimester I.
•Infeksi ibu pada trimester kedua dapat
menyebabkan anemia hemolitika dengan
hematopoiesis ekstra meduler, hepatitis,
nefritis interstitial, ensefalitis, pankreatitis
interstitial dan osteomielitis
Sindroma rubella kongenital
Sindroma rubella kongenital yang meliputi 4 defek utama yaitu :
a.Gangguan pendengaran tipe neurosensorik.
b. Gangguan jantung meliputi PDA, VSD dan stenosis katup pulmonal.
c.Gangguan mata : katarak dan glaukoma.
d.Retardasi mental
e.Purpura trombositopeni ( Blueberry muffin rash )
f.Hepatosplenomegali, meningoensefalitis, pneumonitis, dan lain-lain
Diagnosis

•Gejala klinis primer


•IgM spesifik rubella dengan menggunakan
sistem ELISA
•Prenatal  memeriksa adanya IgM dari darah
janin melalui CVS
Tatalaksana

•Jika tidak terjadi komplikasi bakteri,


pengobatan adalah simtomatis.
•Adamantanamin hidrokhlorida (amantadin)
telah dilaporkan efektif in vitro  bukan
untuk ibu hamil
Pencegahan

•vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella).


Cytomegalovirus (CMV)

•penyakit yang disebabkan oleh


Cytomegalovirus
Patogenesis

•secara horisontal, vertikal dan hubungan


seksual
•horisontal terjadi melalui “droplet infection”
yaitu kontak dengan air ludah dan air seni.
• transmisi vertikal adalah penularan proses
infeksi maternal ke janin (transplasenta,
sekresi serviks, air susu ibu)
Transmisi CMV dari ibu ke janin

•infeksi maternal eksogenus ataupun


endogenus
•Infeksi eksogenus dapat bersifat primer yaitu
terjadi pada ibu hamil dengan pola
imunologis seronegatif dan non primer bila
ibu hamil dalam keadaan seropositif
•infeksi endogenus adalah hasil suatu
reaktivasi virus
Manifestasi Klinis
•infeksi kongenital dengan manifestasi klinis
susunan saraf pusat dan berbagai organ lainnya
(multiple organ).
•kematian perinatal 20 – 30% serta timbulnya
cacat neurologik berat lebih dari 90% pada
kelahiran.
•hepatosplenomegali, mikrosefali, retardasi
mental, gangguan psikomotor, ikterus,
petechiae, korioretinitis dan kalsifikasi
serebral.10
Diagnosis

•Serologis adanya IgM dan IgG anti CMV


•Virologis menggunakan uji
immunofluoresen
•Diagnosis prenatal amniosentesis
Klinisi harus memikirkan adanya kemungkinan
infeksi CMV intrauterin bila:
•oligohidramnion, polihidramnion, hidrops non
imun, asites janin, gangguan pertumbuhan janin,
mikrosefali, ventrikulomegali serebral
(hidrosefalus), kalsifikasi intrakranial,
hepatosplenomegali dan kalsifikasi intrahepatik
Tatalaksana

•Tidak ada terapi yang memuaskan dapat


diterapkan khususnya pada pengobatan
infeksi kongenital
•Obat yang digunakan untuk anti CMV untuk
saat ini adalah Ganciclovir, Foscarnet,
Cidofivir dan Valaciclovir
Herpes Simplex Virus

•Infeksi ini disebabkan Virus Herpes Simpleks


: HSV-1 dan HSV-2
Patogenesis

•HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 biasanya dikaitkan


dengan herpes oral;
•HSV dari ibu ke bayi adalah melalui saluran
kelahiran yang terinfeksi selama melahirkan
Manifestasi klinis

•Infeksi HSV dapat melibatkan genital


eksterna, vagina, serviks
•Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi
HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada
kulit
Efek pada kehamilan
• Pada 20 minggu pertama, dapat mengakibatkan :
a. Abortus
b. Lahir mati
c. Cacat congenital (pada usia kehamilan lebih lanjut)
• Infeksi pada trimester 3, hanya beresiko 10 % terhadap
janin.
a. Mono-nuclear chorionitis
b. Severe necrotizing amnionitis
Diagnosis

•Klinis
•Laboratorium –> tzank tes
Penatalaksanaan

•Saat ini tidak ada pengobatan untuk HSV dan


terapi antivirus bukan pengubatan yang
disarankan bagi wanita yang tidak memiliki
manifestasi klinis infeksi
Wanita yang tertular herpes genital saat
pertengahan pertama kehamilan:
•hindari prosedur trans-servikal invasive sampai
lesi tersebut sembuh;
•atasi dengan asiklovir,
• dapat melahirkan pervaginam apabila tidak
terdapat lesi ataupun gejala prodromal.
Wanita yang tertular herpes genital pada
kehamilan akhir: Bayi yang dikandung beresiko
tinggi terhadap penularan herpes;
•hindari prosedur invasive trans-servikal;
•dapat diatasi dengan asiklovir;
•persalinan dengan operasi seksio sesar
Malaria

•Malaria merupakan infeksi parasit yang


disebabkan oleh empat spesies plasmodium
yang mengenai manusia, vivax, ovale,
malariae dan falciparum
Patofisiologi

•Malaria ditularkan ketika nyamuk yang


mengandung plasmodium menghisap darah
manusia sehingga terjadi perpindahan
sporozoit plasmodium dari air ludah nyamuk
ke jaringan kapiler darah manusia.
•Gejala malaria terutama disebabkan oleh
terserangnya eritrosit serta respon inflamasi
oleh tubuh. Infeksi malaria menyebabkan
terjadinya sintesis immunoglobulin
Respon Imun Terhadap Infeksi Malaria
Selama Kehamilan

•Wanita hamil memiliki resiko terserang


malaria falciparum lebih sering dan lebih
berat dibandingkan wanita tidak hamil
•Konsentrasi hormon progresteron yang
meningkat selama kehamilan berefek
menghambat aktifasi limfosit T terhadap
stimulasi antigen. Selain itu efek
imunosupresi kortisol juga berperan dalam
menghambat respon imun
Manifestasi Klinis

•serangan yang berulang dari menggigil,


demam tinggi dan berkeringat pada saat
turunnya demam, perasaan tidak nyaman dan
malaise
•sakit kepala, mual, muntah dan diare
Komplikasi Terhadap Ibu dan Janin

•Anemia
•Bayi lahir mati
•BBLR
•Malaria kongenital
•Malaria serebral
Diagnosis

•Diagnosis pasti dengan pemeriksaan


mikroskopik
•Namun selama kehamilan densitas parasit
rendah dan parasit berkumpul di plasenta,
yang berbahaya baik terhadap ibu dan janin
•Rapid diagnostik test
Penatalaksanaan

•Terapi pada spesies non-falciparum


Cloroquin (25 mg/kg BB) aman diberikan
pada semua trisemester
•Terapi Infeksi Falciparum
•artemisin based combination therapy (ACT)
efektif pada trisemester kedua dan tiga dan
digunakan sebagai terapi lini pertama sesuai
dengan guideline dari WHO
Kemoprofilaksis

•berguna menurunkan anemia maternal dan


berat lahir rendah
•Klorokuin, hidroksiklorokuin dan meflokuin
Hepatitis B

•Infeksi hepatitis B disebabkan oleh virus


hepatitis B virus (HBV), sebuah virus DNA
berkapsul yang dapat menginfeksi hepar dan
menyebabkan nekrosis hepatoselular dan
inflamasi
Patogenesis

•ditularkan melalui perkutaneus atau mukosa


yang terpapar dengan darah yang terinfeksi
dan berbagai cairan tubuh lainnya, termasuk
saliva, darah menstruasi, cairan vagina, dan
cairan mani.
Tiga ruteyang mungkin untuk transmisi
HBVdariibu yang terinfeksi kepada bayinya:
•Transmisi trans plasental dalam rahim
•Transmisisaat melahirkan
•Transmisi postnatal selama perawatan atau
melalui ASI.
Gejala Klinik

• Fase Akut
•biasanya pasien merasa tidak enak badan,
anorexia, mual, muntah, nyeri perut pada
kuadran kanan atas, demam, sakit kepala,
myalgia, rash pada kulit, arthralgia dan
arthritis, dan urin berwarna gelap, gejala-
gejala ini dapat terjadi 1 sampai 2 hari
sebelum fase ikterik
Fase ikterik
•ditandai dengan sklera menjadi kuning
dengan waktu rata-rata 90 hari sejak
terinfeksi sampai menjadi kuning
Penatalaksanaan

•Pada saat kehamilan


•Ketika kontak seksual dengan penderita
hepatitis B terjadi dalam 14 hari
•Berikan vaksin VHB
Wanita hamil dengan carrier VHB dianjurkan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
 Tidak mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan hepatotoksik seperti
asetaminophen
 Jangan mendonorkan darah, organ tubuh, jaringan tubuh lain atau
semen
 Tidak memakai bersama alat-alat yang dapat terkontaminasi darah
seperti sikat gigi, alat cukur dan sebagainya.
 Memberikan informasi pada ahli anak, kebidanan dan laboratorium
bahwa dirinya penderita hepatitis B carrier.
• Pastikan bayinya mendapatkan HBIg saat lahir, vaksin hepatitis B
dalam 1 minggu setelah lahir, 1 bulan dan 6 bulan kemudian
Pada Saat Persalinan

• Pada ibu hamil dengan Viral Load tinggi dapat


dipertimbangkan pemberian HBIG atau
lamivudin pada 1 – 2 bulan sebelum persalinan.
• Persalinan sebaiknya jangan dibiarkan
berlangsung lama
• Persalinan pada ibu hamil dengan titer VHB
tinggi (3,5 pg/ml) atau HbsAg positif, lebih baik
seksio sesarea.
• Demikian juga jika persalinan yang lebih dari 16
jam pada pasien pengidap HbsAg positif

Anda mungkin juga menyukai