CBD Isk + TF
CBD Isk + TF
INFECTION
Penyusun :
Fransisca Nathalia Cindy K.
CBD 406162130
2018
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. A. A. R.
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 19 tahun
Alamat : Kutoharjo ¾ Pati, Pati – Jawa Tengah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Tanggal masuk : 13 Februari 2018
Tanggal dikasuskan: 15 Februari 2018
Anamnesis
Anamnesa didapatkan dari autoanamnesis dan alloanamnesis dilakukan pada tanggal 14
Februari 2018 pukul 05.05 WIB bertempat di Ruang Flamboyan.
Keluhan utama:
Demam sejak 6 hari SMRS.
Keluhan tambahan:
Nyeri kepala, mual dan muntah.
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke IGD RS Soewondo Pati tanggal 13 Februari 2018 pada pukul 09.35 WIB
dengan keluhah;
Demam sejak 6 hari SMRS, tidak disertai menggigil, demam terus menerus, meningkat
terutama pada malam hari, menurun setelah diberi obat penurun panas tapi
kemudian kembali naik. Keluhan disertai nyeri kepala pada bagian belakang kepala
dan menjalar ke leher, nyeri kepala hilang timbul, memberat setelah beraktivitas
atau kurang istirahat
Mual dan muntah sejak 5 hari SMRS, frekuensi >3x/hari, mual dan muntah setiap kali
makan, tidak terdapat darah, isi makanan yang dimakan, jumlah sesuai makanan yang
dikonsumsi, membaik setelah diberi obat untuk lambung.
Tidak ada keluhan BAB dan BAK.
Riwayat penyakit dahulu:
Keluhan serupa : disangkal
Darah tinggi : disangkal
Kencing manis : disangkal
Asma : disangkal
Maag : disangkal
Alergi obat : disangkal
Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat keluhan yang sama, penyakit darah tinggi, kencing manis, dan alergi obat
disangkal.
Riwayat pengobatan:
3 hari SMRS pasien telah berobat ke klinik dan diberi 4 macam obat, pasien tidak ingat
nama obat, hanya ingat obat untuk demam, nyeri kepala, mual dan muntah. Tetapi
masih belum ada perbaikan. Sudah cek laboratorium widal dan hasilnya (+).
Riwayat menstruasi:
Siklus haid normal, 28 hari, terakhir haid 10 hari yang lalu, bila haid tidak nyeri, lama
haid 3-5 hari, jumlah pembalut 2-4/hari. Status obstetri PoAo.
Riwayat asupan nutrisi:
Pola makan teratur, 3x sehari, porsi normal, sayuran cukup, jarang makan buah-
buahan. Suka jajan makanan yang dijual di depan rumah, jajan kue-kue pasar.
Riwayat kebiasaan:
Riwayat merokok, minum minuman beralkohol, pemakaian narkoba/obat – obatan
terlarang dan olahraga rutin disangkal.
Mata : Konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (-)/(-), pupil isokor Ø 3 mm,
refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+)/(+)
Hidung : Bentuk hidung normal, penciuman baik, tidak ada nafas cuping hidung
Telinga : Nyeri tarik aurikula (-)/(-), nyeri tekan tragus (-)/(-), nyeri tekan mastoid
(-/-), liang telinga lapang, serumen prop (-)/(-), benda asing (-)/(-)
Mulut : Bentuk rahang normal, sulkus nasolabialis simetris, mukosa mulut tidak
kering, sianosis oral (-), kelenjar parotis tidak membesar
Tenggorok : T1-T1, tidak hiperemis, detritus (-), mukosa faring tidak hiperemis, post
nasal drip (-)
Leher : Jejas akibat trauma (-), nyeri (-), letak trakea di tengah, tidak ada
pembesaran KGB, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dinding dada : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis, jejas akibat trauma (-),
retraksi supraklavikula (-), retraksi subkostal (-), retraksi interkostal (-)
Jantung : Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Pulsasi iktus kordis teraba di ICS V midclavicula line sinistra, lebar 2 cm, tidak kuat
angkat, thrill sistolik/diastolik tidak ditemukan.
Perkusi : Batas jantung atas di ICS II parasternal line sinistra
Batas jantung kanan di ICS IV parasternal line dextra
Batas jantung kiri ICS V midclavicula line sinistra
Auskultasi : BJI-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru depan : Inspeksi : Sela iga tidak melebar, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis
Palpasi : Nyeri (-), stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi : Sonor di semua lapang paru, batas paru-hati di ICS V MCLD
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-), friction rub (-/-)
Paru belakang : Inspeksi : Sela iga tidak melebar, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis
Palpasi : Nyeri (-), stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-), friction rub (-/-)
Abdomen : Inspeksi : tampak datar
Perkusi : Timpani di keempat kuadran, shifting dullness (-), fluid wave (-), liver span 5 cm, nyeri
ketok sudut kostovertebra (-/-), castle sign (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) , hepar tidak teraba membesar, lien tidak teraba membesar,
ballotement ginjal (-/-)
Hematologi Hasil Satuan Nilai Normal Kimia klinik Hasil Satuan Nilai Normal
Leukosit 6.1 10^3 /µL 3.6 – 11.0 GDS 84 mg/dL 70-160
Eritrosit 4.31 10^6 /µL 4.2 – 5.4 Ureum 15.3 mg/dL 19 – 49
Hemoglobin 12.6 g/dL 11.7 – 15.5 Creatinin 0.61 mg/dl 0,6 – 1.3
Hematokrit 35.5 % 35 – 47 Natrium darah 143.5 mmol/L 135 – 155
MCV 81,1 fL 80 – 100 Kalium darah 4.81 mmol/L 3.6 – 5.5
MCH 29 Pg 26 – 34 Chlorida darah 101.1 mmol/L 95 - 108
MCHC 35,8 % 32 – 36 Imunologi
Trombosit 254 10^3 /µL 150 – 450 HbSAg Non reaktif Non reaktif
RDW-CV 12.4 % 11.5 – 14.5
RDW-SD 42.4 fL 35 – 47 Serologi Hasil Nilai Normal
PDW 12.9 fL 9.0 – 13.0 S. typhi O (+) 1/80 Negatif
MPV 9.7 fL 6.8 -10.0 S. typhi H (+) 1/160 Negatif
P-LCR 32.1 % S. paratyphi A Negatif Negatif
Hitung Jenis Hasil Satuan Nilai Normal S. paratyphi B (+) 1/80 Negatif
Netrofil 76.40 % 50.0 – 70.0
Limfosit 17.30 % 25.0 – 40.0
Monosit 6.10 % 2.0 – 8.0
Urinalisis lengkap Hasil Nilai Normal • Pemeriksaaan ECG Tanggal
Warna Kuning Kuning muda 14 Februari 2018 :
Kekeruhan Keruh Jernih
Kesimpulan; Normal Sinus
Epitel POS (++) Skuamos/LPK
Rhythm, HR 69x/menit
Leukosit Penuh/LPB < 5/LPB
Eritrosit Penuh/LPB < 5/LPB
Kristal Negatif Negatif /LPK
Silinder Negatif Negatif /hyalin 0-1
Lain – lain -
Darah samar Negatif Negatif
Urobilinogen Normal Normal
Bilirubin Negatif Negatif
Protein urin Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
pH 6.5 4.5 – 8.0
Berat jenis 1.010 1.003 – 1.022
Lekosit Negatif Negatif
Resume
Telah diperiksa seorang perempuan usia 19 tahun datang dengan keluhan demam sejak 6 hari
SMRS, tidak disertai menggigil, demam terus menerus, meningkat terutama pada malam
hari, menurun setelah diberi obat penurun panas tapi kemudian kembali naik. Keluhan
disertai cephalgia pada bagian belakang kepala dan menjalar ke leher, nyeri kepala hilang
timbul, memberat setelah beraktivitas atau kurang istirahat. Keluhan mual dan muntah
sejak 5 hari SMRS, frekuensi >3x/hari, mual dan muntah setiap kali makan, tidak terdapat
darah, isi makanan yang dimakan, jumlah sesuai makanan yang dikonsumsi, membaik setelah
diberi obat untuk lambung.
3 hari SMRS pasien telah berobat ke klinik dan diberi 4 macam obat, pasien tidak ingat nama
obat, hanya ingat obat untuk demam, nyeri kepala, mual dan muntah. Tetapi masih belum
ada perbaikan. Sudah cek laboratorium widal dan hasilnya (+).
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis,
tekanan darah tangan 120/80 mmHg. Frekuensi nadi 80 kali/menit, frekuensi napas 18
kali/menit, suhu aksila 37,3o C, dan IMT normal.
Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan widal (+) dan UL (+) ISK.
DIAGNOSIS TATALAKSANA
Medikamentosa :
Diagnosis kerja :
Typhoid fever + ISK Infus Ringer Laktat 20 tpm
(Sistisis) - Injeksi:
Levofloksasin inj. 1x500mg
Ranitidine inj 2 x 150mg
- PO:
Paracetamol tab 3 x 500mg
Non-medikamentosa:
Perbanyak konsumsi air putih
Tidak menahan rasa ingin BAK
Menjaga kebersihan genitalia eksterna
Mencuci tangan sebelum, sesudah
makan, dan setelah BAB.
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Follow Up 13/02/2018 14/02/2018 15/02/2018
S Demam sejak 6 SMRS, demam tinggi Demam (-), mual, (-) muntah (-), dan Demam (-), mual, (-) muntah (-), dan
terus menerus. Mual, (+) muntah (+), nyeri kepala (+). nyeri kepala (-).
dan nyeri kepala pada belakang
kepala.
O TD: 120/80 mmHg TD: 120/80 mmHg TD: 120/80 mmHg
HR: 80x/mnt HR: 80x/mnt HR: 80x/mnt
RR: 18x/mnt RR: 18x/mnt RR: 18x/mnt
S: 37,6oC S: 37,1oC S: 36,7oC
Lab: Lab:
Leu 6.100 S. Typi O: 1/160
Hb 12.6 S. Typi H: 1/80
Ht 35.5% S. Paratypi B: 1/80
Th 254.000 UL (+) ISK
Infeksi sitemik akut yang disebabkan oleh Salmonella enterik serotype typhi
atau paratyphi. Nama lain penyakit ini adalah enteric fever, tifus, dan tifus
abdominalis.
Insiden tertinggi pada anak – anak. Di Indonesia usia 3-19 tahun
Transmisi dapat melalu air yang tercemar pada daerah endemik atau melalui
makanan yang tercemar pada daerah non endemik.
PATOFISIOLOGI Menembus lamina propria difagosit
oleh makrofag -> diresentasikan
makrofag
Sebagian dimusnahkan oleh asam Bersarang di RES (TU hati & limfa) ->
lambung berkembang -> meninggalkan sel
fagosit
Uji typhidot. deteksi antibodi IgM dan IgG yang terdapat pada protein
membrane luar Salmonella typhi. Hasil positif didapatkan 2-3 hari setelah
infeksi
Uji IgM dipstick. khusus mendeteksi antibody IgM spesifik terhadap S. typhi
pada spesimen serum atau whole blood. Uji ini menggunakan strip yang
mengandung antigen lipopolisakarida (LPS) S. typhoid dan anti IgM (sebagai
control. sensitivitas sebesar 65-77% dan spesifitas sebesar 95-100%.
Kultur darah.(Gold standard) Hasil biakan darah yang positif memastikan
demam tifoid, akan tetapi hasil negative tidak menyingkirkan demam tifoid
TATALAKSANA
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, termasuk
ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme.
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam klinis mengenai infeksi saluran kemih :
ISK uncomplicated (sederhana), yaitu infeksi saluran kemih pada pasien tanpa disertai
kelainan anatomi maupun kelainan struktur saluran kemih.
ISK complicated (rumit), yaitu infeksi saluran kemih yang terjadi pada pasien yang menderita
kelainan anatomis/ struktur saluran kemih , atau adanya penyakit sistemik. Kelainan ini
menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika.
First infection (infeksi pertama kali) atau isolated infection, yaitu infeksi saluran kemih yang
baru pertama kali diderita atau infeksi yang didapat setelah sekurang – kurangnya 6 bulan
bebes dari ISK.
Infeksi berulang, yaitu timbulnya kembali bakteriuria setelah sebelumnya dapat dibasmi
dengan pemberian antibiotika pada infeksi yang pertama.
Asymtomatic significant bacteriuria (ASB), yaitu bakteriuria yang bermakna tanpa disertai
gejala.
KLASIFIKASI
Infeksi saluran kemih (ISK) diklasifikasikan berdasarkan anatomi :
Infeksi Saluran kemih (ISK) bawah,
Presentasi klinis infeksi saluran kemih (ISK) bawah tergantung dari gender.
Perempuan
Sistitis, adalah presentasi klinis infeksi saluran kemih disertai bakteriuria bermakna
Sindroma uretra akut (SUA), adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan
mikroorganisme (steril)
Laki – laki
Presentasi ISK bawah pada laki – laki dapat berupa sistitis, prostatitis, epidimidis, dan
uretritis.
ISK atas
Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan oleh
infeksi bakteri.
Pielonefritis kronik (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi bakteri
berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih serta refluk
vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan
ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik.
ETIOLOGI
3. Proteus sp 5 – 10
4. Pseuomonas aeroginosa 2 – 10
5. Staphylococcus epidermidis 2 – 10
6. Enterococci 1–2
PATOFISIOLOGI
GAMBARAN KLINIS
Gejala yang sering timbul ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing
yang biasanya terjadi bersamaan, disertai nyeri suprapubik dan daerah pelvis.
Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi, yaitu :
a. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa nyeri supra
pubik, disuria, frekuensi, hematuri, dan urgensi,
b. Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri
punggung, muntah
Diagnosis
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain batu
saluran kemih, obstruksi salran kemih, sepsis, infeksi kuman yang multisitem,
gangguan fungsi ginjal.