Anda di halaman 1dari 32

Diare dan Dehidrasi

Disusun Oleh :
Septiana Abdurrahim
1620221166

 
Tugas Kepanitraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Anak RST Dr. Soedjono Magelang 
2017
Pendahuluan
• Diare ialah merupakan keadaan terjadinya peningkatan
dari volume, kepadatan dan frekuensi dari keadaan
buang air besar dibanding pola kebiasaan yang dipunyai
oleh setiap individu.
• Berdasarkan lama waktunya, kejadian diare dibagi
menjadi dua ;
1. Diare Akut
2. Diare Persisten
Definisi

Diare Akut Diare


Perubahan konsistensi tinja
terjadi tiba-tiba akibat persisten
kandungan dalam air dalam diare akut dengan atau
tinja melebihi normal tanpa disertai darah
(10ml/kgBB/hari). Dengan berlanjut sampai 14 hari
frekuensi 3x/24 jam atau lebih.
berlangsung <14 hari.
Diare akut
Etiologi
1. Infeksi : virus (rotavirus, adenovirus,norwalk), bakteri (shigella
sp, salmonella sp, E coli, vibrio), parasit (protozoa, cacing,
jamur)
2. Alergi makanan : alergi susu sapi, protein kedelai.
3. Malabsorbsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak, protein
4. Keracunan makanan: makanan kaleng  botulinum sp.
5. Lain-lain: obat2an, kelainan anatomi.

Perhatikan apakah diare termasuk primer atau sekunder.


FAKTOR RESIKO
• Faktor resiko penularan:
UMUR tidak memberikan ASI secara penuh
selama 4-6 bulan pertama kehidupan
bayi, tidak memadainya penyediaan air
bersih, pencemaran air oleh tinja,
kurangnya sarana kebersihan atau MCK,
FAKTOR GIZI kebersihan lingkungan dan pribadi yang
buruk, penyiapan dan penyimpanan
makanan yang tidak higienis

• Faktor kecenderungan
FAKTOR ASI untuk dijangkiti diare:
gizi buruk, imunodefisiensi,
berkurangnya keasaman lambung,
FAKTOR menurunya motilitas usus, dan faktor
genetik
PERILAKU
PATOFISIOLOGI

Diare • Infeksi merusak epitel 


enzim rusak makanan tidak

Osmoti bisa dicerna  menumpuk


dilumen usus  tek.osmotik
meningkat dilumen usus 
k air tertarik ke lumen usus

Diare • Infeksi  enterotoksin 


meningkatkan konsentrasi intrasel
cAMP, cGMP, atau Ca++ 

Sekreto mengaktifasi protein kinase 


fosforilase membrane protein
sehingga megakibatkan perubahan

rik saluran ion, akan menyebabkan Cl- di


kripta keluar  peningkatan pompa
natrium , dan natrium masuk ke
dalam lumen usus bersama Cl-
MANIFESTASI KLINIK
Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera

Gejala klinis :

Masa Tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam

Panas + ++ ++ - ++ -

Mual, muntah Sering Jarang Sering + - Sering

Nyeri perut Tenesmus Tenesmus, kramp Tenesmus,kolik - Tenesmus, kramp Kramp

Nyeri kepala - + + - - -

lamanya sakit 5-7 hari >7hari 3-7 hari 2-3 hari variasi 3 hari

Sifat tinja:

Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak

Frekuensi 5-10x/hari >10x/hari Sering Sering Sering Terus menerus

Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair

Darah - + Kadang - + -

Bau Langu - Busuk - - Amis khas

Warna Kuning hijau Merah-hijau Kehijauan Tak berwarna Merah-hijau Seperti air cucuian beras

Leukosit - + + - - -

Lain-lain anorexia Kejang+ Sepsis + Meteorismus Infeksi sistemik+ -


DIAGNOSIS
• Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut :
lama diare, frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna,
bau, ada/tidak lendir dan darah. Bila disertai muntah
volume dan frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang,
jarang atau tidak kencing dalam 6-8jam terakhir. Makanan
dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah panas
atau penyakit lain yang menyertai seperti: batuk, pilek,
otitis media, campak. Tindakan yang telah dilakukan ibu
selama anak diare: member oralit, memabwa berobat ke
puskesmas atau ke rumah sakit dan obat-obatan yang
diberikan serta riwayat imunisasinya
ANAMNES
IS
PEMERIKSAAN FISIK
• Tanda vital
• Tanda lainnya: ubun-ubun besar cekung atau
tidak, mata: cowong atau tidak, ada atau tidak
adanya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah
kering atau basah
• Pernpasan yang cepat dan dalam indikasi adanya
asiodosis metabolic. Bising usus yang lemah atau
tidak ada bila terdapat hipokalemia.
Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi
dan capillary refill dapat menentukan derjat
DEHIDRASI
Penilaian A B C
Lihat:

Keadaan umum Baik,sadar *Gelisah,rewel *lesu,lunglai/tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Ada Tidak ada Kering Penetuan


Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering derajat
dehidrasi
Rasa haus Minum biasa,tidak haus *haus ingin minum banyak *malas minum atau tidak bias
menurut
minum
Periksa: turgor kulit Kembali cepat *kembali lambat *kembali sangat lambat WHO
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang Dehidrasi berat 1995
Bila ada 1 tanda* ditambah 1 Bila ada 1 tanda* ditambah 1
atau lebih tanda lain atau lebih tanda lain
Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C
Maurice King
Bagian Nilai untuk gejala yang ditemukan
tubuh yang 0 1 2
diperiksa

Keadaan Sehat Gelisah cengeng, Mengigau,


umum apatis, ngantuk koma, syok
Kekenyalan Normal Sedikit kurang Sangat kurang
kulit
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
UUB Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Sedikit cekung Kering&sianosi
s
Denyut nadi Kuat < Sedang (120-140) Lemah >140
120

Nilai: 0-2 : Ringan 3-6:


Sedang
7-12: Berat
Gejala Hipotonik Isotonik Hipertonik
Rasa haus - + +
Berat badan Menurun sekali Menurun Menurun
Turgor kulit Menurun sekali Menurun Tidak jelas
Kulit/ selaput Basah Kering Kering sekali
lendir
Gejala SSP Apatis Koma Irritable, apatis,
hiperfleksi
Sirkulasi Jelek sekali Jelek Relatif masih baik
Nadi Sangat lemah Cepat dan lemah Cepat, dan keras
Tekanan darah Sangat rendah Rendah Rendah
Banyaknya kasus 20-30% 70% 10-20%

Menurut tonisistas darah, dehidrasi dapat dibagi menjadi:


•dehidrasi isotonic, bila kadar Na+ dalam plasma antara 131-150 mEq/L
•dehidrasi hipotonik, bila kadar Na+<131 mEq/L
•dehidrasi hipertonik, bila kadar Na+>150 mEq/L
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DARAH

• darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah,


glukosa darah, kultur dan tes kepekaan terhadap
antibiotika
URINE

• urine lengkap, kultur dan test kepekaan terhadap


antibiotika
TINJA

• Pemeriksaan makroskopik: warna tinja, konsistesi tinja,


bau tinja, adanya lendir, adanya darah, adanya busa
• Pemeriksaan mikroskopik: leukosit, eritrosit, amoeba
coli, histolitika, telur cacing
PENATALAKSANAAN
TUJUAN

• Mencegah dehidrasi
• Mengatasi dehidrasi yang telah
ada
• Mencegah kekurangan nutrisi
dengan memberikan makanan
selama dan setelah diare
• Mengurangi lama dan beratnya
diare, serta berulangnya episode
diare, dengan memberikan
suplemen zinc
rehidrasi

zinc

ASI dan
Prinsip
Makanan
tatalaksana
teteap
pada diare
diteruskan
Antibiotik
Selektif

Nasihat
kepada
orangtua
Penyebab Antibiotik Pilihan Alternatif

Tetracycline Erythromycin
Kolera 12,5 mg/kgBB 12,5 mg/kgBB
4x sehari selama 3 hari 4x sehari selama 3 hari

Pivmccillinam
20 mg/kgBB
Ciprofloxacin
4x sehari selama 5 hari
Shigella dysentery 15 mg/kgBB
Ceftriaxione
2x sehari selama 3 hari
50-100 mg/kgBB
Ix sehari IM selama 2-5 hari

Metronidazole
10 mg/kgBB
Amoebiasis  
3x sehari selama 5 hari (10 hari
pada kasus berat)

Metronidazole
Giardiasis 5 mg/kgBB  
3x sehari selama 5 hari
KOMPLIKASI

Gangguan Edema/overhid
Demam
elektrolit rasi

Malasorbsi
Asidosis
Ileus paralitik dan intoleransi
Metabolik
laktosa

Malabsorbsi Akut kidney


Muntah
glukosa injury
PENCEGAHAN
Mencegah penyebaran
kuman pathogen Memperbaiki daya
penyebab diare tahan tubuh pejamu
• Pemberian ASI yang benar • Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun
• Memperbaiki penyiapan dan • Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping
penyimpanan makanan pendamping ASI dan member makan dalam jumlah yang
ASI cukup untuk memperbaiki status , gizi anak.
• Menggunakan air bersih yang cukup • Imunisasi campak. Pada balita 1-7% kejadian
diare behrunbungan dengan campak, dan diare
• Membudayakan kebiasaan mencuci
yang etrjadi umunya lebih berat dan lebih lama
tangan dengan sabun sehabis buang
(susah diobati, cenderung menjadi kronis)
air besar dan sebelum makan
karena adanya kelainan pada epitel usus.
• Penggunaan jamban yang bersih dan Diperkirakan imunisasi campak yang mencakup
higienis oleh seluruh anggota 45-90% bayi berumur 9-11 bulan dapat
keluarga mencegah 40-60% kasus campak, 0,6-3,8%
kejadian diare dan 6-25% kematian karena diare
• Membuang tinja bayi yang benar
pada balita.1,3
• Vaksin rotavirus, diberikan untuk meniru respon
tubuh seperti infeksi alamiah, tetapi infeksi pertama
oleh vaksin tidak menimbulkan, manifestasi diare. Di
dunialah beredar 2 vaksin rotavirus oral yang
PROGNOSIS

• Bila kita menatalaksanakan diare sesuai dengan


4 pilar diare, sebagian besar (90%) kasus diare
pada anak akan sembuh dalam waktu kurang
dari 7 hari, sebagian kecil (5%) akan melanjut
dan sembuh dalam kurang dari 7 hari, sebagian
kecil (5%) akan menjadi diare persisten
Diare persisten
Faktor resiko
• Usia < 6 bulan
• Lahir prematur
• Malnutrisi
• Tidak asi
• Penyakit komorbid
• Anemia
Etiologi
Untuk mengetahui etiologi diare persisten, perlu ditentukan
apakah diare tergolong osmotik atau sekretorik. Misalnya
dengan memuasakan pasien selama 24 jam. Pada diare
osmotik diare akan berkurang atau berhenti, demikian
sebaliknya untuk diare sekretorik.
Diagnosis
• Memiliki tanda dan gejala yang serupa dengan diare akut.
Namun karena diare bersifat berlanjut, maka perlu
identifikasikan etiologi yang mendasari.
Tatalaksana
• Terapi sesuai derajat dehidrasi
• Pemberian diet sesuai status gizi (110Kal/KgBB/hr), asi
tidak dihetika)
• Mikronutrient zinc
• Talak spesifik sesuai etiologi yang mendasari
Indikasi rawat
• Anak mengalami gizi buruk, atau tanda-tanda dehidrasi
berat

Anda mungkin juga menyukai