• merupakan gangguan irama jantung (aritmia) yang terjadi jika
impuls elektrik tidak sesuai dengan alur listrik jantung. Sinyal elektrik “terperangkap” di atrium kanan sehingga sinyal di atrium kanan langsung diteruskan melalui nodus AV ke ventrikel. Hal ini menyebabkan atrium berdenyut lebih cepat dibandingkan ventrikel. Pada atrial flutter denyut jantung sekitar 200- 350 kali per menit Etiologi atrial flutter 1.Menurunnya aliran darah ke jantung (iskemik) karena penyakit jantung koroner, aterosklerosis, maupun terdapat trombus 2.Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi) 3.Hipertensi 4.Penyakit pada otot jantung (Kardiomyopati) 5. Abnormalitas pada katup jantung (terutama katup mitral) 6.Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia) 7. Stimulan seperti kokain, amfetamin, pil diet, kafein 8.Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat antiaritmia lainnya. Manifestasi klinis • Terdapat beberapa tanda dan gejala atrial flutter, diantaranya perubahan tekanan darah ( hipertensi atau hipotensi ), nadi mungkin tidak teratur, bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, kulit pucat, sianosis, berkeringat, edema (trombosis superfisial), produksi urin menurun bila curah jantung menurun berat, sinkop, pusing, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil, rasa tidak nyaman pada dada dapat berupa nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah, pernafasan pendek, bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal, kehilangan tonus otot/kekuatan, palpitasi. diagnosa atrial flutter • 1. Elektrokardiogram (EKG) Gambaran EKG menunjukkan laju atrium antara 220-350 per menit, dengan irama atrium teratur. Irama ventrikel (QRS) biasanya teratur atau sedikit tidak teratur bila rasio konduksi tetap (misalnya 2:1). Irama menjadi tidak teratur bila ada rasio konduksi yang bervariasi. Gelombang P atrium menyerupai gambaran gigi gergaji dan terlihat baik di sadapan II, III, aVF. • 2. Monitor Holter Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia. • 3. Ekokardiogram Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menilai gambaran jantung. Pemeriksaaan ini digunakan untuk melihat otot jantung dan kemampuan jantung memompa darah. penatalaksanaan 1.Terapi Medikamentosa - Anti-aritmia : obat ini digunakan untuk mengembalikan irama ke irama normal, mengurangi frekuensi dan durasi episode atrial flutter, dan mencegah episode berulang. Sering diberikan setelah 12 dilakukan kardioversi. Obat-obatannya antara lain amiodaron, sotalol, ibutilide, propafenone, dan fleicainide.
- Digoxin (Lanoxin) : obat ini digunakan untuk menurunkan
konduksi impuls elektrik yang melalui nodus SA dan AV, dan memperlambat denyut jantung • Beta blocker : obat ini digunakan untuk menurunkan denyut jantung dengan memperlambat konduksi melalui nodus AV dan memiliki efek anti-aritmia langsung pada atrium. • Calsium channel blocker : obat ini juga digunakan untuk memperlambat denyut jantung dengan memperlambat konduksi melalui nodus AV. • Anti-koagulan : obat ini digunakan untuk mengurangi trombus di jantung maupun pembuluh darah. Atrial flutter memiliki risiko tinggi membentuk trombus yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi. 2.Terapi Mekanis -Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang memiliki kompleks QRS, biasanya merupakan prosedur elektif. -Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.