Anda di halaman 1dari 15

1

HALUSINASI ?

•Adalah Pengalaman sensorik tanpa rangsang external.


(Cook & Fontaine)
Klien sadar penuh saat halusinasi terjadi.
•Halusinasi merup. Gangg. Orientasi realitas (GOR), kare-
na klien tdk mampu membedakan rangsang internal (pi –
kiran,perasaan) dg. rangsang external, dan tdk dpt mem-
bedakan antara lamunan dg. kenyataan.

Jika indiv. stress berat  kemampuan menilai relitas


akan terganggu  Halusinasi.

Halusinasi perlu perawatan “Intensif”, karena dapat berkem-


bang ke berat & kronis serta dpt terjadi resti PK pd diri sen-
diri dan orang lain
2
Halusinasi dapat pula terjadi pada :

Gangguan mental organik


Psikosis
Syndroma putus zat
Gangguan tidur.

Halusinasi sering terjadi pada klien dg. diagnosa medis :


Skizophrenia, yang menggambarkan hilangnya kemampuan
menilai realitas

3
4 FASE
HABER’82

FASE I : Klien Stress  klien melamun & m’fokus pikiran


pd hal yg menyenangkan u/ m’hilang kecemasan. Cara ini
menolong klien dari kecemasan untuk sementara waktu.Pd
fase ini klien masih mampu mengontrol kesadarannya & me
ngenal pikirannya.

FASE II : Kecemasan meningkat, klien pd tingkat “listening”


pd halusinasi. Pemikiran internal menjadi menonjol. Gamba
ran & sensasi halusinasi dpt berupa ‘bisikan yg tdk jelas’.
Klien merasa takut bila OL ikut mendengarkan & merasa
tdk mampu mengontrol halusinasi tersebut.
Klien m’proyeksi  seolah-olah halusinasi datang dari orang
lain atau tempat lain.
4
FASE III :
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan
mengontrol. Klien menjadi terbiasa & tdk berdaya pada
Halusinasinya. Halusinasi memberikan kesenangan &
rasa aman yg sementara pd klien.

FASE IV :
Klien merasa terpaku & tdk berdaya melepaskan diri dari
halusinasinya. Halusinasi yg menyenangkan Berubah
menjadi sesuatu yg “Mengancam-Memerintah-Memarahi-
Mentertawakan” dan klien tak mampu melepaskan diri
dari halusinasi,klien tak dpt berhub. dg OL, klien berada
pd dunia yg menakutkan dlm bbp.jam/selamanya, serta
dpt Kronis jika tdk dilakukan Intervensi yg tepat
Dapat membahayakan diri & OL
RESTI PERILAKU KEKERASAN
5 PADA DIRI & ORANG LAIN
STUART-SUNDEEN’87.P.525

TEORI BIOKIMIA
Halusinasi meru. respon “metabolik” thd STRESS yang
mengakibatkan lepasnya zat Halusigenik neurokimia ( DNT
dan Bufotenin).

TEORI PSIKOANALISA  FREUD


Halusinasi merup. Pertahanan Ego untuk melawan rangsang
dari luar yg mengancam tapi ditekan, muncul pd alam
sadar.

6
Wilson-Kneils ‘88

HALUSINASI AKUSTIK pendengaran :


Indiv. mendengar suara yg mengejek, mengancam, menyu
ruh, sering pd Skizophrenia.

HALUSINASI VISUAL / OPTIC  Penglihatan :


Indiv. melihat orang-binatang yg menyuruh,mengejek,
mentertawakan, sering pd GMO.

HALUSINASI OLFAKTORIC  Penghidu :


Indiv. membau bunga, mayat, kemenyan (jarang terjadi).

7
HALUSINASI GUSTATORIK Pengecap :
Indiv. merasa mengecap/merasakan sesuatu dimulutnya.

HALUSINASI TAKTIL  Perabaan (misal : di kulit):


Indiv. merasa ada binatang yg merayap dikulitnya.

Bila rabaan ini merupakan rabaan


rangsangan seksual :

8
Faktor Predisposisi
Faktor tumbuh – kembang
Faktor sosiokultural
Faktor Psikologias
Faktor Genetika
Faktor biokimia .
Gangg. Tukem gangg. hub. interpersonal  Cemas.
Beberapa faktor di masyarakat menyebabkan seseorang
merasa terisolasi  kesepian  kurangnya stimulus dari
external  Halusinasi.
9
Stress yg tinggi mengganggu sistem
metabolisme, 
keluar zat yg bersifat “ Halusinogen”
Hub. interpersonal yg tdk harmonis , double
blind dan
bertentangan  stress dan kecemasan.

FAKTOR PRESIPITASI

1. Lingkungan tdk terapeutik


2. Stress yang extrem

Meningkatkan cemas yg
disertai dg koping yang
tidak efektif  Halusinasi.
PERILAKU HALUSINASI

Respon klien tdhp halusinasi berupa :


1. Curiga
2. Ketakutan
3. Gelisah, bingung
4. Perilaku merusak diri
5. Kurang perhatian
6. Tidak mampu mengambil keputusan
7. Inkoheren, bicara sendiri dll.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Resiko mencederai diri, orang lain serta lingkungan


Tujuan utama pada keperawatan Halusinasi :
Mampu mengontrol halusinasinya
Meningkatkan hub. intrpersonal
Meningkatkan harga diri klien.

PRINSIP ASKEP KLIEN HALUSINASI :


•Melakukan validasi thd. persepsi klien  Terima persepsi
klien & kemukakan persepsi perawat ( real untuk klien &
tidak real untuk perawat)
•Menghadirkan realitas  Dimulai dari diri klien, orang
lain dan lingkungan
•Menurunkan kecemasan
•Melindungi klien & OL dari bahaya halusinasi
•Meningkatkan sistem pendukung (Kelg.) .
INTERVENSI

Bantu klien mengenal halusinasinya :


Bina hubungan saling percaya
Identifikasi : kapan ?, bagaimana situasi ?, frekwensi ?
apa isi halisinasinya ?, apa sifatnya ?
Bersama klien mengontrol halusinasinya  klien melapor
perawat jika halusinasi muncul. Perawat mengklarifikasi
halusinasinya.
Meningkatkan kontak Realitas :
Awasi tanda halusinasi, diskusikan hasil observ. halusinasi.
Hadirkan realitas  sering & singkat, bicara pd topik nyata.
Dorong klien u/ berespon thd rangsang external
Berikan aktifitas yg disenangi klien
Buat jadwal aktifitas untuk menghindarkan kesendirian.
Menurunkan kecemasan klien :
Temani klien bila klien merasa ketakutan
Terima klien dg hangat & empati
Terima pengalaman halusinasi klien  tanpa mendukung,
menyalahkan atau mendebat halusinasi klien.
Cegah klien dari menarik diri
Tidak memojokkan secara verbal maupun non verbal .

Anda mungkin juga menyukai