Anda di halaman 1dari 5

Praktikum kromatografi 2 Percobaan 5 ||

Penentuan kadar sakarin dan kafein pada


minuman ringan bersoda dengan KCKT||
Tujuan
Dapat mengetahui prinsip kerja analisis dengan KCKT dan melakukan optimasi alat.
Dapat menentukan komponen senyawa pada minuman bercosa.

Dasar teori
Berbagai jenis minuman ringan sudah banyak yang beredar di pasaran. Untuk menarik
konsumen banyak dari berbagai jenis minuman tersebut ditambahkan dengan zat adiktif
seperti pemanis buatan, pewarna, pengawet dan zat penambah vitalitas. Beberapa jenis bahan
kimia yang sering ditambahkan ke dalam produk minuman ringan diantaranya adalah sakarin
dan kafein.
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis terhadap kafein dan sakarin yang terdapat di
minuman ringan dengan menggunakan alat kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Untuk
melakukan analisis kedua senyawa tersebut, maka kondisi optimum dari alat sangat
menentukan hasil analisis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam optimasi alat yaitu
menentukan jenis fasa gerak yang digunakan, jenis kolom, laju alir maupun jenis detector.

Alat
Labu takar
Gelas piala
Seperangkat alat KCKT
Pengaduk ultrasonic

Bahan
Sakarin standar
Kafein standar
Asam asetat
Natrium asetat
Asetonitril
Akuades
Minuman ringan bersoda

Langkah kerja
a. Persiapan fasa gerak
Fasa gerak dibuat dengan campuran antara methanol dengan akuades dengan perbandingan
1:1. Larutan fasa gerak dibuat sebanyak 500 mL. homogenkan larutan fasa gerak dengan
menggunakan ultrasonic.
b. Membuat larutan standar sakarin dan kafein serta Pembuatan kurva kalibrasi
Masing-maasing larutan standar dibuat dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20, 25 ppm. Untuk
masing-masing konsentrasi yang sama dicampur hingga homogeny. Masing-masing
konsentrasi larutan disaring menggunakan kertas saring whatman 42. Larutan campuran
sakarin dan kafein dalam pelarut akuades yang telah disaring disuntikkan ke dalam alat

KCKT yang telah dioptimasi. Catat waktu retensi dan luas area untuk larutan sakarin dan
kafein pada masing-masing konsentrasi.
c. Persiapan sampel
Sampel minuman ringan diencerkan dengan menggunakan akuades sebanyak 5 kali. Sampel
yang telah diencerkan dengan akuades diinjeksikan ke dalam alat KCKT. Catat waktu retensi
dan luas area yang muncul pada kromatogram dari sampel.
d. Optimasi alat KCKT
Laju alir 1,0 mL/menit
Jenis pompa isokratik
Detektoe UV
Panjang gelombang 254 nm
Jenis kolom C 18

Data pengamatan
1. Pengamatan waktu retensi
Larutan sakarin = 2,780 menit
Larutan kafein = 4,903 menit
Larutan sampel
Sakarin = 2,830 menit
Kafein = 5,340 menit
2. Pengamataan luas area
Konsentrasi (ppm)
5
10
15
20
25
Sampel
Fp = 5x

luas area
Sakarin
kafein
21,405
43,0284
28,8024
115,4372
31,134
132,2256
46,962
135,6424
59,6712
237,752
858,5624
242,8672

Analisis data
Penetapan kadar
Dari kurva konsentrasi vs luas area didapatkan persamaan sebagai berikut (pada R2 = 0,9925)
Untuk sakarin y= 2,6125x 5,9263
Maka konsentrasi sakarin
Y = 2,6125x 5,9263
858,5624 = 2,6125x 5,9263
864,4887 = 2,6125x
X = 330,90477 x fp
= 1654,5239
Untuk sakarin y = 1,7459x + 11,407 (R2 = 0,7969)
Maka konsentrasi sakarin
Y = 1,7459x +11,407
858,5624 = 1,7459x + 11,407
X = 485,22561 x fp
X = 2426,1281
Untuk kafein y = 9,7362x 8,374 (R2= 0,9977)

Maka konsentrasi kafein


Y = 9,7362x 8,374
242,8672 = 9,7362x 8,374
X = 25,8049 x fp
X = 129,0243
Untuk kafein y = 8,193x + 9,9214 (R2 = 0,8658)
Maka konsentrasi kafein
Y = 8,193x + 9,9214
242,8672 = 8,193x + 9,9214
X = 28,4323 x fp
X = 142,1615

Pembahasan
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan salah satu metode kimia dan
fisikokimia. KCKT termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan
fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padatan. Prinsip dasar HPLC adalah pemisahan
komponen-komponen terjadi karena perbedaan kekuatan interaksi antara solute-solut
terhadap fasa diam. Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan metode lainnya.
Kelebihannya itu antara lain:
Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran
Mudah melaksanakannya

Kecepatan analisa dan kepekaan yang tinggi

Dapat dihindari terjadinya dekomposisi.kerusakan bahan yang di analisis

Resolusi yang baik

Dapat digunakan bermacam-macam detector

Kolom dapat digunakan kembali

Mudah melakukan sample recovery

Instrumentasi HPLC atau KCKT pada dasarnya terdiri dari wadah fasa gerak,
pompa, alat untuk memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detector, wadah penampung
buang fasa gerak, dan suatu computer atau integrator atau perekam.
Kafein merupakan senyawa alkaloid xantina berbentuk Kristal pada suhu ruang dan
berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangasang psikoaktif dan diuretic ringan. Pada
keadaan asal kafein adalah serbuk putih yang pahit. Rumus kimianya ialah C6H10N4O2.
Kafein ditemukan oelh seorang kimiawan jerma pada tahun 1819. Kafein secara alamiah
dijumpai pada bahan oangan seperti biji kopi, daun the, dll. Kafein merupakan suatu
metabolit sekunder dari golongan alkaloid yang bersifat non polar.
Sakaring adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida benzoate.
Sakarin jauh lebih manis dibandingkan sukrosa dengan perbandingan rasa manis kira-kira
400 kali lipat sukrosa. Namun sayangnya dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat
meninggalkan after taste pahit atau rasa logam. Sakarin diperkenalkan oleh fahlberg pada
tahun 1879 secara tidak sengaja dari industry tar batu bara. Penggunaannya secara komersial
sudah diterapkan sejak tahun 1884. Namun sakarinbaru terkenal oleh masyarakat setelah
perang dunia 1. Saat itu sifatnya sebagai pemanis tanpa kalori dan harga murahnya menjadi
faktor menarik utama dalam penggunaan sakarin. Sakarin merupakan pemanis alternative

untuk penderita diabetes mellitus karena sakarin tidak diserap lewat sistem pencernaan.
Meskipun demikian sakarin dapat mendorong sekresi insulin karena rasa manisnya sehingga
gula darah akan turun. Adapun bahaya yang ditimbulkan sakarin adlah efek karsinogenik.
Pada sebuah penelitian di tahun 1997 mencit percoban mengalami kanker empedu setelah
mengkonsumsi sakarin dalam jumlah besar. Penentuan efek serupa pada manusia lebih sulit,
karena sebagian besar produk makanan yang ada saat ini menggunakan beberapa pemanis
buatan sekaligus.
Fasa gerak yang digunakan pada praktikum untuk menentukan kadar sakarin dan
kafein adalah campuran methanol dan akuades dengan perbandingan 1:1 sebanyak 250 mL.
fasa gerak bersifat polar karena akuades dan methanol bersifat polar. Fasa gerak dari HPLC
merupakan zat cair yang disebut eluen atau pelarut. Dalam HPLC fasa gerak berfungsi untuk
membawa komponen-komponen campuran menuju ke detector selain itu juga dapat
berinteraksi dengan solute-solyt.
Analisis kuantitatif dengan HPLC didasarkan pada pengukuran luas area puncak
dalam kromatogram. Pada percobaan penentuan kadar kafein dan sakarin dalam sampel
dengan menggunakan metode HPLC digunakan satu deret standar yang konsentrasinya
bervariasi yaitu 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm. KCKT adalah suatu metode pemisahan dari analit
berdasarkan perbedaan interaksi pada fasa diam dan fasa geraknya. Sehingga akan didapatkan
waktu retensi yang berbeda-beda antara komponen yang satu dengan komponen yang
lainnya. Waktu retensi untuk larutan standar sakarin adalah 2,780 menit, larutan standar
kafein adalah 4,903 menit, larutan sampel sakarin adalah 2,830 menit dan larutan sampel
kafein adalah 5,340 menit perbedaan waktu retensi ini disebabkan oleh kepolaran dari
masing-masing zat. Karena sakarin bersifat polar yang sifatnya sama dengan fasa gerak maka
ia memilki waktu retensi yang lebih pendek, sedangkan kafein bersifat non polar oleh Karen
itu waktu retensinya lebih panjang.
Selain dari waktu retensi hal yang didapat yaitu kromatogram yang berisi luar area
dari masing-msing larutan standar sakarin dan kafein serta luas area sampel. Dari hal tersebut
dibuat kurva regresi antara konsentrasi vs luas area dari masing-msing senyawa. Dan
diperoleh sebuah persamaan sehingga dapat ditentukan kadar sampel seperti yang sudah
tertera pada analisis data. Kadar sakarin pada minuman bersoda dengan R2 yang bagus yakni
0,9925 sebesar 1654, 5239 ppm, sedangkan untuk R2 0,7969 sebesar 2426,1281 ppm.
Perbedaan konsentrasi sangat jauh. Sedangkan kadar kafein pada minuman bersoda dengan
R2 0,997 sebesar 129,0243 ppm dan untuk kadar kafein dengan R2 0,8658 adalah 142,1615
ppm.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum kali ini dilakukan penentuan kadar sakarin dan kefein
dalam sampel minuman ringan bersoda dengan menggunakan KCKT, yaitu kadar sakarin
dengan R2 0,9925 sebesar 1654,5239 ppm sedangkan untuk R2 0,7969 sebesar 2426,1281
ppm. Kadar kafein dengan R2 0,9977 sebesar 129,0243 ppm sedangkan untuk R2 0,8658
sebesar 142,1615 ppm.
Prinsip analisis dengan KCKT adalah pemisahn komponen yang terjadi karena
perbedaan kekuatan interaksi antara solute-solut terhadap fasa diam.

Daftar pustaka
Khopkar, 1985, akonsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Indonesia.
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Gandjar dan Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Budiarso, 2012, Karsineogen Kimiawi dan Mikrokarsinogen, Jurnal, Staf Pusat Penelitian
Penyakit Menular Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan
RI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai