Nama kelompok:
Dwi Priyatin
Endah Elfitri
Fitriyani Nasution
Helena Fitri Diana
Tiya Eka Safitri
1. Pengertian Gaji dan Upah
a. Gaji
Gaji adalah merupakan balas jasa yang dibayarkan kepada
pemimpin, pengawas, pegawai tata usaha, pegawai kantor
serta para manajer lainnya. Proses pembayaran gaji
biasanya diberikan dalam setiap bulannya. Gaji biasanya
tingkatannya lebih tinggi dari pada pembayaran-
pembayaran kepada pekerja-pekerja upahan .
b. Upah
Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari
pemberi kerja kepada penerima kerja termasuk tunjangan
baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya. Upah
Biasanya diberikan kepada pekerja yang melakukan
pekerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan kekuatan
fisik. Jumlah pembayaran upah biasanya diberikan secara
harian atau berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan.
2. Sistem Penggajian ASN dan Swasta
1. ASN
A. Pola dasar perhitungan gaji pegawai
1.Upah/gaji harus mencerminkan nilai pekerjaan/tugas
2.Kenaikan gaji hendaknya sebanding dengan peningkatan produktivitas kerja
3.Peningkatan gaji hendaknya diperhitungkan dengan keuntungan Negara dan penampilan
individu pegawai.
4.Peningkatan gaji tidak diberikan dalam basis permanen
5.Adanya ukuran yang stabil dari penghasilan hasil kerja.
B. Sistem penggajian
System Penggajian Skala Tunggal
Sistem penggajian dimana pegawai yang berpangkat sama diberikan gaji yang sama dengan tidak
memperhatikan sifat dan tanggungjawab pekerjaan itu.
Sistem Penggajian Skala Ganda
System penggajian dimana gaji diberikan berdasarkan sifat pekerjaan, prestasi yang dicapai, berat
dan ringan tanggungjawab pekerjaan yang harus dipikul.
Perbandingan antara Indeks Gaji Pangkat Terendah (JA-1, JF-1) dengan Indeks
Gaji Pangkat Tertinggi (JPT-I) yaitu 1 : 12,698.
1. Gaji pokok
Pada umumnya, gaji pokok sudah ditentukan dari awal karyawan tersebut mulai
bekerja di sebuah perusahaan swasta dan tentunya telah dilakukan kesepakatan antara
kedua belah pihak yaitu pihak perusahaan dengan pihak karyawan. Namun demikian,
ada pula sebuah perusahaan yang menerapkan sistem perhitungan gaji karyawan
swasta dengan cara mengakumulasikan hari kerja dari karyawan tersebut.
3. Uang makan
Secara umum, karyawan swasta juga mendapatkan honor uang makan dikarenakan
mereka bekerja melampaui batas waktu makan bakmi biasanya adalah 12.00. Jadi,
apabila karyawan bekerja dan melewati jam pukul 12.00 maka tentunya berhak untuk
mendapatkan uang makan.
4. Uang Transport
Uang transport juga menjadi hak setiap karyawan sebagai salah satu bagian di dalam
menunjang kegiatan bekerja di perusahaan swasta. Uang transport dilatarbelakangi
karena kebutuhan dari sarana transportasi yang digunakan oleh karyawan swasta
menuju tempat kerja.
5. Tunjangan tunjangan dan insentif
Sejumlah tunjangan dan insentif juga tentunya perlu diberikan oleh
perusahaan sebagai bagian dari gaji karyawan swasta. Contoh tunjangan yang
rata-rata diberikan kepada karyawan swasta oleh perusahaan adalah tunjangan
hari raya, tunjangan keluarga, tunjangan beras, dan tunjangan Jabatan,
tunjangan kesehatan, dan tunjangan lainnya.
Khusus untuk tunjangan spesial, yaitu tunjangan hari raya biasanya diberikan
hanya satu kali dalam satu tahun di saat menjelang perayaan hari raya.
Besarnya hari raya Secara umum dan lazimnya adalah 1 kali gaji 1 bulan. Syarat
umum yang biasanya diterapkan oleh perusahaan supaya karyawan menerima
tunjangan hari raya adalah sudah bekerja pada perusahaan minimal selama 1
tahun.
Pada perhitungan di atas, diumpamakan seorang PNS berstatus kawin dengan 3 orang anak.
Gaji Pokok PNS tersebut sebear Rp3.927.200,- sehingga tunjangan suami/istri besarnya
Rp392.720,- (10% dari gaji pokok) dan tunjangan anak Rp157.088,- (tunjangan anak
maksimal untuk 2 anak meskipun mempunyai anak lebih dari 2, dan besarnya 2% dari gaji
pokok per anak). Selain itu PNS tersebut memperoleh tunjanga fungsional sebesar
Rp700.000,- dan Tunjangan Beras Rp289.680,-.
Jika ditotal gaji pokok + semua tunjangan maka ketemu angka Rp5.466.688,-. Gaji harus
bulat ke angka ratusan sehingga disitu ada pembulatan Rp12,- supaya bulat ke angka
Rp5.466.700,-. Dari situ diketahui bahwa besar Penghasilan kotor pegawai tersebut
sebesar Rp5.466.700,- per bulan.
Untuk perhitungan pajaknya, penghasilan kotor tersebut dikurangi dulu dengan:
Biaya jabatan yang besarnya = 5% dikali penghasilan kotor tersebut. Maksimal besarnya
biaya jabatan adalah Rp500.000,- per bulan.
Iuran Pensiun/THT yang besarnya = 4,75% dikalikan dengan gaji pokok+tunjangan suami
istri+tunjangan anak (Ingat, bukan dikali penghasilan kotor).
Penghasilan kotor per bulan - biaya jabatan dan iuran pensiun/THT = penghasilan netto
per bulan yang pada contoh di atas ketemu angka Rp4.980.707,-.
Untuk keperluan penghitungan pajak, penghasilan netto tersebut kemudian disetahunkan
dengan cara dikalikan 12, sehingga ketemu Rp59.768.485,- dan dibulatkan menjadi
Rp59.768.000,-.
Selanjutnya Penghasilan netto setahun tersebut dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP). Besarnya PTKP adalah sebagai berikut:
Pegawai tidak kawin (TK/0)= Rp24.300.000,- per tahun
Pegawai kawin tidak punya anak (K/0) = Rp26.325.000,- per tahun
Pegawai kawin punya anak 1 (K/1) = Rp28.350.000,- per tahun
Pegawai kawin punya anak 2 (K/2) = Rp30.375.000,- per tahun
Pegawai kawin punya anak 3 (K/3) = Rp32.400.000,- per tahun
Perlu diingat bahwa pada perhitungan PTKP, jumlah anak maskimal yang diperhitungkan
PTKP maksimal 3 orang.
Pada contoh di atas, karena pegawai tersebut mempunyai 3 anak maka PTKP =
Rp32.400.000,- sehingga PKP = Penghasilan netto setahun - PTKP = Rp27.368.000,-.
Lalu setelah ketemu PKP, PPh pasal 21 yang terutang bisa dihitung dengan menggunakan
tarif sebagai berikut:
PKP 0-50.000.000 tarif PPh 21nya 5%
PKP 50.000.001-250.000.000 tarif PPh 21nya 15%
PKP 250.000.001-500.000.000 tarif PPh 21nya 25%
PKP 500.000.001 ke atas tarif PPh 21nya 30%
Karena pegawai tersebut PKP nya termasuk pada nomor 1 maka PPh 21 terutang = 5% x
PKP = Rp1.368.400,- per tahun atau Rp114.033 per bulan.
untuk pegawai swasta juga sebenarnya sama rumusnya dengan di
atas. Secara umum rumus dari penghitungan PPh 21 sebagai berikut:
, gaji kotor per bulan Rp7.250.000,- dan anda menikah dengan 1 orang
anak. Anda membayar iuran pensiun setiap bulan Rp120.000,-.
Dengan demikian jika pegawai kawin dengan anak 1 dan penghasilan
istri dipisah maka PTKP pegawai tersebut adalah Rp36.000.000,- (WP
Pribadi) + Rp3.000.000,- (WP Kawin) + Rp3.000.000,- (anak) =
Rp42.000.000,-.