THALASEMIA
PENDAHULUAN
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah herediter dimana tubuh mensintesis subunit α atau β-globin
pada hemoglobin dalam jumlah yang abnormal (lebih sedikit). Penyakit ini menyebabkan penurunan kadar
hemoglobin dan penghancuran sel darah merah (eritrosit) yang berlebihan, sehingga dapat menyebabkan
anemia
Thalasemia diturunkan secara autosomal resesif menurut hukum Mendel dari orang tua penderita.
Thalasemia meliputi suatu keadaan penyakit dari gejala klinis yang paling ringan (bentuk heterozigot) yang
disebut thalasemia minor atau thalasemia trait (carrier) hingga yang paling berat (bentuk homozigot) yang
disebut Thalasemia mayor yang sangat tergantung pada transfusi.
Pendahuluan • Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang
berisiko tinggi thalasemia. Prevalensi thalasemia
bawaan atau carrier di Indonesia adalah sekitar 3-
8%. Jika presentase thalasemia mencapai 5%,
dengan angka kelahiran 23 per 1.000 dari 240 juta
penduduk, maka diperkirakan ada sekitar 3.000 bayi
penderita thalasemia yang lahir di Indonesia setiap
tahunnya
Laporan Kasus
• Riwayat penyakit sekarang
● Keluhan tambahan terakhir. Pasien juga mengeluhkan adanya lemas sejak satu
○ Lemas minggu terakhir. Orang tua pasien juga mengatakan bahwa
warna kulit anaknya terlihat semakin menggelap dalam
beberapa waktu belakangan. Berdasarkan keterangan orang
tua pasien, pasien sudah sering mengalami hal serupa sejak
berusia 1 tahun dan rutin melakukan tranfusi darah setiap 3
minggu sekali. Keluhan demam, mual, dan muntah disangkal.
BAB dan BAK dalam batas normal.
Presentation Title
9/3/20XX
6
Riwayat penyakit • Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Tidak terdapat
keluarga anggota keluarga yang mengalami gejala seperti pasien.
Riwayat pemakaian obat • Pasien rutin mengonsumsi obat Defarasirox setiap harinya.
• Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Morbiditas Tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan, dan juga tidak
kehamilan mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Kehamilan
Perawatan Antenatal Ibu pasien memeriksakan kandungannya ke bidan 3x selama kehamilan.
Antropometri
BB : 23,5 kg
TB : 120 cm
Status Gizi
BB/U : 23,5/28,5 x 100%=82% (malnutrisi ringan/grade I)
TB/U : 120/133,5 x 100%= 89 % (stunting grade 2)
BB/TB : 23,5/23,5 x 100%= 100% (gizi normal)
STATUS GENERALIS
Jantung
Kepala
Inspeksi Bentuk dada normal, gerak simetris, ictus
Mata Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-),
cordis tidak terlihat.
refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya
tidak langsung (+/+). Palpasi Ictus cordis tidak teraba
Hidung Deviasi septum (-/-), sekret (-/-). Auskultasi Bunyi jantung I/II normal, Murmur (-)
Mulut bibir pucat/sianosis (-),
Abdomen
Leher Leher simetris, tidak terdapat pembesaran KGB. Inspeksi Soepel (+), distensi (+)
Palpasi Nyeri tekan kuadran atas (-), hepar tidak
Paru teraba, Lien teraba
Inspeksi Bentuk dada normal, gerak dada simetris kiri-
kanan, tidak ada retraksi Perkusi Timpani
Auskultasi Peristaltik usus normal
Palpasi Tidak ada benjolan, nyeri tekan (-), massa (-),
Ekstremitas pucat (+) edema (-), sianosis (-)
stem fremitus simetris (+).
Superior
Perkusi Sonor kedua lapang paru Ekstremitas pucat (+) edema (-), sianosis (-)
Auskultasi Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-) Inferior
PEMERIKSAAN PENUNJANG
P/ transfuse 2x175
Jumat, S/ pucat (-), lemas (-),mual (-) muntah (-) • Deferasirox 2x500
18-02-2022 O/
• Vit C 1x1
HR: 83x/i
RR: 18x/i • Paracetamol 500 mg 3x1 (ekstra)
T: 37,2 °C
H+2
A/ Thalasemia
P/ PBJ
DEFINISI
Gejala klinis bisa normal, minimal anemia, MCH dan MCV menurun
3. Hemoglobin H disease
Hanya terdapat 1 gen alpha
Akibat defek 3 gen alpha, maka terjadi produksi berlebih Hemoglobin H terdiri dari 4
rantai beta, berkisar 5 – 30 % dalam darah
Hb H tidak efektif dalam mengangkut oksigen ke jaringan, dan eritrosit yang memiliki
Hb H mengalami oxidative stress sehingga rentan untuk hemolisis
PATOFISIOLOGI DAN
ETIOLOGI
FAKTOR RESIKO
- Biasanya asimptomatik
- Reduksi ringan dari nilai - Biasanya asimptomatik dengan
- Pasien sering simptomatik ketika - Krisis aplastic atau hipoplastik. - Tertutupnya epifisis secara
lahir dengan jaundice atau anemia - Tulang frontal yang menonjol premature mengakibatkan
• Darah lengkap → Anemia (Mayor <7 g/dL), Gambaran hair on end menyerupai rambut
MCV < 80 fL, MCH <27 pg, leukopenia, berdiri potongan pendek, penipisan tulang
neutropenia, trombositopenia
• Gambaran darah tepi → Terdapat gambaran korteks
anisositosis, poikilositosis, mikrositik
hipokrom, sel target
• Red Cell Distribution Widht (RDW) → Analisis DNA
Terjadi peningkatan RDW pada thalassemia
mayor dan interedia Analasisi DNA merupakan upaya diagnosis
• Retikulosit . → Peningkatan jumlah molecular thalassemia yang dilakukan pada
retikulosit akibat peningkatan aktivitas kondisi tertentu
sumsum tulang
• High Performance Liquid Chromatography
(HPLC) → Sebagai alat ukur kuantitatif HbA2
dan HbF, dan dapat dipakai untuk
mengidentifikasi dan menghitung varian
hemoglobin secara presumtif
DIAGNOSIS
Darah perifer lengkap
1. Anisositosis
2. poikilositosis
3. badan pappenheimer Gambaran pemeriksaan darah tepi
4. Hipokrom
5. sel target, dan
6. eritrosit berinti (menunjukan defek
hemoglobinisasi dan diseritropoiesis).
7. leukopenia, neutropenia, dan
trombositopenia. (Hipersplenisme)
DIAGNOSIS
Analisis DNA
Kelasi besi,
Penumpukan zat besi
Transfusi berulang mengeluarkan dari
tubuh
Indikasi
1. Transfusi darah > 10x
2. Serum ferritin > 1000 ng/ml
TATALAKSANA
3 Macam obat
Dosisi 30-60/kgBB
subcutan atau
intramuscular
Pemberian 8-12 jam
perhari, 5-7 kali per
minggu
Deferoksamin
Dosis 75-100 mg/kg per
hari, dibagi dalam 3
dosis, per oral sesudah
makan
Feriprox sirup untuk
anak kurang dari 6
tahun yang belum
mampu meminum
tablet
Deferiprone
TATALAKSANA
3 Macam obat
Deferasirox
Algoritma terapi kelasi besi
TATALAKSANA
3. Terapi nutrisi
Anak Orangtua
Penyandang Talasemia dapat mengalami Rasa malu terhadap kelainan fisik anak dapat
gangguan kepercayaan diri, stres, depresi akibat menjadi penyebab orang tua tidak percaya
perlakuan lingkungan yang tidak seperti mereka diri. Akibat lain lain adalah beban ekonomi
harapkan. yang ditanggung, gangguan pekerjaan akibat
mengurus anak, dan lain sebagainya.
Rasa trauma sering terjadi akibat tindakan transfusi rutin
yang terkadang tidak langsung dapat berhasil, perlu
diinjeksi berkali-kali untuk mencari akses pembuluh
darah
TATALAKSANA
Transplantasi sumsum tulang
terapi, prognosis
talasemia beta sangatlah
buruk.
PEMBAHASAN
Anamnesis
laki-laki usia 9 tahun Talasemia merupakan salah satu penyakit akibat kelainan genetik. Penderita
thalassemia terbanyak berkisar pada usia 8-12 tahun dan sebanyak 60.98% berjenis
kelamin laki-laki
Pucat, Lemas Manifestasi thalasemia yang tersering adalah The hallmark yaitu pucat kronik atau
Pucat sejak berusia 1 tahun berlangsung lama dengan awitan terjadi pada awal usia pertumbuhan yaitu 6 bulan
sampai usia 2 tahunan
Perubahan warna kulit. Akibat adanya penumpukan zat besi yang berlebihan
Tidak terdapat anggota keluarga Thalasemia merupakan autosomal recessive yang berarti kedua orangtua harus terkena
yang mengalami hal yang sama atau sebagai pembawa (carrier) sehingga dapat menurunkan ke generasi selanjutnya.
Rutin mengonsumsi Defarasirox Terapi kelasi besi bertujuan untuk detoksifikasi kelebihan besi yaitu mengikat besi yang
setiap harinya tidak terikat transferin di plasma dan mengeluarkan besi dari tubuh
PEMBAHASAN
Pemeriksaan
Status Gizi : gangguan Gangguan pertumbuhan dan malnutrisi sering dialami oleh pasien thalasemia
pertumbuhan terutama thalassemia mayor. Diduga akibat adanya gangguan fungsi
hypothalamicpituitary gonad yang menyebabkan gangguan sintesa
somatomedin, dan hipoksia jaringan
konjungtiva anemis, Karakteristik pada pemeriksaan fisis anak dengan thalasemia yang
ekstremitas pucat, facies bergantung transfusi adalah pucat, sklera ikterik, facies Cooley (dahi
cooley, dan splenomegaly menonjol, mata menyipit, jarak kedua mata melebar, maksila hipertrofi,
maloklusi gigi), hepatosplenomegali, gagal tumbuh, gizi kurang, perawakan
pendek, pubertas terlambat, dan hiperpigmentasi kulit. hepatosplenomegaly
Hb 6.20 gr/dl, eritrosit 2.71 Diagnosis Laboratorium thalasemia :
juta/uL, MCV 69.39 fL, MCH • Thalasemia mayor kadar hemoglobin mencapai < 7g/dL
19.86 pg, MCHC 32.02 g/dl, • MCV < 80 fL (mikrositik) dan MCH < 27 pg (hipokromik).
RDW-CV 17.24 • RDW yang meningkat >14,5%
PEMBAHASAN
Tatalaksana
Transfusi PRC 2X175 Tujuan transfusi darah pada pasien thalasemia adalah untuk menekan
Deferasirox 2x500 Terapi kelasi besi bertujuan untuk detoksifikasi kelebihan besi yaitu mengikat
besi yang tidak terikat transferin di plasma dan mengeluarkan besi dari tubuh
dan secara efektif meningkatkan kerja DFO. Vitamin C dengan dosis tidak