Pada masa Kolonial Tahun 1998 dari Orde Kebebasan pers Pengendalian
Belanda baru ke Reformasi yang diberikan kebebasan pers
pemerintah oleh pemerintah
Nilai Karakter
Bangsa
Kebebasan pers adalah kebebasan mengemukakan pendapat, secara tulisan
maupun lisan melalui media pers, seperti surat kabar harian, majalah dan buletin.
Kebebasan pers harus disertai tanggung jawab untuk menegakan keadilan,
ketertiban, dan keamanan masyarakat, bukan untuk merusaknya. Kebebasan pers
di Indonesia sebagai negara demokrasi tidak dapat pisahkan dari sistem
pemerintahan demokrasi, yaitu rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Pers dapat menjadi sarana bagi hak kebebasan berbicara dan berpendapat.
Kebebasan dijamin dengan adanya undang undang yaitu :
1. Pasal 28 UUD 1945
2. Pasal 28F UUD 1945
3. Pasal 20 dan 21 Tap. MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.
4. Pasal 14 ayat (1) dan (2) UU No. 39 Tahun 2000 tentang Hak Asasi Manusia
5. Pasal 2 dan Pasal 4 ayat (1) UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers.
Maka dalam menjalankan fungsinya pers harus bertanggung jawab pada
semua pemberitaan.
Di Indonesia penegakan pemerintah terhadap pers dimulai tahu 1846, yaitu
ketika pemerintahan kolonial Belanda menghapuskan adanya surat ijin atau sensor atas
penerbitan pers di Batavia, Semarang, dan Surabaya. Sejak itu pendapat tentang
kebebasan pers terbelah. Satu pihak menolak adanya surat izin sensor dan terbit serta
pembredelan, namun dipihak lain setuju adanya kontrol terhadap pers perlu dilakukan.
Perubahan kekuasaan tahun 1998 dari Orde baru ke Reformasi membuat pers
menemukan kemerdekaannya. Menteri Penerangan saat itu mencabut pemberlakuan
SIUPP. Saat inilah pers Indonesia dapat mengabarkan berita secara tanapa kekhawatiran
SIUPP yang akan dicabut. Dengan dihapusnya SIUPP bebrapa media yang mati kini
hidup kembali. Pada tahun 1999, Departemen Penerangan dihapuskan sehingga hal ini
berarti pers punya hak untuk menyebarkan informasi yang bebas dari sensor melalui
bentuk media mana pun.
Pers adalah unsur penting dalam penyebaran informasi kepada sejumlah
besar khalayak dalam waktu yang singkat. Fungsi Pers sebagai penyebar
informasi, juga menyampaiakan kebijaksanaan dan program pembangunan
kepada masyarakat.
Kebebasan pers yang dianut pers nasional adalah kebebasan pers yang
sesuai dengan pers pancasila. Pers pancasila adalah pers yang bebas dan
bertanggung jawab.
Dengan pemberian kebebasan pers dari pemerintah maka sikap kita
seharusnya melaksanakan kebebasan yang diberikan dengan penuh tanggung
jawab. Sikap terhadap upaya pengendalian kebebasan pers:
dan jelas.
Pers harus memberitakan hal-hal yang tidak bertentangan dengan unsur SARA
Wartawan memiliki kebebasan dalam kegiatan pers, tetapi wartawan
harus bertanggung jawab dalam beberapa hal seperti, terhadap hati nurani diri
sendiri, sesama rakyat, kepentingan umum, dan sesama rekan seprofesi
Cermat. Kita pun perlu cermat dalam mengolah kembali informasi yang
telah kita terima agar membawa dampak baik dalam hidup kita
merugikan siapa pun, maupun suku, agama, ras, adat dan budaya.
Kreatif dan inovatif. Sikap kreatif dan inovatif akan menghasilkan suatu