MENGIDENTIFIKASI PARADIGMA
Tujuan pokok pembelajaran :
• Mendeskripsikan ciri-ciri utama positivism
• Menggambarkan ciri – ciri utama interpretivisme
• Membandingkan asumsi kedua paradigma utama ini
• Membehas kekuatan dan kelemahan pragmatisme
• Mengidentifikasikan paradigma penelitian
Penelitian harus berdasarkan paradigma penelitian, yang merupakan cara
bekerja yang akan memandu bagaimana penelitian sebaiknya akan
dilaksanakan. Disamping filosofi manusia dan asumsi mereka tentang dunia
dan pengetahuan alam.
Positivisme adalah paradigma yang berasal dari ilmu pengetahuan alam, pada
paradigma ini disimpulkan bahwa realitas sosial merupakan fokus tunggal dan
objektif, tidak terpengaruh oleh tindakan investigasi. Penelitian ini melibatkan
proses deduktivitas dengan maksud untuk memberikan penjelasan kepada teori
untuk memahami fenomena sosial.
Interpretivisme, adalah sebuah paradigma baru yang muncul sebagai respon
atas kritik terhadap positivisme, yang bersandar pada asumsi bahwa realitas
sosial ada di dalam pikiran kita, dan bersifat subyektif dan ganda. Oleh karena
itu, realitas sosial dipengaruhi oleh tindakan penyidikannya. Penelitian ini
melibatkan proses induktif dengan maksud untuk memberikan pemahaman
interpestasi tentang fenomena sosial dalam konteks tertentu.
ASUMSI DARI DUA PARADIGM
UTAMA
Positivisme
Interpretivisme
Asumsi Realitas Kenyataan Kenyataan Kenyataan Kenyataan Kenyataan
ontologi sebagai sebagai sebagai sebagai sebagai sebagai
sruktur yang proses bidang wacana bangunan proyeksi dari
nyata kongkrit kontekstual simbolis sosial imajinasi
informasi manusia
Sikap Untuk Untuk Untuk Untuk Untuk Untuk
Epistemologi membangun membangun memetakan memahami memahami memahami
kal pengetahuan sistem, konteks pola dari bagaimana wacana
positif proses, dan wacana fenomena fenomena
perubahan simbolis sosial dibuat
Metode Eksperiment, Analisis Menginterpre Menganalisis Hermeneu- Mengeksplora
penelitian survey sejarah -tasikan Simbol tika si subjective
analisis (menfsirkan, yang murni
kontekstual memberi
pemahaman,
menerjemahk
an)
PENDEKATAN DARI DUA
PARADIGM UTAMA
Positivisme Interpretivisme
Kuantitatif Kualitatif
Objektif Subjektif
Ilmiah Budaya
Tradisional Fenomena
3.4. MEMBANDINGKAN POSITIVISME
DAN INTERPRTIVISME
Kita bisa menemukan bahwa paradigma tertentu mungkin labih bisa diterima
untuk pengawas, penguji, atau editor dari jurnal yang akan kita buat.
Berikut perbandingan antar dua paradigma tersebut:
Paradigma Positivisme cenderung Paradigma Interpretivisme cendedung
Menggunakan sampel besar Menggunakan sampel yang kecil
Memiliki lokasi buatan Memiliki lokasi yang natural
Berkonsentrasi untuk menguji hipotesis Berkonsentrasi untuk menciptakan teori
Menghasilkan data kuantitatif yang tepat Menghasilkan data kuantitatif yang “kaya” dan
dan objektif subjektif
Memberi peluang untuk mengeneralisasi Memberi peluang untuk mengeneralisasi
hasil dari sampel menjadi populasi temuan dari satu model ke model serupa
lainnya
3.4.1. UKURAN SAMPEL
• Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk mewakili populasi
yang dipilih.
• Random sampel adalah bagian yang tidak bias dari populasi yang mewakili
penduduk karena setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih.
• Populasi adalah bagian dari manusia atau objek yang didefinisikan secara
tepat untuk kepentingan statistic.
• Ukuran sampel terkait dengan ukuran populasi dibawah pertimbangan.
Tidak perlu memilih sampel jika memungkinkan untuk mempelajari
populasi secara keseluruhan
3.4.2. LOKASI
• Validitas adalah sejauh mana sebuah tes mengukur apa yang peneliti
inginkan untuk diukur dan hasilnya mencerminkan fenomena yang diteliti.
• Kesalahan penelitian, seperti prosedur yang salah, sampel yang buruk, dan
pengukuran yang tidak akurat atau menyesatkan, dapat merusak validitas.
• Ada beberapa cara untuk menilai validitas, yakni :
• “face validity”, yang hanya memastikan bahwa tes atau pengukuran yang digunakan
oleh peneliti benar-benar mengukur atau mewakili apa yang seharusnya mereka ukur
atau wakili.
• “construct validity”, yakni diasumsikan ada faktor yang dapat menjelaskan fenomena
yang diamati, peneliti harus dapat menunjukkan bahwa pengamatan dan temuan
penelitian dapat dijelaskan oleh konstruk
3.4.7. GENERALISASI
• Dua fitur utama yang membedakan temuan penelitian adalah reliabilitas dan
validitas.
• Reliabilitas mengacu pada kemampuan memperoleh hasi yang sama jika
penelitian di replikasi/diiulang. Reliabilitas cenderung lebih tinggi dalam studi
positivism daripada studi yang dirancang berdasarkan paradigm interpretivis.
• Validitas mengacu pada temuan penelitian secara akurat mewakili apa yang
terjadi pada situasi ini. Validitas cenderung lebih tinggi dalam studi interpretif
daripada studi positivis.
• Jika anda melakukan penelitian di tingkat master atau doctoral, anda perlu
menjelaskan paradigm anda dan membenarkan metodologi dan metode anda.
• Triangulasi metodologis adalah dimana desain penelitian mencakup metode
pelengkap dari yang sama. Triangulasi merupakan bagian integral dari desain
dan tidak berusaha memperbaiki penelitian yang dirancang dengan buruk dan
anda tidak disarankan untuk mencampur metode namun harus lebih memilih
metode apa yang akan digunakan.