Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha
Pengasih Lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul “Zat Aditif Pada Makanan” dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Nurul
Hidayati,Mpd yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini serta semua pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala bantuan yang telah
di berikan.
Tiada gading yang tak retak, demikian juga makalah ini apabila ada kekurangan kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca guna untuk memperbaiki makalah ini agar menjadi
lebih baik. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat yang besar dan dapat di aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis
A. Latar Belakang
Makanan merupakan sumber energi yang dibutuhkan manusia untuk
kelangsungan kehidupannya. Namun makanan dapat menjadi sumber penyakit jika
tidak memenuhi kriteria sebagai makanan baik, sehat dan aman. Berbagai kontaminan
dapat mencemari bahan pangan sehingga tidak layak konsumsi. Fungsi makanan adalah
untuk kelangsungan hidup dan menjaga agar mahkluk hidup sehat lahir dan batin.
Selain itu kualitas makanan yang dikonsumsi berpengaruh terhadap kualitas hidup dan
perilaku mahkluk hidup itu sendiri. Oleh karena itu setiap mahkluk hidup selayaknya
berusaha untuk mendapatkan makanan yang baik.
Kualitas makanan atau bahan makanan di alam ini tidak terlepas dari berbagai
pengaruh seperti kondisi dan lingkungan, yang menjadikan layak atau tidaknya suatu
makanan itu dikonsumsi. Pada makanan kemasan yang banyak kita jumpai di
supermarket biasanya mengandung zat aditif. Sebagai konsumen yang pertama kali kita
lihat adalah label yang tertera pada kemasan makanan yang akan kita beli. Dari label
tersebut kita dapat mengetahui hal banyak tentang produk- produk tersebut, sehingga
kita dapat berhati-hati memilih makanan dengan mengetahui zat aditif yang terkandung
pada makanan tersebut. Semakin hari semakin banyak pula zat aditif berbahaya pada
makanan, maka kita harus lebih berhati-hati dan waspada soal makanan dengan
memperhatikan kandungan zat aditif pada makanan serta kebersihan lingkungan. Zat
aditif terdiri dari pengawet, penyedap rasa, pemanis, pewarna, pengemulsi, dan
antioksidan.
B. Tujuan
1. Mengetahui macam zat aditif alami dan buatan pada makanan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Mendeskripsikan rumus struktur kimia dari zat aditif alami dan buatan pada makanan.
3. Mengetahui kandungan zat kimia yang ada dalam zat aditif makanan.
4. Mengetahui bahaya yang ditimbulkan dai zat aditif pada makanan.
a) Penggunaan
MSG berwujud serbuk kristal berwarna putih dan tidak berbau yang dalam
larutan terdisosiasi menjadi glutamat dan natrium. Glutamat dalam MSG memberi
rasa gurih. MSG sebagai penguat cita rasa karena zat ini mampu
menyeimbangkan, menyatukan, dan menyempurnakan persepsi total rasa lainnya.
Sebagai pemberi cita rasa dan dalam jumlah yang tepat, MSG memiliki
kemampuan untuk memperkuat senyawa aktif rasa lainnya, menyeimbangkan, dan
menyempurnakan rasa keseluruhan pada masakan tertentu sehingga MSG
memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun
masakan itu sebernarnya tidak memberikan rasa gurih yang berarti. MSG murni
sendiri tidak mempunyai rasa yang enak jika tidak dikombinasikan dengan bau
gurih yang sesuai. MSG tercampur dengan baik dengan daging, ikan, daging
unggas, berbagai sayuran, saus, dan sup.
b) Glutamat alami:
Glutamat adalah suatu asam amino yang dijumpai pada makanan yang kaya
akan protein. Asam amino adalah senyawa penyusun protein. Asam amino
glutamat merupakan salah satu asam amino yang paling banyak dijumpai dan
merupakan komponen penting protein. Glutamat dijumpai secara alami pada keju,
susu, jamur, daging, ikan, dan berbagai sayuran. Glutamat juga diproduksi
oleh tubuh dan merupakan senyawa vital dalam fungsi otak.
Menurut Dr Nuri Andarwulan, pakar teknologi pangan SEAFAST Center IPB,
Glutamat sebagai bahan umami adalah asam amino bahan penyusun protein
makanan (sayuran dan daging). “Glutamat bebas juga terdapat secara alami dalam
c) Dampak
Penggunaan MSG pada makanan dapat menyebabkan timbulnya
berbagai masalah kesehatan seperti kegemukan, kerusakan otak, kerusakan sistem
syaraf, depresi sampai kanker. Glutamat dalam bentuk bebas seperti MSG
merupakan senyawa exotoxin atau beracun.
Asam glutamat yang terdapat pada MSG bermanfaat untuk merangsang
dan menghantar pesan-pesan antar sel otak akan tetapi glutamat juga dapat
bersifat neurotoksik (bersifat racun pada saraf) jika konsentrasi dalam darah
meningkat setelah pemberian dalam dosis tinggi. Chinese restaurant syndrome
(CRS) atau sindrom restaurant china yang disebabkan oleh pemakaian MSG akan
menimbulkan rasa kesemutan pada punggung leher, rahang bawah, serta leher
bagian bawah yang kemudian terasa panas. Gejala lain adalah wajah berkeringat,
sesak dada bagian bawah dan pusing kepala.
C. Pemanis
Pemanis yaitu zat-zat yang dapat memberikan rasa manis, baik alami maupun buatan.
a) Penggunaan
Gula dapat memberikan rasa manis pada makanan karena di dalam
gula mengandung gugus glukosa, sehingga reseptor pada lidah
menerjemahkannya menjadi rasa manis
b) Dampak
Gula pasir merupakan makanan yang paling sering digunakan
dalam makanan dan minuman sehari-hari. Tetapi ternyata gula pasir
mempunyai dampak yang kurang baik bagi kesehatan pankreas dan
tubuh. Gula pasir merupakan karbohidrat sederhana yang sulit
dimetabolis dan diubah menjadi energi oleh pangkreas. Untuk mengubah
gula pasir menjadi gula darah, tubuh hanya memerlukan waktu 3 menit.
Tetapi untuk mengubah gula darah menjadi energi yang dapat disimpan
dalam otot, pankreas memerlukan waktu kira-kira 140 menit. Selain itu,
Indeks Lelah pankreas mencapai nilai +5. Nilai ini berlalu untuk 1/2
sendok gula atau 1 sendok gula. Dengan demikian, mengolah gula pasir
menjadi energi merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan bagi
pankreas. Pankreas yang normal hanya mampu mengubah 1/2 sendok
makan gula pasir menjadi energi setiap hari. Berat 1/2 sendok makan
gula pasir kira-kira 5 gram. Bila kita mengkonsumsi lebih dari 1/2
sendok gula, maka sisanya akan menjadi gula darah dan lemak tubuh.
Akibatnya adalah orang menjadi bertambah gemuk, dan lama-kelamaan
2. Pemanis Sintetis
Pemanis sintetis adalah pemanis pengganti gula pasir atau gula tebu atau
sukrosa.
Contoh : aspartam.
Aspartam merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl-
phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester
dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam
amino essensial fenilalanina.
Rumus Struktur aspartam
C14H18N2O5
a) Penggunaan
Aspartam merupakan pemanis rendah kalori dengan kemanisan
200 kali kemanisan gula (sukrosa), sehingga untuk mencapai titik
kemanisan yang sama diperlukan aspartam kurang dari satu persen
sukrosa. Seperti banyak peptida lainnya, kandungan energi aspartam
sangat rendah yaitu sekitar 4 kCal (17 kJ) per gram untuk
menghasilkan rasa manis sehingga kontribusi kalorinya bisa diabaikan
sehingga menyebabkan aspartam sangat populer untuk menghindari
kalori dari gula.
Keunggulan aspartam yaitu mempunyai energi yang sangat
rendah, mempunyai cita rasa manis mirip gula, tanpa rasa pahit, tidak
merusak gigi, menguatkan cita rasa buah-buahan pada makanan dan
7 Makalah Kimia Rumah Tangga
Zat aditif pada Makanan
minuman, dapat digunakan sebagai pemanis pada makanan atau
minuman pada penderita diabetes.
Aspartam merupakan turunan utama dari senyawa asam-asam
amino. Jenis asam amio yang digunakan untuk memproduksi aspartam
adalah asam aspartik dan fenilalanine. Semua molekul asam amino
memiliki sifat yang umum, yaitu dibentuk atas kelompok amin dan
rantai samping. Sifat dari rantai samping itulah yang membedakan
setiap jenis asam amino. Sifat lain dari asam amino adalah
kemampuannya untuk membentuk konfigurasi molekular yang
berbeda, atau disebut isomer. Isomer tersebut dibedakan dengan huruf
L dan D. Aspartam dibentuk oleh isomer L, satu-satunya kombinasi
isomer yang menghasilkan rasa manis. L-asam aspartik memberikan
rasa hambar dan L-fenilalanine memberikan rasa pahit. Namun
kombinasi keduanya menghasilkan rasa manis seperti gula.
b) Dampak
Penggunaan aspartam yang berlebihan dapat mengakibatkan
gangguan saraf dan tumor otak. Dalam keadaan normal, fenilalanina
diubah menjadi tirosina dan dibuang dari tubuh.
Gangguan dalam proses ini (penyakitnya
disebut fenilketonuria atau fenilalaninemia atau fenilpiruvat
oligofrenia, disingkat PKU) menyebabkan fenilalanina tertimbun
dalam darah dan dapat meracuni otak serta menyebabkan
keterbelakangan mental. Penyakit ini diwariskan secara genetik, tubuh
tidak mampu menghasilkan enzim pengolah asam amino fenilalanina,
sehingga menyebabkan kadar fenilalanina yang tinggi di dalam darah,
yang berbahaya bagi tubuh.
Macam pemanis sintetis, selain aspartame, dapat dilihat di lampiran.
D. Pengawet
E. Pewarna
Tujuan pemberian zat pewarna makanan agar bahan makanan tampak lebih
menarik dan lebih segar, sehingga menimbulkan selera orang untuk mencicipinya.
Penggolongan zat pewarna berdasarkan sumbernya zat pewarna digolongkan menjadi
pewarna alami dan pewarna sintetik. Untuk pewarna makanan digolongkan berdasarkan
kelarutannya dalam air. Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan
2. Pewarna sintetis
Karena zat pewarna yang diperoleh dari alam pilihan warnanya sangat
sedikit, maka dicari alternatif lain untuk memproduksi zat-zat pewarna tersebut
dilaboratorium maupun dalam skala insdustri yang dikenal sebagai pewarna
sintetik. Zat warna sintetik ditemukan William Henry Perkins tahun 1856, namun
baru mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat
warna buatan digunakan untuk industri makanan maupun dalam laboratorium.
Penggunaan pewarna sintetik mempunyai kadar maksimum yang dianjurkan, jika
digunakan melebihi kadar maksimum yang dianjurkan dapat menggangu
kesehatan. Namun dalam penggunaanya masyarakat lebih memilih pewarna
sintetik. Berikut beberapa alasan masyarakat lebih memiliki pewarna sintetik :
a. lebih banyak pilihan warna dan harganya yang murah
b. lebih tahan lama dan dapat menghasilkan warna yang kuat dalam jumlah
sedikit.
13 Makalah Kimia Rumah Tangga
Zat aditif pada Makanan
c. Warna yang dihasilkan dari pewarna sintetik akan tetap cerah meskipun sudah
mengalami proses pengolahan dan pemanasan.
Salah satu contoh dari pewarna sintetis adalah tartrazin.
Tartrazin (dikenal juga sebagai E102 atau FD&C Yellow 5) adalah pewarna
kuning lemon sintetis yang umum digunakan sebagai pewarna makanan. Tartrazin
merupakan turunan dari coal tar, yang merupakan campuran dari senyawa fenol,
hidrokarbon polisiklik dan heterosklik. Karena kelarutannya dalam air, tartrazin
umum digunakan sebagai bahan pewarna minuman. Absorbansi maksimal senyawa
ini dalam air jatuh pada panjang gelombang 427±2 nm.
F. Pengemulsi
Pengemulsi, pemantap dan pengental (emulsifier, stabilizer) adalah bahan
tambahan makanan yang dapat membantu terbentuknya terbentuknya atau
memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Bahan tambahan
makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yang mengandung air dan minyak,
misalnya saus selada, margarine dan es krim. Ada beberapa contoh dari bahan-bahan
yang dapat digunakan sebagai emulsifier diantaranya adalah pektin dan
karboksimetilselulosa natrium (Na-CMC).
Pengemulsi merupakan senyawa aktif permukaan yang mampu menurunkan
tegangan antarpermukaan antara antarmuka udara-cairan dan cairan-cairan.
Kemampuan ini merupakan akibat dari struktur molekul pengemulsi; molekulnya
mengandung dua bagian yang jelas, satu bagian mempunyai sifat polar atau sifat
hidrofil, bagian yang lain bersifat non polar atau hidrofob.
1. Pengemulsi Alami
Ada beberapa zat pengemulsi alami yang sering digunakan untuk membantu
mengentalkan suatu produk makanan, salah satunya adalah telur.
Telur Sebagai Emulsi
Salah satu contoh emulsifier yang sering digunakan adalah lesitin. Lesitin dapat
bersumber dari telur maupun kedelai. Lesitin mempunyai struktur seperti lemak tetapi
mengandung asam fosfat, gugus polar dan gugus non polar. Gugus polar yang terdapat
pada ester, fosfatnya bersifat hidrofilik (cenderung larut air), sedang gugus non polar
yang terdapat pada ester asam lemaknya bersifat lifofilik (cenderung larut dalam
lemak).
G. Nutrisi
Zat ini memang menjadi asupan utama bagi tubuh seseorang dalam melakukan berbagai
kegiatan sebagai pembentuk energi penting.
Jenis nutrisi
1. Karbohidrat
karbohidrat, jenis nutrisi ini adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon,hydrogen
serta oksigen.
2. Vitamin
Vitamin juga menjadi sarana nutrisi yang tak kalah penting untuk mengatur metabolisme
dalam tubuh
3. Mineral
Meniral serta air juga merupakan jenis nutrisi yang penting bagi tubuh.
4. Protein
protein yang merupakan konstituen pentinguntuk semua sel-sel dalam tubuh.
5. Lemak
lemak sebagai jenis nutrisi yang juga diperlukan oleh tubuh kita, lemak berperan sebagai
sumber energi yang dipadatkan.
Fungsi Nutrisi Bagi Tubuh
Berdasarkan pengertian Nutrisi itu sendiri , Fungsi nutrisi itu sendiri juga beragam
seperti sebagai proses pengambilan zat-zat makanan yang penting, sebagai subtansi organik
yang dibutuhkan organisme untuk bergerak normal. Namun nutrisi sangat berbeda dari
makanan yang kita makan tiap harinya, nutiri adalah apa yang terkandung dalam makanan
17 Makalah Kimia Rumah Tangga
Zat aditif pada Makanan
tersebut. Nutrisi juga berperan aktif sebagai asupan makanan yang sehat bagi tubuh, tubuh
setidaknya mengkonsumsi beberapa jenis makanan setiap harinya. Tidak lantas kita
menyepelekan nutrisi, sebab tidak semua makanan memiliki nutrisi. Nutrisi digunakan untuk
makanan sebagai pembentuk energi, dimana setiap jaringan dalam tubuh bekerja dengan baik.
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai suatu proses organisme yang menggunakan objek
utamanya yaitu makanan yang sering dikonsumsi dalam kondisi yang normal, dengan
menggunakan proses degesti, absorsi serta metabolisme yang pada nantinya akan membuang
beberapa zat yang memang tidak digunakan oleh tubuh.
Contoh Nutrisi
Vitamin A terdapat beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin A,
antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil asetat. Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali
merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang
paling banyak berperan aktif di dalam tubuh. Vitamin A banyak ditemukan pada wortel, minyak
ikan, susu, keju, hati dan organ-organ kelenjar.
a. Rumus struktur
pada manusia, pengubahan karoten yang dimakan menjadi vitamin A berlangsung terutama di dalam
sel-sel lendir usus. Skemanya adalah sebagai berikut :
oksidasi reduksi
beta-karoten retinal retinol (vitamin A)
Sifat-sifat Vitamin A
Tumbuh-tumbuhan tidak mensintetis vitamin A, akan tetapi manusia dan hewan mempunyai
enzim di dalam mukosa usus yang sanggup merubah karotenoid provitamin A menjadi vitamin A.
Dikenal bentuk-bentuk vitamin A, yaitu bentuk alkohol, dikenal sebagai retinol, bentuk aldehid
disebut retinal, dan berbentuk asam, yaitu asam retinoat.
Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas dan lembab
dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang tengik. Retinol tidak
akan berubah dalam gelap, sehingga bisa disimpan dalam bentuk ampul, di tempat gelap, pada suhu di
bawah nol. Retinol juga sukar berubah, jika disimpan dalam tempat tertutup rapat, apalagi disediakan
antioksidan yang cocok. Vitamin dalam bentuk ester asetat atau palmitat bersifat lebih stabil
dibanding bentuk alkohol maupun aldehid. Di dalam praktek, terutama dalam penyimpanan, vitamin
A bersifat tidak stabil. Struktur vitamin A terdiri atas lingkar beta-ionon yang membawa dua satuan
Sumber Vitamin A
Vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Vitamin A 1 (retinal), terutama banyak
terkandung dalam hati ikan laut. Vitamin A 2 (retinol) atau 3-dehidro retinol, terutama terkandung
dalam hati ikan tawar. Vitamin A yang berasal dari minyak ikan, sebagian besar ada dalam bentuk
ester. Vitamin A juga terkandung dalam bahan pangan, seperti mentega (lemak susu), kuning telur,
keju, hati, hijauan dan wortel. Warna hijau tumbuh-tumbuhan merupakan petunjuk yang baik
tingginya kadar karoten. Buah-buahan berwarna merah dan kuning, seperti cabe merah, wortel,
pisang, pepaya, banyak mengandung provitamin A, ß-karoten. Untuk makanan, biasanya vitamin A
terdapat dalam makanan yang sudah difortifikasi (ditambahkan nilai gizinya).
Penggunaan
merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam lemak yang berperan penting dalam
pembentukan sistem penglihatan yang baik, Vitamin A banyak berperan dalam
pembentukan indra penglihatan bagi manusia. Vitamin ini akan membantu mengkonversi sinyal
molekul dari sinar yang diterima oleh retina untuk menjadi suatu proyeksi gambar di otak kita.
Senyawa yang berperan utama dalam hal ini adalah retinol. Bersama dengan rodopsin, senyawa
retinol akan membentuk kompleks pigmen yang sensitif terhadap cahaya untuk mentransmisikan
sinyal cahaya ke otak. Oleh karena itu, kekurangan vitamin A di dalam tubuh seringkali berakibat fatal
pada organ penglihatan. Vitamin A juga dapat melindungi tubuh dari infeksi organisme asing,
seperti bakteri patogen. Mekanisme pertahanan ini termasuk ke dalam sistem imun eksternal, karena
sistem imun ini berasal dari luar tubuh. Vitamin ini akan meningkatkan aktivitas kerja dari sel darah
putih dan antibodi di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih resisten terhadap
senyawa toksin maupun terhadap serangan mikroorganisme parasit, seperti bakteri patogen dan virus.
Vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal, berfungsi juga memelihara
pertumbuhan tulang terutama kegiatan osteoblast. Vitamin A berfungsi untuk memelihara
pembentukan sperma pada pria dan penyerapnya pada wanita.
Kecukupan vitamin A yang di anjurkan oleh Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional untuk
orang Indonesia adalah bagi bayi dan anak –anak dibawah umur 10 tahun 1.200-2.400 Internasional
Unit(IU) dan bagi orang dewasa 3.500-4.000 IU ( satu IU setara dengan 0,3 u g retinol, atau 0,6 u g
beta karoten murni) orang yang sedang menyusui dan mengandung membutuhkan lebih banyak
vitamin A.
Dampak
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan kegunaannya zat aditif pada makanan terdiri dari pengawet,
pemanis, pewarna, penyedap rasa. Berdasarkan sumbernya zat aditif tersebut masih
terbagi menjadi 2 (dua) yaitu alami dan buatan. Penggunaan zat aditif secara berlebihan
akan berdampak buruk bagi kesehatan.
1.2. Saran
1. Hati-hati dalam memilih makanan.
2. Batasi penggunaan zat aditif, terutama zat aditif sintetis, pada makanan.
3. Perhatikan ingredient atau bahan-bahan yang terkandung dalam produk pangan pada
label makanan, Sebaiknya hindari membeli produk yang tidak mencantumkan
informasi bahan kandungannya.
4. Lihat tanggal kadaluarsa yang tertera pada label kemasan makanan.
5. Jangan mudah tergoda oleh jajanan yang berharga sangat murah di luar kewajaran.
6. Masyarakat diharapkan berhati-hati terhadap makanan yang menggunakan bahan
tambahan pangan, seperti pewarna dalam makanan karena bisa saja pewarna yang
digunakannya bukan untuk makanan. Sehingga sangat beresiko bagi kesehatan kita
Aleysius, HGondosari. 2009. Energy 5 elemen: gula pasir, gula batu, dan gula merah.
http://www.5elemen.com/ Diakses tanggal 21 september 2012 .
Anonim. 2012. Mengenal Sumber Umami Alami. http://kulinologi.biz/. Diakses tanggal 28
september 2012.
Anonim. 2009. Pengemasan dan Pengawetan. http://lordbroken.wordpress.com Diakses
tanggal 28 september 2012.
Anonim. 2008. FAQ Tentang monosodium glutamate (MSG).
http://zulliesikawati.wordpress.com Diakses tanggal 28 september 2012.
Charlotte Tambunan, Karina . 2008. Aspartam Racun Manis yang Mematikan.
http://www.wikimu.com Diakses tanggal 28 september 2012.
Pamungkas, Eko.dkk. 2009. Zat Additif Makanan. http://id.scribd.com/ Diakses tanggal 21
september 2012.
Anonim.-.Aspartam. http://id.wikipedia.org/ Diakses tanggal 22 september 2012.
Marta. 2009. Pemanis Buatan Aspartam.http://marta1229.wordpress.com/ Diakses tanggal 22
september 2012.
http://lansida.blogspot.com/2010/08/bawang-putih-allium-sativum-l.html Diakses tanggal 22
september 2012.
Atal CK., & BM. Kapur, 1982, Cultivation and Utilization of Medicinal Plants.,
Regiolan Research Laboratory., Council of Scientific & Industrial Research., Jammu-
Tawi., India., P.744.
Sugiarto, Bambang dkk. 2010. Kimia Dasar Untuk Pendidikan Sains. Surabaya; Unesa
University Press.
Faizah, Ulfi. 2012. Pengembangan LKS IPA Terpad Pada Materi Zat Aditif Untuk Melatih
Keterampilan Proses Siswa SMP Negeri 2 Kota Kediri. Tidak dipublikasikan. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Indiarti. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Pembelajaran
IPA Materi Zat Aditif Makanan Dan Kaitannya Dengan Kesehatan Di Kelas VIII SMP
Negeri 2 Malang. Tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.