atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih
Sebuah perbuatan dimana kedua belah pihak sepakat untuk saling
mengikatkan diri satu sama lain.
STANDAR KONTRAK
• Istilah perjanjian baku ( standard contract ) adalah perjanjian yang isinya telah ditetapkan terlebih dahulu
secara tertulis berupa formulir-formulir yang digandakan dalam jumlah tidak terbatas, untuk ditawarkan
kepada para konsumen tanpa memperhatikan perbedaan kondisi para konsumen (Johannes Gunawan)
• Pihak yang disodorkan kontrak baku tidak memiliki kesempatan untuk melakukan negosiasi atau berada
dalam posisi “take it or leave it,” atau bahkan terkadang klausul dalam kontrak tersebut berat sebelah atau
memihak karena dibuat oleh salah satu pihak dan bukan hasil dari negosiasi sebelum tercapainya kata
sepakat.
• These contracts (standard contracts) are of the take-it or leave-it kind, for here the customer cannot bargain
over the terms: his only choice is to accept the terms or to reject the service altogether. (Hood Philips)
Standar kontrak merupakan perjanjian yang telah ditentukan dan
dituangkan dalam bentuk formulir.
Ciri-ciri perjanjian Standar adalah :
2. Unsur Naturalia
• adalah unsur yang lazimnya melekat pada perjanjian, yaitu unsur yang tanpa diperjanjikan
khusus dalam perjanjian secara diam-diam pun telah melekat pada perjanjian.
3. Unsur Accidentalia
• adalah unsur yang harus tegas dinyatakan dalam perjanjian.
Asas – Asas Perjanjian
1. Asas Konsensualisme
Asas ini berkaitan erat dengan lahirnya suatu perjanjian. Dengan kata lain, perjanjian tersebut telah lahir cukup
berdasarkan kata sepakat antara para pihak yang membuat perjanjian. Konsensualisme di sini haruslah
mengenai objek yang diperjanjikan.
2. Asas Kebebasan Berkontrak berkaitan dengan isi, bentuk, dan jenis perjanjian.
Asas ini merupakan asas yang utama di dalam suatu perjanjian yang terbuka, maksudnya bahwa setiap orang
boleh mengadakan perjanjian apa saja (semua perjanjian) dan dengan siapa saja.
5. Asas Kepribadian
Terdapat dalam pasal 1315 KUHPerdata yang menyatkan bahwa “pada umumnya tak seorang dapat mengikatkan
diri atas nama sendiri atau meminta diterapkannya suatu janji daripada untuk dirinya sendiri.” Ketentuan tersebut
dipertegas pula dengan pasal 1340 ayat (1) KUHperdata yang berbunyi “suatu perjanjian hanya berlaku antara
pihak-pihak yang membuatnya.”
Prinsip - Prinsip Dasar Kontrak
1. Prinsip Kesepakatan.
Dengan penandatanganan, maka dapat diasumsikan bahwa kedua belah pihak telah menyetujui isi
kontrak tersebut, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kata sepakat telah terjadi.
Jika ada resiko tertentu yang mungkin terjadi dalam suatu kontrak tetapi salah satu pihak bersedia
menanggung risiko tersebut, maka pihak yang mengasumsi risiko tersebutlah yang harus
menanggung risikonya. Dalam hubungan dengan kontrak baku, dengan menandatangani kontrak yang
bersangkutan, berarti segala risiko apapun bentuknya akan ditanggung oleh pihak yang
menandatanganinya sesuai isi dari kontrak tersebut.
3. Prinsip Kewajiban membaca
Dalam ilmu hukum kontrak diajarkan bahwa ada kewajiban membaca (duty to read) bagi setiap pihak yang
akan menandatangani kontrak. Dengan demikian, jika dia telah menandatangani kontrak yang
bersangkutan, hukum mengasumsikanbahwa dia telah membacanya dan menyetujui apa yang telah
dibacanya.
Perjanjian konsensuil ialah perjanjian dianggap sah apabila ada kata sepakat antara kedua belah pihak yang
mengadakan perjanjian tersebut.
Perjanjian formil ialah perjanjian yang harus dilakukan dengan suatu bentuk tertentu, yaitu dengan cara tertulis.
Perjanjian semacam ini baru dianggap sah jika dibuat dengan akta notaris dan tanpa itu maka perjanjian dianggap
tidak pernah ada.
Perjanjian Sepihak merupakan suatu perjanjian dimana hak dan kewajiban hanya ada pada salah satu pihak saja.
Perjanjian Timbal Balik merupakan suatu perjanjian yang membebankan hak dan kewajiban kepada kedua belah
pihak.
C. PERJANJIAN OBLIGATOIR DAN PERJANJIAN ZAKELIJK
Perjanjian Obligatoir merupakan suatu perjanjian yang hanya membebankan kewajiban bagi para pihak, sehingga dengan
perjanjian di situ baru menimbulkan perikatan .
Perjanjian Zakelijk merupakan perjanjian penyerahan benda atau levering yang menyebabkan seorang yang memperoleh
itu menjadi mempunyai hak milik atas benda yang bersangkutan.
Perjanjian yang telah dibuat secara sah mengikat pihak-pihak, perjanjian tersebut tidak boleh
diatur atau dibatalkan secara sepihak saja.
Pembatalan perjanjian dapat dibatalkan oleh salah satu pihak yang membuat perjanjian
ataupun batal demi hukum.
Perjanjian yang dibatalkan oleh salah satu pihak biasa nya terjadi karena ;
a) Adanya suatu pelanggaran dan pelanggaran tersebut tidak diperbaiki dalam jangka
waktu yang ditentukan atau tidak dapat diperbaiki.
b) Pihak pertama melihat adanya kemungkinan pihak kedua mengalami kebangkrutan
atau secara financial tidak dapat memenuhi kewajibannya.
c) Terkait resolusi atau perintah pengadilan
d) Terlibat hukum
e) Tidak lagi memiliki lisensi, kecakapan, atau wewenang dalam melaksanakan
perjanjian.