Anda di halaman 1dari 21

Challenges in diagnosing

tuberculosis in children: a
comparative study from
Sudan
Pendahuluan
Diagnosis tuberkulosis
(TB) pada anak ialah
suatu hal yang
menantang karna
kekurangan material 2

spesimen dan
kelangkaan bakteri Penelitian ini bertujuan
dalam spesimen . untuk mengevaluasi
metode untuk
diagnosis TB pada anak
di Sudan
▹ Tantangannya berupa defisini
kasus TB sesuai WHO (sputum +),
manifestasi klinis yang bervariasi
dan samar, serta kelalaian 3

program nasional dalam


mengontrol dan melaporkan kasus
TB
▹ Penelitian terbaru menunjukkan
adanya diagnosis TB lebih baik 4
dengan riwayat kontak dengan
pasien TB dan menggunakan
interferon-gamma release assays
lebih dibanding test tuberkulin
Tujuan

▹ Tujuan penelitian ini untuk


mengevaluasi diagnosis TB pada 5
anak dengan pendekatan yang
brbeda dengan membandingkan
hasil test tubekulin, kultur
konvensional,mikroskop, dan
analisis molekular
Metode
Merupakan penelitian cross-sectional (n = 197)
Inklusi : anak <15 tahun dengan batuk persisten >2 minggu
BB menurun
Keterlambatan berkembang
Lemas terus menerus
Eksklusi : TB pada anak HIV
Pengambilan sampel :
TST
Sputum (> 7 tahun)
Gastric lavage ( <7 tahun)

Setelah itu sampel digunakan untuk culture, microscopy


(Ziehl–Neelsen and auramine fluorescence stains),
and PCR
Test Tuberkulin

▹ Menggunakan Mantoux test


dengan injeksi 100 ml antigen 8
secara Intradermal. Hasil positif
bila terdapat indurasi (>10 mm)
dalam 48-72 jam setelah injeksi.
▹ Ziehl–Neelsen and auramine
fluorescence stains 9

▹ Culture on Lo¨wenstein–Jensen
(LJ) medium
▹ PCR amplification dan gel
electrophoresis of the IS6110
sequence
Epidemiologi dan Faktor
Resiko

Dari total 197 pasien, 36 % adalah


perempuan dan 64% adalah laki-laki
Sex rasio 1:1.8 10

▹ Kontak dengan
pasien (31%)
▹ Batuk >2 minggu
(87%)
▹ Demam (86%)
Kontak dengan pasien TB

11
12
Hasil 13
Kultur di medium LJ terdapat 32 (+) dari
197 spesimen (16,2%)
83.8% dieksklusikan sebagai kultur non
M. tuberculosis

14

Ini menunjukkan positif rendah pada


deteksi menggunakan kultur medium LJ
walaupun secara literatur mengatakan
medium LJ adalah medium standar
Teknik mikroskop (Ziehl Neelsen dan
auramine strains)
Meskipun punya spesifisitas 98.2% namun
sensitivitasnya rendah (43.8%)

15

Meskipun teknik mikroskopik digunakan secara


luas untuk diagnosis TB dewasa (terutama
negara berkembang) namun pemeriksaan ini
tidak membantu untuk TB pada anak
Deteksi TB pada anak dengan TST adalah
100%, yang berarti semua kasus dengan
kultir positif, positif pula TSTnya

TST itu mudah untuk dilakukan dalam


mendiagnosa TB pada anak, namujn
spesifisitasnya sangat rendah (43.7%) 16

Walaupun TST tidak efektif dala, mendiagnosis


kasus baru atau untuk pencegahan, TST masih
dapat digunakan untuk screening atau
memonitor infeksi baru namun tidak
direkomendasikan untuk screening TB pada
karywan kesehatan
▹ Vaksinasi dengan BCG memungkinkan
penyebab TST positif pada anak; TST
positif akan menetap sampai beberapa 17

tahun setelah vaksin


▹ Pada penelitian sebelumnya (anak di Peru), TB
pada anak didiagnosis dengan mikroskop,
kultrur sputu, dan test resistensi obat, kultur 18

dengan medium LJ dan merekomendasikan


kultur adalah test diagnostik terbaik
▹ PCR hanya mendeteksi setengah dari kasus
kultur positif
TST dapat digunakan untuk screening
karena cepat dan mudah untuk
dilakukan
Kesimpulan

19
Konfirmasi spesimen dengan
test PCR mungkin berguna

Penelitian ini membuktikan adanya performa yang


mengecewakan dengan teknik mikroskopik dalam
mendiagnosis TB pada anak. Meskipun memiliki spesifisitas 20
yang tinggi, namun spesifisitasnya rendah. Screening
berdasarkan gejala lebih di rekomendasikan dalam
mengurangi angka anak yang harus di teliti lebih lanjut.
Thank You !!

21

Anda mungkin juga menyukai