Anda di halaman 1dari 31

Hukum Islam di Indonesia

SEJARAH DAN ALASAN PENGAJARAN HUKUM


ISLAM DI INDONESIA
Sejarah Hukum Islam di Indonesia
Hukum islam yang juga merupakan salah satu
sistem hukum yang berlaku di Indonesia
disamping sistem hukum lainnya (sistem hukum
Adat dan sistem hukum barat) pada dasarnya
kedudukannya adalah sama. Ketiga sistem
hukum tersebut adalah relevan dengan
kebutuhan hukum masyarakat.
Beberapa Alasan Pengajaran Hukum
Islam di Indonesia
Mura P. Hatagalung (1985 : 140-141) mengemukakan bahwa sekurang-
kurangnya terdapat tiga pertimbangan mengapa mata kuliah ini menjadi suatu
yang mutlak dipelajari dan dicantumkan dalam kurikulum nasional pada
perguruan tinggi hukum, yaitu :

1. Alasan sosiologis
2. Alasan Historis
3. Alasan Yuridis
4. Alasan Konstitusional
5. Alasan Ilmiah
SUMBER- SUMBER HUKUM ISLAM
A. Urgensi Sumber – Sumber Hukum
Islam
Pada semua sistem hukum telah memiliki
sarana yang disebut dengan sumber-
sumber hukum yang berperan untuk
memberikan solusi untuk menjadikan
sistem tersebut aksereratif dengan segala
peristiwa dan pembuat sistem tersebut
semakin berkembang sesuai dengan
tuntutan perkembangan dan peradaban
manusia.
Sumber dari sesuatu peraturan hukum adalah sangat
penting untuk diketahui oleh karena dari sumber itu
dapat diketahui dari mana asalnya peraturan itu. Dalam
garis besarnya Sumber Hukum Islam dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu :
1. Sumber Naqly
2. Sumber Aqly
B. Sumber Hukum Ashliyah

Yang dimaksud dengan Sumber Hukum Ashliyah ialah sumber hukum yang
penggunaannya tidak bergantung pada sumber hukum yang lain. Sumber
hukum ini adalah yang paling utama diantara sumber – sumber Hukum Islam
lainnya, oleh karena keduanya adalah sumber wahyu.
Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kumpulan wahyu ilahi
yang disampaikan kepada Nabi
Muhammmad s.a.w dengan perantaraan
malaikat Jibril untuk mengatur hidup dan
kehidupan umat Islam pada khususnya
dan umat manusia pada umumnya
Pada malam tujuh belas ramadhan tahun ke 41 dari kelahiran Nabi
Muhammad s.a.w tatkala beliau bersemedi di Gua Hira, turunlah ayat
pertama seperti yang tercantum dalam surat/surah Al-Alaq yang Artinya
“bacalah ya muhammad dengan nama Tuhanmu yang maha Budiman
yang telah mengajar manusia dengan qalam, telah mengajar manusia
tentang apa-apa yang belum diketahuinya.
Al-Qur’an sebagai wahyu dari Allah pertama
kali diturunkan kepada Nabi Muhammad pada
malam “Lailatul Qadr”, yaitu suatu malam
kebesaran yang jatuh pada malam ke tujuh
belas Ramadhan
Dari ayat pertama sampai kepada ayat yang terakhir tidaklah diturunkan sekaligus
melainkan secara berangsur angsur sesuai dengan kebutuhan, misalnya apabila ada
kejadian – kejadian yang perlu dipecahkan oleh nabi atau ada pertanyaan – pertanyaan
yang diajukan kepada nabi yang perlu segera mendapat jawaban. Ayat – ayat Al-Qur’an
turun dalam kurung waktu 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari yang dibagi atas dua periode
yaitu periode Mekah/Makyah dan periode Madinah/Madaniyah.

Al-Qur’an terdiri dari 30 Juz,114 surah dengan jumlah ayat


seluruhnya 6342,ayat (Hanafi 1984 : 55) atau 6666 ayat (Rasyidi,
1980 :21) atau 6236 ayat (Ridwan Saleh, Bahan Kuliah)
Hadis atau Sunnah Rasulullah
Hadis/Sunnah adalah segala apa yang datangnya dari Nabi
Muhammad s.a.w, baik berupa segala perkataan yang telah
diucapkan, perbuatan yang berubah diperbuat dimasa
hidupnya ataupun segala yang dibiarkan berlaku.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka
Hadis/Sunnah pada hakekatnya dapat dibedakan atas tiga
macam :
1. Hadis/Sunnah Qauliyah
2. Hadis/Sunnah Fi’iliyah
3. Hadis/Sunnah Taqiriyah
Untuk mengetahui apakah itu hadis betul – betul
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya sebagai
sumber hukum, diperlukan beberapa syarat yang
dapat mendukungnya :
1. Harus ada mathan
2. Harus ada Sanad
3. Harus ada pratiwi
Sehubungan dengan adanya tiga syarat yang
harus dipenuhi untuk mengetahui kuat tidaknya
suatu hadis sebagai sumber hukum maka hadis
itu dapat pula dibagi tiga golongan yaitu :
a. Hadis Mutawathir
b. Hadis Masyhur
c. Hadis Ahad
Sumber Hukum Tabaiyah
Sumber hukum tabaiyah adalah kebalikan dari
sumber ashliyah. Yang dimaksudkan dengan sumber
hukum tabaiyah adalah sumber hukum yang
penggunaanya masih bergantung pada sumber
hukum yang lain. Sumber hukum ini jumlahnya
banyak, tapi yang umum digunanakan / banyak
digunakan terbatas pada Ijma, Qaul, (Pendapat)
sahabat Qias, Istihsan, Istihshalah, dan Urf, disamping
Al-Qur’an dan hadis.
HUKUM ISLAM DAN
PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA
A. Hukum Islam Di Indonesia
Eksistensi Hukum Islam di Indonesia menarik untuk disimak selain
negeri ini memiliki mayoritas muslim terbesar di dunia juga memiliki
karakteristik keislaman yang berbeda dengan komunitas muslim lainnya.
Indonesia sebagai negara modern baru berdiri setengah abad yang
lalu. Sebelum penjajahan Belanda di Indonesia belum terdapat sistem
hukum nasional. Tetapi sebelumnya terdapat berbagai kerajaan besar
dan kecil yang diwarnai berbagai pandangan budaya dan agama,
mempunyai ciri-ciri tersendiri.
Sebelum kedatangan Belanda, hukum islam sebenarnya telah mempunai tempat
tersendiri bagi masyarakat nusantara. Terbukti dengan beberapa fakta. Misalnya,
Sultan Malikul Zahir dari Samudra Pasai adalah salah satu ahli agama dan ahli hukum
islam yang terkenal pada abad ke-14 Masehi. Melalui kerajaan ini hukum islam mazhab
syafi’i disebarkan ke kerajaan – kerajaan lain seluruh wilayah kepulauan
nusantara.bahkan ahli hukum dari Kerajaan Malaka sering datang ke Samudera Pasai
untuk mencari kata putus permasahaan hukum islam yang terjadi di kerajaan Malaka.
Makna hukum dalam pengertian sehari-hari di Indonesia, masih dihubungkan
dengan ketetapan hukum islam. Sering dipertanyakan tentang bagaimana mengawini
wanita yang dalam masa iddah cerai ; hukum jual beli berdasarkan riba atau bunga
bank, dst. Dengan menyebut hukum dalam contoh – contoh seperti diatas sebenarnya
yang dimaksud adalah ajaran islam berupa hukum yang harus dilaksanakan dalam
kehidupan sehari – hari.
Hukum ( syariah ) adalah suatu yang esensial dalam islam yang
mengendalikan sikap hidup penganutnya. Bila seorang masuk islam,
maka secara otomatis ia mengakui hukum islam, dan wajib untuk
melaksanakannya dalam kehidupan sehari – hari.
Penelitian mengenai hukum islam di Indonesia belum banyak
menyikapkan bentuk – bentuk penerapan hukum islam melalui kerajaan
– kerajaan yang pernah berdiri di Nusantara sebelum kedatangan
penjajahan Belanda, tetapi gelar – gelar yang diberikan kepada
beberapa raja Islam, misalnya adipati, ing alogo, saayadin, dan
padotongomo, dapat dipastikan bahwa peranan hukum islam cukup
besar dalam kerajaan – kerajaan tersebut.
Perkembangan Hukum Islam Pada
Umumnya
Hukum Islam sebagai salah satu sistem hukum yang kita
kenal selama ini adalah hasil dari suatu proses pertumbuhan
yang berlangsung terus menerus sejak awal kelahirannnya
hingga kini. Proses perkembangannya melalui beberapa
proses atau periode – periode. Adapun periode – periode
tersebut sebagai berikut :
1. Proses pertumbuhan
2. Periode Persiapan
3. Periode Penyempurnaan
4. Periode kemunduran Hukum Islam
5. Periode Kebangkitan
Perkembangan Hukum Islam di
Indonesia
Perkembangan/pertumbuhan hukum islam di
Indonesia sejak mulai massuknya agama islam sampai
menjadi salah satu sistem hukum yang banyak
penganutnya, dapat dibagi tiga pembahasan.
1. Masa kedatangan Islam di Indonesia
2. Masa Pemerintahan Hindia Belanda
3. Masa sesudah kemerdekaan
HUKUM ISLAM DAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
A. Hukum Islam dan Peranannya

Hukum Islam sebagai salah satu sistem hukum yang


berlaku juga di Indonesia mempunyai kedudukan dan
arti yang sangat penting dalam rangka pelaksanaan
pembangunan manusia seutuhnya yakni baik
pembangunan daunia maupun pembangunan akhirat
dan baik dibidang material maupun dibidang spiritual.
Di dalam Al-Qur’an dan hadis ada beberapa ayat yang
memberikan isyarat untuk melaksanakan
pembangunan itu antara lain :
1. Al-Qur’an, Surah Al Baqarah ayat 148 yang artinya: hendaklah kamu
berlomba – lomba dalam kebaikan.
2. Al-Qur’an, Surah Ar Ra’du ayat 11 yang artinya : sesungguhnya
ALLAH tidak akan merubah nasib sesuatu umat kecuali dirinya sendiri yang
merubahnya.
3. Al-Qur’an, Surah Al mudjadah ayat 11 yang artinya :Allah
mengngkat derajat orang – orang yang beriman dari kamu sekalian dan begitu
juga dengan orang yang berilmu pengetahuan.
4. Hadis Riwayat Abu Na’im yang artinya : kekafiran dapat
membawa seorang kepada kekufuran.
5. Hadis riwayat Iman Buchary, yang artinya sesungguhnya dirimu
mempunyai hak atasmu, dan badanmu hak atasmu.
6. Hadis Riwayat Abu zakir yang artinya berbuatlah untuk duniamu
seolah – oleh kamu akan hidup selama – lamanya dan berbuatlah untuk
akhiratmu seolah – olah engkau mati pada hari esok.
B. Tujuan dan Landasan
Pembangunan Nasional
Berbicara tentang kaitan antara hukum islam dengan pembangunan
nasional maka ada baiknya terdahulu kita mengetahui tujuan dan
landasan pembangunan nasional di Indonesia. Dalanm TAP TAP yang
dihasilkan oleh MPR tentang Garis – Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
antara lain dala TAP MPR No. II/MPR/1988 pada Bab II secara jelas
dinyatakan bahwa :
Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat
adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan
pancasila dalam wadah negara Kesatuan Republik Indonesia yang
merdeka, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman tertram, tertib dan dinamis serta
dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, berdaulat, dan
damai.
C. Hubungan Hukum Islam dan
Pembangunan
Sebelum membicarakan tentang apa dan bagaimana
hubungan hukum Islam dengan pembangunan nasional perlu
terlebih dahulu diketahui apa sebenarnya yang dimaksud
dengan Hukum islam/Syariat sebab tanpa memahami artinya
maka sulit bagi kita untuk menentukan bagaimana kita
menentukan peranannya dalam masyarakat.
Khusus mengenai pengertian hukum Islam/Syariat,
oleh Yamani, Syariat diartikan dalam dua arti yaitu dalam arti
luas dan dalam arti sempit.
Hukum Islam dan Pembinaan Hukum
Nasional
Dasar dan Landasan Pembinaan Hukum Nasional

Apa yang menjadi dasar dan landasan hukum nasional juga adalah
menjadi dasar dan landasan pembinaan hukum nasional oleh karena
pembinaan hukum nasional adalah bagian integral dan tidak dapat
dipisahkan dari pembangunan nasional. Dengan demikian dasar dan
landasan hukum nasional adalah Pancasila sebagai landasan idealnya
UUD 1945 sebagai landasan struktural dan konstitusional dan GBHN
sebagai landasan operasionalnya
E. Langkah – Langkah Pembinaan
Hukum
Dengan bertiti tolak pada Proklamasi kemerdekaan Negara
Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 maka
politik hukum dan Perundang – Undangan kolonial yang tidak
sesuai lagi dengan alam kemerdekaan Indonesia harus diganti
dengan politik hukum dan perundang- undangan nasional
yang berdasarkan pada Pancasila, UUD 1945 dan kesadaran
hukum rakyat Indonesia.
Menurut Menteri Kehakiman Kabinet Pembangunan
IV Ismail saleh ada tiga dimensi pembangunan hukum
Nasional Indonesia
F. Kedudukan Hukum Islam dalam
Pembinaan Hukum Nasional
Untuk mengetahui, bagaimana kedudukan hukum Islam dalam
rangka pembinaan hukum nasional hal tesebut dapat dilihat dari
beberapa sumber antara lain dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV
yang menyatakan bahwa Pancasila adalah sumber dari segala sumber
hukum yang berlaku dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sila pertama dalam Pancasila adalah “ Ketuhanan yang Maha Esa “
mempunyai kedudukan hukum yang sangat kuat oleh karena secara
konstitusional tercantum pada pasal 29 ayat (1) dalam UUD 1945 yang
berbunyi :negara berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Dengan
demikian, sila ketuhanan yang maha esa ini merupakan hukum positif
yang fundamental yang mengikat setiap warga dalam bermasyarakat
dan bernegara.
KESIMPULAN
Alasan – Alasan dari pengajaran hukum islam di indonesia :
1. Alasan sosiologis, alasan berdasarkan
kemasyarakatan
2. Alasan Historis, alasan berdasarkan sejarah
3. Alasan Yuridis, alasan berdasarkan hukum
Sumber hukum islam secara
besar dapat pula dibagi
menjadi: Sumber Hukum
Ashliah yang didalamnya
adalah Al-Qur’an dan
Hadis/sunnnah dan sumber
hukum Tarbaiyah yang
mencakup Ijma, Qaul,
Sahabat, Qias, Istishan,
Muslahat-Muslahat, Urf,
Syariat Umat Terdaulu dan
Istishab.
Perkembangan/pertumbuhan hukum islam di Indonesia
sejak mulai massuknya agama islam sampai menjadi
salah satu sistem hukum yang banyak penganutnya,
dapat dibagi tiga pembahasan.
1. Masa kedatangan Islam di Indonesia
2. Masa Pemerintahan Hindia Belanda
3. Masa sesudah kemerdekaan
Di dalam Al-Qur’an dan hadis ada beberapa ayat yang
memberikan isyarat untuk melaksanakan pembangunan itu antara
lain :
1. Al-Qur’an, Surah Al Baqarah ayat 148 yang artinya:
hendaklah kamu berlomba – lomba dalam kebaikan.
2. Al-Qur’an, Surah Ar Ra’du ayat 11 yang artinya :
sesungguhnya ALLAH tidak akan merubah nasib sesuatu umat
kecuali dirinya sendiri yang merubahnya.
3. Al-Qur’an, Surah Al mudjadah ayat 11 yang artinya :
Allah mengngkat derajat orang – orang yang beriman dari kamu
sekalian dan begitu juga dengan orang yang berilmu
pengetahuan.
Terimakasih
Wassalammu’alaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai