Anda di halaman 1dari 34

AGAMA ISLAM III

(Rekonstruksi- Ilmu)

Dr.Ir. H. Soedarsono, M.Si.


Dosen F Teknik Unissula
MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN

 I’jaz (mukjizat) secara etimologi dari kata al I’jaz


merupakan masdar (abstract noun) dari kata a’jiza
yang berarti mengungguli, Mukjizat menurut para
ulama adalah suatu yang luar biasa dan tidak
tertandingi.
 Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuai
berdasarkan sifat atau hakikatnya. Dengan sifat yang
dicari bisa terungkap dengan jelas, yang dimaksud
dalam pembahasan ini adalah ilmu yang
eksperimental.
 Mukjizat ilmiah adalah pemberitaan Al-Qur’an
tentang hakikat sesuatu yang dapat dibuktikan oleh
ilmu eksperimental dan belum tercapai kesemuanya
krena keterbatasan sarana manusia pada jaman
Rasullullah
KAIDAH-KAIDAH KAJIAN
MUKJIZAT ILMIAH

• Ilmu Allah bersifat universal dan kebenaran


yang mutlak ilmu manusia terbatas dan
kebenarannya bersifat relatf.

• Tidak mungkin terjadi pertentangan antara


yang pasti dari wahyu dan yang pasti dari
ilmu eksperimental, apabila terjadi
pertentangan pasti ada kesalahan dari
menentukan kepastian salah satunya.
• Nash-nash wahyu diturunkan lafaz yang luas
yang mencakup segala konsep yang benar
dalam topik yang terus menerus muncul dari
lain generasi ke generasi selanjutnya.

• Apabila terjadi pertentangan antara nash


yang pasti dengan teori ilmiah maka teori itu
harus ditolak, tetapi apabila terjadi
kesesuaian maka nash merupakan pedoman
atas kebenaran teori tersebut.
AL-QUR’AN MERANGSANG
PERKEMBANGAN IPTEK

 Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia


diciptakan oleh Allah dari bumi (tanah) agar
manusia memakmurkannya.
 “….Dialah telah menciptakan kamu dari bumi
(tanah) oleh menjadikanmu pemakmurnya”
(Qs 11, 61).
 Adam sebagai khalifah Allah untuk mengelola
dunia dibekali dengan ilmu memahami sifat-
sifat alam (science)
 “ Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-
nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakan pada malaikat, lalu berfiman
“Sebutkanlah kepadaku nama benda-benda
atau jika kamu orang-orang yang benar (Qs
2, 31) Berdasarkan pemahaman itu umat
Islam organisasi pertama sampai abad ke-5
Hijriah melakukan eksperimental science atau
mengadakan penelitian dari Tobiah,
(kealaman).
SUNATULLAH.
(Ada yang tidak yang diwahyukan dan yang
diwahyukan)
 Sunatullah tidak diwahyukan prosesnya tidak
melibatkan manusia. Ada tiga sifatnya yaitu:
1. Exact (Qs 25: 2 dan 65: 3)
2. Immutable (Qs 6: 115 dan 17: 77)
3. Obyektive (Qs 21: 115)
 Sifat sanutullah Exact (pasti)
Sifat alam yang pasti memberikan kemudahan bagi
manusia untuk membuat rencana berdasarkan
perhitungan. Misalnya titik didih 1000 C, grafitasi
siklus hidrologi, fotosintesis dll.
 Sifat sunatullah immutable (tidak berubah-ubah).
 Dengan sifat sunatullah yang tetap, seorang ilmuwan
dapat memperkirakan dan merencanakan setiap
fenomena alam yang akan terjadi, setiap pakar IPTEK
mudah memahami karena sifat alam yang konsisten.
 Sifat sunatullah obyektif (tidak memihak)
 Dapat kata tahawi siapa yang mematuhi sunatullah
akan sukses sedangkan yang melangar atau tidak
mengikuti sunatullah secara konsiste akan gagal.
Misalnya sifat tangkal petir (lightning orrester).
 Al-Qur’an bukan hanya menjadi inspirasi
permasalahan IPTEK melainkan juga dapat
mengilhami jawaban atau penjelasan ilmiah. Ada dua
pendekatan antara Al-Qur’an dan temuan IPTEK,
yaitu pendekatan ke hulu dan ke hilir.
Pendekatan ke hulu

Al-
TI Qur’an

TI

TI
TI

 TI: Temuan IPTEK


Pendekatan ke hilir
D

C
E

Al-
Qur’an

* Permasalahan
* Pernyataan
* Peradikian
* Epestimologi
A
 Sunatullah yang diwahyukan.
 Cirinya melibatkan manusia dan time
responya panjang. Oleh karena itu banyak
ayat dalam Al-Qur’an manusia diminta
mempelajari sejarah masa lampau sebagai
bahan perbandingan untuk menyakinkan
manusia akan kebenaran hukum-hukum Allah
(oils: QS 3; 173-138)
 “Sesungguhnya telah berlaku sebelum
kamu sunah Allah, karena itu
berjalanlah di muka bumi dan
perhatikan orang-orang yang
mendustakan
(rosul-rosul) Al-Qur’an ini adalah
penerang bagi manusia dan petunjuk
serta pelajaran bagi orang-orang taqwa
(QS 3; 137-138)
 Sebagai contoh sunatullah yang
diwahyukan antara lain surat Nur ayat
58 dan 59 yang menunjukan agar
setiap orang tua mendidik anak mereka
yang di bawah umur, agar meminta ijin
setiap kali akan masuk kamar tidur
orang tua mereka pada tiga masa
(sebelum sesudah, saat meninggalkan
pakaian dan setelah isak).
AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU
PENGETAHUAN DAN KEALAMAN

Surat Al Anbiya’ 30 :
Surat Yunus , 101 :

Surat Al Qomar , 49 :
Surat Ali Imron, 190-191 :
Surat Adz Dhariyat 47 :

Surat Fushshilat 53 :
Surat Al Ghosyiyah 17-20 :
Surat Al Qomar 49 :
Surat An Nahl 11- 12 :
Surat Fushshilat 11 :
Surat Al Baqoroh 74 :
Al Qashash 77 :
Al Alaq 3,4,5 :
Al Fushilat 11 :
At Thalaq 12 :
Adz Dzariat 56 :
Ibnu Abdil Barr

Ibnu Uda
Al Qashash 77 :
An Naml 88 :

An Naba’ 6,7 :
Al Ghasiyah 20 :

Anda mungkin juga menyukai