Anda di halaman 1dari 17

Tinjauan Pustaka

SKABIES
Definisi

 Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi


dan sensitisasi tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis
dan produknya pada tubuh1,5, kerap dikenal juga dengan
istilah budukan, gudik, dan gatal agogo5.
Etiologi

 Sarcoptes scabiei varietas hominis


 Berbentuk oval/lonjong dan gepeng,
berwarna putih kotor, punggungnya
cembung dan bagian dadanya rata,
dan tidak punya mata
 Betina lebih besar dari jantan
 Stadium dewasa memiliki 4 pasang
kaki, 2 pasang kaki di bagian depan
dan 2 pasang kaki di bagian belakang.
Etiologi

Telur  40-50 buah, berada


 Hidup di lapisan terluar di dalam terowongan,
epidermis menetas dalam waktu 3-5
hari
 Kopulasi di permukaan kulit
atau dalam terowongan
 Membentuk terowongan dan Larva  3 pasang kaki,
bertelur di dalamnya berubah dalam 2-3 hari

 Telur dapat mencapai 40-50


buah
 Seluruh siklus hidup 8-12 hari Nimfa  sudah menjadi
jantan dan betina, 4 pasang
kaki  Dewasa
Gejala Klinis
 Pruritus nokturna
 Terdapat terowongan atau yang dikenal juga sebagai kanalikulus.
 Predileksi: sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar,
lipat ketiak bagian depan, bokong, genitelia eksterna, dan perut
bagian bawah.
 Berat ringannya kerusakan kulit yang dialami tergantung pada:
 Derajat sensitisasi
 Lamanya infeksi
 Higiene perorangan
 RIwayat pengobatan sebelumnya
 Pada tahap yang kronik, skabies dapat mengakibatkan penebalan
kulit (likenifikasi) dan berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi).2
Patogenesis

 Gatal Disebabkan sensitisasi terhadap ekskret dan sekret


tungau skabies
 Kelainan kulit yang muncul mirip dermatitis dengan efloresensi
papul, vesikel, dan urtika. Selain itu, karena garukan muncul
erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder5.
Penegakan Diagnosis

Diagnosis ditegakkan apabila terdapat 2 dari 4 tanda kardinal;


 Pruritus nokturna
 Penyakit ini menyerang secara berkelompok.
 Terdapat terowongan atau yang dikenal juga sebagai
kanalikulus.
 Predileksi: sela jari tangan, pergelangan tangan bagian
volar, lipat ketiak bagian depan, bokong, genitelia
eksterna, dan perut bagian bawah.
 Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik
tetapi paling sulit pula.
Diagnosis Banding

 Dengan gamabaran lesi berupa papul dan vesikel dengan gejala


subjektif gajal skabies memiliki diagnosis banding:

 Dermatitis

 Prurigo

 Impetigo

 Pedikulosis korporis

 Foliculitis

 Psoriasis
Pengobatan Skabies

 Pengobatan skabies dibagi menjadi 2 yaitu:

 Non-medikamentosa

 Medikamentosa
Pengobatan Skabies

 Terapi Non-medikamentosa:

 Edukasi higienitas individu dan lingkungan

 Mengecegah penularan

 Mencegah reinfeksi
Obat Fungsi Cara Pemakaian Efek samping

Diaplikasikan dengan
Menghambat polarisasi Jarang ditemukan kecuali
mengoleskan dari leher--
Permetrin 5 % dinding sel -->paralise pada orang yang
>kaki 8-12 jam
parasit hipersensitivitas
kedmudian dibilas

Diaplikasikan dengan
Antiskabietik, tidak dapat mengoleskan dari leher-- Kadang menimbulkan
Sulfur 6-10%
membunuh stadium telur >kaki 24 jam selam 3hari iritasi dan berbau
berturut-turut

Sering menimbulkan
Benzil Benzoat Neutoksik terhadap
Aplikasi selama 24 jam dermatitis iritan dan
(20-25%) skabies
dermatitis alergi
Obat Fungsi Cara Pemakaian Efek samping

Diaplikasikan ke seluruh
Dapat menimbulkan
bagian tubuh dari leher
Antiskabies dan iritasi bila digunkan
Krotamiton 10% hingga kaki 2X sehari
amtigatal dalam jangka waktu
selama 5 hari berturut-
panjang
turut

Dioleskan pada seluruh


Insektisida yang merusak bagian tubuh mulai dari Bersifaft neurotoksik dan
Gameksan (1%)
SSP tungau leher hingga kaki kejang pada anak
selama 12-24 jam
Pengobatan Skabies

 Terapi Medikamentosa:

 Obat sistemik : Antihistamin untuk mengurangi rasa gatal

 Obat topikal : Untuk membunuh tungau skabies


Daftar Pustaka

 Suwandi MYS. Scabies: A skin disease which become community problem


especially for the rural community. Scabies. Watulimo, JawaTimur. 2004. p. 331-3
 Iskandar T. Masalah scabies pada hewan dan manusia serta
penanggulangannya: Wartazoa; 2004. Volume 1 Nomor 1 Tahun 2004. p. 28-34
 Muzakkir. Faktor yang berhubungan dengan penyakit scabies pada pesantren
di kabupaten aceh besar tahun 2007. Aceh Besar: Universitas Sumatera Utara;
2008.
 Atmaprawira MU. PrevalensiSkabiesdanFaktor-FaktorBerhubungan di Pesantren
X, Jakarta [postgraduate]. Jakarta: FakultasPascaSarjanaUniversitas Indonesia,
2007.
 Djuanda A, Hamzah M, et.al. Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta; Penerbit
Kedokteran Universitas Indonesia: 2010.
 Avila-Romay A, Alvarez-Franco M, Ruiz-Maldonado R. Therapeutic Efficacy,
Secondary Effects, and Patient Acceptability of 10% Sulfur in Either Pork Fat or
Cold Cream for the Treatment of Scabies. Pediatr Dermatol. 2004;8:64-6.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai