RAMOS SILALAHI
SAMUEL LIONARDI
ALVIN ANTHONIUS
Anoksia :
1. Anoksia anemik
2. Anoksia Stagnan PENYAKIT
3. Anoksia Histotoksik
4. Anoksia Anoksik ASFIKSIA MEKANIK
Anoksia Anemik
1. Primer
Akibat langsung dari asfiksia tersebut ;
Kekurangan O2 ditemukan diseluruh tubuh, tidak
tergantung pada tipe asfiksia
Bagian otak (cerebelum, cerebrum, dan basal ganglia) =
rentan terhadap keadaaan kekurangan o2
Apabila bagian tsb mati, maka digantikan oleh jaringan
glial, sedangkan pada organ lainnya berbeda.
PATOFISIOLOGI
2. Sekunder
Berhubungan dengan penyebab dan usaha kompensasi
tubuh ;
Jantung = kompensasi kekurangan o2 dengan
mempertinggi output = tekanan arteri dan vena tinggi =
beban kerja jantung berat = gagal jantung = kematian
- Contoh : Pembekapan, Gantung, Jerat, Cekik, Korpus
Alienum, tenggelam.
PATOFISIOLOGI
1. Wajar
- Penyakit
2. Tidak wajar
- Pembunuhan
- Bunuh Diri
- Kecelakaan
Terdapat empat fase dalam asfiksia, yaitu:
•Fase Dispneu
•Fase Konvulsi.
•Fase Apneu
•Fase Akhir
Gejala klinik :
1. Dispneu : Tubuh kekurangan O2
Penumpukan CO2
2. Konvulsi : Klonik
Tonik
Epistotonik
3. Apneu : Tidak bernapas
4. Stadium Akhir: Paralisa seluruh tubuh
Tanda-tanda umum :
1. Sianosis : Darah mjd encer dan gelap
Mukosa biru
Kuku biru
Lebam mayat gelap
2. Kongesti vena :
Pelebaran pembuluh darah vena pd paru
Perdarahan berbintik di membran transparan
pd organ ( jantung,paru,sklera )
3. Edema :
Kekurangan oksigen, pembuluh darah rusak,
permeabilitas naik -------) Paru-paru
PEMERIKSAAN JENAZAH
Pemeriksaan Luar
• Sianosis pada bibir, ujung-ujung jari dan kuku
• Pembendungan, sistemik maupun pulmoner
• Warna lebam mayat biru gelap dan terbentuk lebih
cepat,
• Adanya busa halus pada hidung dan mulut
• Gambaran pembendungan pada mata dimana
terdapat pelebaran pembuluh darah konjungtiva bulbi
dan palpebra, sehingga seolah-olah si korban matanya
merah.
Pemeriksaan Dalam (autopsi)
• Darah berwarna lebih gelap dan encer, karena
fibrolisin darah meningkat postmortal
• Pada saluran pernafasan terdapat busa halus.
• Seluruh organ-organ dalam tubuh menunjukkan
tanda-tanda pembendungan, sehingga menjadi lebih
berat, berwarna lebih gelap dan pada pengirisan
banyak mengeluarkan darah.
• Petechial haemorrhaeges dapat ditemukan pada :
• Mukosa usus halus
• Jantung (epicardial haemorrhages)
• Paru-paru
• Kulit kepala, terutama daerah otot temporal
• Kelenjer thymus
• Mukosa epiglottis dan daerah subglotis
Edema pulmoner sering terjadi pada kematian yang
berhubungan dengan hipoksia
Kelainan-kelainan yang berhubungan dengan
kekerasan seperti :
Fraktur laring langsung ataupun tidak langsung
• Perdarahan faring terutama bagian belakang tulang
krikoid (pleksus vena submukosa dengan dinding
tipis)
Smothering (Bekap)
Definisi
Obstruksi mekanik terhadap aliran udara dari lingkungan ke mulut dan
lubang hidup.
Tanda-tanda :
- Tanda umum asfiksia
- Tanda khusus = memar pada pipi dan bibir
Cara Kematian :
- Pembunuhan
- Bunuh diri
- Kecelakaan (anak-anak dan bayi)
Gambaran Post Mortem
Pemeriksaan Luar Jenazah
- Tanda kekerasan tergantung dari jenis benda dan kekuatan menekan
- Luka Lecet, jenis tekan, atau geser, jejas bekas jari atau kuku disekitar
wajah = korban melawan
- Luka memar atau lecet ditemukan dalam permukaan dalam bibir =
akibat bibir terdorong dan menekan gigi, gusi, lidah
- Bekap dengan benda lunak = tidak ditemukan tanda kekerasan, tetapi
memar dan luka bisa dapat ditemukan pada bibir bagian dalam ; lihat
tanda lainnya seperti gincu.
- Bekap dengan 1 tangan dan tangan lain menekan kepala korban = lecet
atau memar pada otot leher bagian belakang ; dapat disayat otot bagian
dalam atau membuka kulit yang menutupi bagian tersebut.
Gambaran Post Mortem
Pemeriksaan Dalam Jenazah
- Darah tetap cair = aktifitas fibrinolisin
- Kongesti = pembendungan yang sistemik (dilatasi jantung kanan = ciri
klasik pada asfiksia)
- Edem pulmonal = Pembengkakan paru-paru.
- Ptekiae ditemukan pada mukosa usus halus.
- Busa halus pada saluran pernapasan
Mikroskopis
- Peningkatan CO2 pada darah dan O2 menurun.
Gagging and Choking
Definisi
Sumbatan pada jalan napas oleh benda asing = hambatan udara ke paru-
paru
Gagging = Sumbatan pada orofaring
Choking = Sumbatan pada laringofaring
Mekanisme Kematian
Asfiksia atau refleks vagal akibat rangsangan pada reseptor N. Vagus di
arcus faring = hambatan kerja jantung = gagal jantung = kematian.
Cara Kematian
Bunuh diri (jarang terjadi)
Pembunuhan (bayi dan orang dengan fisik lemah)
Kecelakaan (saat tertawa atau menangis saat makan)
Post Mortem tersedak
Definisi
Penekanan pada leher dengan tangan atau lengan bawah = dinding
saluran nafas atas tertekan = penyempitan saluran napas = udara tidak
dapat lewat = asfiksia.
Mekanisme Kematian
Gejala Asfiksia (4 Fase)
Refleks Vagal (menjelaskan terminologi sudden cardiac arrest = trauma
pada leher)
Cara Kematian
Pembunuhan
Kecelakaan
Cara Manual Strangulasi
Definisi
Penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang, rantai, kawat, kabel,
kaos kaki, pakaian, dsb yang melingkari leher dan mengikat leher yang
semakin lama semakin kuat = menutup saluran napas.
Perbedaan
Jerat = kasus pembunuhan, kecelakaan
Gantung = Pembunuhan dan bunuh diri, dan kecelakaan
Gantung = kuat dan berat beban berasal dari berat tubuhnya sendiri,
sedangkan Jerat = beban berasal dari kekuatan tarikan pada kedua ujung
benda yang digunakan.
Jerat
Tali yang digunakan sering disilangkan dan sering dijumpai adanya
simpul.
Bekas jeratan hampir selalu melewati membran antara cartilago hyoid
dan cartilago thyroid.
Mekanisme Kematian
Tanda Asfiksia
Iskemik serebral = penekanan pada arteri = sumbatan suplai O2 ke otak
Syok Vasovagal = rangsangan pada sinus karotikus = reflek vagal = gagal
jantung
Post Mortem jerat
Pemeriksaan Luar jenazah
Tanda penjeratan pada leher = jelas dan dalam apabila tali semakin
kecil
- Bentuk jeratan = horizontal atau mendatar = alur jeratan berbentuk
lingkaran, biasa disertai luka lecet atau memar atau jejas karena korban
berusaha membuka jeratan
- Tanda penjeratan berwarna coklat gelap dan kulit tampak kering, keras,
dan mengkilat.
Pada tempat simpul tali (kulit bawah telinga) = tampak daerah segitiga
- Pinggiran jejas tampak berbatas tegas
- Tanda jerat kadang tampak lebih dari 2 jerat.
Tanda asfiksia
Lebam mayat
Post Mortem jerat
Pemeriksaan Dalam jenazah
Lapisan dalam dan bagian tengah pembuluh darah mengalami laserasi
ataupun ruptur
Tanda asfiksia
Resapan darah di bawah jaringan kulit dan otot
Memar dan ruptur pada beberapa keadaan
Oedema Paru
Gantung
Kerusakan pada medulla spinalis dan batang otak
Asfiksia = terhambatnya aliran udara
Iskemia otak
Refleks vagal
Tipe gantung
Typical = titik gantung terletak di atas daerah oksipital dan tekanan
pada artei karotis paling besar
Atypical = titik gantung terdapat di samping kepala sehingga leher
dalam posisi sangat miring (fleksi-lateral)
Jenis tali :
• Lunak : Selendang, kain, dll
• Keras : Tali, kawat, dll
Teknik otopsi :
1. Perhatikan alat-alat leher
2. Resapan darah di bawah jejas jerat
3. Tulang rawan trakea
4. Mukosa esofagus
OBSERVASI MATI GANTUNG PENJERATAN
Bekas tali Keras, kering, coklat tua seperti kulit Lunak dan kemerahan
disamak
Perdarahan pada saluran pernafasan Sangat jarang Ada, bersama buih dari mulut dan
hidung
Air ludah Mengalir dari salah satu sudut mulut Tidak ada
Contoh :
Tertimbun pasir, longsor, tembok, pohon, kecelakaan mobil, terhimpit,
berdesakan, dsb.
Cara Kematian :
Kecelakaan dan pembunuhan (burking = kombinasi pembekapan dan
tekanan pada dada)
Post Mortem Crush / Trauma Asfiksia
• Tanda Asfiksia
• Jika benda yang memberi penekanan itu besar = bukan meninggal
karena asfiksia, melainkan karena hancur dan rusaknya organ dalam.
Drowning (Tenggelam)
Definisi
Masuknya cairan kedalam saluran penapasan.
Seluruh tubuh tidak harus masuk ke dalam air, asalkan mulut dan
lubang hidung berada di dalam air.
Jumlah air yang fatal untuk masuk ke paru-paru : Dewasa = 2 Liter dan
bayi / anak-anak = 30 – 40 cc.
Jenis-jenis :
Wet Drowning = Keadaan dimana cairan masuk ke dalam saluran
pernapasan setelah korban tenggelam.
Dry Drowning = Keadaan dimana cairan tidak masuk ke dalam saluran
pernapasan, melainkan akibat spasme laring.
Secondary Drowning = Terjadi kematian setelah beberapa hari setelah
korban tenggelam = meninggal akibat komplikasi.
Immersion Syndrome = Korban tiba-tiba meninggal akibat tenggelam
dalam air yang sangat dingin = refleks vagal
Sebab Kematian
Refleks vagal = tenggelam tipe 1, kematian terjadi sangat cepat, pada
post mortem tidak ditemukan tanda asfiksia dan air dalam pari-paru
sehingga sering disebut dry drowning
Spasme Laring = rangsangan air ke dalam laring, pada post mortem
ditemukan tanda asfiksia tetapi air tidak ditemukan di dalam paru-paru
Pengaruh air yang masuk ke paru-paru
- Pada air tawar, anoksia dan gangguan elektrolit sehingga terjadi absorpsi
cairan yang masif karena konsentrasi air tawar lebih rendah dibanding
darah = hemodilusi darah = air masuk ke dalam aliran darah sekitar
alveoli = sel darah pecah (hemolisis) = tubuh kompensasi lepaskan ion
kalium = fibrilasi ventrikel jantung = gagal jantung = anoksia otak.
- Post mortem = tanda asfiksia, kadar NaCl jantung kanan > kiri, adanya
buih serta benda air pada paru.
Sebab Kematian
Pengaruh air yang masuk ke paru-paru
- Pada air asin = anoksia dan hemokonsentrasi, tetapi tidak terjadi
gangguan elektrolit.
- Konsentrasi air asin lebih tinggi dari darah = air ditarik dari sirkulasi
pulmonal ke jaringan intersisial paru = edem pulmonal,
hemokonsentrasi, hipovolemi, dan kenaikan kadar magnesium darah
- Hemokonsentrasi mengakibatkan sirkulasi menjadi lambat = payah
jantung.
- Post mortem ditemukan tanda asfiksia, kadar NaCl jantung kiri > kanan,
dan ditemukan buih serta benda air.
Drowning (Tenggelam)
Cara kematian
Kecelakaan
Bunuh diri
Pembunuhan
Post mortem Drowning (Tenggelam)
Hal yang perlu diperhatikan :
Identitas korban = Pakaian, anatomi korban, sidik jari, gigi, kelainan
apapun.
Apakah korban masih hidup sebelum tenggelam = pada mayat segar
dapat diketahui dari pemeriksaan dengan metode diatom (organisme
laut)
Kadar Elektrolit dalam bilik jantung kiri dan kanan
Benda asing dalam paru dan saluran pernapasan
Kadar alkohol = menentukan cara kematian
Post mortem Drowning (Tenggelam)
Pemeriksaan Luar jenazah
Mayat dalam keadaan basah (berlumuran pasir / lumpur / benda asing
dari air)
Busa halus pada hidung dan mulut
Mata setengah terbuka
Kutis Anserina
Washer woman
Kadaverik Spasme
Luka lecet (gesekan benda dalam air)
Puncak kepala mungkin terbentur dasar waktu terbenam ke dalam air
Post mortem Drowning (Tenggelam)
Pemeriksaan dalam jenazah
Busa halus dan benda asing dalam saluran pernapasan (Pasir, tumbuhan
air, dsb)
Paru-paru membesar seperti balon (dapat menutupi kantung jantung)
Pada pengirisan paru, banyak keluar cairan (terutama tenggelam di laut)
Laboratorium
Diatom = alga, ganggang (pada mayat segar pada jaringan paru, pada
mayat yang sudah membusuk pada jaringan ginjal, otot skelet, dan
sumsum tulang paha)
Darah jantung = elektrolit dari bilik jantung
Mikroskopik jaringan
Pemeriksaan keracunan = alkohol dan obat