Anda di halaman 1dari 19

Dalam Pasal 1313 KUHPerdata perjanjian yaitu suatu perbuatan di mana satu orang

atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih
 Sebuah perbuatan dimana kedua belah pihak sepakat untuk saling
mengikatkan diri satu sama lain.
STANDAR KONTRAK
• Istilah perjanjian baku ( standard contract ) adalah perjanjian yang isinya telah ditetapkan terlebih dahulu
secara tertulis berupa formulir-formulir yang digandakan dalam jumlah tidak terbatas, untuk ditawarkan
kepada para konsumen tanpa memperhatikan perbedaan kondisi para konsumen (Johannes Gunawan)

• Pihak yang disodorkan kontrak baku tidak memiliki kesempatan untuk melakukan negosiasi atau berada
dalam posisi “take it or leave it,” atau bahkan terkadang klausul dalam kontrak tersebut berat sebelah atau
memihak karena dibuat oleh salah satu pihak dan bukan hasil dari negosiasi sebelum tercapainya kata
sepakat.
• These contracts (standard contracts) are of the take-it or leave-it kind, for here the customer cannot bargain
over the terms: his only choice is to accept the terms or to reject the service altogether. (Hood Philips)
 Standar kontrak merupakan perjanjian yang telah ditentukan dan
dituangkan dalam bentuk formulir.
Ciri-ciri perjanjian Standar adalah :

 Bentuk perjanjian standar tertulis

Format perjanjian di standarisasi

Syarat-syarat perjanjian (term) ditentukan leh pengusaha

Konsumen hanya memiliki pilihan untuk menerima atau menolak

Penyelesaian sengketa mealuo muyawarah atau badan peradilan

Peranjian standar selalu menguntungkan perngusaha.


Perjanjian mempunyai 3 unsur yaitu :
1. Unsur Essentialia
• unsur yang mutlak harus ada di dalam suatu perjanjian.

2. Unsur Naturalia
• adalah unsur yang lazimnya melekat pada perjanjian, yaitu unsur yang tanpa diperjanjikan
khusus dalam perjanjian secara diam-diam pun telah melekat pada perjanjian.

3. Unsur Accidentalia
• adalah unsur yang harus tegas dinyatakan dalam perjanjian.
Asas – Asas Perjanjian
1. Asas Konsensualisme
Asas ini berkaitan erat dengan lahirnya suatu perjanjian. Dengan kata lain, perjanjian tersebut telah lahir cukup
berdasarkan kata sepakat antara para pihak yang membuat perjanjian. Konsensualisme di sini haruslah
mengenai objek yang diperjanjikan.

2. Asas Kebebasan Berkontrak berkaitan dengan isi, bentuk, dan jenis perjanjian.
Asas ini merupakan asas yang utama di dalam suatu perjanjian yang terbuka, maksudnya bahwa setiap orang
boleh mengadakan perjanjian apa saja (semua perjanjian) dan dengan siapa saja.

3. Asas Pacta Sunt Servanda


berkaitan dengan akibat hukum yang ditimbulkan dari suatu perjanjian. Selain itu, asas ini juga dikenal sebagai
asas kepastian hukum. Asas ini berarti bahwa para pihak yang terkait dalam perjanjian terikat oleh kesepakatan
yang telah dibuat seperti layaknya Undang-Undang.
4. Asas Itikad Baik (good trouw)
Berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian. Itikad baik dalam hal ini memiliki dua pengertian, yaitu :
• Itikad baik dalam arti subjektif
 kejujuran seorang dalam melakukan suatu perbuatan hukum. Ini merupakan sikap batin seseorang sejak dimulai
atau pada awal perjanjian
• Itikad baik dalam arti objektif
 Dapat diartikan bahwa pelaksaan perjanjian haruslah dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada pihak
yang merasa dirugikan.

5. Asas Kepribadian
Terdapat dalam pasal 1315 KUHPerdata yang menyatkan bahwa “pada umumnya tak seorang dapat mengikatkan
diri atas nama sendiri atau meminta diterapkannya suatu janji daripada untuk dirinya sendiri.” Ketentuan tersebut
dipertegas pula dengan pasal 1340 ayat (1) KUHperdata yang berbunyi “suatu perjanjian hanya berlaku antara
pihak-pihak yang membuatnya.”
Prinsip - Prinsip Dasar Kontrak
1. Prinsip Kesepakatan.

Dengan penandatanganan, maka dapat diasumsikan bahwa kedua belah pihak telah menyetujui isi
kontrak tersebut, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kata sepakat telah terjadi.

2. Prinsip Asumsi Resiko

Jika ada resiko tertentu yang mungkin terjadi dalam suatu kontrak tetapi salah satu pihak bersedia
menanggung risiko tersebut, maka pihak yang mengasumsi risiko tersebutlah yang harus
menanggung risikonya. Dalam hubungan dengan kontrak baku, dengan menandatangani kontrak yang
bersangkutan, berarti segala risiko apapun bentuknya akan ditanggung oleh pihak yang
menandatanganinya sesuai isi dari kontrak tersebut.
3. Prinsip Kewajiban membaca
Dalam ilmu hukum kontrak diajarkan bahwa ada kewajiban membaca (duty to read) bagi setiap pihak yang
akan menandatangani kontrak. Dengan demikian, jika dia telah menandatangani kontrak yang
bersangkutan, hukum mengasumsikanbahwa dia telah membacanya dan menyetujui apa yang telah
dibacanya.

4. Prinsip Kontrak mengikuti kebiasaan


Memang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari bahwa banyak kontrak dibuat secara baku. Karena kontrak
baku tersebut menjadi terikat, antara lain juga karena keterikatan suatu kontrak tidak hanya terhadap
kata-kata yang ada dalam kontrak tersebut, tapi juga terhadap hal-hal yang bersifat kebiasaan.
Contoh-contoh dari kontrak baku antara lain yaitu:
 Kontrak pengusahaan sumber daya alam;
 Kontrak (polis) asuransi;
 Kontrak di bidang perbankan;
 Kontrak sewa guna usaha;
 Kontrak jual beli rumah/apartemen dari perusahaan real estate;
 Kontrak sewa menyewa gedung perkantoran;
 Kontrak pembuatan kartu kredit;
 Kontrak pengiriman barang, dll.
Macam – macam Perjanjian
A. PERJANJIAN KONSENSUIL DAN PERJANJIAN FORMIL

Perjanjian konsensuil ialah perjanjian dianggap sah apabila ada kata sepakat antara kedua belah pihak yang
mengadakan perjanjian tersebut.

Perjanjian formil ialah perjanjian yang harus dilakukan dengan suatu bentuk tertentu, yaitu dengan cara tertulis.
Perjanjian semacam ini baru dianggap sah jika dibuat dengan akta notaris dan tanpa itu maka perjanjian dianggap
tidak pernah ada.

B. PERJANJIAN SEPIHAK DAN PERJANJIAN TIMBAL BALIK

Perjanjian Sepihak merupakan suatu perjanjian dimana hak dan kewajiban hanya ada pada salah satu pihak saja.

Perjanjian Timbal Balik merupakan suatu perjanjian yang membebankan hak dan kewajiban kepada kedua belah
pihak.
C. PERJANJIAN OBLIGATOIR DAN PERJANJIAN ZAKELIJK
 Perjanjian Obligatoir merupakan suatu perjanjian yang hanya membebankan kewajiban bagi para pihak, sehingga dengan
perjanjian di situ baru menimbulkan perikatan .
 Perjanjian Zakelijk merupakan perjanjian penyerahan benda atau levering yang menyebabkan seorang yang memperoleh
itu menjadi mempunyai hak milik atas benda yang bersangkutan.

D. PERJANJIAN POKOK DAN PERJANJIAN ACCESSOIR


 Perjanjian Pokok merupakan suatu perjanjian yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada perjanjian yang lainnya .
 Perjanjian Accessoir merupakan suatu perjanjian yang keberadaannya tergantung pada perjanjian pokok.

E. PERJANJIAN BERNAMA DAN PERJANJIAN TIDAK BERNAMA


 Perjanjian bernama adalah suatu perjanjian dimana Undang Undang telah mengaturnya dengan kententuan-ketentuan
khusus yaitu dalam Bab V sampai bab XIII KUHPerdata ditambah titel VIIA.
 Perjanjian tidak Bernama merupakan perjanjian yang tidak diatur dalam KUHPerdata atau perjanjian yang tidak diatur
secara khusus.
Syarat Sahnya Perjanjian
Menurut Pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, sahnya perjanjian harus memenuhi empat syarat yaitu :
1. Sepakat untuk mengikatkan diri
Bahwa para pihak yang mengadakan perjanjian itu harus bersepakat, setuju untuk setia sekata mengenai segala
sesuatu yang diperjanjikan.
2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian
Yaitu mempunyai wewenang untuk membuat perjanjian atau mngadakan hubungan hukum.
3. Suatu hal tertentu
Suatu hal tertentu merupakan pokok perjanjian.
4. Sebab yang halal
Sebab yang halal ialah jika tidak dilarang oleh Undang Undang, bertentangan dengan tata susila atau ketertiban.
Saat Lahirnya Perjanjian
• Berdasarkan Pasal 1320 jo 1338 ayat (1) BW/KUHPerdata dikenal adanya asas konsensual, yang
dimaksud adalah bahwa perjanjian/kontrak lahir pada saat terjadinya konsensus/sepakat dari
para pihak pembuat kontrak terhadap obyek yang diperjanjikan.

Yang dimaksud konsensus/sepakat adalah pertemuan kehendak atau persesuaian


kehendak antara para pihak di dalam kontrak. Seorang dikatakan memberikan
persetujuannya/kesepakatannya (toestemming), jika ia memang menghendaki apa yang
disepakati.
Ada beberapa teori yang bisa digunakan untuk menentukan saat lahirnya kontrak yaitu:
a. Teori Pernyataan (Uitings Theorie)
 Menurut teori ini, kontrak telah ada/lahir pada saat atas suatu penawaran telah ditulis surat jawaban penerimaan. Dengan kata
lain kontrak itu ada pada saat pihak lain menyatakan penerimaan/akseptasinya.

b. Teori Pengiriman (Verzendingstheorie).


 Menurut teori ini saat pengiriman jawaban akseptasi adalah saat lahirnya kontrak. Tanggal cap pos dapat dipakai sebagai patokan
tanggal lahirnya kontrak.

c. Teori Pengetahuan (Vernemingstheorie).


 Menurut teori ini saat lahirnya kontrak adalah pada saat jawaban akseptasi diketahui isinya oleh pihak yang menawarkan.

d. Teori penerimaan (Ontvangsttheorie).


 Menurut teori ini saat lahirnya kontrak adalah pada saat diterimanya jawaban, tak peduli apakah surat tersebut dibuka/dibiarkan
tidak dibuka. Saat surat tersebut sampai pada alamat si penerima surat itulah yang dipakai sebagai patokan lahirnya kontrak.
Pembatalan dan Pelaksanaan Suatu
Perjanjian
Pelaksanaan perjanjian ialah pemenuhan hak dan kewajiban yang telah di perjanjikan oleh
pihak-pihak supaya perjanjian itu mencapai tujuannya.

Perjanjian yang telah dibuat secara sah mengikat pihak-pihak, perjanjian tersebut tidak boleh
diatur atau dibatalkan secara sepihak saja.

Pembatalan perjanjian dapat dibatalkan oleh salah satu pihak yang membuat perjanjian
ataupun batal demi hukum.
Perjanjian yang dibatalkan oleh salah satu pihak biasa nya terjadi karena ;
a) Adanya suatu pelanggaran dan pelanggaran tersebut tidak diperbaiki dalam jangka
waktu yang ditentukan atau tidak dapat diperbaiki.
b) Pihak pertama melihat adanya kemungkinan pihak kedua mengalami kebangkrutan
atau secara financial tidak dapat memenuhi kewajibannya.
c) Terkait resolusi atau perintah pengadilan
d) Terlibat hukum
e) Tidak lagi memiliki lisensi, kecakapan, atau wewenang dalam melaksanakan
perjanjian.

Anda mungkin juga menyukai