Lupus eritematosus
Prevalensi sistemik (systemic lupus erythematosus) (SLE) adalah
virus Hepatitis:
penyakit rematik autoimun yan ditandai adanya inflamasi tersebar luas,
yang mempengaruhi setiap organ atau sistem dalam tubuh
Penyebab SLE
1. Faktor genetik
2. Faktor hormonal
3. Faktor Autoantibodi
4. Faktor Lingkungan
• Tim Penyusun. Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. Rekomendasi, Perhimpunan
Reumatologi Indonesia, 2011.
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. NH
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Alamat : Jl. Mawar Mekar Pulau Petak
No. 13 RT 16 Kapuas, Kalimantan Tengah
MRS : 31 Mei 2017
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Bengkak seluruh tubuh
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluhkan bengkak pada perut sampai dengan kaki sejak 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit. Bengkak dirasakan muncul secara perlahan namun semakin lama semakin
parah. Bengkak pertama kali muncul bersamaan di kedua kaki kemudian menyebar hingga ke
seluruh tubuh. Bengkak hilang dengan penekanan. Selain bengkak pasien mengeluhkan nyeri perut
disertai nyeri perut dengan mual dan muntah juga sejak 1 bulan yang lalu. Mual dan muntah
dirasakan sering isi muntahan berupa isi makanan yang dimakan, sehingga makan dan minum pasien
menjadi berkurang yang berakibat pada penurunan berat badan dalam waktu 1 bulan ini. Pasien
juga mengeluhkan batuk kering sejak 1 bulan lalu, disertai demam yang tidak terlalu tinggi dan juga
sesak napas sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien juga merasakan lemas sejak 1 bulan lalu dan disertai pucat. Pasien juga
mengeluhkan nyeri sendi seluruh tubuh sejak 4 bulan yang lalu, dan awalnya berasal dari kedua kaki
kemudian menjalar ke seluruh tubuh. Pasien juga mengeluhan adanya kerontokan rambut sejak 4
bulan yang lalu, saat pasien menyisir rambut dengan tangannya akan tercabut beberapa helai
rambut. Pasien mengatakan ada bercak-bercak merah di sekitar hidung dan pipi selama 4 bulan.
Bercak-bercak tersebut terjadi mendadak sehari setelah pasien seharian beraktivitas di matahari.
RPD : asma (+), HT (-), DM (-), Kolesterol (-), Jantung (-)
RPK : asma (-), HT (+), DM (-), Kolesterol (-), Jantung (-)
KU: sedang ,CM,
TD=150/100 mmHg, N=
Kepala
70x/menit,
normochepali R=26x/menit,t=36,5°C, Leher
KA : (+), EP: (+) SI: (-) TB=166 BB=57 IMT=17,1 I : JVP tak meningkat
Lesi leukoplakia A : Bruit (-)
mukosa bucal dan
lingual (-) Cor
Pulmo I : IC tak tampak
I: simetris, KG (-), retraksi (-) P : IC teraba di SIC V LMCS
P: taktil fremitus ka=ki P : Cardiomegali (-)
P: sonor A : S1-2 reguler, bising (-)
A: Vesikuler, suara nafas pada
bagian apeks paru kanan
Wh (-) Rh (-) Extremitas
Look : simetris,
keterbatasan gerak
Abdomen
sendi (-), inflamasi(-),
I : Bentuk mencembung, asites (+).
edem pada
Scar (-), sikatrik (-)
ekstremitas inferior
A: BU 9x/menit
(+/+),kuning (-)
P: Pekak
Feel : hangat, nyeri
P: Nyeri tekan pada suprapubic dan
(-), pitting edem (+)
hipochondriaca dextra, Hepar, lien
Move : ROM (+)
tidak teraba, Murpy Sign –
Neurologis : berjalan
(-), reflek fisiologis
(+), reflek patologis (-
),
PEMERIKSAAN LABORATORIUM SEDERHANA
Darah
Hasil pemeriksaan Laboratorium 1 Juni 2017
KIMIA HITUNG JENIS
Nilai Satua
Pemeriksaan Hasil
Rujukan n Gran% 55.7 50.0-70.0 %
HEMATOLOGI
Hemoglobin 6.8 14.0 – 18.00 g/dL Limfosit % 35.2 25.0-40.0 %
Lekosit 4.5 4.00 – 10.5 rb/μL
Eritrosit 2.54 4.10 – 6.00 Juta/μ Monosit% 9.1 3.0-9.0 %
L
Hematokrit 20.1 42.00 – Vol%
52.00 Gran# 2.50 2,50-7,00 ribu/u
Trombosit 394 150 – 450 ribu/μ l
L
Limfosit # 1.6 1,25-4,0 ribu/u
RDW-CV 15.8 12.1 – 14.0 % l
IMMUNO-SEROLOGI
HATI
HATI
3 Anamnesis:
Anemia Normositik Normokromik - Badan lemas
Px fisik
- Konjungtiva anemis
Laboratorium
- Hb: 6,8
- MCV 80.2
- MCH 26,7
- MCHC 33,8
No. Masalah Data Pendukung
Anamnesis
Hidronefrosis renal bilateral dt No. 2
4. Nyeri pada perut bagian bawah
Px fisik
Nyeri tekan pada suprapubic dan hipochondriaca dextra
Nyeri ketok ginjal (+) dextra sinistra
Px penunjang
Laboratorium
Ureum= 61
Creatinine= 1.6
Urinalisis
Leukosit 1+
Protein-Albumin 3+
Darah samar 2+
Bakteri 4+
USG Abdomen
Inflamasi kronis dan mild hydronefrosis dextra dan sinistra
5. Anamnesis
Efusi pleura
Sesak Napas
Px fisik
Suara nafas menurun pada paru kanan
Foto thorax
Efusi pleura dextra
No. Masalah Data Pendukung
Px fisik
Hipertensi St II
6 - Tekanan Darah : 170/120
7. Hipoalbumin Anamnesis:
-pitting edema pada seluruh tubuh
Laboratorium:
- Albumin : 1,6
Rencana awal
No. Masalah Rencana Diagnosis Rencana Terapi Rencana Rencana Edukasi
Monitoring
1. SLE Inj. Metilprednisolone Observasi •Menggunakan
125mg 2x1 tanda vital pakaian yang
Inj. Omepraazole 2x20mg Keluhan melindungi dari sinar
Paracetamol 3x500 subjektif matahari
Imuran 2x1 Pemeriksaan
ANA Profile
Pemeriksaan
Anti-dsDNA
2. Bengkak seluruh Cek kolesterol IV plug Observasi • kontrol asupan
tubuh Cek protein total Inj Furosemide 3x40m tanda vital cairan dan diet
1.1 Lupus nefritis Biopsi ginjal Balance cairan garam, perbanyak
1.2.CKD St III Darah rutin makan makanan
1.3 Sindrom nefrotik mengandung protein
tinggi
3. Anemia Nornositik Cek bilirubin Transfusi PRC 2 kolf/hari Observasi •Hindari
Normokromik indirek sampai HB > 10 gr/dL tanda vital aktivitas sedang-berat
MDT Keluhan
Cek retikulosit subjektif
Coomb test Darah ruitin
4. Hidronefrosis renal Konsul bedah urologi Keluhan •Kurangi konsumsi
subjektif makanan dan
minuman yang
mengiritasi buli-buli
•Jangan menahan
kencing terlalu lama
5. Efusi Pleura 02 3-4lpm Keluhan Hindari
USG marker untuk evakuasi subjektif aktivitas
pleura sedang-berat
6. Hipertensi St II Diet rendah garam Observasi Diet rendah
Candesartan 8mg 0-0-1 tanda vital garam
S Bengkak pada seluruh Bengkak pada seluruh Batuk Bengkak pada kedua kaki Tidak ada Keluhan Tidak Ada Keluhan
tubuh, batuk berdahak tubuh
HT (+)
O 1 Juni 2017 Tekanan darah : Tekanan darah : 150/110 Tekanan darah : 160/120 Tekanan darah : 150/110 Tekanan darah :
Tekanan darah : 160/120mmHg Nadi mmHg Nadi : 80 x/menit mmHg Nadi : 104 mmHg Nadi : 101 160/120 mmHg
150/60mmHg Nadi : : 107x /menit SpO2 SaO2 : 98% x/menit SaO2 : 99% x/menit SpO2 : 99% Nadi : 83 x/menit
89X /menit SpO2 : : 98% Frek. Nafas : 22 x/menit Frek. Nafas : 20 Frek. Nafas : 22 SaO2 : 97%
98% Frek. Nafas : Suhu : 36,3oC x/menit Suhu : x/menit Suhu :
o o
Frek. Nafas : 21
Frek. Nafas : 20x/menit Suhu : Alopesia, Anemia, Asites, 36,5 C 36,5 C
x/menit Suhu
22x/menit Suhu : 36.4oC Hipoalbumin Alopesia, Anemia, Asites, Alopesia, Anemia, Asites, o
36.5oC Edem palpebra Hipoalbumin Hipoalbumin : 36,4 C
Edem palpebra (+/+) (+/+) Asites (+) Leg ANA Test : > 1/1000
Asites (+) Leg Edema Edema (+)
(+)
A 1. CKD St III 1. CKD St III 1. Possible SLE 1. Possible SLE 1. SLE 1. SLE + Lupus
2. Anemia renal 2. Anemia renal 2. HT st II 2. HT st II 2. Nefritis Lupus Nefritis
3. HT St II 3. HT St II 3. Hipoalbuminemia 3. Hidronefrosis bilateral 3. Hipoalbuminemia 2. Hipoalbumin
4. Hidronefrosis berat 4. Hidronefrosis 4. Hidronefrosis bilateral 4. Hipoalbuminemia 4. HT st II 3. HT St II
(Dextra) berat (Dextra) 5. Azotemia renal + 5. Hidronefrosis bilateral
4. Hidronefrosis
5. UTI 5. UTI Proteinuria
Gr II
5.1 Nefritis lupus
P Diet renal rendah Diet renal rendah Diet renal rendah garam Diet renal rendah garam Diet TKTP rendah garam Diet TKTP rendah
garam garam Inj. Furosemide 3x40mg Inj. Furosemide 3x40mg Inf. Albumin 20% 100cc garam
Inj. Furoseide 3x40mg Inj. Furosemide Inj. Omeprazole 1x40mg Inj. Omeprazole 1x40mg Inj. Furosemide 40mg 1-1- IV plug
Lisinopril 10mg 1-0-0 3x40mg Inj. Metilprednisolone Inj. Metilprednisolone 0 Inj. Furosemide 40mg
As. Folat 3x1 tab Inf. Levofloxacine 125mg 2x1 125mg 2x1 Inj. Ranitidine 2x50mg 1-1-0
Inf. Levofloxacine 1x250mg Lisinopril 10mg 1-0-0 Lisinopril 10mg 1-0-0 Inj. Metilprednisolone Inj. Ranitidine
1x250mg Inj. Omeprazole As. Folat 3x1 tab As. Folat 3x1 tab 125mg 2x1 2x50mg
Inj. Omeprazole 1x40mg Amlodipine 10mg 1-0-0 Amlodipine 10mg 1-0-0 Aminefron 3x1 Inj. Metilprednisolone
Lisinopril 10mg 1-0-0 125mg 2x1
1x40mg NAC 3x200mg NAC 3x200mg Candesartan 8mg 0-1-0
As. Folat 3x1 tab Aminefron 3x1
Transfusi PRC 1 Transfusi PRC 1 kolf/hari Transfusi PRC 1 kolf/hari As. Folat 3x1 tab
Amlodipine 10mg 1-0- 10mg 1-0-0
kolf/hari s/d Hb s/d Hb ≥10,0 s/d Hb ≥10,0 Amlodipine 10mg 1-0-0
0 As. Folat 3x1 tab
≥10,0 Transfusi albumin 25% NAC 3x200mg
NAC 3x200mg Candesartan 8mg 0-1-
Transfusi PRC 1 100cc s/d Albumin Transfusi PRC 1 kolf/hari 0
kolf/hari s/d Hb ≥2,5g/dl s/d Hb ≥10,0 Imuran 2x1
≥10,0
Kriteria Batasan
Butterfly Rash Terdapat eritema datau atau meninggi yang cenderung tidak mengenai lipatan
nasobial
Ruam diskoid Bercak eritema menonjol dengan gambaran SLE keratotik dan sumbatan
folikular, pada SLE lanjut dapat ditemukan parut atrofik
Fotosensitifitas Ruam kult yang diakibatkan reaksi abnormal terhadap sinar matahari, baik dari
anamnesis pasien atau yang dilihat dari dokter pemeriksa.
Ulkus mulut Ulkus mulut atau orofaring, umumnya tidak nyeri dan dilihat oleh dokter
pemeriksa.
Artritis non-erosif Melibatkan dua atau lebih sendi perifer, ditandai oleh rasa nyeri, bengkak dan
efusi.
Serositis Radang pada garis paru-paru, disebut juga pleura atau pada jantung disebut
dengan pericardium
Gangguan renal 1. Proteinuria menetap >0,5 gram per hari atau >+3 atau
2. Cetakan seluler, dapat eritrosit, hemoglobin granular, tubular atau
gabungan.
Gangguan neurologi 1. Kejang, tanpa disebabkan oleh obat-obatan atau gangguan metabolic
misalnya uremia, ketoasidosis atau ketidakseimbangan elektrolit atau
2. Psikosis, tanpa disebutkan oleh obat-obatan atau gangguan metabolic
misalnya uremia, ketoasidosis atau ketidakseimbangan elektrolit
Gangguan imunologik 1. Anti-DNA : antibody terhadap native DNA dengan titer yang abnormal,
atau
2. Anti-Sm, terdapatnya antibody terhadap antigen nuclear Sm, atau
3. Temua positif terhadap antibody antiposfolipid yang didasarkan atas : 1)
kadar serum antibody anticardiolipin abnormal baik IgG atau IgM, 2) Tes
Lupus antikoagulan positif menggunakan metode standart, atau 3) hasil
tes positif palsu paling tidak selama 6 bulan dan dikonfirmasi dengan test
imobilisasi Treponema pallidum atau tes fluoresensi absorbsi antibody
treponemal.
Antibodi antinuclear positif (ANA) Titer abnormal dari antibody anti-nuklear berdasarkan pemeriksaan
imunofluoresensi atau pemeriksaan setingkat pada setiap kurun waktu perjalan
oenyakit tanpa keterlibatan obat.
Tujuan penatalaksaan SLE adalah untuk mengurangi gejala dan
melindungi organ. Pasien SLE dengan keterlibatan organ biasanya
diberikan kortikosteroid untuk menekan inflamasi sehingga tidak
terdapat kerusakan organ lebih lanjut. Kortikosteroid lebih baik
dari NSAID dalam mengurangkan peradangan terutama jika
melibatkan organ dalam. Kortikosteroid dapat diberikan peroral,
injeksi langsung ke persendian atau intravena. Pada pasien
diberikan kortokosteroid dosis Inj. Metilprednisolone 125 mg 2x1
Pada pasien diberikan Paracetamol 4x500mg bertujuan sebagai
analgesik secara spesifik untuk nyeri pada pasien. Penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi menyebabkan perlunya monitoring
pasien karena efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan
obat ini. Pasien perlu dilakukan KIE agar melindungi diri dari
paparan sinar matahari dan menghindari aktivitas kerja yang berat
Diuretik kuat diindikasikan untuk edema,
hiperkalsemia akut, hiperkalemia, GGA, dan
hipertensi. Diuretik kuat terabsorpsi cepat,
tereliminasi melalui ginjal dengan filtrasi
glomerular dan sekresi tubular. Diuretik kuat
selektif menghambat reabsorpsi NaCl di thick
ascending limb (TAL) dan menginduksi sintesis
prostaglandin renal sehingga terjadi vasodilatasi
pada arteriola aferen (pembuluh darah yang
masuk ke glomerulus. Pasien ini memiliki keluhan
edema seluruh tubuh dengan hipertensi,
sehingga diberikan obat diuretik berupa loop
diuretik yaitu Inj. Furosemide 3x40mg
Pada penderita hipertensi dengan usia >18 tahun dengan
penyakit ginjal kronik, terapi antihipertensi awal (atau
tambahan) sebaiknya mencakup ACE Inhibitor atau ARB
untuk meninngkatkan outcome ginjal. Hal ini berlaku untuk
semua pasien penyakit ginjal kronik dengan hipertensi
terlepas dari ras atau status diabetes. Pada pasien ini,
ditemukan hipertensi stage II dengan inflamasi kronik pada
ginjal sehingga diberikan obat oral ARB berupa candesartan
dengan dosis minimal yaitu 8mg 1x1
Penutup
Telah dilaporkan sebuah kasus seorang pasien perempuan dengan usia 20 tahun
masuk pada tanggal 31 Mei dengan keluhan bengkak pada seluruh tubuh. Bengkak
disertai nyeri perut dengan mual dan muntah juga sejak 1 bulan yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan batuk kering, disertai demam yang tidak terlalu tinggi dan juga
sesak napas. Pasien juga merasakan lemas sejak 1 bulan lalu dan disertai pucat.
Pasien juga mengeluhkan nyeri sendi disertai kerontokan rambut. Pasien
mengatakan ada bercak-bercak merah di sekitar hidung dan pipi selama 4 bulan.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan albumin 1,9 dan Hb 6,3. Pasien
didiagnosis SLE dengan nefritis lupus dan hidronefritis bilateral. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Pasien diberikan terapi IVFD plug, Tranfusi PRC 2 kolf / hari sampai dengan Hb 10,
Transfusi albumin 25% 100cc sampai dengan Albumin ≥2,5g/dl, Inj. Furosemide
3x40 mg, Inj. Omeprazole 1x40mg, Inf. Levofloxacine 1x250mg PO Lisinopril 10
mg – 0 – 0, Spironolactone 0 – 100mg – 0, PO As Folat 3x1 tab, Amlodipine 0 – 0
– 10mg, Candesartan 80mg 0-1-0, NAC 3x200m Terhadap penderita juga dilakukan
pemeriksaan darah lengkap, darah rutin, urinalisis dan ANA test. Pada pasien ini juga
dilakukan pemeriksaan radiologi USG abdomen, foto thoraks serta foto Abdomen
AP.
Terima Kasih..