Anda di halaman 1dari 35

AFTER CARE PATIENT

TB PENGOBATAN BULAN VII DENGAN EFUSI


PLEURA DUPLEX

PEMBIMBING :
dr. Endang Prasetyowati, Sp.A

DISUSUN OLEH:
ANDHITYA WP TEIBANG
1620221216
IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. M
 Umur : 3 tahun 1 bulan
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Tanggal Lahir : 6 Desember 2014
 Alamat : Desa Wirogomo Dusun
Krajan Kidul RT 01 RW 04
 Suku Bangsa : Jawa
 Pendidikan : Belum sekolah
 Tanggal Kontrol ke RS : 8 Januari 2018
AYAH PASIEN

 Nama : Tn. A
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Usia : 27 tahun
 Alamat : Cileungsi Bogor Jawa
Barat
 Pekerjaan : Pedagang
 Agama : Islam
 Suku Bangsa : Jawa
RESUME SAAT SEBELUM MASUK RUMAH SAKIT (8
JANUARI 2018)

• Demam sumer 3 minggu

7 BULAN •

Batuk grok-grok
Pilek
• Keringat dingin di malam hari
SMRS •

Berat badan sulit naik
Nafsu makan berkurang

2 HARI • Batuk grok-grok


• Pilek
SMRS
• Kakek terdiagnosis flek paru dan sudah
RPK sembuh 1 tahun yang lalu

• Pekak di basal kedua lapang paru saat


PEMERIKSAAN perkusi
FISIK • Ronkhi di kedua lapang paru saat auskultasi

PEMERIKSAAN • Leukosit 13800


PENUNJANG • Thoraks AP efusi pleura dextra et sinistra
LAPORAN HASIL
KUNJUNGAN RUMAH
TABEL DAFTAR ANGGOTA KELUARGA

No Nama Kedudukan Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan


Kelamin (tahun)

1. Tn. K Kakek Laki-Laki 54 SD Buruh


Pabrik
2. Ny. M Nenek Perempuan 50 SD Beternak

3. Tn. A Ayah Laki Laki 28 SMP Pedagang


4. Ny.S Ibu Perempuan 27 SMP Ibu rumah
tangga
5. Nn.E Tante Perempuan 22 SMA Belum
Bekerja
GENOGRAM KELUARGA
DENAH RUMAH
EDUKASI SAAT KUNJUNGAN

• Tuberkulosis paru dan komplikasi


• menjaga kesehatan lingkungan rumah dan sekitar.
• Menjauhi faktor-faktor yang memicu sesak dan batuk
FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN
AFTER CARE PATIENT

 Keluarga bersedia untuk kunjungan dokter muda dan


menyambut kedatangan dengan ramah
 Keluarga memperhatikan dengan baik ketika diberikan
penjelasan mengenai keadaan pasien
 Keluarga berusaha untuk selalu mengontrol dan
mengawasi perkembangan kesehatan pasien terutama
ayah dan ibu pasien
 Keluarga berkeinginan dan berusaha untuk melakukan
hidup sehat
IDENTIFIKASI FUNGSI
KELUARGA
FUNGSI BIOLOGIS
An. M laki-laki berusia 3 tahun 1 bulan keluhan batuk dan
pilek tidak ada, nafsu makan membaik dan berat badan terus
menerus naik. Keadaan umum : baik, kesadaran compos
mentis.

Tanda-tanda vital :
HR: 100 x/menit
TD : 90/60 mmHg
RR: 26 x/menit
T : 36,60C
Antropometri :
BB : 13 Kg
TB : 96 cm
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normochepal, distribusi rambut merata, warna hitam,
tidak mudah dicabut dan kulit kepala sehat.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat,
isokor, 3 mm/3 mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak
langsung (+/+).
Hidung : Bentuk dan posisi normal, napas cuping hidung tidak ada, tidak
ada deviasi septum nasi, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis
Telinga : Bentuk normal, tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan tragus,
tidak ada tanda-tanda peradangan
Mulut : Mukosa bibir tidak kering, bibir tidak sianotik, lidah tidak kotor,
Leher : Tidak ada kelainan bentuk leher, kelenjar getah bening tidak
membesar
Thoraks : Bentuk normal, pergerakan napas simetris kanan dan kiri saat
statis dan dinamis
Paru:
• Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri dan dinamis, tidak ada
retraksi dada, tidak ada otot bantu napas tambahan serta tidak terdapat sela iga
melebar
• Palpasi : Tidak dapat dilakukan
• Perkusi : Pekak di basal kedua lapang paru
• Auskultasi: Suara napas vesikuler, ronkhi +/+ (minimal) dan tidak ada wheezing
Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
• Palpasi :lIctus kordis teraba 1 jari ke arah lateral di ICS V linea midclavicula
sinistra
• Perkusi : Tidak dapat dilakukan
• Auskultasi: Bunyi jantung I-II reguler, murmur dan gallop tidak ada.
Abdomen :
• Inspeksi : Datar
• Auskultasi: Bising usus normal
• Perkusi : Timpani di 4 kuadran abdomen
• Palpasi : Perabaan supel, tidak ada nyeri tekan, asites (-), hepar dan lien tidak
teraba
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada sianosis, tonus baik, CRT < 2 detik
FUNGSI PSIKOLOGIS

• Anak tunggal
• Ayah bekerja sebagai pedagang dan ibu bekerja sebagai ibu
rumah tangga.
• Ayah pasien berjualan ayam di Pasar Cileungsi Bogor dan
bertempat tinggal di Cileungsi.
• Ayah pasien pulang ke Ambarawa hanya setiap lebaran atau
acara keluarga yang besar.
FUNGSI EKONOMI

• Pendapatan bersih ayah sekitar 750.000-1000.000 per bulan


• Pendapatan kakek per hari sekitar 30.000.
• Nenek pasien setiap hari merawat dan mengambil rumput
untuk makanan sapi dan kambing.
• Ibu dan nenek pasien membuat gula aren dan di jual ke
warung-warung di dekat rumahnya.
• Penghasilan dari berjualan aren sekitar 20.000-30.000 per hari
nya.
FUNGSI RELIGIUS

• Ayah dan ibu pasien beragama islam.


• Keluarga pasien mengikuti pengajian setiap hari minggu dan
kamis.
• Pasien setiap sore hari belajar mengaji dengan ustad di
masjid dekat rumahnya.

FUNGSI SOSIAL BUDAYA

• Kedudukan keluarga pasien di tengah lingkungan sosial


adalah warga biasa

POLA KONSUMSI PASIEN

• Pasien mengonsumsi nasi putih dengan lauk bervariasi


seperti ayam, ikan, tahu ataupun tempe serta rutin minum
susu SGM. Pasien makan 3 kali sehari dimana setiap kali
makan pasien habis satu piring dan pasien minum susu
SGM 1 kali sehari yaitu saat siang hari.
IDENTIFIKASI FAKTOR-
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KESEHATAN
FAKTOR PERILAKU

• Pasien sebelum tidur harus memeluk dan


mencium boneka berbulu yang kotor dan penuh
debu serta sering bermain dengan kucing liar
yang berkeliaran di dalam rumah.

FAKTOR NON PERILAKU

• Jarak pelayanan kesehatan terdekat dari rumah


pasien yaitu sekitar 15 km dengan jarak tempuh
kurang lebih 1 jam dengan motor ataupun
angkutan desa. Terdapat sarana pelayanan
kesehatan yang dekat dengan rumah pasien
yaitu bidan desa namun hanya buka senin
sampai kamis pukul 07.00-12.00 WIB saja.
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
Rumah pasien terletak di Puncak Gunung Wirogomo dan
bersebelahan dengan Masjid Krajan Kidul.
Di depan rumah pasien terdapat kebun sayur-sayuran dan
belakang rumah pasien berbatasan langsung dengan tebing
sehingga rawan longsor
• Rumah pasien berukuran
6 meter x 8 meter.
• Lantai rumah masih
tanah
• Atap rumah langsung
genteng tanpa adanya
plafon
• Dinding rumah masih
kayu
Ventilasi udara dan pencahayaan kurang di rumah pasien.
Udara hanya masuk melalui pintu apabila dibuka di ruang
tamu dan ruang keluarga.
• Sirkulasi udara lembab.
• Dinding kamar banyak jamur
nya.
• Di atas tempat tidur banyak
terdapat boneka dan selimut
berbulu yang jarang di cuci.
• Di kolong tempat tidur
pasien banyak debu
• Kamar mandi hanya untuk
mandi dan BAK
• BAB biasanya menggunakan
WC yang berada di dekat
rumahnya.
• Letaknya dekat dengan kolam
ikan dan kandang ayam yang
hanya dibatasi oleh pagar kayu
saja
• Air kamar mandi berasal dari air
mata pegunungan.
• Memasak menggunakan kayu bakar
• Dapur serta ruang makan pasien bersebelahan dengan
kandang sapi dan kambing
Sumber listrik dari PLN
Sampah dibuang ke tempat sampah yang terletak di samping
rumah.
Di rumah pasien terdapat 1 ekor kucing liar yang bebas
berkeliaran di dalam rumah.
Permasalahan Penyelesaaian
Kurangnya pengetahuan keluarga - Edukasi mengenai penyakit dan komplikasi yang
mengenai penyakit pasien dapat terjadi
- Edukasi mengenai pentingnya mengontrol
Kondisi rumah berantakan dan kesehatan pasien
kotor - Edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan
Terdapat hewan di dalam rumah lingkungan dan diri
yang kurang terawat - Menjauhkan hewan peliharaan dari pasien atau
kebersihannya memberi kandang pada hewan peliharaan agar
tidak berkeliaran bebas
- Menjaga kebersihan hewan peliharaan agar tidak
Terdapat kandang hewan yang menjadi sumber penyakit
bersebelahan dengan tempat - Edukasi keluarga agar memindahkan kandang agak
tinggal pasien jauh dari rumah agar tidak menjadi sumber penyakit
- Menjaga kebersihan kandang hewan.
Memasak menggunakan kayu - Memasak menggunakan kompor gas agar tidak
bakar memperparah kondisi pasien ataupun menimbulkan
penyakit baru bagi keluarga.
KESIMPULAN

TINGKAT PEMAHAMAN

• Kritis menanyakan mengenai kesehatan


pasien dan akan berusaha sebaik
mungkin demi menjaga kesehatan
keluarga.

HASIL PEMERIKSAAN

• Keadaan pasien sudah membaik, saat


dilakukan kunjungan tidak ada keluhan
pada pasien.
KESIMPULAN

FAKTOR PENDUKUNG

• Bersedia untuk kunjungan dokter muda dan menyambut


kedatangan dengan ramah dan dengan antusias
• Memperhatikan dengan baik ketika diberikan penjelasan
mengenai keadaan pasien
• Berusaha untuk selalu mengontrol dan mengawasi
perkembangan kesehatan pasien terutama ibu pasien
• Berkeinginan dan berusaha untuk melakukan hidup sehat

FAKTOR PENYULIT

• Kurangnya pemahaman orangtua pasien tentang faktor-


faktor yang memperburuk keadaan pasien
• Jarak rumah pasien jauh dari sarana pelayanan kesehatan
THANK YOU 
TES IGRA (INTERFERON GAMMA
RELEASE ASSAY)

Uji laboratorium diagnosis in vitro secara enzyme – linked


immunosorbent assay (ELISA) mengukur reaksi pembentukan
interferon gamma dalam darah pasien dikaitkan dengan infeksi
kuman Mycobacterium tuberculosis.
QuantiFERON-TB Gold in Tube Test (QFT-GIT)
SPOT TB Test (T Spot)
Bahan : Darah vena perifer sebanyak 4 ml dengan
menggunakan antikoagulan heparin -) dimasukkan ke dalam 3
tabung khusus (Tabung Nil, Tabung Antigen, Tabung Mitogen)
Indikasi :
• Sakit TB
• Yang beresiko tinggi :
• Tenaga kesehatan
• Usia lanjut
• Militer
• Orang yang kontak dengan penderita TB aktif
Kelebihan :
• Mudah dan praktis
• Hanya memerlukan 1x kunjungan
• Akurat
• Tidak dipengaruhi vaksinasi BCG
• Hasil keluar dalam 24 jam
Keterbatasan:
• Spesimen darah harus diolah 8-30 jam setelah pengambilan
sampel (sel limfosit masih ada )
• Kesalahan dalam pengumpulan dan pengangkutan dpt
mengurangi hasil uji
Hasil :
• Positif : Infeksi TB (+)
• Negatif : Infeksi TB (-)
• Indeterminate : Penilaian lebih lanjut atau uji ulangan
Keadaan Khusus :
• Negatif palsu :
• Spesimen diambil sebelum dibentuknya imunitas selular
• Pengerjaan kurang baik
• Kondisi komorbid yang mempengaruhi fungsi imun
• Positif palsu :
• Infeksi oleh M. Kansasii, M szulgai, M. marinum

Anda mungkin juga menyukai