Anda di halaman 1dari 19

Jainuri Erik Pratama, M.Farm.Klin.

, Apt
 Pelayanan farmasi klinik yang dimaksud meliputi:
a. Pengkajian dan pelayanan Resep;
b. Penelusuran riwayat penggunaan obat;
c. Rekonsiliasi Obat;
d. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
e. Konseling;
f. Visite farmasis;
g. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
j. Dispensing sediaan steril; dan
k. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
 Permenkes RI No. 72 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di RS :
◦ Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan
salah satu pelayanan kefarmasian  farmasi
klinik
 Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan
kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi obat yang
independen, akurat, tidak
bias, terkini dan
komprehensif yang dilakukan oleh
Apoteker kepada dokter, apoteker, perawat,
profesi kesehatan lainnya serta pasien dan
pihak lain di luar Rumah Sakit.
Ka.IF

Depo Farmasi Sterilisasi Logistik


Farmasi Klinik sentral farmasi

Rawat Rawat
Inap Jalan

PIO
 Perkembangan obat yang semakin
cepat dengan bermunculannya
obat- obat baru
 Literatur obat yang semakin
banyak dan kompleks
 Kebutuhan informasi obat yang
obyektif & patient oriented
Mendukung
Mendukung
pekerjaan
pelaksanaan
apoteker di
formularium
bangsal

Membantu
dokter
Upgrading
mengambil
keputusan formularium
terapi

Meningkatkan Sebagai
profesionali materi edukasi
dan konseling
tas apoteker
bagi nakes dan
pasien
 Mendukung pelayanan kefarmasian dengan
menjawab pertanyaan
 Terlibat dengan kegiatan KFT
*mengembangkan kebijakan penggunaan
obat
*membuat dan merevisi formularium
 Memberikan informasi secara aktif melalui
buletin dan website
 Melakukan edukasi kepada tenaga
kesehatan, mahasiswa, dan masyarakat
Pihak lain :
manajemen,
Tenaga kesehatan : tim/kepanitian
dokter, dokter gigi, klinik, dan lain –
apoteker, perawat, lain.
Pasien dan atau
keluarga pasien bidan, asisten
apoteker, dan lain –
lain.
1. Pelayanan aktif  tidak menunggu
pertanyaan, melainkan aktif
memberikan informasi.
2. Pelayanan pasif pelayanan
memberikan informasi obat sebagai
jawaban atas pertanyaan yang diterima.
L
A Catat data peminta informasi
N
G
K Kategorisasi pertanyaan

A
H Penelusuran sumber informasi

K PIO
E
R
Formulasi jawaban

J
A
Follow up
 Lisan
 Telepon
 SMS/WA
 Email
 Tertulis
1. Primer
- Kebanyakan up to date
- Mengenalkan teori-teori/penemuan-penemuan baru
- Memperkuat teori yg sudah ada
- Dapat ditemukan informasi mengenai obat-obat yang sdh
diteliti.
contoh : laporan hasil penelitian, laporan kasus, studi evaluasi,
laporan deskripsi.
2. Sekunder
sistem indeks yang berisi kumpulan abstrak dari berbagai
macam artikel jurnal.
contoh : medline, NEJM, Science Direct, dll.
3. Tersier
berupa buku referensi yang berisi materi yang umum, lengkap,
dan mudah dipahami.
contoh : textbook, compendia, farmakope, pedoman praktis.
1. Primer
 Bagian bahan dan metode
 Sampel
 Desain studi

2. Sekunder
 Waktu  jarak waktu majalah diterbitkan

 Jurnal pustaka  jumlah pustaka ilmiah

 Selektivitas pengindeksan/pengabstrakan  cetak


standar atau terkomputerisasi
 Harga

3. Tersier
 Penulis dan atau editor

 Tanggal publikasi

 Penerbit

 Daftar pustaka
Dokumentasi yang dilakukan meliputi :
1. No. dokumen
2. Nama penanya
3. Profesi (tenaga kesehatan, pasien,
masyarakat umum)
4. Telepon
5. Alamat
6. Tanggal dan jam pertanyaan diterima
7. Metode bertanya
8. Penyampaian jawaban (segera, < 24
jam, >24 jam)
9. Tanggal dan jam jawaban diberikan
10. Metode menjawab
11. Latar belakang pertanyaan
12. Kategori pertanyaan
13. Jawaban yang diberikan
14. Referensi
15. Paraf dan nama apoteker yang
menjawab pertanyaan
 Meningkatnya jumlah pertanyaan yang
diajukan
 Menurunnya jumlah pertanyaan yang tidak
terjawab
 Meningkatnya kualitas kinerja pelayanan
 Meningkatnya jumlah produk yang
dihasilkan (leaflet, buletin, penyuluhan).
 Meningkatnya pertanyaan berdasar jenis
pertanyaan dan tingkat kesulitan.
 Menurunnya keluhan atas pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai