Anda di halaman 1dari 55

OBAT SALURAN CERNA

BLOK 17

Dr.H.Syahril Aziz, DAFK, Sp.FK, M.Kes.

Bagian Farmakologi
FK UNSRI
2013
5/9/2013
OBAT-OBAT SALURAN CERNA :
I. Obat Ulkus Peptikum
II. Pencahar
III. Digestan & Adsorben.
IV. Anti muntah
V. Prokinetik

5/9/2013
I. Obat Ulkus Peptikum
 Ulkus peptikum (UP, penyakit tukak-peptik) adalah
suatu keadaan dimana terjadi destruksi menahun
pada jaringan mukosa, submukosa s/d jaringan
otot dari suatu segmen saluran cerna yg berisi
cairan lambung dimana simptom biasanya berupa
rasa perih / terbakar di ulu hati, mulas, mual dan
muntah.

5/9/2013
 Hiperasiditas adalah keadaan dimana terdapat asam
lambung yang berlebihan dan umumnya memberikan
gejala rasa penuh di epigastrium, kembung, sendawa.

5/9/2013
Insidens
 Di negara Barat / Industri:
 10% penduduk pernah mengidap UP
 30% pernah menderita gastritis
 Di Indonesia: belum ada data lengkap.
 Di Indonesia yang ada data ulkus peptikum
berdasarkan hasil pemeriksaan endoskopi.
Secara Klinik UP dibedakan:
a. Ulkus ventrikuli
b. Ulkus duodenum

5/9/2013
Patogenesis U. P.
 Patogenesis ulkus peptikum yg sebenarnya
belum diketahui secara pasti, namun
diketahui ada 3 faktor utama yang
berperanan, y.i.:
(1) Asam HCl yang berlebihan
[acid peptic theory]
(2) Pertahanan mukosa yg tidak kuat
thd HCl
(3) Infeksi dengan Helicobacter pylori (Hp)
5/9/2013
 FAKTOR AGRESIF FAKTOR DEFENSIF
--------------------------------------------------------------------------
 Asam lambung Aliran darah mukosa
 Pepsin (Mikrosirkulasi)
 Refluk cairan empedu Sel epitel permukaan
 Nikotin Prostaglandin
 Alkohol Fosfolipid/Surfactans
 Obat AINS Musin
 Kortikosteroid Bikarbonat
 Helicobacter pylori Motilitas
--------------------------------------------------------------------------

5/9/2013
Pendekatan Terapi
(1) Menetralkan HCl lbg --> Antasid
(2) Menghambat sekresi HCl lbg --> Anti-
sekresi
(3) Melindungi mukosa lbg dari kerusakan
oleh HCl lbg / iritan lain-->Sitoprotektif
(4) Memberantas infeksi H.pylori --> Anti-
biotika

5/9/2013
Obat-obat UP
1. ANTASIDA: Na-bikarbonat, Al-hidroksid, K-karbonat
2. ANTISEKRESI :
a. Anti-histamin H2: Simetidin, Ranitidin,
Famotidin, Nizatidin
b. Anti-muskarinik: Hiosciamin, Pirenzepin,
Mepenzolat
c. Penghambat pompa proton: - Omeprpazol,
- Lansoprazol
3. SITOPROTEKTIF: Bi-koloidal , Sukralfat,
Setraksat, Analog PG (E2 & I2)
4. ANTIBIOTIKA: Amoksisilin, Klaritromisin,
Metronidazol, Tetrasiklin
5/9/2013
1. ANTASID
 Definisi:
Antasid ialah senyawa2 yang menetralkan /
menurunkan asam lambung.
 Antasid umumnya bersifat basa, tetapi bukanlah
suatu basa karena tidak berisi radikal OH.
 Penggunaan utama ialah untuk UP dan refluk
esofagitis.
 Antasid dibagi 2: - A. sistemik
- A. Non-sistemik

5/9/2013
Penggolongan Antasid
 Berdasarkan pengaruhnya terhadap keseimbangan
asam basa dan elektrolit dalam tubuh:

1. Antasid sistemik
Termasuk: Na-bikarbonat.

2. Antasid non-sistemik
Termasuk: Semua antasid selain Na-
bikarbonat,a.l.: Al-hidroksid, Ca-karbonat,
Mg-hidroksid, dll.

5/9/2013
 Secara klinik antasid dapat dibagi atas 2
golongan :

(a). Antasid kuat, yaitu antasid yg mempunyai


aktivitas menetralisir asam yang efektif.
Na-bikarbonat, Ca-karbonat dan Mg-
oksid.

(b). Antasid tidak kuat, dgn kapasitas


menetralisir HCl relatif kecil.
Semua antasid selain dari ad (a), t.u. Al-
hidroksid gel.

5/9/2013
 Antasid dalam dosis cukup, dapat mem-
percepat proses penyembuhan (healing
process) UP.
Yang efektif untuk ini ialah:
- Bismuth- koloidal dan
- Al-Mg-hidroksid

5/9/2013
Antasid Sistemik
NATRIUM BIKARBONAT

 Keuntungan : sangat efektif , mula kerja cepat


NaHCO3 + HCl  NaCl + H2O + gas CO2 ↑
 Kekurangan :
- masa kerja singkat.
- CO2 >>  distensi lambung  perforasi ulkus -
acid rebound (rebound hiperacidity)
- efek sistemik  alkalosis sistemik (HCO3>>)
- Bila terdapat gangguan fisiologi ginjal  ekskresi
bikarbonat terhalang  alkalosis metabolik.
- Distensi lambung
- Acid Rebound (rebound hyperacidity)

5/9/2013
Penggunaan: 1. Antasid (Jarang)
2. Alkalinisasi Urin
3. Terapi Asidosis Metabolik

5/9/2013
Antasid non sistemik
 Bekerja dengan mengikat ion H dalam lambung dan
memindahkannya ke dalam usus halus dengan pH alkali
 ion H ini dilepaskan kembali  antasid kembali kedalam
bentuk tidak larut.
Contoh reaksi antasid non-sistemik dalam lambung dan usus:
1. Al-hidroksid akan bereaksi sbb :
Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H2O

AlCl3 akan mengendap dalam usus dan keluar bersama


tinja.

2. Mg-trisilikat : Mg2Si3O8 + H++ 2 Mg+++ + 3 SiO2 + 2H2O


Dalam usus pH alkali (pH8) , ion Mg akan berikatan dgn
karbonat yg sukar larut.

5/9/2013
3. Ca-Karbonat:
CaCO3 +2HCl CaCl2+H2O + CO2

Antasid adsorben tidak menimbulkan alkalosis sistemik


karena umumnya senyawa ini tidak diserap oleh usus.

Preparat :
- Na-bikarbonat tablet a 500 mg;
- Soda water (banyak dijual di warung).
Dosis : 1-4 gram.

5/9/2013
Aluminium hidroksid
 Cara kerja: - menetralkan asam HCl, dan mengikat ion H
- mengabsorpsi pepsin dan menginaktifkannya.

 Keuntungan:
- Efeknya lama walau potensinya kurang (daya netralisasi lambat);
- Bersifat - adstringen, karena ion Al juga dapat mengikat protein.
- demulsen yg dapat melindungi ulkus dari HCl dan pepsin.
- adsorben (=zat yg secara lokal dapat menyerap toksin dan
gas).

 Kerugian/ESO:
(1). Konstipasi (yang utama)
(2). Defisiensi fosfat. Dosis besar jangka lama dapat terjadi
osteomalacia.
(3). Gangguan bsorpsi vitamin, Tetrasiklin, dll.

Sediaan: 1. Suspensi Al-hidroksid


2. Tablet Al-hidroksid

5/9/2013
Kalsium karbonat
Merupakan Antasid yang efektif, potensi cukup kuat, mula kerja cepat,
dan masa kerja lama.
Kekurangan/ ESO:
(1) Efek samping saluran cerna: konstipasi, mual, muntah dan
perdarahan.
(2) Dapat menimbulkan disfungsi ginjal berupa azotemia.
(3) "acid rebound", karena efek langsung Ca pd antrum pilori yang
mensekresi gastrin stimulasi sel parietal untuk mensekresi HCl.
sekresi HCl yg >> pd malam hari.
(4) Dosis >> atau pemakaian yang lama  gejala2 keracunan kalsium
("milk alkali syndrome") berupa: hiperkalsemia, alkalosis, kelainan ginjal azotemia,
kalsifikasi2 metastatik.  Keracunan ini diperkuat oleh banyak minum susu (banyak
mengandung Ca).

Sediaan: Tablet @ 600 dan 1000 mg. Dosis: 1-2 gram /kali
5/9/2013
Indikasi Antasid
1. Ulkus peptikum : mengurangi nyeri, menambah proses
penyembuhan

2. Hiperasiditas misalnya pada Gastritis

3. Gangguan Lambung : :- Heart burn ,spasme pylorus


- Reflux Esophagitis
- Acute Stress Ulcer
4. Mengurangi batu /kristal di ginjal :
- Batu fosfat ------>Al-Hdroksid
- Kristal Sulfa, As. jengkol ---> Na.bik.

5/9/2013
ESO & Toksisitas
 Umumnya terjadi karena :
1. dosis berlebihan
2. jangka waktu pemakaian terlalu lama
3. adanya gangguan fungsi ginjal

 EfekSamping Obat :
1. Hiperkalsemia
2. Keracunan ion-ion yang diabsopsi.
3. deplesi fosfat
4. perubahan fungsional pada usus.
5. gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa.
6. gangguan absorpsi dan eksresi obat yang lain.

5/9/2013
Interaksi
 Menghambat Absorpsi :(Membentuk kompleks
dengan)
- Tetrasiklin, - Digoksin,
- Isoniazid - Fenitoin
 Me↑ Eksresi Obat-obat Asam :
- Salisilat - Sulfa
- Asam Jengkol

5/9/2013
2. ANTISEKRESI
A. ANTIHISTAMIN-H2 :
- Simetidin, Ranitidin, Famotidin, Nizatidin

B. ANTIMUSKARINIK :
- Pirenzepin, Hiosciamin, Mepenzolat

C. PENGHAMBAT POMPA PROTON:


- Omeprazol, Lansoprazol, Pantoprazol,
Rabeprazol, Esomeprazol.
5/9/2013
A. Anti Histamin H2 (AH2)
 AH2 adalah penghambat sekresi asam lambung yang
kuat, baik sekresi oleh rangsangan histamin, gastrin
maupun oleh zat lain.

 AH2 menghambat secara kompetitif ikatan histamin


dgn reseptor H2 (reversibel) pada permukaan sel
Parietal, dan me↓ konsentrasi cAMP intrasel.
 AH2 menghambat secara sempurna sekresi HCl akibat
rangsangan oleh histamin dan gastrin, tetapi hanya
menghambat sebagian sekresi HCl oleh ACh dan
betanekol.

5/9/2013
 AH2 dapat ↓ > 90% sekresi asam lambung
pada malam hari

 AH2 ini mempermudah 'healing process' dan


mencegah kambuh UP.

 Termasuk AH2 ialah: Simetidin, Ranitidin,


Famotidin, Zanitidin.

5/9/2013
 Indikasi klinik
1. Ulkus ventrikuli dan ulkus duodeni,
2. Sindroma Zollinger-Ellison,
3. Keadaan2 dgn hipersekresi asam
lambung.
misalnya : mastositosis sistemik.

5/9/2013
1. Simetidin

 Absorpsi per oral baik dan dapat diberikan juga secara i.v.
 Distribusi ke seluruh tubuh, termasuk ASI dan dapat
menembus plasenta
 Ekskresi terutama melalui urin.
 Waktu paruh pendek, dan memanjang pada kelemahan
fungsi ginjal
 pada payah ginjal dosis harus dikurangi.
 Di inaktivasi secara lambat di hepar oleh sistem oksigenase
fungsi campuran mikrosom hepar
 (± 30%), dan selebihnya dieksresi ke dalam urin dalam
bentuk tidak berubah.

5/9/2013
 Efek Samping

(1). Konfusi terutama terlihat pada Orang lanjut usia.


(2). Disfungsi seksual dan ginekomastia pada pria,
karena efek anti-androgenik simetidin yang mengikat
reseptor androgen.
(3). Leukopenia.
(4).Gangguan metabolisme beberapa obat seperti:
warfarin, teofilin,diazepam dan fenitoin, karena
Simetidin mengikat sitokrom P-450 dan me↓ aktivitas
enzim mikrosom hati.

5/9/2013
2. Ranitidin
Beda dengan Simetidin :
a. Ranitidin (dalam mg yang sama) 5-10 x lebih kuat
dari simetidin,
b. masa kerjanya lebih lama.
c. tidak punya efek anti androgenik,
d. efek perangsangan prolaktin tidak ada,
e. tidak mengganggu sitokrom 450 dan enzim
mikrosom hati, sehingga tidak menggangu
metabolisme obat-obat lain

Interaksi:
Antasid dosis tinggi dapat  ketersediaan hayati simetidin
dan ranitidin. Pemberian bersama antasid dapat  pH
intragaster.

Sediaan: Tablet 150 mg. Dosis dewasa 2 x sehari 150 mg.

5/9/2013
3.Famotidin

 Efek farmakologi sama seperti ranitidin


 Efeknya 20-160 x lebih kuat dari simetidin, 3-20 x >
kuat dari ranitidin
 Waktu paruh 2,5 - 4 jam dan masa kerja lebih lama (12
jam)
 Juga tidak berintegrasi dgn obat lain.

5/9/2013
4. Nizatidin
 Efek farmakologi dan potensi sama dengan famotidin
 Beda dgn Anti H2 di atas (eliminasinya melalui
metabolisme di hepar),
 Nizatidin tidak dimetabolisme dan eliminasinya
melalui ginjal
 Ketersediaan hayati hampir 100% (sedikit sekali
mengalami ‘first-pass metabolism’)

5/9/2013
B. ANTI MUSKARINIK
 Stimulasi reseptor Muskarinik menaikkan
motilitas dan sekresi sal cerna.
 Hiosciamin dan antikolinergik lain digunakan
sebagai terapi tambahan untuk UP dan Sindroma
Zollinger –Ellison, terutama untuk yg tidak
bereaksi dgn terapi standar.
 Pirenzepin, antagonis muskarinik menekan
sekresi basal asam lambung dan sekresi karena
rangsangan.
 Efek Samping Obat : minimal (pd jantung, kel
ludah, mata).

5/9/2013
Pirenzepin
* Pirenzepin (PZN) adalah obat UP yg bekerja secara
selektif/khusus pada reseptor muskarinik (M1)
menghambat sekresi HCl lambung saja, dan tidak
mempeng fungsi fisiologis normal sal cerna.

* Indikasi: Ulkus Peptikum (UV/UD) gastritis dan


duodenitis akut/kronis.

* Kontraindikasi :
- Tidak diketahui adanya kontraindikasi.
- Hati-hati pada penderita glaukoma dan hipertrofi
prostat.

* Efek Samping : Mulut kering, gangguan akomodasi,


feseskeras (jarang).
5/9/2013
Interaksi
- Obat-obat (seperti alkohol, kofein, dll.) dan makanan
tertentu dapat mengurangi stimulasi sekresi asam
lambung.
- Pemberian bersama AH2 ↓sekresi asam lambung, akan
bermanfaat pada penderita Zollinger-Ellison syndrome.
- PZN tidak mengganggu kerja OAINS bila diberikan
bersamaan.

Posologi:
- Dosis dewasa biasa 50-150 mg/hari dalam dosis terbagi.
- Umumnya dianjurkan 50 mg 2 x sehari pagi dan malam.
- Kadang2 u/ 2-3 hari I perlu tambahan dosis pd tengah
hari.
- Tablet harus ditelan  1/2 jam sebelum makan.
- Pengobatan harus dilanjutkan sampai 4-6 minggu.
5/9/2013
C. PENGHAMBAT POMPA PROTON
(Omeprazol dan Lansoprazol, Pantoprazol, Rabeprazol,
Esomeprazol).
 Bekerja mengikat sistem enzim H+K+ATP ase (pompa proton)
dari sel Parietal, menekan sekresi ion H kedalam lumen
lambung (tahap akhir proses sekresi HCl).
 Menghambat lebih 90% sekresi basal, dimana`on set 1-2 jam
 Indikasi : esofagitis erosis, Ulkus Duodenum aktif dan keadaan
dengan hipersekresi aktif.
 Sediaan: tablet enteric coated bentuk prodrug (abs di
duodenum  kanalikulus di sel Parietal  diubah jadi bentuk
aktif.
 ESO: penelitian pd hewan: penggunaan jangka panjang 
insidens karsinoid lambung meningkat.
 Interaksi: Omeprazol mengganggu oksidasi Warfarin, fenitoin,
diazepam, dan siklosporin tetapi lansoprazol tidak.
5/9/2013
3. SITOPROTEKTIF
DEFINISI
SITOPROTEKTIF adalah obat-obat yang dapat
mencegah atau mengurangi kerusakan mukosa
lambung/duodenum oleh berbagai zat
ulserogenik atau zat penyebab nekrosis, tanpa
menetralkan atau menghambat sekresi asam
lambung.

5/9/2013
1. Sukralfat (Al-sukrosa Sulfat):
Secara selektif berikatan dgn ulkus membentuk pasta
kental yg berfungsi sebagai sawar terhadap asam,
pepsin, empedu.
2. Bismut Koloidal:
Cara kerja sama dgn sukralfat
3. Setraksat : bekerja dengan :
- meningkatkan aliran darah mukosa Ventrikel dan
Duodenum,
- memperbaiki mikrosdirkulasi mukosa
- meningkatkan produksi PG endogen.
4. Analog Pg: - Misoprostol (PG E1)
 - Enprostol (PG E2)
5/9/2013
Misoprostol
adalah analog metilester PGE1 , PG sintetik pertama yg efektif per oral
sebagai sitoprotektif.

Efeknya: 1. Mencegah Ulkus saluran cerna akibat OAINS.


2. Efektif u/ UV dan UD sebanding dengan simetidin.
3. Efektif u/ Ulkus duodeni yg refrakter thd Antihistamin H2.

Indikasi:
- Pencegahan UV pada pasien resiko tinggi UV (usia lanjut) dan pasien
yang pernah menderita UV atau perdarahan saluran cerna yang
membutuhkan OAINS.
- Untuk terapi UV ddan UD jangka pendek, Misoprostol sama
efektifnya dengan simetidin.
- Untuk terapi UV dan UD bukan karena OAINS lebih sering dipilih
AH2 atau Sukralfat, karena ESO nya lebih ringan.

5/9/2013
Efek Samping Obat:
Ringan (14-40%): mual, muntah, diare, pusing, sakit
kepala.

Kontraindikasi/peringatan:
Wanita hamil pada trimester I menimbulkan:
- keguguran (7%) dan
- perdarahan ( 50 %)

5/9/2013
4. ANTIBIOTIKA

Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa H.


pylori merupakan peyebab utama pd UP. Terapi
optimal UP memerlukan Antibiotika.

 UP disebabkan oleh infeksi H.pylori, dibuktikan


dgn biopsi endoskopik mukosa lambung atau
tes serologis dan tes pernafasan untuk urea.

5/9/2013
Eradikasi H.pylori 80-90% diperoleh dgn
kombinasi obat2 AM.
1. Pilihan I: berdasarkan efektivitas dan harga,
 eradikasi 90% dicapai dgn :
“triple therapy” [ Penghambat pompa proton,
metronidazol dan sefalosporin] selama 2 minggu

2. Pilihan II, Kombinasi :


Metronidazol + Amoksisilin + AH2 atau anti sekresi
[disukai omeprazol]

Catatan: Terapi dgn Antibiotika saja  eradikasi hanya


mencapai 20-40%.

5/9/2013
Triple therapy
+ Amoksisilin 3 x 500 mg --> 1 minggu
atau sefalosporin 4 x 500 mg --> 1 minggu
+ Metronidazol 4 x 500 mg --> 1 minggu
+ Koloid Bi-subsitrat [KBS] 4 x1 tab --> 2-4
minggu
Eradikasi tercapai bila:H.pylori tidak ditemukan
lagi 1 bulan setelah pengobatan selesai.

5/9/2013
Indikasi Eradikasi
1. Pasien yg sering kambuh

2. Komplikkasi perdarahan atau perforasi

3. Pasien yg tidak tolerans dgn pengobatan


jangka lama dgn Anti-H2

4. Pasien yang belum siap untuk dioperasi

5/9/2013
II. Pencahar
Konstipasi ialah kesulitan defikasi karena tinja
mengeras, otot polos usus yang lumpuh ataupun
gangguan refleks defikasi.

Obstipasi adalah kesulitan defikasi karena adanya


ostruksi intra atau ekstra lumen usus,misalnya
karsinoma sigmoid.

5/9/2013
Mekanisme kerja pencahar.
1. Sifat hidrofilik dan osmotik sehingga terjadi
penarikan air sehingga konsistensi tinja bertambah.

2. Bekerja secara langsung dan tidak langsung terhadap


mukosa kolon dengan mengurangi absorpsi air dan
NaCl .

3. Meningkatkan motilitas usus.

5/9/2013
Klasifikasi pencahar.
1. Pencahar rangsang.
1.1. Minyak jarak
1.2. Difenilmetan fenoftalein
1.3. Bisakodil
1.4. Oksifenisatin
1.6. Antrakinon kaskara sagrada
1.7. Sena
1.8. Dantron

5/9/2013
2.Pencahar garam.
2.1. Magnesium sulfat.
2.2. Susu magnesium
2.3. Magnesium oksida
2.4. Magnesium sitrat
2.5. Natrium fosfat
2.6. Natrium sulfat

5/9/2013
3. Pencahar pembentuk massa.
3.1. Semi sintetik.
3.1.1. Metilselulose.
3.1.2. Natrium karboksi metil selulose.
3.1.3. Kalsium polikarbofil.

3.2. Zat alami.


3.2.1. Agar agar.

5/9/2013
4. Pencahar emolien.
4.1. Dioktil natrium sulfosuksinat.
4.2. Dioktil kalsium sulfosuksinat.
4.3. Paraffin cair.
4.4. Minyakzaitun.

5/9/2013
III. Digestan & Adsorben.
Digestan adalah obat yang membantu proses
pencernaan.

Termasuk disini :
1. Enzym pankreas
2. Enzym pepsin.
3. Enzym empedu dan asam kenodeoksikolat.

5/9/2013
Adsorben adalah obat yang dapat menyerap bakteri,
toksin dan gas.

Termasuk disini :
1. Mg trisilikat Al(OH)3
2. Karbon aktif (norit)
3. Kaolin
4. Simetikon

5/9/2013
IV. Anti muntah
Termasuk disini :
1. Ondansetron
2. Metokloperamid
3. Domperidon

5/9/2013
V. 0BAT PROKINETIK.
Senyawa prokinetik adalah obat yang dapat

meningkatkan motilitas gastrointestinal secara

terkoordinasi serta meningkatkan transit material

didalam lumen gantrointestinal , meningkatkan

asetilkolin tanpa mempengaruhi ritme motilias dan

serta menormalkan fisiologi ritme motilitas.


5/9/2013
Termasuk disini :
1. Turunan kolin
2. Inhibitor Asetilkolin esterase.
3. Reseptor dopamin ( metoklopramid dan
domperidon).
4. Modulator reseptor serotonin ( antagonis reseptor
5-HT 3.
4.1. Cisaprid
4.2. Metokloperamid.
4.3. Ondansetron

5/9/2013
Terima kasih
atas perhatian anda semua
semoga sukses dalam
menempuh pendidikan ini.

5/9/2013

Anda mungkin juga menyukai