MODUL 2
Aterosklerosis dan Penyakit Jantung Iskemik
SKENARIO 2 :
Nyeri dada Pak Joni
Pak Joni berumur 55 tahun dibawa ke Instalasi Gawat Darurat dengan
keluhan nyeri dada yang berat dan menyebar ke lengan. Sebelumnya dia selalu
merasa sehat, walaupun pak joni adalah perokok berat yang mengkonsumsi
rokok 1 bungkus per hari. Pada pemeriksaan dia terlihat pucat dengan kulit
dingin dan berkeringat. Nadinya 120x/I, teraba lemah dan irregular. Tekanan
darah 90/70 mmHg. Bunyi jantung normal. Pada EKG terlihat gelombang Q
besar dan elevasi segmen ST. Pak joni kemudian di rawat di CVCU untuk
penangan lebih lanjut. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
peningkatan enzim jantung.
Di CVCU pak Joni diberikan oksigen dan morfin. Infus streptokinase telah
disiapkan untuk melisiskan thrombus coroner dan dia juga telah memulai
regular aspirin dosis rendah
Bagaimana anda menjelaskan kondisi yang dialami pak Joni?
Jump 1: Terminologi
1. Aterosklerosis: Suatu proses pengerasan dan penebalan
dinding pembuluh darah yang berlangsung progresif sebagai
akibat dari timbunan lemak (plak) pada lapisan dalam
pembuluh darah yang dapat menghambat aliran darah.
2. CVCU (Cardio Vascular Care Unit): tempat perawatan untuk
merawat pasien dengan gangguan system kardiovaskular.
3. Streptokinasi: Obat yang digunakan untuk memecahkan
gumpalan darah yang telah terbentuk didalam pembuluh
darah.
4. Thrombus coroner: Suatu plak yang terdapat pada arteri
coroner sehingga pasokan darah yang kaya oksigen menjadi
terhambat.
JUMP 2&3
1. Bagaimana hubungan umur dan jk terhadapkeluhan yang di alami pak jhoni ?
Usia : rentan terhadap usia lanjut karena elastisitas PD turun dan mudah terjadi plak serta
menimbulkan obstruksi
Laki > perempuan ( terutama usia 45 thn)
2. Apa yang menyebabkan nyeri dada pak joni dan kenapa dapat menyebar ke tangan ?
Nyeri dada -> arterosklerosis ( menimbulkan trombus ) -> miokard dan iskemik -> menurunkan O2
dan menjalar ke bagian distal -> nyeri
Bisa juga di karenakan sinyal kerusakan jantung -> saraf eferen nyeri -> menjalar ke saraf
cervicotorakalis
3. Apakah ada hubungan mengkomsumsi rokok dengan nyeri yang dirasakan pak Joni ?
Merokok -> viskositas darah merusak epitel PD memudahkan penutupan plak aliran
darah terhambat arterosklerosisrusaknya endotelkolestrol menempel proses inflamasi
proses imunform body cellssel mati tertumpukO2 menurun
4. Apa hasil interpretasi dari pemeriksaan fisik dan EKG pak Joni?
Pucat, kulit dingin, berkeringat
IM penurunan perfusi jaringanpenurunan curah jantungvasokontriksi perifernaik HB
darahsianosis dan kulit pucat dan dingin
IMpenurunan curah jantung vasokontriksi kulitmenghambat kemampuan kulit untuk
melepaskan panasdemam dan keringat
STEMI NSTEMI
Manifestasi
Etiologi Epidemologi Klasifikasi
Klinis
Tatalaksana
Jump 5
1. Sindrom Koroner Akut
2. Angina Pektoris
3. Aterosklerosis
LO.1 SINDROM KORONER AKUT
ST elevasi miokard infark adalah nyeri dada dengan
gambaran elektrokardiogram elevasi segmen ST
• ETIOLOGI
-Trombus tidak oklusif pada plak yang sudah ada
-Obstruktif dinamik (spasme koroner atau vasokontriksi)
-Obstruktif mekanik yang progresif
-Inflamasi atau infeksi
-Faktor atau keadaan pencetus
• FAKTOR RESIKO
-Hiperlipidemi
-Hipertensi
-Merokok
-Diabetes mellitus
-Diet
-Pola hidup
• EPIDEMIOLOGI
Infark miokard akut merupakan salah satu diagnosis rawat inap
tersering di negara maju. Laju mortalitas awal (30 hari) pada IMA
adalah 30% dengan lebih dari separuh kematian terjadi sebelum
pasien mencapai rumah sakit. Walaupun laju mortalitas
menurun sebesar 30% dalam 2 dekade terakhir, sekitar 1
diantara 25 pasien yang tetap hidup pada perawatan awal,
meninggal dalam tahun pertama setelah IMA.4 Spektrum
sindrom koroner akut terdiri dari angina pektoralis tidak stabil,
IMA tanpa elevasi ST, dan IMA dengan elevasi ST
• Gejala klinis STEMI adalah
- Nyeri dada yang khas atau tipikal yang menetap (lamanya
berlangsung >20 menit),
- Nyeri tidak berkurang dengan istirahat atau pemberian nitrat,
- Nyeri dapat menjalar ke rahang bawah, leher, lengan kiri atau
punggung, dan disertai gejala penyerta seperti keringat dingin,
mual dan muntah.
Anamnesa
Melalui anamnesis dapat ditanyakan gejala klinis pasien, seperti rasa tidak
enak atau nyeri di bagian dada, seperti ditekan, sakit, atau sensasi
terbakar. Rasa tidak enak ini dapat menyebar ke leher, punggung atau
lengan dan menetap.
Pemeriksaan fisik
Melalui pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan rasa tidak nyaman dan
kecemasan. Apabila ada disfungsi ventrikel kiri dapat terdengar suara
jantung ketiga dan takikardi. Pada pasien dengan infark ventrikular dapat
ditemukan peningkatan tekanan vena jugular
• Pemeriksaan penunjang
1. EKG: Pada pemeriksaan elektrokardiogram ini dapat
ditemukan gambaran peningkatan puncak gelombang T, yang
diikuti dengan elevasi segmen ST.
Keadaan klinis:
- Kelas A. Angina tak stabil sekunder, karena adanya anemia, infeksi
lain atau febris
- Kelas B. Angina tak stabil primer, tak ada faktor ekstra cardiac
- Kelas C. Angina timbul setelah seranga infark jantung.
Patogenesis
- Ruptur plak. Dianggap penyebab terpenting dari angina
pectoris tak stabil, sehingga tiba-tiba terjadi oklusi subtotal dari
pembuluh koroner yang sebelumnya mempunyai penyempitan
minimal.
Ruptur aktivasi, adhesi dan agregasi platelet aktivasi
terbentukanya trombus. Trombus 100% menyumbat STEMI.
Trombus tidak menyumbat 100% stenosis berat unstable
angina.
- Interaksi antara lemak, sel otot polos, makrofag dan kolagen
setelah terganggunya plak akan mengakibatkan trombosis.Sebagai
reaksi terhadap gangguan faal endotel, terjadi agregasi platelet.
Dan platelet melepaskan isi granulasi sehingga memicu agregasi
yang lebih luas, vasokontrksi dan pembentukan trombus. Faktor
sistemik dan inflamasi akut berperan dalam perubahan terjadinya
hemostase dan koagulasi dan berperan dalam memulai trombosis
yang intermiten pada unstable angina.
• - Vasospasme. Diperkirakkan adanya disfungsi endotel dan
bahan vasoaktif yang diproduksi oleh platelet berperan dalam
perubahan tonus pembuluh darah dan menyebabkan spasme.
Adanya spasme seringkali terjadi pada plak yang tak stabil dan
mempunyai peran dalam pembentukan trombus.
• - Erosi Plak tanpa Ruptur. Terjadinya penyempitan juga dapat
disebabkan karena terjadinya proliferasi dan migrasi dari otot
polos sebagai reaksi terhadap kerusakan endotel; adanya
perubahan bentuk lesi karena bertambahnya sel otot polos
dapat menimbulkan penyempitan pembuluh dengan cepat dan
keluhan iskemi.
Gambaran Klinik Unstable Angina