Anda di halaman 1dari 5

TUMOR SUSUNAN MUSKULOSKELETAL

Benjolan Apa Ini?

Pak Kemal, 65 tahun, adalah seorang pensiunan TNI. Ia mempunyai seorang


istri dan empat orang anak,tiga anak beliau sudah menikah. Sedangkan yang bungsu
kuliah di Fakultas Kedokteran dan kos dekat kampusnya. Beberapa minggu yang lalu
Pak Kemal mengeluh ada benjolan di bahu kanannya yang semakin lama semakin
besar, terasa nyeri dan susah digerakkan. Pak Kemal di bawa oleh anaknya ke
Puskesmas. Dari anamnesis diketahui bahwa 15 tahun yang lalu, Pak Kemal menjalani
operasi karena ada benjolan pada lengan atas kanan di RS Tentara. Dokter puskesmas
melakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan suatu massa padat, terfiksir , nyeri,
ROM bahu terbatas, dan terlihat lengan bawah dan tangan kanan ikut bengkak.
Dokter menduga ada tumor pada humerus dextra, dan untuk mendapatkan diagnosis
pasti dirujuk ke RSUD.
Dokter poli ortopedi mengirim Pak Kemal untuk dilakukan pemeriksaan plain
X-ray dan didapatkan gambaran lesi lytic, batas tidak tegas, periosteal reaction (+),
calcification (+) pada proximal humerus. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan
laboratorium mencakup darah rutin, kimia darah, CRP, SAP, juga dilakukan MRI dan
CT Scan. Tindakan selanjutnya adalah akan dilakukan FNAB untuk menentukan jenis
tumornya. Pak Kemal menanyakan kemungkinan hubungan penyakitnya ini dengan
bengkak pada lengan kanannya 15 tahun yang yang telah dioperasi. Anak Pak Kemal
juga menanyakan apakah penyakit ini diturunkan pada anak.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Pak Kemal?

- lesi lytic,
- periosteal reaction
- calcification
- SAP : Serum Amyloid Protein :
1. Mengapa Pak Kemal, 65 tahun, seorang pensiunan TNI. Beberapa minggu yang
lalu Pak Kemal mengeluh ada benjolan di bahu kanannya yang semakin lama
semakin besar, terasa nyeri dan susah digerakkan?
 Benjolan semakin besar : Secara fisiologis, kondrosit yang mati
dibersihkan oleh osteoklas kemudian dareah yang kosong itu, diinvasi oleh
osteoblas-osteoblas yang melakukan proses osifikasi. Proses osifikasi ini
menyebabkan diafisis bertambah panjang dan lempeng epifisis kembali ke
ketebalan semula. Seharusnya kartilago yang diganti oleh tulang di ujung
diafisis lempeng memiliki ketebalan yang setara dengan pertumbuhan
kartilago baru di ujung epifisis lempeng. Namun pada keadaan
kondrosarkoma proses osteogenesis tidak terjadi,sehingga kartilago akan
dibentuk oleh sel-sel tumor.dimana sel tumor nanti hanya akan
membentuk kartilago hialin. pembentukan kartilago hialin yg terus menerus
akan mengakibatkan kartilago menjadi ganas dan menyebabkan
abnormalitas penonjolan tulang,dengan berbagai variasi ukuran dan lokasi
 Nyeri : adanya pertumbuhan abnormalitas akan menekan serabut saraf
disekitar daerah tersebut, stimulasi inilah yang akan diterjemahkan oleh
otak sebagai rasa nyeri
 Susah digerakkan : Adanya penambahan massa di lokasi tersebut akan
mengurangi ruang gerak tulang dan sendi disekitaran lokasi tersebut (rom)
hal inilah yang akan mengakibatkan bahu semakin sulit digerakkan
 Etiologi belum diketahui pasti,diduga berhubungan dengan tumor-tumor
jinak seperti enkondroma atau osteokondroma sangat besarkemungkinan
menjadi kondrosarkoma
 efeksamping dari terapi radiasi untuk terapi kanker selain bentuk kanker
primer
 Pasien dengan ollier’s disease (enkondromatosis multipel) atau maffucci’s syndrome
(enkondroma multipel +hemangioma) memiliki resiko lebih tinggi untuk
menjadi kondrosarkoma
 Osteosarcoma (10-20 <40)
 Sarcoma ewing (<20)
2. Apa hubungannya dengan umur dan jenis kelamin?
 lebih sering ditemukan pada pria daripada wanita,
 segi ras penyakit ini tidak ada perbedaan
 Tumor ini dapat terjadi pada seluruh lapisan usia, namun terbanyak pada
orang dewasa (20-40 tahun)
 Di Amerika Serikat, kondrosarkoma merupakan tumor terbanyak kedua dari
400 jenis tulang ganas primer dengan jumlah kasus 25% dariseluruh
keganasan tulang primer dan sekitar 11% dari seluruh keganasan tulang.
Setiap tahun, terdapat 90 kasus baru kondrosarkoma

3. Apa hubungannya Ia mempunyai seorang istri dan empat orang anak,tiga anak
beliau sudah menikah. Sedangkan yang bungsu kuliah di Fakultas Kedokteran
dan kos dekat kampusnya dengan keluhan?

4. Adakah hubungan keluhan yang sekarang dengan riwayat operasi karena ada
benjolan pada lengan atas kanan di RS Tentara 15 tahun lalu?
 Tujuh puluh enam persen, kondrosarkoma primer berasal dari dalam tulang
(sentral) sedangkan kondrosarkoma sekunder banyak ditemukan berasal
dari tumor jinak seperti osteokondroma atau enkondroma yang
mengalami transformasi.
 Kemungkinan terbesar ketika Pak Kemal menjalani operasi karena ada
benjolan pada lengan atas kanan di RS Tentara pada 15 tahun
lalu,merupakan tumor jinak, sehingga sel sel yang tertinggal dari hasil
pengangkatan yang tidak sempurna akan mengalami transformasi dan
berkembang menjadi sel abnormalitas yang lebih ganas, seperi yang
dialami pak Kemal sekarang ini.

5. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik (massa padat, terfiksir , nyeri,


ROM bahu terbatas, dan terlihat lengan bawah dan tangan kanan ikut bengkak)
 Massa padat, terfiksir, : indikasi tumor akibat penumpukan sel sel
abnormalitas yang terus membelah dan menumpuk pada suatu tempat
 Nyeri : penekan pada saraf
 Rom : bengkak
 lengan bawah dan tangan kanan ikut bengkak : penjabaran dari sel sel
ganas dari bagan proximal menuju bagian distal

6. Mengapa dokter menduga ada tumor pada humerus dextra, dan untuk
mendapatkan diagnosis pasti dirujuk ke RSUD?
 Mengapa: Karena ketika dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan gejala
seperti diskenario yang merujuk pada keadaan keganasan
 Dirujuk: untuk menegakkan diagnosis pasti dengan pemeriksaan penunjang
yang memadai, bukan kompetensi dokter umum, dan untuk tatalaksana
yang tepat.
7. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan plain X-ray (lesi lytic, batas tidak
tegas, periosteal reaction (+), calcification (+) pada proximal humerus)?
 lesi lytic : gambaran seperti bercak
 batas tidak tegas: ganas
 periosteal reaction (+)
o Proses keganasan kondrosit dapat berasal dari perifer atau sentral.
Apabila lesi awal dari kanalis intramedular, di dalam tulang itu
sendiri dinamakan kondrosarkoma sentral sedangkan
kondrosarkoma perifer apabila lesi dari permukaan tulang seperti
kortikal dan periosteal. Tumor kemudian tumbuh membesar dan
mengikis korteks sehingga menimbulkan reaksi periosteal pada
formasi tulang baru dan soft tissue

 calcification (+) pada proximal humerus

8. Mengapa dilakukan pemeriksaan laboratorium mencakup darah rutin, kimia


darah, CRP, SAP, juga dilakukan MRI dan CT Scan?biopsi? Apa kemungkinan
hasilnya?

9. Apa jawaban utuk pertanyaan Anak Pak Kemal (apakah penyakit ini diturunkan
pada anak)?
 Diturunkan secara heterozigot, pada lokus 9p21, 10, 13q14, 17p13

10. Bagaimana prognosis dan komplikasi kasus pak Kemal?


 Prognosis
o Prognosis untuk kondrosarkoma ini tergantung pada ukuran, lokasi
dan grade dari tumor tersebut. Usia pasien juga sangat
menentukan survival rate dan prognosis dari penyakit ini. Pasien
anak-anak memiliki mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pasien dewasa.
o Penanganan pada saat pembedahan sangat menentukan prognosis
kondrosarkoma karena jika pengangkatan tumor tidak utuh maka
rekurensi lokal bisa terjadi. Sebaliknya apabila seluruh tumor
diangkat, lebih dari 75% penderita dapat bertahan hidup.
Rekurensi kondrosarkoma biasa terjadi 5–10 tahun setelah operasi
dan tumor rekuren bersifat lebih agresif serta bergrade lebih tinggi
dibanding tumor awalnya. Walaupun bermetastasis, prognosis
kondrosarkoma lebih baik dibandingkan osteosarkoma.
 Komplikasi

11. Apa tatalaksana yang dapat dilakukan pada pak Kemal?


 Jenis terapi yang diberikan kepada pasien tergantung pada beberapa hal
seperti:
o Ukuran dan lokasi dari kanker
o Menyebar tidaknya sel kanker tersebut.
o Grade dari sel kanker tersebut.
o Keadaan kesehatan umum pasien
o Pasien dengan kondrosarkoma memerlukan terapi kombinasi
pembedahan (surgery), kemoterapi dan radioterapi.
 Surgery : Langkah utama penatalaksanaan kondrosarkoma pembedahan
karena kondrosarkoma kurang berespon terhadap terapi radiasi dan
kemoterapi. Variasi penatalaksanaan bedah dapat dilakukan dengan kuret
intralesi untuk lesi grade rendah, eksisi radikal, bedah beku hingga amputasi
radikal untuk lesi agresif grade tinggi. Lesi besar yang rekuren
penatalaksanaan paling tepat adalah amputasi.
 Kemoterapi : Kemoterapi, meskipun bukan yang paling utama, namun ini
diperlukan jika kanker telah menyebar ke area tubuh lainnya. Terapi ini
menggunakan obat anti kanker (cytotoxic) untuk menghancurkan sel-sel
kanker. Namun kemoterapi dapat memberikan efek samping yang tidak
menyenangkan bagi tubuh. Efek samping ini dapat dikontrol dengan
pemberian obat.
 Radioterapi : Prinsip radioterapi adalah membunuh sel kanker
menggunakan sinar berenergi tinggi. Radioterapi diberikan apabila masih
ada residu tumor, baik makro maupun mikroskopik. Radiasi diberikan
dengan dosis per fraksi 2,5 Gy per hari dan total 50-55 Gy memberikan hasil
bebas tumor sebanyak 25% 15 tahun setelah pengobatan. Pada kasus-kasus
yang hanya menjalani operasi saja menunjukkan kekambuhan pada 85%.
Efek samping general radioterapi adalah nausea dan malasea. Efek samping
ini dapat diminimalkan dengan mengatur jarak dan dosis radioterapi.

Anda mungkin juga menyukai