SELAMAT BERTEMU
OLEH
Thamrin A. Kum
DESKRIPSI
MATA KULIAH
BAB II
PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
1. Pengertian
2. Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
BAB III
PROSES PENELITIAN
1. Langkah-langkah kegiatan penelitian
2. Masalah dan rumusan masalah
3. Varibel penelitian
4. Landasan teori, kerangka berpikir dan pengajuan hipotesis
5. Populasi dan Sampel
6. Teknik pengumpulan data
7. Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian
8. Teknik analisis data
BABA I
KONSEP DASAR PENELITIAN
Pengertian
Penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan
analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dengan
menggunakan metode-metode ilmiah.
Metode ilmiah ini telah dikembangkan secara intensif
melalui berbagai uji coba sehingga telah memiliki prosedur
yang baku
Perlunya penelitian
1. Pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia
sangat terbatas dibandingkan dengan lingkungannya yang
begitu luas
2. Manusia memiliki dorongan untuk mengetahui
3. Manusia dlm kehidupannya selalu dihadapkan kepada
masalah yg membutuhkan penyelesaian
4. Manusia merasa tdk puas dengan apa yg telah dicapai
Tujuan penelitian
1. Ingin membuktikan teori-teori yang sudah ada
2. Menemukan adanya teori-teori baru atau produk yg baru
3. Mengembangkan hasil penelitian yg sudah ada.-
Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah :
1. Masalah yg dibahas harus benar-benar mempunyai arti
dan nilai positif, baik untuk perkembangan ilmu
pengetahuan maupun untuk kepentingan praktik
2. Pembahasannya disusun dengan metode berpikir ilmiah
3. Menggunakan gaya bahasa ilmiah
4. Pembahasan dan uraian ilmiah mulai dari awal sampai
akhir merupakan suatu rangkaian yg mempunyai hubungan
satu sama lain atau berkesinambungan.-
OBJEKTIVITAS
KETEPATAN
VERIFIKASI
KARAKTERISTIK
PENELITIAN
PENJELASAN RINGKAS
EMPIRIS
PENALARAN LOGIS
KESIMPULAN KONDISIONAL
Objektifitas
Objektivitas dicapai melalui keterbukaan,
menghindari subjektivitas, analisis datanya dapat
dipertanggungjawabkan
Ketepatan
A. Pengertian
Penelitian kuantitatif adalah metode penetian yang
berlandaskan pada Penelitian filsafat postifisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
isntrumen Penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan,
Filsafat postifisme memandang
realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan,
relatif tetap, konkrit teramati, terukur dan
hubungan gejala bersifat sebab akibat.
Metode Penelitian kualitatif adalah metode Penelitian yang
berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan
untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci,, tehnik pengumpulan data
dilakukan secara triangulassi (gabungan), analisis data
bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi
Filsafat post positivisme memandang realitas sosial sebagai
sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis penuh makna
dan hubungan gejala bersifat interaktif
B. Perbedaan Penelitian kuantitatif dan kualitatif
1. Perbedaan aksioma
Aksioma adalah pandangan dasar yang meliputi realitas,
hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel,
kemungkinan generalisasi dan peranan nilai.
a. Sifat realitas:
1) Metode kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme
di mana realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkrit,
dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan
menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah,
dapat diukur dan diverivikasi.
2) Metode Penelitian kualitatif berlandaskan filsafat post
positivisme di mana suatu realitas atau objek tidak dapat
dilihat sebagai parsial dan dipecah ke dalam beberapa variabel
Ibarat suatu mobil, peneliti kuantitatif dapat meneliti
mesinnya saja tetapi peneliti kualitatif akan meneliti semua
komponen dan hubungan satu dengan yang lain.
b Hubungan peneliti dengan yang diteliti
1) Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu di
luar dirinya sehingga hubungan antara peneliti
dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya
sehingga bersifat independent.
2) Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai
human instrumen sehingga peneliti harus
berinteraksi dan mengenal betul orang yang
memberikan data
c. Hubungan antar variabel
1) peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan
variabel lebih bersifrat sebab dan akibat
2) Dalam penelitian kualitatif melihat hubungan
antar variabel lebih bersifat interaktif (saling
mempengaruhi sehingga tidak diketahui mana
variabel independen dan dependen.
d. kemungkinan generalisasi
1) Umumnya penelitian Kuantitatif lebih menekankan pada
keluasan informasi (bukan kedalamannya) sehingga metode
ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan
variabel terbatas di mana data yang diteliti adalah data
sampel yang diambil dari populasi.
2) penelitian Kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi
lebih menekankan kedalaman infomasi sampai pada tingkat
makna dalam hal ini makna adalah data dibalik yang
tampak
BAB III
PROSES PENELITIAN Pengujian
Instrumen
Populasi Pengembangan
Dan
Sampel Instrumen
Masalah
Dan Landasan Perumusan Pengumpu- Analisis
Rumusan Teori Hipotesis lan data Data
Masalah
Kesimpulan
Dan saran
B. Masalah
Setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu
berangkat dari masalah.
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, penyimpangan antara yg seharusnya dengan
apa yg benar-benar terjadi, antara teori dan praktek,
antara aturan dan pelaksanaannya.
Untuk menemukan masalah yang akan diteliti perlu
dilakukan identifikasi masalah yang berisi beragam
masalah untuk selanjutnya peneliti memilih salah satu dari
yang teridentifikasi menjadi masalah penelitiannya
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data
Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah :
a. Rumusan masalah deskriptif
Suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri
(variabel yang berdiri sendiri) dalam hal ini peneliti tidak
membuat perbandingan variabel itu dengan variabel
yang lain.
contoh:
1) Seberapa baik kinerja pegawai di dinas Pendidikan Prov
Gorontalo,
2) Bagaimana sikap masyarakat terhadap Universitas
Muhammadiyah.
b. Rumusan masalah komparatif
Membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih, pada
dua atau lebih sampel yang berbeda.
Contoh
1) Adakah perbedaan produktifitas kerja antara pegawai
negeri, BUMN dan swasta?
2) Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja
antara pegawai swasta nasional dan perusahaan asing?
c. Rumusan masalah asosiatif;
Suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Rumusan masalah asosiatif ini teridiri atas tiga bentuk
hubungan yaitu:
1) Hubungan simetris
Suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama (bukan hubungan kausal
maupun hubungan interaktif.
Contoh :
Adakah hubungan antara warna rambut dengan
kemampuan memimpin
2) Hubungan causal
Hubungan yang bersifat sebab akibat.
Contoh:
Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi
kerja?
3) Hubungan interaktif /timbal balik:
Hubungan yang saling mempengaruhi. (tidak diketahui
mana variabel independen dan dependent.
Contoh:
Hubungan antara motivasi dan prestasi kerja.
D. Variabel Penelitian
1. Pengertian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yg berbentuk apa saja yg ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Contoh :
“Kinerja” ini dapat disebut variasi karena kinerja setiap
orang itu bervariasi.
2. Macam-Macam Variabel
a. Variabel independen (variabel bebas);
Merupakan variabel yg mempengaruhi atau yg
menjadi sebab perubahannya
b. Variabel dependen (variabel terikat);
Merupakan variabel yang dipengaruhi
Contoh :
“X“ “Y”
Komitmen Kerja Produktivitas Kerja
(Variabel Indevenden (Variabel Dependen)
c. Variabel moderato
Variabel yg mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungn antar variabel indevenden dengan
devenden
Contoh :
Jumlah Anak
(Variabel Moderator)
d. Variabel intervening
Variabel penyela/antara yg terletak diantara variabel
indevenden dan devenden
Contoh :
Budaya lingkungan
Tempat tinggal
(Variabel Moderator)
e. Variabel kontrol
Variabel yg dkendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel indevenden terhadap devenden tidak
dipengaruhi oleh faktor luar
Contoh :
Sig A, Limbosit T
Limbosit B,Laktoferin
Peningkatan sistem
Imunitas tubuh bayi
Resiko Diare
Faktor Lingkungan
Faktor Ekonomi
Faktor Kebersihan
4. Hipotesis
PENGERTIAN
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian.
Dikatakan sementara, karena jawaban yg diberikan baru
didasarkan pada teori yg relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yg diperoleh melalui pengumpulan data.
Penelitian yg merumuskan hipotesis adalah penelitian yg
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian
kualitatif tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru
diharapkan dapat ditemukan hipotesis yg dapat diuji oleh
peneliti dgn menggunakan pendekatan kuantitatif
Hipotesis penelitian terdiri dari :
a. Hipotesis kerja yang dinyatakan dalam kalimat positif
b. Hipotesis nol yang dinyatakan dalam kalimat negatif
Contoh :
Rumusan Masalah : “Apakah terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi persalinan”
1. Simple Random
1. Sampling sistematis
sampling
2. Sampling Kuota
2. Proportionate stratifed
3. Sampling incidental
random sampling
4. Purposive sampling
3. Disproportionate stratid
5. Sampling Jenuh
sampling
6. Snowball sampling
4. Area (cluster) sampling
A. Probability Sampling
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yg sama bagi setiap unsur yg ada
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
1. Simple Random Sampling
Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yg ada dalam populasi itu
2. Propotionate Stratified Sampling
Teknik digunakan bila populasi mempunyai unsur yg tdk
homogen dan berstrata secara proposional
3. Dispropotionate Stratified Random Sampling
Bila populasi berstrata tetapi kurang proposional
4. Cluster Sampling
Obyek yg diteliti sangat luas, mis. Penduduk dari suatu
negara, maka pengambilan sampel berdasarkan daerah yag
ditetapkan
B. Nonprobability Sampling
Nonprobbility Sampling adalah teknik pengambilan sampel
yg tdk memberi peluang/kesempatan yg sama bagi setiap
anggota sampel untuk dipilih menjadi sampel
1. Sampling Sistematis
Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yg telah diberi nomor urut
2. Sampling kuota
Tekinik menentukan sampel dari populasi yg mempunyai
cirii-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yg diinginkan
3. Sampling Insidental
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, artinya
siapa saja yg secara kebetulan bertemu dgn peneliti dpt
digunakan sebagai sampel
4. Sampling Puroposive
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu
5. Sampling Jenuh
Penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel, bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang
6. Snowball sampling
Teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian karena dibutuhkan lagi
jumlahnya ditambah lagi
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Interview (wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yg lebih mendalam dan jumlah respondenya
sedikit
Bentuk wawancara :
a. Wawancara terstruktur; peneliti sudah menyiapkan
pertanyaa-pertanyaan tertulis yg alternatif jawabannyapu
ntelah disiapkan
b. Wawancara tidak terstruktur ; peneliti menyiapkan garis-
garis besar pertanyaan dan belum menyiapkan jawabannya
2. Kuesioner (angket)
Sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis beserta
jawabannya yang disebarkan kepada responden
3. Observasi, berupa pengamatan berkenaan dengan perlaku
manusia, proses kerja dan gejala-gejala alam.
Peneliti menyiapkan pedoman observasi sesuai dengan
kebutuhan penelitian
H. Skala pengukuran dan Instrumen Penelitian
1. Skala Pengukuran
a. Pengertian
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yg digunakan
sebagai acuan untuk nilai yang ada dalam alat ukur
b. Macam-Macam skala pengukuran
1. Skala likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapa
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.
Dengan skala likert, maka variabel yg akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item instrumen yg dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan.
Jawaban setiap item instrumen yg menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif
Contoh :
Sangat setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Contoh bentuk Checklist :
Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan penapat
anda , dengan memberi tanda x (silang) pada kolom yang
tersedia
N0 Pertanyaan Jawaban
SS ST RG TS STS
1 Prosedur kerja yang baru itu
Akan segera diterapkan di
unit kerja anda
2.
3.
2. Skala Guttman
Skala pengukuran ini akan diperoleh jawaban yang tegas,
yaitu “ ya tidak”, “ pernah tidak pernah” dll
Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio
dikotomi (dua alternatif).
Jawaban diberi nilai “ 1 “ atau “ 0 “
Contoh :
Bagaimana pendapat anda, sebaiknya bayi diberi ASI (Air
susu ibu) ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
3. Semantic Defferensial
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap yang bentuknya
tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat
positif” terletak dibagian kanan, dan “sangat negatif”
terletak di bagian kiri.
Data yang diperoleh adalah data interval
Contoh :
Beri nilai gaya kepemimpinan
Manajer anda
Bersahabat 5 4 3 2 1 Tidak bersahabat
Tepat janji 5 4 3 2 1 Lupa Janji
Memberi pujian 5 4 3 2 1 Mencela
Mempercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi
4. Rating Scale
Skala pengukuran ini bersifat kuantitatif, dalam arti bahwa
responden tidak akan menjawab “tidak pernah atau
pernah” seperti pada skala pengukuran sebelumnya
melainkan menjawab salah satu jawaban kuantitatif (sudah
memiliki angka)
Prinsip dari pengukuran ini adalah mengartikan setiap
angka yang diberikn pada alternatif jawaban pada setiap
item instrumen .
Contoh : “ seberapa baik tata ruang kerja yang ada di unit
kerja anda ?
Berilah jawaban dengan angka :
4 bila tata ruang itu sangat baik
3 bila tata ruang itu cukuo baik
2 bila tata ruang itu kurang baik
1 bila tata ruang itu sangat tidak baiks
B. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran,
maka harus ada alat ukur yang baik.
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian.
Dengan demikian Instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan mengukur fenomena yang diamati yang
secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel
penelitian.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam
ilmu alam sudah banyak yang tersedia dan telah diuji
validitasnya dan reliabilitasnya seperti dalam ilmu alam
variabel “panas”, maka instrumennya adalah “calorimeter”,
variabel “suhu” instrumennya adalah “thermometer”
Untuk ilmu sosial ada juga yang sudah tersedia seperti
instrumen mengukur IQ
Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel
penelitian yang telah ditetpkan untuk diteliti.
Contoh :
Kalau yang diteliti tentang “Pengaruh kepemimpinan terhadap
produktifitas kerja pegawai”
Maka ada dua instrumen yang perlu dibuat, yaitu :
1. Instrumen untuk kepemimpin
2. Instrumen untuk produktifitas kerja
Cara menyusun instrumen :
Titik tolak dari penyusunan instrumen adalah variabel-
variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti.
Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi
operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indiktor yang akan
diukur. Dari indikator inilah kemudian dijabarkan menjadi
butir-butir pertanyaan atau pernyataan
Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu
digunakan “matrik pengembangan instrumen” atau “kisis-kisi
instumen”
contoh :
Misalnya variabel penelitian “ tingkat kekayaan “
Indikator kekayaan adalah :
1. Rumah
2. Kenderaan
3. Tempat belanja
4. Jenis makanan yang sering dimakan
5. Jenis olah raga yang dilakukan
Untuk indikator rumah, bentuk pertanyaannya adalah :
1. Berapa jumlah rumah
2. Dimana letak rumah
3. Berapa luas masing-masing rumah
4. Bagaimana kualitas bangunan rumah
Menetapkan indikator harus didukung dengan teori.
contoh :
Bapenas merumuskan indikator good public governance (tata
pemerintahan yang baik) di Indonesia adalah :
1. Berwawasan kedepan
2. Terbuka
3. Cepat tanggap
4. Bertanggung jawab
5. Profesional dan kompoten
6. Efisien dan efektif
7. Desentralistis
8. Demokratis
9. Mendorong partisipasi masy
10. Menjunjung tinggi supermasi hukum
11. Mendorong kemitraan dengan swasta dan masy
12. Berkomitmen pada tuntutan pasar
13. Berkomitmen pada pengurangan kesenjangan
14.Berkomitmen pada lingkungan hidup
Untuk memudahkan penyusunan instrumen dapat membuat
kisi-kisi instrumen, dengan format sebagai berikut :
Contoh :
Judul : Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan
dengan kecemasan dalam melahirkan di wilayah X
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan Penelitian
1.5. Manfaat Penelitian
Bab II Tinjauan Kepustakaan
2.1. Konsep
2.2. Penelitian yang relevan
2.3. Kerangka Konsep
2.4. Hipotesis Penelitian
Bab III. Metodelogi Penelitian
3.1. Tempat dan waktu Penelitian
3.2. Desain Penelitian
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Definisi Operasional
3.5. Populasi dan Sampel
3.6. Teknik Pengumpulan data
3.7. Teknik Analisis Data
3.7. Etika Penelitian