19 – 24 AGUSTUS 2013 BY.Rm.HENDRIKUS suhendro, msc MAKNA SEXSUALITAS DAN SELIBAT
Materi ini merupakan proses pengolahan diri yang
mengajarkan tentang apa dalam hidupku,yaitu kearifan, kebijaksanaan dalam mengolah hidup. Selama tujuh puluh hari berhenti sejenak dari segala aktivitas untuk lebih serius melihat Tuhan. Beberapa point penting dalam pengolahan diri :
to reflect : merefleksikan secara tajam seluruh
hidup dan panggilan to choose : memilah-milah dan memutuskan untuk bertumbuh kembang mendalami apa arti menjadi biarawan biarawati. program dimana saya menjadi pusat relasi dengan Tuhan. Setiap peserta diharapkan bertumbuh dan berkembang makin lama menjadi pribadi yang diharapkan oleh tarekat yang ditanamkan melalui pembinaan dan diharapkan berlangsung seumur hidup yang terdiri dari tiga unsur penting yakni : 1. taraf kedewasaan, yang menentukan mutu jawaban terhadap rahmat. 2. taraf kebebasan efektif, yang membuat manusia bisa menjawab Allah. 3. taraf kemampuan – kemampuan, manusia yang menentukan jawaban. Sebagai seorang suster kita belajar dari Bunda Maria sebagai model seorang pemimpin dan pelayan yang mengutamakan ‘kehendak Allah’ adalah ‘harga mati’.Bunda Maria menjadi pemimpin yang benar karena selau hidup di hadirat Allah,berani menghadapi berbagai pilihan dan menerima resiko dari keputusannya.bagaimana dengan kita ? Banyak biarawan/biarawati gagal jadi pemimpin yang baik karena dalam kenyataan apa yang tertulis berbeda dengan yang dipraktekan, mengandalkan kemampuan diri sendiri,melukai dan mengecewakan orang lain,menghancurkan,melekat dengan seseorang/keluarga demi penggemukan pribadi,terkontaminasi oleh arus globalisasi sehingga kehilangan jati dirinya sebagai seorang biarawan/wati. maka diperlukan usaha terus menerus dari dalam diri untuk digerakkan oleh Allah,mampu menjadi injil yang hidup ( menjadi kabar suka cita ), peduli kepada sesama, mendengarkan dengan hati ,setia dengan tugas serta setia dalam perutusan. HASIL REFLEKSI ‘KESADARAN TAK KUNJUNG HENTI’
1. Apakah indera rohaniku makin tajam dan peka dalam semua
aspek ? belum semua aspek berkembang sebagian masih dalam proses . tingkat kesadaran mulai berubah sehinga mempengaruhi indera yang ada. indera rohani makin peka dan tajam melalui pengalaman jatuh bangun . 2. Apa penyebabnya ? Mengikuti keinginan dan kehendak sendiri. kurang refleksi. belum sungguh mengenali diri sendiri. indera rohani belum tajam dan peka. belum lepas bebas kurang trampil dalam pengolahan diri mengikuti perasaan / tidak membatinkan 3. Apa yang perlu diperhatikan ? memperhatikan agar kesadaran semakin mewarnai hidup dan cara kerja. berusaha melihat dan melaksanakan apa yang menjadi kehendak Tuhan. meningkatkan hidup doa secara teratur dan refleksi mengendalikan diri / disiplin diri merubah gaya hidup dan cara kerja. mengenal diri dan menyadari keberadaan. kesadaran hidup sebagai seorang biarawati peka mendengarkan suara hati 4. Sarana-sarana konkrit mana yang bisa dipakai ? membuat refleksi yang akurat,tepat dan tuntas hidup dan bertindak menerima kritikan pengolahan diri discernment. membuat jurnal
meningkatkan kwalitas keibuan.
Rajin membaca buku Berpikir positif Terbuka / mengungkapkan apa yang dialami Mengikuti kursus atau pembinaan Peka pada reaksi tubuh Belajar dari pengalaman sendiri dan orang lain. Tenang Hening Kerendahan hati HASIL REFLEKSI 2 GAMBARAN DIRI SEBAGAI SEORANG SUSTER 1. Aspek – aspek positif yang kami temukan dalam diri kami : setia dalam hidup doa tanggung jawab punya prinsip Lepas bebas dapat mengampuni mendengarkan orang lain
rela membantu orang lain
tidak pilih kasih dalam komunitas maupun karya terlibat dalam kegiatan komunitas cinta ligkungan mengagumkan bisa menyesuaikan diri percaya diri prinsipiil on time ( tepat waktu ) taat menerima orang lain apa adanya tidak menghakimi sabar mudah menyesuaikan tegas rapih cekatan mudah bergaul aktif dan kreatif suka menyapa dan murah senyum bijaksana sederhana rendah hati Hal – hal negatif :
kurang setia pada doa pribadi
kurang percaya diri suka menunda pekerjaan kurang terbuka mudah mengeluh kurang berani menegur cepat bereaksi bila ada yang tidak berkenan cemburu tidak sabar ragu-ragu dalam mengambil keputusan kurang tegas dengan diri sendiri 2. Gambaran tentang seorang biarawan/biarawati yang baik :
seorang yang dipanggil Tuhan untuk karya
keselamatan hidupnya memancarkan wajah Allah seorang pendoa setia pada panggilan hidup sederhana rendah hati sopan jujur melayani dengan sungguh-sungguh bertanggung jawab perhatian dan pelayanan pada orang-orang kecil penyalur berkat pekerja keras gembira terbuka HASIL REFLEKSI 3 SERIGALA TUA ( 1 )
Kecenderungan manusia kalau diminta untuk
memilih dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan selalu mau mencari jalan yang gampang,enak dan tak susah,ringan dan tak banyak konsekwensi (bdk.tata nilai Yesus/setan )
ku teliti sepak terjang hidupku selama ini dan
disini,apakah saya membiasakan untuk hidup berbasis pada sikap proaktif,kreatif dengan dijiwai oleh semangat tata nilai Yesus apakah aku mengembangkan sikap “ hidup waspada” hidup yang berpusat pada roh ? (Roh Allah dalam dirimu- bdk hakekat diri ) menelusuri kembali hidup ini tidaklah mudah harus mengalami kesulitan-kesulitan atau salib yang harus dipikul dalam menapaki panggilan ini. Memikul salib berarti butuh pengorbanan ,kepekaan,kerelaan untuk berkurban dalam segala realitas hidup. Namun dalam kenyataan hidup setiap hari ada kecenderungan untuk mencari dan memilih yang cepat jadi atau instan. Dari sinilah saya diharapkan mempunyai disposisi ( kesediaan ) dalam mewujud nyatakan kemampuan untuk tidak mencari yang gampang tetapi yang sulit. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kekuatan untuk bertumbuh dan berkembang dalam soal keteladanan hidup Yesus yaitu membawa suka cita,kebaikan,kelemah lembutan, damai sejahtera,kesabaran dan penguasaan diri. Berusaha mengaktualisasikan dalam hidup berkomunitas, doa, rekreasi,makan bersama, proaktif, kreatif yang disemangati oleh hidup Yesus.oleh karena itu perlu pengamatan yang tajam,menghayati dan memaknai hidup ini demi kebahagiaan. SERIGALA TUA ( 2)
Setiap manusia dalam mencapai sesuatu cenderung mencari
jalan yang paling mudah.bertitik tolak pada pengalaman oleh orang-orang tertentu yang sukses dan kita cenderung untuk menirunya “ siapa tahu aku juga bisa “ dengan meniru apa yang kita lihat dan ternyata salah karena itu memang bukan kehendak Tuhan.itulah realita yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Kritikan dan nada-nada sumbang sering kita lontarkan kepada orang-orang yang kita anggap salah tanpa melihat diri apakah aku tidak pernah bersalah? Dalam hidup sering kita jumpai orang- orang yang membutuhkan pertolongan. Apakah hati kita tergerak ? Atau menghindar dan alihkan kepada orang lain,membiarkan mereka dalam keterpurukannya,sementara kita menolong dengan doa saja? Mari kita mewujudkan teladan Yesus secara konkrit sejauh kemampuan kita dengan melihat hatiNya yang berbelas kasih pada Lukas,9:10-17.supaya kita hidup waspada dalam perutusan. REFLEKSI MENGUBAH DUNIA
1. Betapa sulit dan tidak akan pernah mengubah dunia itu
adalah dunia hidup dan diriku,oleh karena itu untuk mengubah diri tentu butuh suatu pengenalan diri yang membutuhkan kerendahan hati,keterbukaan untuk mengungkapkan kelebihan dan kekurangan dalam diri. Ketika saya sadari bahwa diri ini bisa diubah apabila saya menimba atau mengadakan relasi dengan Tuhan secara teratur dan terus menerus tanpa batas.semua ini bisa berubah bila saya mempunyai kematangan, kedewasaan, kemandirian ,kerendahan hati dan kematangan rohani. Apabila saya membatinkan maka terjadilah perubahan yang senantiasa saya harapkan dalam panggilan ini yakni lepas bebas tidak terikat pada barang, orang aupun tempat sehingga pikirang tertuju pada Tuhan. Inilah dunia dalam diriku,siap untuk di ubah. 2. Tanpa disadari kita punya keinginan untuk mengubah sikap seseorang yang kita anggap tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.kita tidak sadar bahwa sikap kitapun belum tentu disukai orang lain. Dalam kehidupan ada pribadi tertentu yang membuat kesulitan dan menjadi masalah dimana-mana .mengalami hal ini saya berefleksi sejauh mana saya bersikap dalam hidup berkomunitas? Apakah aku termasuk salah satunya ? Kalimat bijak yang diungkapkan oleh Sufi Bayazid menjadi kekuatan bagiku yakni “ Tuhan beri aku rahmat untuk mengubah diriku sendiri “ Seandainya aku juga bisa mengucapkan kalimat ini sejak masa yunior pasti semuanya akan baik-baik saja.terima kasih Tuhan bersama rahmatMu akan ku wujudkan niat-niatku “mengubah diri “ amin
REFLEKSI KERELAAN DAN KESEDIAAN UNTUK MENINGGALKAN
1. Dapatkah kita melepaskan kelekatan – kelekatan tak
teratur ? belum.masih berusaha. 2.Apakah kita rela dan berani menyerahkan kebebasan,kehendak dan menyerahkan hidup hanya untuk menarik apa yang kita sukai ? belum. Masih berusaha untuk menyerahkan kebebasan dan kehendak. 3. Apakah aku takut dan khwatir akan kesepian,kehilangan teman,tersingkir ? masih dalam proses untuk berani masuk dalam kesepian,kehilangan dan tersingkir. 3. Manfaat yang kami peroleh dari materi ini :
1. menemukan makna hidup dalam panggilan
2. menemukan kebahagiaan ‘ at home ‘ 3. menghayati dan mengamati hidup keseharian sebagai orang yang menghidupi tarekat 4. mempunyai kesadaran akan jati diri sebagai seorang suster JMJ 5. bisa menemukan aspek positif dalam diri yang selama ini tidak disadari 6. semakin mengenal diri dan orang lain 7. tidak cepat mempersalahkan orang lain 8. menerima orang lain apa adanya 9. memberi kritikan yang membangun 10. tegas dalam mengambil keputusan 11. pengolahan diri yang trampil dapat membantu untuk melihat luka batin yang belum disembuhkan 12. menerima dan mengenal diri 13. mengakrabi aspek yang positif 14. semakin diteguhkan 15. menambah wawasan untuk mengolah diri dengan benar dan tepat 16. mendapat pencerahan. 17. Semakin memahami dan membantu kami untuk menghayati arti sexualitas dan selibat yang setiap saat yang kami hadapi dalam kehidupan. 18. Lebih peka pada tubuh kami,sehingga bila menghadapi tantangan atau krisis kami bisa mengatasinya. 19. Memahami orang lain/teman komunitas dan membantu mereka untuk mengatasinya.
Kami tergerak untuk :
a. mengatasi masalah sendiri yang berkaitan dengan kaul keperawanan. b. memahami orang lain/komunitas yang menghadpi masalah krisis dalam penghayatan hidup rohani. c. membenahi dan menegaskan pilihan hidup berdasarkan cinta agape. d. refleksi terus menerus melalui pengalaman hidup. e. mengintegrasikan nilai-nilai positif dalam diri . f. menerima kelebihan dan kekurangan diri maupun orang lain Kesimpulan
Nilai, anugerah batin di kedalaman diri merupakan hadiah dari Tuhan
yang cuma- cuma yang setiap saat harus kita sadari dan kita syukuri , dengan demikian gambaran-gambaran diriku sebagai biarawati akan nampak dalam hidup keseharian,apalagi jika sadar bahwa hal-hal positif dalam diri kita sungguh dipahami bahwa itu adalah anugerah Tuhan yang harus diwujud nyatakan dalam hidup sehari-hari. Materi PRH dan sexualitas yang disajikan oleh pemateri sungguh semakin memperluas dan memberikan pemahaman lebih dalam bagi kami para peserta yang adalah para rohaniwati. Dengan materi ini kita berharap bahwa pelajaran sexualitas ini semakin memaknai nilai-nilai sexualitas yang ada pada diri kita dalam menghayati hidup selibat.dengan contoh kehidupan Maria kita bisa menimbah banyak pengalaman dan mencontoh teladan hidup selibat yang di hayati. Dalam menjalani hidup sexualitas Maria sungguh mengintegrasikan secara dewasa. Jadi dalam hidup selibat yang menghayati kehidupan sexualitanya dengan matang dan dewasa setidak-tidaknya membantu kita untuk semakin mengintegrasikan segala sesuatu yang kita hadapi sehubungan dengan kehidupan sexualitas seorang biarawan/biarawati. Lebih jauh berbicara sexualitas yang diperhadapkan dengan ralita pada kehidupan seorang biarawan/wati, model selibat Yesus :
bercermin pada Yesus yang selibat, belajar menjadi
manusia/orang untuk orang lain, bukan egois. tidak kawin supaya dengan kemerdekaan lahir batin bersedia menerima orang lain. keterbukaan hati untuk menerima siapa saja. misinya untuk berkeliling sambil berbuat baik bagi banyak orang. efeknya banyak sahabat akrab tetapi tidak ada relasi exklusif. Dengan masalah yang kompleks , apa yang bisa kita lakukan ? Puji Tuhan kesempatan baik yang kita peroleh ini bisa membantu memperluas, memperdalam, mendewasakan dan memahami arti sexualitas yang menghidupi diri seorang biarawan/biarawti. Dengan mengenal lebih jauh personalite, relations, humaines dan pendidikan sexualitas kiranya kita semakin merekonstruksi, membenahi, menegaskan pilihan hidup kita dengan cinta yang sudah kita pahami bersama. Cinta macam apa yang sudah kita persembahkan kepada Tuhan “ cinta sex, cinta eros dan cinta agape ? “ seperti yang dikehendaki oleh Allah dalam pemberian putraNya yang membumi bersama kita manusia Dengan memahami materi yang sudah dipaparkan di atas harapan peserta animasi gelombang kedua dari Provinsi Makassar bisa mengenal diri lebih dalam dengan segala aspek, bakat, nilai, anugerah yang Tuhan berikan mengenai sexualitas yang terdapat pada kelima sumbu pusat pribadi manusia : hakekat diri aku sensibilitas tubuh hati nurani yang terdalam Dengan demikian hidup selibat yang kita jalani seimbang dengan kehidupan sexualitas yang kita pahami dan hal tersebut mengacu untuk semakin mendorong kita dalam menerima sesama dengan segala keberadaannya sehingga cinta agape yang di idamkan oleh seorang bisa terwujud. Sebagai penunjang dalam menerima cinta agape kita harus memiliki :
keyakinan bahwa yang tahu memberi cinta akan
menerima cinta kemampuanku memberi cinta dan menerima cinta kemampuanku untuk menghayati sexualitasku terintegrasi dalam cintaku kemampuanku untuk mengadakan relasi yang hangat dengan Tuhan.
Cinta hadir karena
perkenalan Bersemi karena perhatian Bertahan karena kesetiaan Dan cinta bisa gugur karena kebohongan