Anda di halaman 1dari 45

APPENDICITIS

Sarah Melissa Panjaitan


112017048

Pembimbing : dr. Ahmad Fanani , SpB


IDENTITAS
Nama : An. S Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat / tanggal lahir : Jakarta,1 November Suku Bangsa : Sunda


2001
Status Perkawinan : Belum Menikah Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar Pendidikan : SLTP

Alamat : Cilincing Tanggal Masuk: 7 Februari 2018


• Diambil dari : Autoanamnesis, Jam 12.45 WIB
• Keluhan utama :
Nyeri hebat pada perut kanan bawah 7 hari SMRS

• Riwayat Penyakit Sekarang :


• Pasien mengeluh nyeri di bagian perut yang terus menerus sejak 7 hari lalu SMRS
dan dirasakan semakin berat sejak 3 hari SMRS.
• Nyeri pertama kali dirasakan di bagian ulu hati, dan menjalar ke bagian perut
bawah sebelah kanan, kemudian dirasakan menjalar diseluruh bagian perut.
• Pasien juga mengeluh mual dan kehilangan nafsu makan dan tidak bisa BAB
maupun kentut, BAK normal.
• Sehari SMRS pasien demam, muntah, yang berisi makanan serta lendir yang
berwarna keputihan, pasien juga mengalami demam sepanjang hari sampai akhirnya
pasien merasa sangat lemas,
• Sesak nafas dan tidak mampu berdiri karena rasa sakit di bagian perutnya yang
semakin kuat hingga pasien dibawa ke RSUD Koja.
• Dari keterangan pasien diketahui bahwa tidak pernah mengalami keadaan seperti ini
Pasien sangat menyukai makan makanan pedas, jarang makan makanan berserat.
Pasien juga minum sedikit. Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol.
Riwayat Hidup Riwayat Makanan

• Riwayat kelahiran: Di Rumah • Frekuensi/hari : 3x/hari


• Ditolong oleh Bidan
• Variasi/hari : Variasi
• Kehidupan Berkeluarga dan
makanan cukup baik
Perkawinan: • Jumlah/hari : 1 piring 1x
• Adanya kesulitan: makan
• Pekerjaan : Tidak ada kesulitan
• Nafsu makan : Baik
• Keuangan : Tidak ada kesulitan
• Keluarga : Tidak ada kesulitan
• Riwayat Imunisasi : lengkap
• Riwayat penyakit dahulu : Gastritis sejak 3 tahun lalu
tanpa obat rutin.
• Riwayat penyakit keluarga : -
Status Generalis
• Keadaan umum: Tampak sakit sedang
• Kesadaran: CM ( GCS 15 = E4 V5 M 6 )
• Tekanan darah: 110/80 mmHg
• Suhu : 37,8 oC
• Frekuensi napas: 18 kali/menit
• Frekuensi nadi : 82 kali/menit
• Kulit : Warna sawo matang, hiperpigmentasi (-), kulit
normotermi, kelembaban lembab, tekstur halus, sianosis
(-), ikterik (-).

• Kepala
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -
/-, refleks cahaya langsung +/+, refleks
cahaya tidak langsung (+/+)
Telinga : selaput pendengaran tidak
hiperemis, refleks cahaya +/+
Hidung : tidak ada kelainan
Tenggorokan: tidak hiperemis, tidak ada kelainan
lain
Leher : KGB dan tiroid tidak tampak
membesar
Thoraks
• Paru-paru
• Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis, bentuk
dada pectus pectinatum, tidak
• ada lesi kulit,dan bekas luka operasi, tidak ada retraksi
sela iga
• Palpasi : nyeri tekan (-), benjolan (-),tidak ada
retraksi sela iga, simetris saat
• statis dan dinamis
• Perkusi : sonor di kedua lapang paru
• Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi basah halus -/-
, wheezing -/-
Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Perkusi : Batas atas : sela iga 2 garis parasternalis
kiri
• Batas kanan : sela iga 4 garis parasternalis kanan
• Batas kiri : sela iga 5, garis mid-clavicularis kiri
• Palpasi : teraba ictus cordis di sela iga 4
midklavikularis kiri
• Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : perut buncit
• Auskultasi : bising usus (+) 25x permenit
• Perkusi : timpani
• Palpasi :
• Hati : tidak teraba membesar
• Limpa : tidak teraba membesar
• Ginjal kiri : nyeri (-), ballotement (-), bimanual (-), CVA (-)
• Ginjal kanan : nyeri (-), ballotement (-), bimanual (-), CVA (-)
• Murphy sign : negatif
• Mcburney : positif
• Psoas Sign : positif
• Obturator sign : positif
• Rovsing sign : positif
• Lain-lain : nyeri perut kanan atas, nyeri tekan pada epigastrium
Alat Kelamin
• Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas (lengan & tungkai)


• Tonus: normotonus
• Massa: normal
• Sendi: normal
• Kekuatan : 5+ 5+ Sensori : + +
4+ 5+ + +

• Edema : _ _ sianosis : _ _
_ _ _ _
Refleks

Kanan Kiri
Refleks Tendon √ √
Bisep √ √
Trisep √ √
Patella √ √
Achiles √ √
Kulit √ √
Refleks _ _
Patologis
Status Lokalis

Inspeksi : warna kulit sawo matang, sikatrik (-)


Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium, mc burney
(+), murphy sign (-), massa (-)
Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen,
Auskultasi : BU (+)
Pemeriksaan Penunjang
• Labolatorium Tanggal 7 Februari 2018

HEMATOLOGI
• Darah Lengkap
• Hemoglobin 13,8 g/dL (Normal : 12-16 gr/dL)
• Jumlah Leukosit 9.860/ µL (Normal: 4500-
10.050 gr/dL)
• Hematokrit 40,2% (Normal: 36-47%)
• Jumlah Trombosit 282.000/ µL (Normal: 150.000-400.000/ µl)
• Jumlah Eritrosit 4,780,000/ µL (Normal 4,1-5,3 juta / µL)
• MCV 84 Fl (Normal 78-95 )
• MCH 29 pg (Normal 26-32)
• MCHC 34 g/dL (Normal 32-36)
• RDW-CV 12,8 % (normal 11,5-14)
• Laju Endap Darah 22 mm/jam (Normal 0-20 mm/jam)
• Hitung Jenis
• Basofil 0,6 % 0,1-1,2
• Eosinofil 11 % 0,7-5,8
• Neutrofil 45,2 % 34,0-71,1
• Limfosit 37,5% 19,3-51,7
• Monosit 5,7% 4,7-12,5

• Hemostatis
• PT 10,3 detik 9,9-11,8
• APTT 32,6 detik 31-47
• Elektrolit
• Na 139 135-147
•K 4,35 3,5-5,0
• Cl 102 96-108

• SGOT 15 U/L <32


• SGPT 11 U/L <33
• Ureum 24,2 mg/dL 16,6-48,5
• Kreatinin 0,68 mg/dL 0,51-0,95
• Glukosa sewaktu 98 mg/dL
• BNO:
• Distribusi bayangan gas
bowel normal bercampur
fecal material
• Bayangan hepar dan lien
tidak membesar
• Contour ginjal kanan kiri
tampak normal
• Tak tampak bayangan
radiopaque di sepanjang
cavum abdomen dengan
cavum pelvis
• Psoas shadow kanan kiri
simetris
• Corpus , pedicle intak dan
discus intervertebralis
tampak normal
• Appendikogram :
• Tak tampak kontras
mengisi appendiks
• Masih tampak kontras
mengisi ileocaecal dan
sebagian colon
• Kesan : non filling masih
mungkin adanya
appendicitis kronis.
USG
Foto Thorax PA :
• Cor : besar dan bentuk
normal
• Pulmo : tak tampak
infiltrate, hilus tidak
melebar, corakan
bronkovaskular normal.
• Sinus phrenicostalis
kanan kiri tajam
• Tulang-tulang intak

• Kesan : saat ini foto


thoraks tak tampak
kelainan
RESUME
• Pasien mengeluh nyeri di bagian perut yang terus menerus
dan dirasakan semakin berat sejak 3 hari SMRS. Nyeri
epigastrium (+), dan menjalar ke inguinalis kanan, kemudian
dirasakan menjalar diseluruh bagian perut. Pasien juga
mengeluh mual (+) dan kehilangan nafsu makan (+) ,konstipasi
(+),flatus (+) , BAK normal. Sehari SMRS pasien muntah (+),
yang berisi makanan serta lendir yang berwarna keputihan,
pasien juga mengalami demam sepanjang hari sampai
akhirnya pasien merasa sangat lemas, sesak nafas dan tidak
mampu berdiri karena rasa sakit di bagian perutnya yang
semakin kuat hingga pasien dibawa ke RSUD Koja.Tekanan
darah: 110/80 mmHg, suhu : 37,8 oC, Frekuensi napas: 18
kali/menit, Frekuensi nadi : 82 kali/menit. Kesan
appendikogram : non filling masih mungkin adanya appendicitis
kronis.
DIAGNOSIS
Appendisitis Kronis
Dasar diagnosis
• Nyeri perut yang menjalar ke kuadran kanan bawah,
mcBurney sign positif, nyeri lepas positif, Psoas sign
positif, Rovsing sign positif, demam (+)

• DIAGNOSIS DIFFERENTIAL
• Gastroenteritis
• Limfadenitis mesenterica
• Pelvic Inflamantory Disease
• Pankreatitis
Penatalaksanaan
• Non medika mentosa
• Rencana Appendiktomi

• Medika Mentosa
• IUVD RL 20 tpm
• Ranitidin tablet 2x 75mg
• Paracetamol tablet 3x500mg
PROGNOSIS
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad fungsionam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
ANATOMI
HISTOPATOLOGI
APENDISITIS
• Klasifikasi
• Apendisitis akut, dibagi atas :
• Appendicitis akut fokalis atau segmental, yaitu setelah sembuh
akan timbul striktur local.
• Apendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.

• Apendisitis kronis, dibagi atas :


• Appendicitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan
timbul striktur local.
• Appendicitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya
jarang ditemukan.
• Apendisitis rekurens
ETIOLOGI & EPIDEMIOLOGI
• Obstruksi lumen
• Fekalit
• Hipertrofi jaringan limfoid,
• Sisa barium dari pemeriksaan Xray,
• Cacing usus termasuk ascaris
• Trauma tumpul atau trauma karena colonoscopy
• Erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E.
Histolytica.
• Kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh
konstipasi
Obstruksi lumen Penekanan
Hiperplasia
Dilatasi dinding vaskular
KGB
appendiks ,obstruksi vena

Cairan keluar
Dilatasi lanjut,
Iskemia dari vena ke
obstruksi arteri
intertisial

Peritonitis
lokal
Nekrosis
Perforasi
jaringan

Defens
muskular
Obstruksi Hiperplasia
lumen lumen
submukosa submukosa

Rangsang Dilatasi
saraf simpatis dinding Nyeri
n. torakal X apendik kolik

Nyeri visceral
Gejala Klinis
• Mual , muntah
• Konstsipasi
• BAB cair
• Tanda awal nyeri di epigastrium atau regio umbilicus disertai
mual dan anorexia.
• Demam
• Nyeri berpindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda
rangsangan peritoneum lokal di titik Mc Burney, nyeri tekan,
nyeri lepas dan adanya defans muskuler.
• Nyeri rangsangan peritoneum tak langsung nyeri kanan bawah
pada tekanan kiri (Rovsing’s Sign)
• Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan
(Blumberg’s Sign) batuk atau mengedan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
• Tidak ditemukan gambaran spesifik
• Kembung sering terlihat pada komplikasi perforasi.
• Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada masaa atau abses
periapendikuler
• Tampak perut kanan bawah tertinggal pada pernafasan
• Palpasi
• nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai nyeri tekan
lepas.
• defans muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum
parietale.
• Perkusi : pekak hati menghilang jika terjadi perforasi usus.
• Auskultasi
• biasanya normal
• peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis
generalisata akibat apendisitis perforata
Pemeriksaan Fisik
• Rectal Toucher
• Uji Psoas
• Uji Obturator
• Dunphy’s sign
• Ten Horn sign
• Kocher (Kosher)’s sign
• Sitkovskiy (Rosenstein)’s sign
• Bartomier-Michelson’s sign
• Aure-Rozanova’s sign
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Darah
• Pemeriksaan urin
• Pemeriksaan Radiologis
• Foto polos
• Ultrasonografi (USG)
• Appendicogram
• CT scan
Alvarado Score
Alvorado Score
Dinyatakan apendisitis akut bila >7
1. Apendisitis point pain 2 point
(nyeri fossa iliaka Modified Alvarado score (Kalan et
kanan) al) tanpa observasi of Hematogram:
1–4 dipertimbangkan
2. Leukositosis (>10000) 2 appendicitis akut
3. Vomitus 1 5–6 possible
4. Anoreksia 1 appendicitis tidak perlu operasi
5. Nyeri lepas 1 7–9 appendicitis akut
perlu pembedahan
6. Nyeri berpindah 1
7. Peningkatan suhu > 1 Penanganan berdasarkan skor
37,30C Alvarad:
1–4 :
8. Jumlah neutrofil 1
observasi
segmen > 75% 5–6 : antibiotic
Total point 10 7 – 10 : operasi dini
Diferential Diagnosis
Gastroenteritis Limfadenitis mesenterica
• mual-muntah dan diare mendahului • Biasanya didahului oleh enteritis atau
rasa sakit. gastroenteritis.
• Sakit perut lebih ringan dan tidak • Ditandai dengan nyeri perut yang
berbatas tegas. samar-samar terutama disebelah
• Hiperperistaltik sering ditemukan. kanan
• Panas dan leukositosis kurang • Mual-muntah.
menonjol dibandingkan dengan
appendisitis.

Ileitis akut Peradangan pelvis


• Diare dan sering kali riwayat kronis, • Riwayat kontak sexual.
• Anorexia, mual, muntah.. • Suhu biasanya lebih tinggi daripada
appendisitis
• Nyeri perut bagian bawah lebih difus.
• Keputihan.
• Pada colok vaginal jika uterus
diayunkan maka akan terasa nyeri.

Batu ureter atau batu ginjal


• Adanya riwayat kolik dari pinggang ke
perut menjalar ke inguinal kanan
merupakan gambaran yang khas.
• Hematuria
• Foto polos abdomen atau urografi
intravena dapat memastikan penyakit
tersebut.
PENATALAKSANAAN
Appendiktomi
• Cito : akut, abses & perforasi
• Elektif : kronik
Macam-macam Insisi pada Apendiktomi
• Insisi Grid Iron • Lanz transverse
(McBurney Incision) incision
Laparoskopi
• Prosedur pembedahan dengan fiberoptik yang
dimasukkan ke dalam abdomen melalui insisi kecil yang
dibuat pada dinding abdomen.
• Anestesi general
• Keuntungan:
• Nyerinya akan lebih sedikit karena insisinya lebih kecil serta
pasien bisa kembali beraktivitas lebih cepat.
• Ahli bedah dapat melihat abdomen terlebih dahulu jika diagnosis
apendisitis diragukan.
APENDISITIS KRONIK
• Untuk mendiagnosis apendisitis kronis paling tidak
harus ditemukan 3 hal yaitu :
• (1) pasien memiliki riwayat nyeri kuadran kanan
bawah abdomen selama paling sedikit 3 minggu
tanpa alternatif diagnosis lain;
• (2) setelah dilakukan apendektomi, gejala yang
dialami pasien tersebut hilang;
• (3) secara histopatologik, gejalanya dibuktikan sebagai
akibat dari inflamasi kronis yang aktif pada dinding
apendiks atau fibrosis pada apendiks.
KOMPLIKASI
Perforasi:
• Nyeri lokal pada fossa iliaka kanan berganti menjadi nyeri
abdomen menyeluruh
• Suhu tubuh naik tinggi sekali.
• Nadi semakin cepat.
• Defance Muskular yang menyeluruh
• Bising usus berkurang
• Perut distended
PROGNOSIS
Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan tingkat
mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat kecil.
Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan morbiditas
dan mortalitas bila terjadi komplikasi. Serangan berulang
dapat terjadi bila appendiks tidak diangkat.
Kesimpulan
Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada
Appendix vermicularis, dan merupakan penyebab
abdomen akut yang paling sering pada anak-anak maupun
dewasa. Appendicitis akut merupakan kasus bedah
emergensi yang paling sering ditemukan pada anak-anak
dan remaja . Riwayat perjalanan penyakit pasien dan
pemeriksaan fisik merupakan hal yang paling penting
dalam mendiagnosis appendisitis.

Anda mungkin juga menyukai