Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha
Pengasih Lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul “Zat Aditif Pada Makanan” dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini di harapkan dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan


pengetahuan tentang zat aditif pada makanan. Dalam makalah ini berasal dari berbagai
sumber di antaranya yaitu dari buku kimia tentang zat aditif pada makanan dan media
elektronik ( internet ).

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Nurul
Hidayati,Mpd yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini serta semua pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala bantuan yang telah
di berikan.

Tiada gading yang tak retak, demikian juga makalah ini apabila ada kekurangan kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca guna untuk memperbaiki makalah ini agar menjadi
lebih baik. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat yang besar dan dapat di aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.

Surabaya, 24 September 2012

Penulis

i Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A. Pengertian zat aditif............................................................................ 2
B. Penyedap rasa .................................................................................... 2
1. Penyedap rasa alami....................................................................... 2
2. Penyedap rasa sintetis..................................................................... 3
C. Pemanis .............................................................................................. 5
1. Pemanis alami................................................................................. 5
2. Pemanis sintetis.............................................................................. 6
D. Pengawet .......................................................................................... 7
1. Pengawet alami .............................................................................. 8
2. Pengawet sintetis............................................................................ 9
E. Pewarna .............................................................................................. 10
1. Pewarna sintetis.............................................................................. 11
2. Pewarna sintetis.............................................................................. 12
F. Pengemulsi ......................................................................................... 15
1. Pengemulsi alami ........................................................................... 15
2. Pengemulsi sintetis ........................................................................ 16
G. Nutrisi ................................................................................................ 17
H. Anti Oksidan ...................................................................................... 21
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 22
A. Kesimpulan ........................................................................................ 22
B. Saran................................................................................................... 22
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

ii Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan merupakan sumber energi yang dibutuhkan manusia untuk
kelangsungan kehidupannya. Namun makanan dapat menjadi sumber penyakit jika
tidak memenuhi kriteria sebagai makanan baik, sehat dan aman. Berbagai kontaminan
dapat mencemari bahan pangan sehingga tidak layak konsumsi. Fungsi makanan adalah
untuk kelangsungan hidup dan menjaga agar mahkluk hidup sehat lahir dan batin.
Selain itu kualitas makanan yang dikonsumsi berpengaruh terhadap kualitas hidup dan
perilaku mahkluk hidup itu sendiri. Oleh karena itu setiap mahkluk hidup selayaknya
berusaha untuk mendapatkan makanan yang baik.
Kualitas makanan atau bahan makanan di alam ini tidak terlepas dari berbagai
pengaruh seperti kondisi dan lingkungan, yang menjadikan layak atau tidaknya suatu
makanan itu dikonsumsi. Pada makanan kemasan yang banyak kita jumpai di
supermarket biasanya mengandung zat aditif. Sebagai konsumen yang pertama kali kita
lihat adalah label yang tertera pada kemasan makanan yang akan kita beli. Dari label
tersebut kita dapat mengetahui hal banyak tentang produk- produk tersebut, sehingga
kita dapat berhati-hati memilih makanan dengan mengetahui zat aditif yang terkandung
pada makanan tersebut. Semakin hari semakin banyak pula zat aditif berbahaya pada
makanan, maka kita harus lebih berhati-hati dan waspada soal makanan dengan
memperhatikan kandungan zat aditif pada makanan serta kebersihan lingkungan. Zat
aditif terdiri dari pengawet, penyedap rasa, pemanis, pewarna, pengemulsi, dan
antioksidan.

B. Tujuan

1. Mengetahui macam zat aditif alami dan buatan pada makanan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Mendeskripsikan rumus struktur kimia dari zat aditif alami dan buatan pada makanan.
3. Mengetahui kandungan zat kimia yang ada dalam zat aditif makanan.
4. Mengetahui bahaya yang ditimbulkan dai zat aditif pada makanan.

1 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian zat aditif pada makanan


Zat aditif dapat diartikan sebagai bahan yang ditambahkan dan di campurkan
dengan sengaja untuk meningkatkan mutu, termasuk kedalamnya adalah pewarna,
penyedap rasa, pengawet, pemanis, pengemulsi dan antioksidan. Tujuan penggunaan zat
aditif salah satunya untuk memperbaiki penampilan atau aroma makanan. Contoh bahan
tambahan antara lain pewarna makanan (alamiah maupun buatan) dan aroma.
Kasus penyalahgunaan bahan tambahan pangan biasa terjadi adalah penggunaan
bahan tambahan yang dilarang untuk bahan pangan dan penggunaan bahan makanan
Gambar 1 : Bawang Putih melebihi batas yang ditentukan. Penyebab lain,
mengandung Alisin
produsen berusaha memenuhi kebutuhan dengan
keuntungan yang besar dan pada besarnya
konsumen ingin mendapatkan bahan makanan
dalam jumlah banyak dengan harga murah. Munculnya bahan makanan digunakan untuk
mempertahankan kondisi makanan agar menarik. Dalam proses penanganan pangan perlu
memperhatikan segi-segi lain seperti kesehatan manusia sebagai komponen pangan itu
sendiri. Dalam arti bahwa apabila zat pewarna tersebut ternyata akan berdampak buruk
pada kesehatan manusia maka penggunaannya harus dipertimbangkan kembali,
dihentikan atau diganti dengan bahan pewarna lain yang lebih aman.

B. Penyedap rasa / Pemberi aroma


Penyedap rasa disebut juga sebagai zat cita rasa makanan karena dapat
meningkatkan cita rasa dan pemberi aroma pada makanan. Zat ini berfungsi untuk
meningkatkan rasa dan aroma pada makanan sehingga menjadi lebih gurih, lezat, dan
sedap. Bahan penyedap rasa dibagi menjadi dua yaitu bahan penyedap alami dan bahan
peyedap sintetis.

1. Penyedap rasa / pemberi aroma alami


Penyedap rasa yaitu bumbu-bumbuan yang berasal dari alam.
Contoh:
Bawang putih (Allium sativum,linn)
Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Alliumsekaligus nama dari umbi
yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk
bumbu dasar masakan Indonesia.
Bawang putih mengandung 0,2% minyak atsiri yang
berwarna kuning kecoklatan, dengan komposisi

2 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
utama adalah turunan asam amino yang mengandung sulfur (aliin, 0,2-1%, dihitung
terhadap bobot segar). Pada proses destilasi atau pengirisan umbi, aliin berubah
menjadi alisin. Alisin adalah senyawa yang memberikan bau khas bawang putih.
Oleh karena itu bawang putih sering dipakai sebagai penyedap alami pada makanan.
Allisin (allicin) yang mempunyai

Rumus struktur alisin:

Rumus molekul alisin:


C6H10OS2
2. Penyedap rasa sintetis
Penyedap rasa sintetis yaitu bahan-bahan yang diekstraksi dari senyawa
aroma dari bahan-bahan pangan alami. Hal ini timbul akibat usaha untuk
mengekstraksi senyawa aroma untuk tujuan komersial. Keuntungan senyawa
aroma hasil ekstraksi ini adalah dapat digunakan
untuk menambah aroma dari bahan lain.
Contoh :
Monosodium Glutamat (MSG)
Monosodium glutamat, juga dikenal
sebagai sodium glutamat atau MSG,
merupakan garam natrium dari asam glutamat yang
merupakan salah satu asam amino non-esensial
paling berlimpah yang terbentuk secara alami.

Rumus Struktur MSG

3 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
Gambar 5: Rumus struktur MSG
Rumus molekul MSG
C5H8NNaO4 Sumber : (Winarno, 2002:209)

a) Penggunaan
MSG berwujud serbuk kristal berwarna putih dan tidak berbau yang dalam
larutan terdisosiasi menjadi glutamat dan natrium. Glutamat dalam MSG memberi
rasa gurih. MSG sebagai penguat cita rasa karena zat ini mampu
menyeimbangkan, menyatukan, dan menyempurnakan persepsi total rasa lainnya.
Sebagai pemberi cita rasa dan dalam jumlah yang tepat, MSG memiliki
kemampuan untuk memperkuat senyawa aktif rasa lainnya, menyeimbangkan, dan
menyempurnakan rasa keseluruhan pada masakan tertentu sehingga MSG
memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun
masakan itu sebernarnya tidak memberikan rasa gurih yang berarti. MSG murni
sendiri tidak mempunyai rasa yang enak jika tidak dikombinasikan dengan bau
gurih yang sesuai. MSG tercampur dengan baik dengan daging, ikan, daging
unggas, berbagai sayuran, saus, dan sup.
b) Glutamat alami:
Glutamat adalah suatu asam amino yang dijumpai pada makanan yang kaya
akan protein. Asam amino adalah senyawa penyusun protein. Asam amino
glutamat merupakan salah satu asam amino yang paling banyak dijumpai dan
merupakan komponen penting protein. Glutamat dijumpai secara alami pada keju,
susu, jamur, daging, ikan, dan berbagai sayuran. Glutamat juga diproduksi
oleh tubuh dan merupakan senyawa vital dalam fungsi otak.
Menurut Dr Nuri Andarwulan, pakar teknologi pangan SEAFAST Center IPB,
Glutamat sebagai bahan umami adalah asam amino bahan penyusun protein
makanan (sayuran dan daging). “Glutamat bebas juga terdapat secara alami dalam

4 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
hampir semua makanan, seperti daging, ayam, hasil laut dan sayuran,” katanya
kepada Kulinologi Indonesia.
Jenis makanan yang mengandung glutamate seperti tomat, susu, jagung, hingga
keju inilah yang menyebabkannya secara meluas digunakan oleh masyarakat
diseluruh dunia untuk memberikan kelezatan rasa umami di berbagai makanan
dunia.
Bahkan kalau dilihat ternyata air susu ibu (ASI) juga mengandung glutamat bebas
20 mg/100 g.

c) Dampak
Penggunaan MSG pada makanan dapat menyebabkan timbulnya
berbagai masalah kesehatan seperti kegemukan, kerusakan otak, kerusakan sistem
syaraf, depresi sampai kanker. Glutamat dalam bentuk bebas seperti MSG
merupakan senyawa exotoxin atau beracun.
Asam glutamat yang terdapat pada MSG bermanfaat untuk merangsang
dan menghantar pesan-pesan antar sel otak akan tetapi glutamat juga dapat
bersifat neurotoksik (bersifat racun pada saraf) jika konsentrasi dalam darah
meningkat setelah pemberian dalam dosis tinggi. Chinese restaurant syndrome
(CRS) atau sindrom restaurant china yang disebabkan oleh pemakaian MSG akan
menimbulkan rasa kesemutan pada punggung leher, rahang bawah, serta leher
bagian bawah yang kemudian terasa panas. Gejala lain adalah wajah berkeringat,
sesak dada bagian bawah dan pusing kepala.

C. Pemanis
Pemanis yaitu zat-zat yang dapat memberikan rasa manis, baik alami maupun buatan.

5 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
1. Pemanis Alami
Contoh: Gula pasir

Rumus struktur gula pasir (sukrosa)

Rumus molekul gula pasir (sukrosa)


C12 H22 O11

a) Penggunaan
Gula dapat memberikan rasa manis pada makanan karena di dalam
gula mengandung gugus glukosa, sehingga reseptor pada lidah
menerjemahkannya menjadi rasa manis

b) Dampak
Gula pasir merupakan makanan yang paling sering digunakan
dalam makanan dan minuman sehari-hari. Tetapi ternyata gula pasir
mempunyai dampak yang kurang baik bagi kesehatan pankreas dan
tubuh. Gula pasir merupakan karbohidrat sederhana yang sulit
dimetabolis dan diubah menjadi energi oleh pangkreas. Untuk mengubah
gula pasir menjadi gula darah, tubuh hanya memerlukan waktu 3 menit.
Tetapi untuk mengubah gula darah menjadi energi yang dapat disimpan
dalam otot, pankreas memerlukan waktu kira-kira 140 menit. Selain itu,
Indeks Lelah pankreas mencapai nilai +5. Nilai ini berlalu untuk 1/2
sendok gula atau 1 sendok gula. Dengan demikian, mengolah gula pasir
menjadi energi merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan bagi
pankreas. Pankreas yang normal hanya mampu mengubah 1/2 sendok
makan gula pasir menjadi energi setiap hari. Berat 1/2 sendok makan
gula pasir kira-kira 5 gram. Bila kita mengkonsumsi lebih dari 1/2
sendok gula, maka sisanya akan menjadi gula darah dan lemak tubuh.
Akibatnya adalah orang menjadi bertambah gemuk, dan lama-kelamaan

6 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
akan menderita diabetes. Dengan demikian, gula pasir merupakan
makanan yang tidak sehat.

2. Pemanis Sintetis
Pemanis sintetis adalah pemanis pengganti gula pasir atau gula tebu atau
sukrosa.
Contoh : aspartam.
Aspartam merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl-
phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester
dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam
amino essensial fenilalanina.
Rumus Struktur aspartam

Rumus Molekul aspartam

C14H18N2O5

a) Penggunaan
Aspartam merupakan pemanis rendah kalori dengan kemanisan
200 kali kemanisan gula (sukrosa), sehingga untuk mencapai titik
kemanisan yang sama diperlukan aspartam kurang dari satu persen
sukrosa. Seperti banyak peptida lainnya, kandungan energi aspartam
sangat rendah yaitu sekitar 4 kCal (17 kJ) per gram untuk
menghasilkan rasa manis sehingga kontribusi kalorinya bisa diabaikan
sehingga menyebabkan aspartam sangat populer untuk menghindari
kalori dari gula.
Keunggulan aspartam yaitu mempunyai energi yang sangat
rendah, mempunyai cita rasa manis mirip gula, tanpa rasa pahit, tidak
merusak gigi, menguatkan cita rasa buah-buahan pada makanan dan
7 Makalah Kimia Rumah Tangga
Zat aditif pada Makanan
minuman, dapat digunakan sebagai pemanis pada makanan atau
minuman pada penderita diabetes.
Aspartam merupakan turunan utama dari senyawa asam-asam
amino. Jenis asam amio yang digunakan untuk memproduksi aspartam
adalah asam aspartik dan fenilalanine. Semua molekul asam amino
memiliki sifat yang umum, yaitu dibentuk atas kelompok amin dan
rantai samping. Sifat dari rantai samping itulah yang membedakan
setiap jenis asam amino. Sifat lain dari asam amino adalah
kemampuannya untuk membentuk konfigurasi molekular yang
berbeda, atau disebut isomer. Isomer tersebut dibedakan dengan huruf
L dan D. Aspartam dibentuk oleh isomer L, satu-satunya kombinasi
isomer yang menghasilkan rasa manis. L-asam aspartik memberikan
rasa hambar dan L-fenilalanine memberikan rasa pahit. Namun
kombinasi keduanya menghasilkan rasa manis seperti gula.
b) Dampak
Penggunaan aspartam yang berlebihan dapat mengakibatkan
gangguan saraf dan tumor otak. Dalam keadaan normal, fenilalanina
diubah menjadi tirosina dan dibuang dari tubuh.
Gangguan dalam proses ini (penyakitnya
disebut fenilketonuria atau fenilalaninemia atau fenilpiruvat
oligofrenia, disingkat PKU) menyebabkan fenilalanina tertimbun
dalam darah dan dapat meracuni otak serta menyebabkan
keterbelakangan mental. Penyakit ini diwariskan secara genetik, tubuh
tidak mampu menghasilkan enzim pengolah asam amino fenilalanina,
sehingga menyebabkan kadar fenilalanina yang tinggi di dalam darah,
yang berbahaya bagi tubuh.
Macam pemanis sintetis, selain aspartame, dapat dilihat di lampiran.
D. Pengawet

8 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor
722Menkes/Per/IX/8 tentang bahan tambahan makanan, pengawet adalah bahan
tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau
penguraian lain terhadap mikroorganisme. Ada 2 tujuan penggunaan bahan pengawet
dalam bahan olahan makanan, yaitu untuk mencegah
oksidasi dan menghambat pertumbuhan bakteri.

1. Zat Pengawet Alami


Zat pengawet alami yang
sering digunakan oleh masyarakat
yaitu, gula yang sering dipakai
untuk mengawetkan buah dan
garam dapur yang sering dipakai
untuk mengawetkan ikan.

Garam Sebagai Pengawet

Sifat-sifat garam adalah dapat


menyebabkan berkurangnya jumlah air yang terdapat pada daging ikan, sehingga
kadar air yang terdapat pada daging ikan berkurang dan hal ini menyebabkan aktivitas
mikroorganisme terhambat, memiliki daya toksinitas yang tinggi untuk menarik
cairan pada daging ikan dan berpengaruh terhadap mikroba serta dapat memblokir
sistemrespirasi, menyebabkan potein daging ikan dan protein mikroba terdenaturasi
dan menyebabkan
Gambar struktursel-sel
NaCl mikroba menjadi mati karena perubahan tekanan difusi
(Irawan, 1995).
Mekanisme garam sebagai pengawet pada bahan makanan adalah sebagai
berikut: garam di ionisasikan, sebagai ion menarik molekul-molekul air disekitarnya.
Proses ini disebut hidrasi ion (Desrosier, 2008). Protein yang terdapat di dalam ikan
akan larut dengan adanya penambahan garam (salting in), akan tetapi pada kondisi
tertentu kelarutan garam akan turun seiring dengan peningkatan konsentrasi garam.
Dengan penurunan tingkat kelarutan protein diikuti dengan pengikatan molekul-
molekul air oleh garam tersebut, yang selanjutnya juga terjadi pemisahan protein
(salting out)(Huda, 2007).

9 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
Garam dapat mengadakan interaksi dengan zat-zat organic seperti protein yang
ada dalam bahan, menyebabkan molekul tersebut dapat terdenaturasi yang selanjutnya
mudah mengalami pemecahan menjadi molekul-molekul kecil. Garam diektahui
mempercepat oksidasi lipida dan berkompetif dengan protein dalam mengikat air
sehingga terjadi peristiwa dehidrasi pada protein. Pada proses penggaraman terjadi
pemecahan molekul-molekul protein menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil, mungkin
peptide-peptida ataupun asam-asam amino. Pemecahan ikatan peptide pada molekul
protein akan menyebabkan pembentukan gugus-gugus amino dan karboksil baru.
Pemecahan protein menjadi fraksi-fraksi kecil pada umumnya akan diikuti dengan
meningkatnya kelarutan protein (Hadiwiyoto, 1999).
Konsentrasi garam tampaknya berpengaruh pada pemecahan protein. Protein
pada bahan pangan pada umumnya sebagian merupakan penyusun dinding sel dan
pengisi sel. Kerusakan protein menyebabkan kerusakan sel dan jaringan serta
menyebabkan keluarnya cairan sel yang membawa padatan yang terlarut. Pada kadar
garam rendah, protein dapat mengadakan interaksi hidrofbik sehingga strukturnya
menjadi kompak, tetapi pada kadar garam tinggi interaksi tersebut tidak lagi berperan
sehingga protein menjadi rapuh. Tentang mekanismenya ada dua kemungkinan yang
dapat terjadi. Yang pertama adalah ikatan-ikatan non kovalen yang ada pada protein
menjadi lemah pada lingkungan garam tinggi sehingga pada akhirnya dapat terjadi
pemecahan molekul yang semula kompak dan tertutup dengan bantuan air yang ada
meskipun sedikit. Kemungkinan kedua ialah pemecahan protein tersebut diikuti oleh
terjadinya renaturasi dengan membentuk ikatan-ikatan non kovalen baru antar fraksi-
fraksi protein itu sendiri. Akibatnya struktur protein sedikit tertutup lagi karena fraksi-
fraksi baru yang terbentuk ini masih lebih kecil daripada molekul protein awal,
kelarutannya tampak tidak berubah (Hadiwiyoto, 1999).

2. Zat Pengawet Sintetis


Ada beberapa zat pengawet sintetis yang dapat digunakan sebagai
pengawet makanan oleh masyarakat salah satunya adalah natrium benzoat
(C7H5NaO2). Penggunaan natrium benzoate biasanya digunakan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri.
Natrium Benzoat Sebagai Pengawet

10 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
Natrium benzoate merupakan butiran atau serbuk putih tidak berbau dan
bahan ini dapat ditambahkan langsung ke dalam makanan atau dilarutkan terlebih
dahulu di dalam air atau pelarut-pelarut lainnya (Winarno, et al., 1980).
Mekanisme natrium benzoate sebagai bahan pengawet adalah berdasarkan
permeabilitas membrane sel mikroba terhadap molekul-molekul asam benzoate
tidak terdissosiasi. Dalam suasana pH 4,5 molekul-molekul asam benzoate
tersebut dapat mencapai sel mikroba yang membrane selnya mempunyai sifat
permeable terhadap molekul-
molekul asam benzoate, yang
tidak terdisosiasi. Sel mikroba
yang mempunyai pH cairan sel
netral akan dimasuki molekul-
molekul asam benzoate, maka
molekul asam benzoate akan
terdisosiasi dan mnghasilkan ion-ion H+, sehingga akan menurunkan pH mikroba
tersebut. Akibatnya metabolism sel akan terganggu dan akhirnya sel mati
(Winarno dan Jennie, 1974).
Meskipun dapat digunakan sebagai pengawet makanan, penggunaan zat
pengawet tidak diperbolehkan untuk digunakan secara berlebihan. Pada natrium
benzoate sendiri, apabila digunakan secara berlebihan maka dapat menyebabkan
penyakit syaraf dan reaksi alergi pada manusia. Untuk membatasi penggunaan zat
pengawet sintetis, pemerintah telah membuat aturan batasan pemakaina zat
pengawet sintetis dalam permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/88.
Tabel Batasan Bahan Pengawet yang Diijinkan Pemerintah

Nama Bahan Pegawet Batasan Permenkes


per- kg Makanan
Asam Benzoat 600 mg – 1000 mg
Asam Sorbat 500 mg – 3000 mg

E. Pewarna
Tujuan pemberian zat pewarna makanan agar bahan makanan tampak lebih
menarik dan lebih segar, sehingga menimbulkan selera orang untuk mencicipinya.
Penggolongan zat pewarna berdasarkan sumbernya zat pewarna digolongkan menjadi
pewarna alami dan pewarna sintetik. Untuk pewarna makanan digolongkan berdasarkan
kelarutannya dalam air. Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan

11 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
dikelompokkan menjadi dye dan lake. Dye merupakan zat pewarna makanan yang
umum larut dalam air. Dye biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran,
pasta atau cairan. Pewarna jenis ini biasanya digunakan untuk mewarnai minuman
berkarbonat, minuman ringan, roti, kue-kue produk susu, pembungkus sosis, dan lain-
lain.
1. Pewarna alami
Zat warna alami adalah zat warna (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan,
hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Salah satu contoh dari pewarna alami
adalah kunyit. Senyawa kimia utama yang terkandung di dalam rimpang kunyit
adalah minyak atsiri dan kurkuminoid. Minyak atsiri mengandung senyawa
seskuiterpen alkohol, turmeron dan zingiberen, sedangkan kurkuminoid
mengandung senyawa kurkumin dan turunannya (berwarna kuning) yang meliputi
desmetoksi-kurkumin dan bidesmetoksikurkumin.
a. Rumus struktur dari kunyit

b. Rumus molekul kurkumin


Kurkumin mempunyai rumus molekul C21H20O6 dengan bobot molekul
368, desmetoksi kurkumin rumus molekul C20H18O5 dengan bobot molekul 338,
diduga gugusan aktif pada kurkuminoid terletak pada gugus metoksi. Gugus
hidroksil fenolat yang terdapat dalam struktur kurkuminoid kemungkinan
menyebabkan kurkuminoid mempunyai aktivitas antibakteri. Selain antibakteri,
kurkumin mengobati berbagai jenis penyakit dan dapat berfungsi sebagai tumor
promoter, antioksidan, anti inflamasi, hipolipedemik, hepatoprotektor, antivirus,
dan meningkatkan sistem imun tubuh.
c. Mekanisme kerja kurkumin
Mekanisme kerja kurkumin sesungguhnya masih belum bisa dijelaskan
tapi rupanya dia dapat terikat dengan enzim aminopeptidase-N (APN) dan
menghambat aktivitas enzimatiknya. APN adalah suatu enzim yang terdapat
pada jaringan membran di dalam tubuh (dikenal sebagai zinc-dependent
metalloproteinase) dan bertanggung jawab terhadap angiogenesis dan

12 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
pertumbuhan tumor. APN tersebut yang berfungsi membongkar protein pada
permukaan sel jaringan tubuh sehingga sel kanker dapat mengambil alih
kedudukan sel jaringan tadi dan tumbuh tak terkendali. Dugaan sementara,
kemungkinan besar ikatan tak jenuh (ikatan rangkap), alfa dan beta di sekitar
gugus keton pada kurkumin membentuk ikatan kovalen dengan dua nukleofil
asam amino yang terdapat pada situs aktif APN dan mampu menghambat
(inhibit) aktivitasnya secara tak-dapat balik (irreversible).

Beberapa keterbatasan pewarna alami dibanding pewarna sintetik adalah


sebagai berikut.
1. Sering memberi rasa atau flavor khas yang tidak diinginkan.
2. Konsentrasi pigmen warna rendah, sehingga diperlukan dalam jumlah yang
banyak untuk menghasilkan warna yang kuat atau warna yang terang atau
menarik.
3. Stabilitas pigmen rendah.
4. Keseragaman warna kurang baik.
5. Spektrum warna tidak seluas seperti pada pewarna sintetis.
6. Pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah
dan disimpan. Misalnya kerupuk yang menggunakan pewarna alami, maka
warna tersebut akan segera pudar ketika mengalami proses penggorengan.

2. Pewarna sintetis
Karena zat pewarna yang diperoleh dari alam pilihan warnanya sangat
sedikit, maka dicari alternatif lain untuk memproduksi zat-zat pewarna tersebut
dilaboratorium maupun dalam skala insdustri yang dikenal sebagai pewarna
sintetik. Zat warna sintetik ditemukan William Henry Perkins tahun 1856, namun
baru mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat
warna buatan digunakan untuk industri makanan maupun dalam laboratorium.
Penggunaan pewarna sintetik mempunyai kadar maksimum yang dianjurkan, jika
digunakan melebihi kadar maksimum yang dianjurkan dapat menggangu
kesehatan. Namun dalam penggunaanya masyarakat lebih memilih pewarna
sintetik. Berikut beberapa alasan masyarakat lebih memiliki pewarna sintetik :
a. lebih banyak pilihan warna dan harganya yang murah
b. lebih tahan lama dan dapat menghasilkan warna yang kuat dalam jumlah
sedikit.
13 Makalah Kimia Rumah Tangga
Zat aditif pada Makanan
c. Warna yang dihasilkan dari pewarna sintetik akan tetap cerah meskipun sudah
mengalami proses pengolahan dan pemanasan.
Salah satu contoh dari pewarna sintetis adalah tartrazin.

Tartrazin (dikenal juga sebagai E102 atau FD&C Yellow 5) adalah pewarna
kuning lemon sintetis yang umum digunakan sebagai pewarna makanan. Tartrazin
merupakan turunan dari coal tar, yang merupakan campuran dari senyawa fenol,
hidrokarbon polisiklik dan heterosklik. Karena kelarutannya dalam air, tartrazin
umum digunakan sebagai bahan pewarna minuman. Absorbansi maksimal senyawa
ini dalam air jatuh pada panjang gelombang 427±2 nm.

a. Rumus struktur tartrazin

Gambar struktur tarttrasin

Tartrazin merupakan bahan pewarna yang umum digunakan di Afrika,


Swedia, dan Indonesia. Untuk menghasilkan warna lain, tartrazin dapat
dicampurkan dengan E133 Biru Brilian Brilliant Blue FCF atau E142 Hijau
Green S untuk menghasilkan sejumlah variasi warna hijau. Parlemen Eropa
mengizinkan penggunaan senyawa ini di negara Uni Eropa dengan Surat
Keputusan Konsul (Council Directive) 94/36/EC.
Walaupun sangat langkat, tartrazin dapat menyebabkan sejumlah reaksi
alergi dan intoleransi bagi orang-orang yang intoleransi terhadap aspirin atau
14 Makalah Kimia Rumah Tangga
Zat aditif pada Makanan
penderita asma. Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat
turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik
(penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-
inflamasi (peradangan). Gejala alergi tartrazine dapat timbul apabila

F. Pengemulsi
Pengemulsi, pemantap dan pengental (emulsifier, stabilizer) adalah bahan
tambahan makanan yang dapat membantu terbentuknya terbentuknya atau
memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Bahan tambahan
makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yang mengandung air dan minyak,
misalnya saus selada, margarine dan es krim. Ada beberapa contoh dari bahan-bahan
yang dapat digunakan sebagai emulsifier diantaranya adalah pektin dan
karboksimetilselulosa natrium (Na-CMC).
Pengemulsi merupakan senyawa aktif permukaan yang mampu menurunkan
tegangan antarpermukaan antara antarmuka udara-cairan dan cairan-cairan.
Kemampuan ini merupakan akibat dari struktur molekul pengemulsi; molekulnya
mengandung dua bagian yang jelas, satu bagian mempunyai sifat polar atau sifat
hidrofil, bagian yang lain bersifat non polar atau hidrofob.
1. Pengemulsi Alami
Ada beberapa zat pengemulsi alami yang sering digunakan untuk membantu
mengentalkan suatu produk makanan, salah satunya adalah telur.
Telur Sebagai Emulsi
Salah satu contoh emulsifier yang sering digunakan adalah lesitin. Lesitin dapat
bersumber dari telur maupun kedelai. Lesitin mempunyai struktur seperti lemak tetapi
mengandung asam fosfat, gugus polar dan gugus non polar. Gugus polar yang terdapat
pada ester, fosfatnya bersifat hidrofilik (cenderung larut air), sedang gugus non polar
yang terdapat pada ester asam lemaknya bersifat lifofilik (cenderung larut dalam
lemak).

15 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
Zat yang terpenting di dalam kuning telur
yang dapat mempertahankan emulsi adalah
fosfolipida, diantaranya yang terpenting
adalah lecitin. Daya kerja emulsifier
terutama disebabkan oleh bentuk
Gambar Telur molekulnya yang dapat terikat baik pada
Sumber: cynthiavenikalioe.com
minyak maupun air. Bila emulsifier tersebut
lebih terikat pada air atau lebih larut dalam air (polar) maka dapat lebih membantu
terjadinya dispersi minyak dalam air sehingga
terjadilah emulsi minyak dalam air (o/w), contoh :
susu. Bila emulsifier lebih larut dalam minyak
(nonpolar) terjadilah emulsi air dalam minyak
(w/o), contoh margarin, dan mentega. Emulsifier
yang banyak terdapat di alam adalah fosfolipida,
lesitin dan fosfatidil etanolamina. Fosfolipida
Gambar Lesitin
merupakan turunan lemak, yang sebuah asam Sumber: wikipedia.com
lemaknya tersubstitusi oleh asam fosfat yang
teresterifikasi dengan gliserol pada salah satu atom karbon ujungnya. Jenis asam
lemak yang terdapat pada atom karbon lain dalam gliserol sangat tergantung dari jenis
fosfolipidnya, biasanya satu dari dua asam lemak tersebut merupakan asam lemak
tidak jenuh. Gelatin dan albumen (putih telur) adalah protein yang bersifat sebagai
emulsifier dengan kekuatan biasa, kuning telur merupakan emulsifier kuat. Paling
sedikit sepertiga kuning telur terdiri dari lemak, tetapi yang menyebabkan daya
emulsifier yang kuat adalah kandungan lesitinnya yang terdapat dalam bentuk
kompleks sebagai lesitin-protein.
2. Pengemulsi Sintetis
Salah satu contoh zat emulsi sintetis adalah karboksimetilselulosa natrium (Na-CMC).
Na-CMC Sebagai Emulsi
Na-CMC adalah turunan dari selulosa dan sering dipakai dalam industri pangan, atau
digunakan dalam bahan makanan untuk mencegah terjadinya retrogradasi. Pembuatan
CMC adalah dengan cara mereaksikan NaOH dengan selulosa murni, kemudian
ditambahkan Na-kloro asetat (Fennema, Karen and Lund, 1996).
R OH + NaOH  R Na + NaOH
R ONa + ClCH2COONa  R O CH2COONa + NaCl

16 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
Na-CMC merupakan zat dengan warna
putih atau sedikit kekuningan, tidak
berbau dan tidak berasa, berbentuk
granula yang halus atau bubuk yang
bersifat higroskopis (Inchem, 2002).
Menurut Tranggono dkk. (1991), CMC ini
mudah larut dalam air panas maupun air
dingin. Pada pemanasan dapat terjadi
pengurangan viskositas yang bersifat
dapat balik (reversible). Viskositas larutan
CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran
pH Na-CMC adalah 5-11 sedangkan pH
Gambar Struktur Karboksimetilselulosa optimum adalah 5, dan jika pH terlalu
Natrium
rendah (<3), Na-CMC akan mengendap
Sumber: Pengaruh Kadar CMC Na
Sebagai Bahan Pengental Terhadap (Anonymous, 2004).
Sifat Lotion Repelan Minyak Astiri Na-CMC akan terdispersi dalam air,
Akar Wangi, 2012 kemudian butir-butir Na-CMC yang bersifat
hidrofilik akan menyerap air dan terjadi
pembengkakan. Air yang sebelumnya ada di granula dan bebas bergerak, tidak dapat
bergerak lagi dengan bebas sehingga keadaan larutan lebih mantap dan terjadi
peningkatan viskositas (Fennema, Karen and Lund, 1996). Hal ini akan menyebabkan
partikel-partikel tererangkap dalam system tersebut dan memperlambat proses
pengendapan karena adanya pengaruh gaya gravitasi.

G. Nutrisi
Zat ini memang menjadi asupan utama bagi tubuh seseorang dalam melakukan berbagai
kegiatan sebagai pembentuk energi penting.
Jenis nutrisi
1. Karbohidrat
karbohidrat, jenis nutrisi ini adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon,hydrogen
serta oksigen.
2. Vitamin
Vitamin juga menjadi sarana nutrisi yang tak kalah penting untuk mengatur metabolisme
dalam tubuh
3. Mineral
Meniral serta air juga merupakan jenis nutrisi yang penting bagi tubuh.
4. Protein
protein yang merupakan konstituen pentinguntuk semua sel-sel dalam tubuh.
5. Lemak
lemak sebagai jenis nutrisi yang juga diperlukan oleh tubuh kita, lemak berperan sebagai
sumber energi yang dipadatkan.
Fungsi Nutrisi Bagi Tubuh
Berdasarkan pengertian Nutrisi itu sendiri , Fungsi nutrisi itu sendiri juga beragam
seperti sebagai proses pengambilan zat-zat makanan yang penting, sebagai subtansi organik
yang dibutuhkan organisme untuk bergerak normal. Namun nutrisi sangat berbeda dari
makanan yang kita makan tiap harinya, nutiri adalah apa yang terkandung dalam makanan
17 Makalah Kimia Rumah Tangga
Zat aditif pada Makanan
tersebut. Nutrisi juga berperan aktif sebagai asupan makanan yang sehat bagi tubuh, tubuh
setidaknya mengkonsumsi beberapa jenis makanan setiap harinya. Tidak lantas kita
menyepelekan nutrisi, sebab tidak semua makanan memiliki nutrisi. Nutrisi digunakan untuk
makanan sebagai pembentuk energi, dimana setiap jaringan dalam tubuh bekerja dengan baik.
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai suatu proses organisme yang menggunakan objek
utamanya yaitu makanan yang sering dikonsumsi dalam kondisi yang normal, dengan
menggunakan proses degesti, absorsi serta metabolisme yang pada nantinya akan membuang
beberapa zat yang memang tidak digunakan oleh tubuh.
Contoh Nutrisi
Vitamin A terdapat beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin A,
antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil asetat. Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali
merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang
paling banyak berperan aktif di dalam tubuh. Vitamin A banyak ditemukan pada wortel, minyak
ikan, susu, keju, hati dan organ-organ kelenjar.
a. Rumus struktur

Retinol (vitamin A1)


b. Rumus Konfigurasi semua trans molekul :
Sumber: Kimia Pangan,1989
C20H30O
Provitamin A
Vitamin A dalam tumbuhan terdapat dalam bentuk prekusor (provitamin). Provitamin
A terdiri dari α, β, dan γ- karoten. β – karoten merupakan pigmen kuning dan salah
satu jenis antioksidan yang memegang peran penting dalam mengurangi reaksi
berantai radikal bebas dalam jaringan.

18 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
Alfa karoten
Sumber :Kimia Pangan,1989

Beta-karoten, gama-karoten, dan kriptoksantin


Sumber: Kimia Pangan,1989

pada manusia, pengubahan karoten yang dimakan menjadi vitamin A berlangsung terutama di dalam
sel-sel lendir usus. Skemanya adalah sebagai berikut :

oksidasi reduksi
beta-karoten retinal retinol (vitamin A)

Sifat-sifat Vitamin A

Tumbuh-tumbuhan tidak mensintetis vitamin A, akan tetapi manusia dan hewan mempunyai
enzim di dalam mukosa usus yang sanggup merubah karotenoid provitamin A menjadi vitamin A.
Dikenal bentuk-bentuk vitamin A, yaitu bentuk alkohol, dikenal sebagai retinol, bentuk aldehid
disebut retinal, dan berbentuk asam, yaitu asam retinoat.

Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas dan lembab
dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang tengik. Retinol tidak
akan berubah dalam gelap, sehingga bisa disimpan dalam bentuk ampul, di tempat gelap, pada suhu di
bawah nol. Retinol juga sukar berubah, jika disimpan dalam tempat tertutup rapat, apalagi disediakan
antioksidan yang cocok. Vitamin dalam bentuk ester asetat atau palmitat bersifat lebih stabil
dibanding bentuk alkohol maupun aldehid. Di dalam praktek, terutama dalam penyimpanan, vitamin
A bersifat tidak stabil. Struktur vitamin A terdiri atas lingkar beta-ionon yang membawa dua satuan

19 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
isoprena. Vitamin A rentan terhadap oksidasi dan amat cepat terswaoksidasi. Vitamin A rusak bila
tersingkap sinar ultra ungu.

Sumber Vitamin A

Vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Vitamin A 1 (retinal), terutama banyak
terkandung dalam hati ikan laut. Vitamin A 2 (retinol) atau 3-dehidro retinol, terutama terkandung
dalam hati ikan tawar. Vitamin A yang berasal dari minyak ikan, sebagian besar ada dalam bentuk
ester. Vitamin A juga terkandung dalam bahan pangan, seperti mentega (lemak susu), kuning telur,
keju, hati, hijauan dan wortel. Warna hijau tumbuh-tumbuhan merupakan petunjuk yang baik
tingginya kadar karoten. Buah-buahan berwarna merah dan kuning, seperti cabe merah, wortel,
pisang, pepaya, banyak mengandung provitamin A, ß-karoten. Untuk makanan, biasanya vitamin A
terdapat dalam makanan yang sudah difortifikasi (ditambahkan nilai gizinya).

Penggunaan
merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam lemak yang berperan penting dalam
pembentukan sistem penglihatan yang baik, Vitamin A banyak berperan dalam
pembentukan indra penglihatan bagi manusia. Vitamin ini akan membantu mengkonversi sinyal
molekul dari sinar yang diterima oleh retina untuk menjadi suatu proyeksi gambar di otak kita.
Senyawa yang berperan utama dalam hal ini adalah retinol. Bersama dengan rodopsin, senyawa
retinol akan membentuk kompleks pigmen yang sensitif terhadap cahaya untuk mentransmisikan
sinyal cahaya ke otak. Oleh karena itu, kekurangan vitamin A di dalam tubuh seringkali berakibat fatal
pada organ penglihatan. Vitamin A juga dapat melindungi tubuh dari infeksi organisme asing,
seperti bakteri patogen. Mekanisme pertahanan ini termasuk ke dalam sistem imun eksternal, karena
sistem imun ini berasal dari luar tubuh. Vitamin ini akan meningkatkan aktivitas kerja dari sel darah
putih dan antibodi di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih resisten terhadap
senyawa toksin maupun terhadap serangan mikroorganisme parasit, seperti bakteri patogen dan virus.
Vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal, berfungsi juga memelihara
pertumbuhan tulang terutama kegiatan osteoblast. Vitamin A berfungsi untuk memelihara
pembentukan sperma pada pria dan penyerapnya pada wanita.
Kecukupan vitamin A yang di anjurkan oleh Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional untuk
orang Indonesia adalah bagi bayi dan anak –anak dibawah umur 10 tahun 1.200-2.400 Internasional
Unit(IU) dan bagi orang dewasa 3.500-4.000 IU ( satu IU setara dengan 0,3 u g retinol, atau 0,6 u g
beta karoten murni) orang yang sedang menyusui dan mengandung membutuhkan lebih banyak
vitamin A.
Dampak

20 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A, antara lain
rabun senja (night blindness)), katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh,
keratinisasi (sel epithel kering), kulit yang tidak sehat, bersisik dan mengelupas. Terutama pada anak-
anak.
Kelebihan vitamin A (50.000-100.000 IU) mengakibatkan keracunan dengan ditandai kemunculan
gejala-gejala, antara lain pengapuran tulang, sakit rangka pada bayi hilangnya napsu makan, mual,
berat badan menurun, pusing, luka di sudut mulut, bibir pecah-pecah, rambut rontok,nyeri tulang dan
cepat marah. Kemungkinan terjadinya hipervitaminosis dalam makanan tipis.
H. Anti Oksidan

21 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
BAB III
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Berdasarkan kegunaannya zat aditif pada makanan terdiri dari pengawet,
pemanis, pewarna, penyedap rasa. Berdasarkan sumbernya zat aditif tersebut masih
terbagi menjadi 2 (dua) yaitu alami dan buatan. Penggunaan zat aditif secara berlebihan
akan berdampak buruk bagi kesehatan.

1.2. Saran
1. Hati-hati dalam memilih makanan.
2. Batasi penggunaan zat aditif, terutama zat aditif sintetis, pada makanan.
3. Perhatikan ingredient atau bahan-bahan yang terkandung dalam produk pangan pada
label makanan, Sebaiknya hindari membeli produk yang tidak mencantumkan
informasi bahan kandungannya.
4. Lihat tanggal kadaluarsa yang tertera pada label kemasan makanan.
5. Jangan mudah tergoda oleh jajanan yang berharga sangat murah di luar kewajaran.
6. Masyarakat diharapkan berhati-hati terhadap makanan yang menggunakan bahan
tambahan pangan, seperti pewarna dalam makanan karena bisa saja pewarna yang
digunakannya bukan untuk makanan. Sehingga sangat beresiko bagi kesehatan kita

22 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
1 Makalah Kimia Rumah Tangga
Zat aditif pada Makanan
A. DAFTAR PUSTAKA

Aleysius, HGondosari. 2009. Energy 5 elemen: gula pasir, gula batu, dan gula merah.
http://www.5elemen.com/ Diakses tanggal 21 september 2012 .
Anonim. 2012. Mengenal Sumber Umami Alami. http://kulinologi.biz/. Diakses tanggal 28
september 2012.
Anonim. 2009. Pengemasan dan Pengawetan. http://lordbroken.wordpress.com Diakses
tanggal 28 september 2012.
Anonim. 2008. FAQ Tentang monosodium glutamate (MSG).
http://zulliesikawati.wordpress.com Diakses tanggal 28 september 2012.
Charlotte Tambunan, Karina . 2008. Aspartam Racun Manis yang Mematikan.
http://www.wikimu.com Diakses tanggal 28 september 2012.
Pamungkas, Eko.dkk. 2009. Zat Additif Makanan. http://id.scribd.com/ Diakses tanggal 21
september 2012.
Anonim.-.Aspartam. http://id.wikipedia.org/ Diakses tanggal 22 september 2012.
Marta. 2009. Pemanis Buatan Aspartam.http://marta1229.wordpress.com/ Diakses tanggal 22
september 2012.
http://lansida.blogspot.com/2010/08/bawang-putih-allium-sativum-l.html Diakses tanggal 22
september 2012.
Atal CK., &amp; BM. Kapur, 1982, Cultivation and Utilization of Medicinal Plants.,
Regiolan Research Laboratory., Council of Scientific &amp; Industrial Research., Jammu-
Tawi., India., P.744.
Sugiarto, Bambang dkk. 2010. Kimia Dasar Untuk Pendidikan Sains. Surabaya; Unesa
University Press.
Faizah, Ulfi. 2012. Pengembangan LKS IPA Terpad Pada Materi Zat Aditif Untuk Melatih
Keterampilan Proses Siswa SMP Negeri 2 Kota Kediri. Tidak dipublikasikan. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Indiarti. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Pembelajaran
IPA Materi Zat Aditif Makanan Dan Kaitannya Dengan Kesehatan Di Kelas VIII SMP
Negeri 2 Malang. Tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

2 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
Siregar, Roselda. 2009. Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan
Terhadap Mutu Marmalade Sirsak (Annona Muricata L). Medan: Universitas Sumatera
Utara.
Anonim. 2010. Kurkumin. khttp://lordbroken.wordpress.com/2010/05/31/kurkumin-
kunyit/ . 22 September 2012.
Anonim. 2010. Kunyit.khttp://www.ramuantradisional.com/2009/12/kunyit.html. 22
September 2012.
Anonim. 2010. Minyak atsiri. http://www.kakalushop.com/30-minyak-atsiri-essential. 22
September 2012.
Anonim. 2010. Minyak atsiri. http://manfaat.org/search/pengertian-desmetoksikumin
. 22 September 2012.
Anonim. 2010. sirrosiris. http://lordbroken.wordpress.com. 22 September 2012.
Anonim. 2010. Minyak atsiri. http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id. 22 September 2012.
Anonim. 2010. Manfaat dan efek samping kunyit. http://racikanobatku.blogspot.com. 22
September 2012.
edf4.files.wordpress.com. identifikasi bahan kimia. Diakses tanggal 21 september 2012
Anonim. 2010. Zat additive. http://chemiskimia.findtalk.biz/ Diakses tanggal 21 september
2012
Anonim. 2012. Kenapa gula itu manis. http://pertanyaan.com/ Diakses tanggal 21 september
2012
Anonym. 2009. Kristal Ionik. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-
universitas/ikatan-dan-struktur/kristal-ionik/ . 22 September 2012.
International Programme On Chemical Safety. -. Benzoic Acid And Sodium Benzoate.
http://www.inchem.org/documents/cicads/cicads/cicad26.htm . 22 September 2012.
http://ml.scribd.com/doc/71610329/Laporan-Praktikum-Kimia-Zat-Warna
Anonim. 2010. nutrisi. http://www.kesehatan123.com/3253/pengertian-nutrisi-dan-fungsinya/
. 28 September 2012.
Anonim. 2010. vitamin. http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_A . 28 September 2012.
Zakiyah, Ismatuz. 2011. Pemanis buatan. http://www.scribd.com/doc/73538610/5/PEMANIS-
BUATAN . 28 September 2012.
Anonim. 2011. Pemanis buatan. http://rewisa.files.wordpress.com/2010/10/pemanis-buatan.ppt . 28
September 2012.
Sakidja. 1989. Kimia Pangan. Jakarta: LPTK.

3 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan
Seta, Linus A.N. 2012. Pengaruh Kadar CMC Na Sebagai Bahan Pengental Terhadap Sifat
Fisik Lotion Repelan MinyakAtsiri Akar Wangi. Semarang: Akademi Farmasi.
Setyawan Ari. 2009. Na-CMC. http://soulkeeper28.files.wordpress.com/2009/01/na-cmc.pdf .
Diakses tanggal 2 Oktober 2012.
Anonim. 2012. Lesitin. http://id.wikipedia.org/wiki/Lesitin. Diakses tanggal 2 Oktober 2012.
Pajri, Muhammad. 2012. Lesitin Sebagai Emulsifier.
http://muhammadpajri1991.blogspot.com/2012/01/lesitin-sebagai-emulsifier.html . Diakses tanggal 2
Oktober 2012.
Venika, Cynthia. 2012. Kuning Telur Membuat Terlihat Sehat, Segar dan Bugar.
http://cynthiavenikalioe.com/kuning-telur-membuat-terlihat-sehat-segar-dan-bugar.html . Diakses
tanggal 2 Oktober 2012.
Anonim. 2010. Emulsi Dan Susu. http://dita8.wordpress.com/2010/06/07/emulsi-dan-susu/ . Diakses
tanggal 2 Oktober 2012.

4 Makalah Kimia Rumah Tangga


Zat aditif pada Makanan

Anda mungkin juga menyukai