Krisis Hipertensi
Krisis Hipertensi
Disusun Oleh :
Reza Muhammad 1620221190
Dokter Pembimbing :
dr. Heppy Oktavianto, Sp. PD
PENDAHULUAN
Pemeriksaan leher
Deviasi trakea (-), Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Palpasi: JVP 5+2 cmH2O
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan thoraks
Paru
Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
Palpasi : Vokal fremitus lobus superior kanan = kiri, Vokal fremitus lobus
inferior kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada apek redup pada basal, Batas paru-hepar SIC V LMCD
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, Ronki basah halus -/-, Ronki basah
kasar -/- ,Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tampak di SIC V 2 jari lateral LMCS
Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V 2 jari lateral LMCS dan kuat angkat (-)
Perkusi : Batas atas kanan : SIC II LPSD
Batas atas kiri : SIC II LPSS
Batas bawah kanan : SIC IV LPSD
Batas bawah kiri : SIC V 2 jari lateral LMCS
Auskultasi : S1>S2 reguler; Gallop (-), Murmur (-)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-), undulasi (+), distensi (+)
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen, pekak sisi (-),pekak
alih (+)
Hepar : Tidak teraba membesar
Lien : Tidak teraba membesar
Pemeriksaan Fisik
Sianosis - - - -
Akral dingin - - - -
Reflek fisiologis + + + +
Reflek patologis - - - -
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
Laboratorium
Tanggal 03 Januari 2018,
Pemeriksaan Penunjang
EKG tanggal 7 Desember 2017
Diagnosis Kerja Terapi
HT emergency O2 10 lpm
IVFD RL 10 tom
Obs konvulsi
Inf. PCT 3x1 gr
Nefrotik syndrome +
Inj. Diazepam 5 mg jika
Ascites kejang
Inj. Furosemide 1x1 amp
In. Perdipine 9cc/jam
Inj. Phenitoin 3x100 mg
PO. MP tab 2x4 mg
PROGNOSIS
Follow Up
HP-1 - Pandangan kabur emergenc - IVFD RL 10 tom
(+) y - Inf. PCT 3x1 gr
- Kejang (-) Obs. - Inj. Diazepam 5 mg jika
- Demam (+) Konvulsi kejang
Objektif : Sindrom - Inj. Furosemide 1x1 amp
TD : 190/120 mmHg nefrotik - In. Perdipine 9cc/jam
N : 118x/menit + Ascites - Inj. Phenitoin 3x100 mg
S : 38.9 C - PO. MP tam 2x4 mg
RR : 24 x/menit
Kimia Klinik
Total protein 4,54 (L) 6.40-8.20 g/dL
a. Penatalaksanaan umum
Pada fase awal standart gold penurunan
tekanan darah dapat diturunkan sampai
160/110 mmHg (Devicaesaria, 2014).
b. Penatalaksanaan spesifik
i. ACE inhibitor (captopril)
ii. Calcium-channel blocker (Nicardipine)
iii. Beta blocker (Labetalol)
iv. Simpatolitik (Clonidine)
b. Hipertensi emergensi
a. Penatalaksanaan umum
Tingkat idealnya adalah dengan penurunan Mean
Arterial Pressure (MAP) 10% selama 1 jam awal dan 15%
pada 2-3 jam berikutnya (Devicaesaria, 2014).
Penatalaksanaan khusus
KOMPLIKASI
Tekanan darah yang tidak terkontrol tinggi dapat
menyebabkan:
a. Serangan jantung atau stroke
b. Aneurisma
c. Gagal jantung
d. Melemah dan menyempitnya pembuluh darah di ginjal
e. Menebal, menyempit atau robeknya pembuluh darah di
mata.
PROGNOSIS
Penyebab kematian tersering adalah stroke (25%), gagal
ginjal (19%), dan gagal jantung (13%). Prognosis menjadi
lebih baik apabila penanganannya tepat dan segera
(Devicaesaria, 2014).