Anda di halaman 1dari 12

KLB Epidemic Campak dan

Gizi Buruk di Asmat Papua

Anggota Kelompok :
• Febiozola Guvil (1410921020)
• Fadilla Haslin (1410921087)
• Abdi Septia Putra(1410922015)
• Dina Aulia (1310921122)
Apa itu KLB?
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status
yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan
peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit.
KLB menurut PP 40 tahun 1991 bab 1 pasal 1 ayat
7 adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis yang dapat menjurus pada kejadian
wabah.
Definisi Penyakit Campak dan
Gizi Buruk
– Penyakit Campak (Rubeola, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai
dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit.
Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramixovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam
kulit ada.
– Gizi buruk adalah kondisi tubuh terparah yang mengalami kekurangan gizi dalam kurun waktu yang
lama (menahun).
Hal ini umumnya terjadi pada anak-anak, gizi buruk pada anak seringkali disebabkan oleh kurangnya
asupan makanan bergizi seimbang, di samping itu bisa juga disebabkan oleh penyakit-penyakit
tertentu yang menyebabkan terganggunya proses pencernaan makanan ataupun terganggunya
penyerapan zat gizi penting yang diperlukan oleh tubuh.
Perkembangan Kerentanan
(Progression Of Vulnerability)
Penyebab (Root Cause)
a. Kurangnya Akses Masyarakat pada :
– Kekuasaan
Pada tataran politik, posisi unik Papua diakui oleh UU Otonomi Khusus
No. 21/2001. Namun, pelaksanaannya sebagian besar didominasi dan
diwarnai oleh kepentingan politik dan ekonomi dari pemerintah pusat
dan kelompok kepentingan tanpa mempertimbangkan benar – benar
manfaat bagi masyarakat setempat.

– Infrastruktur
Infrastruktur dasar seperti jalan raya sangat kurang disana, sehingga
masyarakat biasanya menggunakan perahu atau pesawat perintis untuk
moda transportasi menelusuri kawasan pedalaman Asmat yang
merupakan rawa – rawa dan sungai.

– Sumber Daya Alam


Masyarakat Kabupaten Asmat masih kesulitan mengakses sumber daya
air bersih untuk keperluan sehari – hari, apalagi saat musim kemarau.
Terjadi pengrusakan lingkungan laut akibat eksploitasi hasil laut secara
ilegal menyebabkan penghasilan masyarakat berkurang.
Penyebab (Root Cause)
b. Ideologi – Ideologi yang menjadi akar permasalahan :
– Sistem Politik
Sistem pemerintahan demokratis yang belum berjalan dengan baik di Provinsi Papua, menyebabkan begitu
banyak pelanggaran HAM yang terjadi disana. Negara terlambat memperhatikan masyarakatnya yang ada di
Asmat, tapi sekarang sudah lebih baik dengan adanya rencana jangka pendek dan panjang dari pemerintah
untuk menanggulangi KLB ini agar tidak terjadi lagi.

– Sistem Ekonomi Kapitalis


Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikuasai/dikendalikan
oleh segelintir orang (pemilik modal / swasta) dengan tujuan untuk menguasai ekonomi pasar. Kapitalisme
justru mengakibatkan kesenjangan sosial, ketidak merataan, kemiskinan, baik karena monopoli, oligopoli, dst,
sampai akibat stabilitas politik yang sangat ketat. Contohnya : PT. Freeport yang dimiliki Amerika.
Pemicu (Dynamic Pressure) :
a. Masalah yang berkaitan dengan minimnya kapasitas atau kurangnya:
– Tenaga Kesehatan dan Rumah Sakit yang tidak mencukupi
– Kualitas Pendidikan dan tenaga pengajar kurang mencukupi
– Jaringan Telekomunikasi yang tidak menjangkau pedalaman (Pengetahuan tentang pola
hidup sehat kurang)
– Minimnya investasi lokal
Investasi yang ada di Papua kebanyakan berasal dari orang non-pribumi. Alhasil uang
tidak berputar di daerah tersebut, harga – harga kebutuhan pokok pun melejit dari harga
normal.
– Minimnya mobilitas masyarakat akibat BBM mahal.
– Minimnya pasar
Pemicu (Dynamic Pressure) :
b. Macro Forces (Kekuatan Makro) :

– Ketidakmerataan pembangunan dalam sektor infrastruktur, ekonomi, pendidikan dan


kesehatan
– SDM belum bisa mengelola APBD yang dialokasikan untuk sarana dan prasarana
– Kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat dan kurangnya informasi tentang kesehatan
– Medan di pedalaman Asmat yang merupakan rawa – rawa rentan terhadap penyebaran
penyakit dan lokasinya sulit dijangkau
– Ketahanan Pangan belum tercapai
Karena masyarakat hidup dengan memperoleh bahan makanan yang bergantung kepada
alam, sering kurang cukup gizi dan kurang higienis
Kondisi Rapuh (Unsafe Condition)
– Masyarakat Pedalaman Asmat Termarginalkan (terpinggirkan)
– Tempat tinggal berada di kawasan rawa yang rentan banjir dan penyebaran penyakit
– Ketersediaan air minum yang minim
– Ketergantungan atas bantuan
– Ketersediaan bahan pangan yang kurang
– Kebiasaan gaya hidup yang membawa penyakit
Sumber
– http://p2mb.geografi.upi.edu/Mitigasi_Bencana.html
– https://petrasawacana.wordpress.com/2011/02/21/bencana-dan-
risiko-bencana/
– http://bpbd.jakarta.go.id/news/detail/766
Terimakasih
Pertanyaan :

Anda mungkin juga menyukai