Anda di halaman 1dari 28

KULIAH AGAMA KATOLIK

DEFINISI
AGAMA
DEFINISI AGAMA
Secara etimologis/asal usul bahasa
• Agama berasal dari bahasa Sansekerta
– a – gam – a
• “a” berarti tidak. “Gam” berarti ‘pergi ke’ atau
‘menuju ke.’ Sedangkan “a” yang terakhir
menyatakan sifat : ‘kekal.’
• a: tidak, gam: kacau -> tata kelola/pedoman
kehidupan agar tidak kacau
DEFINISI AGAMA
Secara etimologis/asal usul bahasa
• Bahasa Inggris -> religion
• Bahasa Latin religio,
-> relegere : membaca kembali (to read again),
atau mengumpulkan kembali.
-> religare: mengikat atau memberkas (to bind).
Dari akar kata ini agama dapat diterjemahkan
menjadi membaca kembali atau memberkas
kembali pengalaman hidup yang telah dijalani.
DEFINISI AGAMA
• Filsafat -> untaian takhayul dugaan metafisik
yang membingungkan (supersticious structure of
incoherent metaphysical notions).
• Sosiologi -> ekspresi kolektif nilai-nilai
kemanusiaan (collective expression of human
values). Karl Marx menyatakannya sebagai opium
manusia (optiate of the people) atau candu bagi
manusia.
• Psikologi -> kompleks mistis yang melingkupi
proyeksi super-ego (mythical complex
surrounding a projected super-ego).
DEFINISI AGAMA
• Kesatuan kompleks dari ajaran, kepercayaan,
ungkapan dan penghayatan terhadap Yang
kuasa, yang diakui sebagai asal,
penyelenggaraan dan tujuan hidup.
• Yang Kuasa itu (disebut Deus, God, Tuhan, Allah,
Yahwe, Sang Hyang Widhi, dll) dialami sebagai
yang menggetarkan (tremendum) tetapi sekaligus
juga memikat, mempesona (fascinosum),
mengatasi (transenden) tetapi sekaligus juga
menjiwai (imanen).
DEFINISI AGAMA
• Dimensi vertikal: Relasi
manusia dengan Allah
• Dimensi horizontal: relasi
manusia dengan sesama
dan lingkungan hidupnya
• Relasi vertikal harus
menjadi nyata dan
seimbang dalam relasi
horizontal.
Asal Usul Agama
Asal Usul Agama
• Diciptakan oleh manusia
(melalui permenungan dan
pergaulannya dengan alam
semesta dan misteri kehidupan).
• Diwahyukan (diberikan/diajarkan
secara istimewa) oleh Yang Maha
Kuasa (Allah) kepada manusia.
• Menurut cara/bagaimana awal
mula suatu agama tumbuh dan
berkembang, agama-agama
dapat dibedakan dalam dua
kategori: agama wadi (natural
religion) dan agama samawi
(revealed religion).
Unsur-unsur Agama
Unsur-unsur Agama
AJARAN INSTITUSI
KITAB SUCI IMAN MORALITAS
RITUS/KEBAKTIAN

PERATURAN
YANG MENGIKAT
Unsur-unsur Agama
• Ajaran. Ajaran itulah yang kemudian membedakan agama atau kelompok
penganut agama yang satu dengan yang lainnya. Ajaran tersebut pada umumnya
disarikan di dalam syahadat.
• Kitab Suci. Kitab Suci merupakan sumber segala ajaran, dan dipercaya merupakan
wahyu Allah (berasal dari Allah).
• Ritus/ Kebaktian. Untuk menyatakan relasinya secara nyata dengan yang
adikodrati (dimensi vertikal), setiap agama memiliki upacara keagamaan atau ritus/
kebaktian, baik yang dapat dilaksanakan secara individual, maupun yang harus
dilaksanakan secara kolektif.
• Institusi (menyangkut kelembagaan dan pengorganisasian). Agama merupakan
wadah bagi manusia yang mengimani/ mengamini ajaran agama yang sama.
Dengan adanya kelembagaan, iman/ kepercayaan, ajaran, praktek keagamaan
dijaga, dikembangkan, dan diteruskan dari generasi ke generasi. Pengorganisasian
agama membantu pelaksanaan hidup keagamaan. Setiap agama memiliki anggota
(umat) struktur kepemimpinan (semacam organisasi intern) yang
bertanggungjawab terhadap keberlangsungan hidup lembaga : pengajaran,
penjaga kemurnian ajaran, pelaksanaan upacara keagamaan, atau ritus/ kebaktian.
• Iman / kepercayaan. Oleh iman/ kepercayaan, Tuhan diterima, disembah, dan
diakui sebagai asal, penyelenggara dan tujuan hidup. Iman/kepercayaan
merupakan pernyataan penerimaan (mengamini) dan/ menyetujui ajarannya, serta
menjadikan ajaran agama menjadi pembimbing jalan hidup.
• Moralitas atau amal bakti. Moralitas atau amal bakti merupakan sikap batin yang
mencerminkan pemahaman, kedalaman dan penghayatan ajaran agama sehingga
mempengaruhi (dari dalam) pola hidup/ tingkah laku kehidupan sehari-hari baik
dalam cipta, rasa, karsa, dan karya. Moralitas atau amal bakti merupakan
konkretisasi atau pengamalan dari ajaran agama, baik dalam relasi vertikal (dengan
Allah) maupun dalam relasi horizontal (dengan sesama dan lingkungannya), dalam
perilaku lahiriah.
• Peraturan yang mengikat. Setiap agama memiliki peraturan yang mengikat
umatnya. Selain sebagai pedoman maupun untuk mengatur pola hidup/ tingkah
laku, baik dalam hubungan vertikal (dengan Allah) maupun horizontal (dengan
sesama & lingkungannya), peraturan tersebut juga dimaksudkan agar ajaran
agamanya ditaati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Peraturan tersebut
dapat berupa perintah atau kewajiban yang harus dilaksanakan, anjuran atau
larangan.
MOTIVASI
BERAGAMA
Motivasi Beragama
• Secara politis :
 Terikat dengan peraturan/ perundang-undangan
yang berlaku di negaranya.
 Mengejar karier politik (untuk mencari dan
mempertahankan status/ kedudukan dalam
pemerintahan).
• Secara filosofis :
Motivasi Beragama

• Menurut teologi: karena rahmat Allah.


Allah sendiri yang membukakan diri-Nya
(mewahyukan diri-Nya), dan mendorong
manusia agar mengenali-Nya dan mengikuti
jalan-Nya.
Motivasi Beragama
• Secara psikologis :
 untuk mencari perlindungan/ mendapatkan
keamanan
 untuk mengatasi frustasi
 untuk menjaga kesusilaan dan tata tertib
masyarakat
 untuk memuaskan intelek yang ingin tahu
 Untuk mengatasi ketakutan
 untuk memuaskan kerinduan.
FUNGSI
AGAMA
Fungsi Agama

Fungsi Agama Bagi Individu

• Sarana untuk menyempurnakan diri


• Pengasah jiwa dan kemanusiaan
• Pengerem nafsu hewani/ duniawi
• Pembimbing kehidupan religius
Fungsi Agama

Fungsi Agama
bagi masyarakat
• Fungsi edukatif
• Fungsi penyelamatan
• Fungsi pengawasan sosial
Agama dan Ber-Agama (religius)
Having Religion & Being Religious

• agama (dengan a kecil) hanyalah bentuk atau wujud (akibat


pelembagaan atau pembentukan wadah dari ajaran, praktek
rohani, dan seterusnya. Yang dijalani bersama menurut tradisi
dan budaya yang tertentu dalam suatu kelompok /
masyarakat yang sama, sehingga terbentuklah beraneka
macam agama).
• Sedangkan religiusitas (agama) adalah hakekat; substansi.
Semakin religius, semakin dekat dengan Allah. Sikap batin atau
corak hidup yang mencerminkan kedalaman hidup
dan intensitas relasi manusia dengan Allah.
Agama lebih banyak berurusan dengan aspek lahiriah (ritus, dogma, hukum
agama, dan seterusnya), sedangkan religiusitas lebih banyak berurusan
dengan aspek batiniah/spiritual (sikap batin). Religiusitas merupakan gejala
universal (manusia= homo religiosus), dapat tumbuh dan berkembang pada
setiap insan. Agama lebih bersifat sosial/kolektif/masal, sedangkan
religiusitas bersifat personal/ individual.
Agama dapat diperalat/ditunggangi oleh kepentingan
duniawi/manusia, sedangkan religiusitas tidak dapat di
obok-obok oleh kepentingan duniawi / manusiawi.
Pertanyaan reflektif
dan pendalaman materi
1. Diantara motivasi-motivasi hidup beragama,
mana sajakah motivasi yang paling kuat, yang
mendorong anda hidup beragama?
2. Sejauh ini, manakah fungsi agama yang benar-
benar Anda rasakan ?
3. Apa fungsi agama dalam hidup
bersama/bermasyarakat?
4. Manakah yang lebih penting dalam hidup ini,
agama atau religiusitas (Agama)? (pertanyaan ini
senada dengan pertanyaan : manakah yang lebih
penting pakaian/ penampilan atau kepribadian?)

Anda mungkin juga menyukai