KASUS
Epilepsi :
- gangguan SSP yang ditandai dg
terjadinya bangkitan (seizure, fit,
attack, spell) yang bersifat spontan
(unprovoked) dan berkala
- kejadian kejang yang terjadi
berulang (kambuhan)
Insiden paling tinggi pada umur 20 tahun pertama,
menurun sampai umur 50 th, dan meningkat lagi
setelahnya terkait dg kemungkinan terjadinya
penyakit cerebrovaskular
Pada 75% pasien, epilepsy terjadi sebelum umur 18
th
Epilepsi primer
Epilepsi sekunder
Kurang
tidur
Fotosensitif Stress
Obat-
Kelelahan
obatan
Infeksi
Kejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan
antara pengaruh inhibisi dan eksitatori pada otak
Ketidakseimbangan bisa terjadi karena :
Kurangnya transmisi inhibitori
Contoh: setelah pemberian antagonis GABA,
atau selama penghentian pemberian agonis
GABA (alkohol, benzodiazepin)
Meningkatnya aksi eksitatori meningkatnya aksi
glutamat atau aspartat
Pasien didiagnosis epilepsi jika mengalami
serangan kejang secara berulang
Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari
gejala, diperlukan berbagai alat diagnostik :
EEG
CT-scan
MRI
Berdasarkan tanda klinik dan data EEG, kejang
dibagi menjadi :
kejang umum (generalized seizure) jika aktivasi
terjadi pada kedua hemisfere otak secara bersama-
sama
kejang parsial/focal jika dimulai dari daerah
tertentu dari otak
Kejang umum terbagi atas:
Tonic-clonic convulsion = grand mal
merupakan bentuk paling banyak terjadi
pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah,
keluar air liur
bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah
terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah,
kebingungan, sakit kepala atau tidur
Abscense attacks = petit mal
jenis yang jarang
umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal
remaja
penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip,
dengan kepala terkulai
kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering
tidak disadari
Myoclonic seizure
biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur
pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba
jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada
pasien normal
Atonic seizure
jarang terjadi
pasien tiba-tiba kehilangan
kekuatan otot jatuh, tapi bisa
segera recovered
Petit mal
Kejang parsial terbagi menjadi :
Simple partial seizures
pasien tidak kehilangan kesadaran
terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari
tubuh
Complex partial seizures
pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali:
gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran
Kejang parsial
Post
Aura Iktal
Iktal
Non farmakologi:
Amati faktor pemicu
Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya : stress,
konsumsi kopi atau alkohol, perubahan jadwal tidur,
terlambat makan, dll.
Farmakologi : menggunakan obat-obat
antiepilepsi
Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:
Inaktivasi kanal Na menurunkan kemampuan syaraf untuk
menghantarkan muatan listrik
Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin,
valproat
Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:
agonis reseptor GABA meningkatkan transmisi inhibitori dg
mengaktifkan kerja reseptor GABA contoh: benzodiazepin,
barbiturat
menghambat GABA transaminase konsentrasi GABA
meningkat contoh: Vigabatrin
menghambat GABA transporter memperlama aksi GABA
contoh: Tiagabin
meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal
pasien mungkin dg menstimulasi pelepasan GABA dari
non-vesikular pool contoh: Gabapentin
Pemilihan obat : Tergantung pada jenis epilepsinya
Dapat
diubah
• Alcohol abuse
Reversible • Drug abuse
• Demensia Alzheimer
Irreversible • Demensia Vaskuler
Berbagai jalur saraf yang menggunakan neurotransmitter
tertentu mengalami kerusakan pada demensia terutama jalur
kolinergik (asetilkolin), noradrenergik, dopaminergik,
serotoninergik dan peptidergik.
N. basalis Meynert
Demensia tipe Alzheimer
Demensia Vaskuler,
Penyakit Creutzfeldt-Jakob,
Penyakit Pick , Penyakit
Jisim lewy (Lewy body
diseases), Penyakit
Huntington, Penyakit
Parkinson
• Sindroma utama :
• Gangguan fungsi luhur > 3 fungsi tapi
yang dominan fungsi memori
• Degradasi relatif progresif
• Gangguan emosi dan afek
• Kesadaran tetap baik
• Gangguan pada Activity Daily Life
Demensia Vaskuler
Disebabkan penyakit pembuluh darah serebral
Ditemukan infark multipel di otak
15-25% dari semua demensia
onset pada usia yang lebih muda dan lebih
mendadak dibanding Alzheimer
Gejala klinis
• Biasanya menyusul penyakit stroke, muncul
demensia, perjalanan penyakit bisa mendatar
atau membaik, kemudian memburuk lagi dst …
berfluktuasi “step wise”
• Terdapat gejala lesi di otak: hemisparese
gangguan esktrapiramidal, disathria, dllDefisit
memori kurang menonjol tapi kognisi lamban
• Disfungsi visuospasial
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
- MMSE
- Hachinski Ischemic
Score
• Pemeriksaan penunjang
Neuropatologi, CT Scan dan MRI, EEG,
PET (Positron Emission Tomography,
SPECT (Single Photon Emission Computed
Tomography)
Untuk membedakan secara cepat antara demensia tipe
Alzheimer dengan tipe vaskuler sebagai berikut :
Perbedaan penuaan normal dan
demensia
Penuaan Normal Demensia
Penurunan memori jangka pendek Penurunan memori jangka pendek
yang mempengaruhi kehidupan
sehari-hari
Kehilangan memori dapat Tidak responsif terhadap petunjuk
dipulihkan oleh petunjuk atau
diingatkan
Kesadaran adanya penurunan Tidak adanya kesadaran
daya ingat
Lupa dimana kunci mobil Lupa kunci mobil itu untuk apa
tertinggal
Salah menempatkan sesuatu Sering salah menempatkan
sesuatu
Lambat dalam mengerjakan tugas Tidak bisa melakukan tugas
familiar
Mempertahankan kualitas hidup
Memperlambat progresivitas
Mengobati penyakit penyerta
Membantu keluarga, memberi informasi
cara-cara penanganan yang manfaat
Terapi farmakologi