Anda di halaman 1dari 37

REFLEKS SARAF

BY
ARIFANDY PELEALU S.Kep Ns
TuJuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu Mengimplementasikan
Pemeriksaan Reflek
Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa Mampu Memahami pengertian
reflek
2. Mahasiswa Mampu menjelaskan perbedaan
reflek fisiologis dan patologis
3. Mahasiswa Mampu Mendemonstrasikan
pemeriksaan refleks.
Fungsi Refleks
Refleks superfisialis timbul
karena terangsangnya kulit
atau mukosa yang
mengakibatkan
berkontraksinya otot yang ada
dibawahnya atau disekitarnya.
Jadi bukan karena teregangnya
otot seperti pada refleks
dalam.
Tingkat jawaban refleks dapat
dibagi menjadi :
- (negatif) : Tidak ada refleks
sama sekali
+ : Kurang jawaban atau
jawaban lemah
+ + : Jawaban normal
+++ : Jawaban berlebih,
refleks meningkat
Hal-Hal yang perlu diperhatikan :
1. Klien dalam posisi duduk atau baring
2. Refleks sempurna dan posisi pasien
senyaman mungkin
3. Harus ada ketegaran optimal pada otot
yang akan diperiksa, hal tersebut
dicapai bila posisi pasien dengan letak
anggota gerak diatur dengan baik,
misalnya untuk menimbulkan refleks
biseps, triseps dan brakhioradialis
ialah pasien dalam keadaan duduk,
lengan bawah dan tangan berada
diatas paha
4. Rangsangan regangan yang
cukup, yaitu menjatuhkan
hammer refleks dengan gerakan
fleksi sendi tangan
5. Penguatan refleks, dengan cara
mengalihkan perhatian pasien
terhadap anggota gerak yang
akan diperiksa, dengan cara
mengajak berbicara atau
menarik tangan kanan dengan
tangan kirinya sekuat- nya
melalui jari-jari tangan
(Jendrassik)
Refleks Tendon
A. Refleks Biceps
1. Bila posisi klien duduk, lengan
bawah pronasi rileks diatas paha
Bila posisi klien terlentang, lengan
ditaruh diatas bantal
lengan bawah dan tangan diatas
abdomen
2. taruh Ibu jari pemeriksa diatas
tendon biseps
3. Ketukkan hammer diatas ibu jari
4. Respons normal berupa fleski dari
siku dan tampak kontraksi otot
biseps
B. Refleks Triseps
1.Posisi klien hampir sama dengan
refleks triseps
2.Posisi pemeriksa sebaiknya dari arah
samping belakang pasien
untuk mengamati kontraksi
3. Ketukkan hammer kira-kira 5 cm
diatas siku (olekranon)
4. Respons normal adalah ekstensi
dari siku dan tampak kontraksi
otot triseps
C. Refleks Brakhioradialis
(Refleks Radius)
1. Posisi pasien sama dengan refleks
biseps, hanya lengan bawah
harus berada antara pronasi dan
supinasi
2. Ketukkan hammer dengan
perlahan di bagian radius, kira-kira
5 cm diatas pergelangan tangan
3. Respons normal berupa lengan
bawah akan berfelksi dan
bersupinasi
D. Refleks Kuadriseps Femoris
(Refleks Patella)
1. Bila posisi pasien duduk, kaki tergantung
rileks ditepi tempat tidur, tangan
pemeriksa berada di atas lutut
2. Bila posisi klien terlentang : tangan atau
lengan bawah pemeriksa berada ditaruh
dibawah lutut klien (bisa diganti dgn
bantal), klien dalam keadaan fleksi sendi
lutut kira-kira 20 ° dan tumit klien harus
tetap berada diatas tempat tidur
3. Ketukkan pada tendon muskulus
kuadriseps femoris, dibawah patella
4. Respons normal berupa gerakan ekstensi
dari tungkai bawah disertai dengan
kontraksi otot kuadriseps
E. Refleks Tendon Achilles (APR)
1. Bila posisi klien duduk, kaki dorsofleksi
optimal (sama seperti posisi refleks
biseps)
2. Bila posisi klien terlentang, fleksi panggul
dan lutut sambil sedikit rotasi paha keluar
3. Pemeriksa memegang ujung kaki untuk
memberikan sikap dorsofleksi ringan pada
kaki
4. Ketukkan hammer diatas tendon achilles
5. Respon normal berupa gerak plantar fleksi
pada kaki dan kontraksi otot triseps sure
2. Refleks Kulit/Superfisialis
A. Refleks Dinsing Perut Superfisialis
1. alat yang digunakan benda berujung tumpul
seperti kunci atau ujung refleks hammer
2. Posisi klien terlentang, tungkai diganjal
bantal kedua lengan di letakkan disamping
tubuh dan upayakan relaksasi
3. Instruksikan klien untuk menutup mata dan
anjurkan nafas panjang
4. Goreskan kunci atau ujung refleks hammer
diseluruh kuadran perut klien dengan arah
luar menuju arah umbilikus
5. Respon normal berupa kontraksi otot perut
dan umbilikus ber- gerak ke arah otot yang
kontraksi
B. Refleks Kremaster
1. Alat yang digunakan ujung refleks
hammer
2. Posisi pasien berbaring terlentang
dengan paha sedikit abduksi
3. Goreskan dengan ujung refleks
hammer pada permukaan
dalam medial kedua pangkal
paha
4. Respons normal berupa kontraksi
skrotum dan kremaster
C. Refleks Anus Superfisialis
1. Gunakan sarung tangan
2. Posisi klien Dorsal Recumbent
dan upayakan relaksasi
3. Ujung jari pemeriksa dengan
menggunakan sarung tangan di-
tusukkan secara ringan kedalam
cincin anus klien
4. Refleks normal berupa kontraksi
otot sfingter eksternus
D. Refleks Bulbokavernosus
1. Posisi klien berbaring dan
upayakan relaksasi
2. Cubit kulit penis atau gland penis
3. Refleks normal berupa kontaksi
otot bulbokavernosus
E. Refleks Plantar
1. kaki relaksasi
2. Telapak kaki digores dengan
benda yang agak runcing
3. Respons normal berupa kaki
melakukan gerakan plantar fleksi
biasanya diikuti dengan gerakan
menari kaki
G. Refleks kornea
3. Refleks Patologis
A. Refleks Babinski
1. Posisi klien berbaring dan relaksasi dengan
tungkai diluruskan
2. Goresan harus dilakukan perlahan, jangan
sampai menimbulkan rasa nyeri
3. Pemeriksa memegang pergelangan kaki supaya
kaki tetap pada tempatnya
4. Telapak kaki dogores dengan benda berujung
agak tajam dari arah tumit menyusur bagian
lateral menuju pangkal ibu jari
5. Respons refleks beryupa dorsofleksi dari ibu jari
dan biasanya disertai dengan pemekaran dari
jari-jari lainnya disebu tanda babinski positif
B. Refleks Chaddock
1. Goreskan bagian lateral
maleolus
2. tanda babinski akan timbul
C. Refleks Oppenheim
1. Urut dengan kuat tibia dan otot
tibialis anterior dengan arah me-
ngurut ke bawah (distal)
2. Tanda babinski akan timbul
E. Refleks Gonda
1. Tekan satu jari kaki dan
kemudian lepaskan dengan
sekonyong- konyong
2. tanda babinski akan timbul
F. Refleks Schaefer
1. Tekan (cubit) tendon achilles
2. tanda babinski akan timbul
G. Refleks Hoffmann - Tromner
1. Pergelangan tangan klein dipegang
dan jari-jarinya diinstruksi- kan
untuk fleski (sambil rileks)
2. Kemudian jari tengah klien kita
jepit diantara telunjuk dan jari
tengah kita ,dengan ibu jari kita
"gores kuat (nap) ujung jari tengah
pasien
3. Respon refleks : fleksi jari telunjuk
serta fleksi dan adduksi ibu jari.
H. Refleks Rosolimo
1. Ketukkan bagian basis telapak
jari-jari kaki
2. Respon refleks berupa fleski dari
jari-jari kaki
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai