Anda di halaman 1dari 56

CEPHALGIA DAN VERTIGO

DI S USUN OL E H :
DE BBY WUL A N DA RI ( 1 1 0 201205 2 )
I N EZ TA L I THA ( 1 1 0 201 313 4)

P E MBI MBI NG : DR . M AU L A , S P. S
Cepha  kepala; Ischialgia  nyeri.
Rasa sakit atau tidak nyaman pada daerah
DEFINISI kepala atas dari orbita sampai dengan kepala
bagian belakang (oksipital), termasuk wajah
dan sebagian tengkuk, yang berasal dari
struktur sensitif terhadap rasa sakit.
ETIOLOGI dan FAKTOR RISIKO
Kelainan organ-organ dikepala, jaringan sistem persarafan dan pembuluh darah.
Multifaktorial, seperti :kelainan emosional, cedera kepala, migrain, demam,
kelainan vaskuler intrakranial otot, massa intrakranial, penyakit mata,
telinga/hidung, atau gigi, disfungsi sendi temporomandibular, hipertensi,
perubahan lokasi (cuaca, tekanan) dan berbagai macam gangguan medis umum
lainnya.
Faktor Resiko
◦ gaya hidup, kondisi penyakit, jenis kelamin, umur, pemberian histamin atau
nitrogliserin sublingual dan faktor genetik.
EPIDEMIOLOGI
USA  16,54% atau 45 juta
Migren sering terjadi pada Cluster headache 80±90%
orang menderita sakit kepala
pria dengan usia 12 tahun terjadi pada pria dan
kronik, 20 juta diantaranya
sedangkan pada wanita lebih prevalensinya meningkat
adalah wanita dan 75% 
dari usia 12 tahun setelah umur 15 tahun
tipe tension headache
ANATOMI
Daerah sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
◦ Intrakranial  sinus venosus, vena korteks serebrum, arteri basal,
duramater bagian anterior, dan fossa tengah serta fossa posterior.
◦ Ektrakranial  pembuluh darah dan otot dari kulit kepala, bagian dari
orbita, membran mukosa dari rongga nasal dan paranasal, telinga tengah
dan luar,gigi, dan gusi.
Sedangkan daerah yang tidak sensitif terhadap nyeri adalah parenkim
otak, ventrikular ependima, dan pleksus koroideus.
FISIOLOGI
Nyeri (sakit) merupakan mekanisme protektif yang dapat terjadi setiap saat bila
ada jaringan manapun yang mengalami kerusakan, dan melalui nyeri inilah, seorang
individu akan bereaksi dengan cara menjauhi stimulus nyeri tersebut. Rasa nyeri
dimulai dengan adanya perangsangan pada reseptor nyeri oleh stimulus nyeri.
Stimulus nyeri dapat dibagi tiga, yaitu:
◦ Mekanik  spasme otot
◦ Termal  suhu yang tinggi
◦ Kimia  bradikinin, serotonin, histamin, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim
proteolitik. Ada juga prostaglandin dan substansi P (tidak langsung)
Nyeri dibagi menjadi 2, yaitu:
◦ Nyeri akut (fast pain)  fast-sharp pain pathway melalui traktus
neospinotalamikus akibat stilmulus mekanik dan termal.
◦ Nyeri kronik (slow pain)  slow-chronic pain pathway melalui
traktus paleospinotalamikus akibat paling sering stimulus kimia.
PATOFISIOLOGI
Peregangan atau pergeseran pembuluh darah intrakranium atau
ekstrakranium,
Traksi pembuluh darah,
Kontraksi otot kepala dan leher (kerja berlebihan otot),
Peregangan periosteum (nyeri lokal),
Degenerasi spina servikalis atas disertai kompresi pada akar nervus
servikalis,
Defisiensi enkefalin (peptida otak mirip opiat, bahan aktif pada endorfin).
KLASIFIKASI CEPHALGIA PRIMER
MIGRAIN
Migrain adalah nyeri kepala dengan serangan nyeri yang berlansung
4 ± 72 jam. Nyeri biasanya unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas
nyerinya sedang sampai berat dan diperhebat olehaktivitas, dan
dapat disertai mual muntah, fotofobia dan fonofobia.
ETIOLOGI dan FAKTOR RISIKO
Etiologi migren  perubahan hormon (65,1%), makanan (26,9%), stress
(79,7%), rangsangan sensorik (38,1%) seperti sinar yang terang
menyilaukan dan bau yang menyengat, faktor fisik seperti aktifitas fisik
yang berlebihan dan perubahan pola tidur, perubahan lingkungan
(53,2%), alcohol (37,8%), merokok (35,7%).
Faktor resiko migren  adanya riwayat migren dalam keluarga,wanita,
dan usia muda.
EPIDEMIOLOGI
Migren  terjadi hampir pada 30 juta penduduk
Amerika Selatan dan 75 % diantaranya adalah wanita

Migren  dapat muncul pada semua usia tetapi biasanya muncul


pada usia 10-40 tahun. Angka kejadian menurun setelah usia 50
tahun.

Migren tanpa aura lebih sering dibandingkan migren


yang disertai aura dengan presentasi 9:1
KLASIFIKASI • migren dengan satu atau lebih aura reversibel yang
mengindikasikan disfungsi serebral korteks dan atau
tanpa disfungsi batang otak, paling tidak ada satu aura
MIGREN DENGAN AURA yang terbentuk berangsur-angsur lebih dari 4 menit, aura
tidak bertahan lebih dari 60 menit, dan sakit kepala
mengikuti aura dalam interval bebas waktu tidak mencapai
60 menit.

• migren tanpa disertai aura klasik, biasanya bilateral


MIGREN TANPA AURA
dan terkena pada periorbital.

• migren episodik yang tampilan klinisnya dapat


MIGREN KRONIK berubah berbulan- bulan sampai bertahun- tahun
(TRANSFORMED) dan berkembang menjadi sindrom nyeri kepala kronik
dengan nyeri setiap hari.
DIAGNOSIS
migren dengan satu atau lebih aura
reversibel yang mengindikasikan disfungsi
Kriteria diagnostik untuk serebral korteks dan atau tanpa disfungsi
migren dengan aura batang otak
mensyaratkan bahwa paling tidak ada satu aura yang terbentuk
harus terdapat paling berangsur-angsur lebih dari 4 menit
tidak tiga dari empat
karakteristik berikut
aura tidak bertahan lebih dari 60 menit
sakit kepala mengikuti aura dalam interval
bebas waktu tidak mencapai 60 menit.
a) Berlangsung 4 ± 72 jam
Kriteria diagnostik
b) Paling sedikit memenuhi dua
untuk migren tanpa
dari:
aura mensyaratkan
1. Unilateral
bahwa harus terdapat
2. Sensasi berdenyut
paling sedikit lima
3. Intensitas sedang berat
kali serangan nyeri
4. Diperburuk oleh aktifitas
kepala seumur hidup
5. Bisa terjadi mual muntah,
yang memenuhi fotofobia dan fonofobia.
kriteria berikut
TUJUAN TERAPI
membantu
mencegah berlanjutnya
penyesuaian psikologis
dilatasi ekstrakranial
dan fisiologis

mencegah
menghambat aksi
vasokonstriksi arteri
mediahumoral
intrakranial untuk
(misalnya serotonin
memperbaiki aliran
dan histamin)
darah otak
• Ergotamin tatrat
• Secara subkutan atau IM diberikan sebanyak 0,25-0,5 mg. Dosis max 1mg/24
Terapi jam.
akut • Secara oral atau sublingual diberikan sebanyak 2 mg. Dosis max 10 mg/minggu.
• Dosis untuk pemberian nasal 0,5 mg (sekali semprot). Dosis max 2 mg (4
semprotan).

• Sepsis, penyakit pembuluh darah, trombofebilitis, wanita haid, hamil atau


sedang menggunakan pil anti hamil. Pada wanita hamil, haid atau sedang
Kontraindikasi
menggunakan pil anti hamil berikan pethidin 50 mg IM. Pada penderita
penyakit jantung iskemik gunakan pizotifen 3 sampai 5 x 0,5 mg sehari.

• Metilgliserid malead, siproheptidin hidroklorida, pizotifen, dan propanolol


Terapi • Selain menggunakan obat-obatan, migren dapat dicegah dengan
profilaksis menghindari faktor penyebab, manajemen lingkungan, memperkirakan
siklus menstruasi, yoga, meditasi, dan hipnotis
TENSION TYPE HEADACHE
Tension type headache merupakan sensasi nyeri pada daerah kepala
akibat kontraksi terus menerus otot- otot kepala dan tengkuk
(M.spleniuskapitis,M.temporalis,M.masseter,M.sternokleidomastoid,
M.trapezius, M.servikalis posterior, dan M.levator scapula).
ETIOLOGI dan FAKTOR RISIKO
• stress
• depresi
• bekerja dalam posisi yang menetap dalam waktu lama
• kelelahan mata, kontraksi otot yang berlebihan
• berkurangnya aliran darah
• ketidakseimbangan neurotransmitter seperti dopamin, serotonin,
noerpinefrin, dan enkephalin
KLASIFIKASI TTH
• Frekuensi serangan tidak mencapai 15
hari setiap bulan
TTH EPISODIK • Berlangsung selama 30 menit, kurang dari
7 hari

• Frekuensi serangan lebih dari 15 hari setiap


TTH KRONIK bulan dan berlangsung lebih dari 6 bulan.
DIAGNOSIS
Tension Type 1) adanya sensasi
Headache harus tertekan/terjepit/terikat,
memenuhi syarat 2) intensitas ringan-sedang,
yaitu sekurang-
3) lokasi bilateral,
kurangnya dua dari
gejala berikut 4) tidak diperburuk aktivitas.

Gelaja lain yaitu, nyeri tidak berdenyut, menyeluruh, nyeri lebih hebat pada
daerah kulitkepala, oksipital, dan belakang leher, terjadi spontan, memburuk oleh
stress, insomnia, kelelahan kronis, iritabilitas, gangguan konsentrasi, kadang
vertigo, dan rasa tidak nyaman pada bagian leher, rahang serta
temporomandibular.
TERAPI
Pada serangan akut tidak boleh lebih Pada type kronis
dari 2 minggu
1. Analgetik: Aspirin 1000 mg/hari, 1. Antidepresan
Acetaminofen 1000 mg/hari, • Jenis trisiklik : amitryptilin, sebagai
NSAID ( Naproxen 660-750 mg/hari, obat teurapetik maupun
Ketoprofen 25-50 mg/hari, pencegahan TTH.
Tolfenamic 200-400 mg/hari, Asam 2. Anti anxietas
mefenamat, Fenoprofen, Ibuprofen
• Baik pada pengobatan kronis dan
800 mg/hari, diklofenak 50-100
preventif terutama pada penderita
mg/hari)
dengan komorbid anxietas.
2. Kafein (Analgetik Adjuvant) 65 mg Golongan yang sering dipakai
3. Kombinasi 325 aspirin, benzodiazepine dan butalbutal,
acetaminophen + 40 mg kafein. namun obat ini bersifat adikktif.
PENCEGAHAN
Pencegahan TTH adalah dengan mencegah terjadinya stress dengan
olahraga teratur, istirahat yang cukup, relaksasi otot (massage, yoga,
stretching), meditasi, dan biofeedback. Jika penyebabnya adalah
kecemasan atau depresi maka dapat dilakukan behavioral therapy.
Selain itu, TTH dapat dicegah dengan mengganti bantal atau
mengubah posisi tidur dan mengkonsumsi makanan yang sehat.
CLUSTER HEADACHE
Cluster headache merupakan nyeri kepala
vaskular yang juga dikenal sebagai nyeri
kepala Horton, sfenopalatinaneuralgia,
nyeri kepala histamine, sindrom Bing,
erythrosophalgia, neuralgia migrenosa, atau
migren merah (red migraine) karena pada
waktu serangan akan tampak merah pada
sisi wajah yang mengalami nyeri.
EPIDEMIOLOGI
Di Perancis prevalensinya
Cluster headache adalah
tidak diketahui dengan Sering didapatkan
penyakit yang langka.
pasti, diperkirakan sekitar terutama pada dewasa
Dibandingkan dengan
1/10.000 penduduk, muda, laki-laki, dengan
migren, cluster headache
berdasarkan penelitian rasio jenis kelamin laki-
100 kali lebih lebih jarang
yang dilakukan di negara laki dan wanita 4:1
ditemui
lainnya
ETIOLOGI
• Penekanan pada nervus trigeminal (nervus V) akibat dilatasi
pembuluh darah sekitar
• Pembengkakan dinding arteri carotis interna
• Pelepasan histamine
• Letupan paroxysmal parasimpatis
• Abnormalitas hipotalamus
• Penurunan kadar oksigen
KLASIFIKASI
• setidak-tidaknya terdapat dua periode
CLUSTER HEADACHE cluster yang berlangsung tujuh sampai
365 hari dan dipisahkan periode remisi
EPISODIK bebas nyeri selama satu bulan atau lebih.

• serangan yang kambuh lebih dari satu


CLUSTER HEADACHE tahun periode remisi atau dengan periode
remisi yang berlangsung kurang dari satu
KRONIK bulan
DIAGNOSIS 1. Paling sedikit 5 kali serangan setiap hari selama 8 hari
dengan kriteria seperti di bawah
2. Berat atau sangat berat unilateral orbital, supraorbital,
3. Nyeri temporal selama 15-180 menit bila tidak di
Diagnosis nyeri tatalaksana.

kepala klaster 4. Sakit kepala disertai satu dari kriteria dibawah ini :
1. Injeksi konjungtiva ipsilateral dan atau lakriimasi
menggunakan kriteria
2. Kongesti nasal ipsilateral dan atau rhinorrhea
oleh International 3. Edema kelopak mata ipsilateral
Headache Society 4. Berkeringat pada bagian dahi dan wajah ipsilateral
(IHS) 5. Miosis dan atau ptosis ipsilateral
6. Kesadaran gelisah atau agitasi
5. Serangan mempunyai frekuensi 1 kali hingga 8 kali/hari
6. Tidak berhubungan dengan kelainan yang lain.
TERAPI
Serangan cluster headache biasanya singkat, dari 30 sampai 180 menit sering
memberat secara cepat, sehingga membutuhkan pengobatan awal yang cepat.
Berikan oksigen inhalasi dengan kadar 100% sebanyak 10-12 liter/menit.
Sumatriptan 20 mg intranasal efektif pada pengobatan akut cluster headache.
Dihidroergotamin 1 mg intramuscular efektif pada pengobatan akut cluster
headache.
Lidokain  tetes hidung topikal lidokain dapat digunakan untuk mengobati
serangan akut cluster headache. Pasien tidur telentang dengan kepala dimiringkan
ke belakang ke arah lantai 30° dan beralih ke sisi sakit kepala. Tetes nasal dapat
digunakan dengan dosis 1 ml lidokain 4% yang dapat diulang setekah 15 menit.
NYERI KEPALA PRIMER LAINNYA
Primary Stabbing Headache  nyeri kepala seperti ditusuk-tusuk timbul spontan,
sepintas, terlokalisasi, tanpa didasari penyakit organic atau gangguan saraf otak.
Primary Cough Headache  nyeri kepala yang dicetuskan oleh batuk atau mengejan,
tanpa dijumpai gangguan intracranial.
Primary Exertional Headache  nyeri kepala yang dicetuskan oleh aktifitas fisik.
Nyeri kepala primer yang berhubungan dengan aktifitas sexual  nyeri kepala yang
dicetuskan oleh aktifitas sexual
Hypnic Headache  nyeri kepala yang bersifat tumpul dan selalu menyebabkan
pasien terbangun dari tidurnya
Primary Thunderclap Headache  nyeri kepala yang memiliki internsitas nyeri yang
sangat hebat, timbul mendadak dan menyerupai rupture aneurisma serebral.
Hemikrania Kontinua  nyeri kepala unilateral yang selalu persisten
dan responsive terhadap indometasin. Nyeri kepala akan hilang jika
diberikan indometasin 50-100 mg IM, reda dalam 2 jam. Dosis efektif
25-300 mg.
New Daily Persistent Headache  nyeri kepala yang dirasakan
sepanjang hari tanpa mereda sejak awal serangan (pada umumnya
dalam 3 hari) . Nyerinya khas bersifat bilateral, seperti ditekan atau
ketat dengan intensitas nyeri.
NYERI KEPALA SEKUNDER
Nyeri kepala sekunder merupakan nyeri kepala yang disebabkan adanya suatu penyakit
tertentu (underlying disease). Pada nyeri kepala kelompok ini, rasa nyeri di kepala
merupakan tanda dari berbagai penyakit. Nyeri kepala sekunder dapat dibagi menjadi:
◦ Nyeri kepala yang disebabkan oleh karena trauma pada kepala dan leher,
◦ Nyeri kepala akibat kelainan vaskular kranial dan servikal,
◦ Nyeri kepala yang bukan disebabkan kelainan vaskular intrakranial,
◦ Nyeri kepala akibat adanya zat atau withdrawal,
◦ Nyeri kepala akibat infeksi,
◦ Nyeri kepala akibat gangguan homeostasis,
◦ Nyeri kepala atau nyeri pada wajah akibat kelainan kranium, leher, telinga, hidung, gigi,
mulut atau struktur lain di kepala dan wajah,
◦ Nyeri kepala akibat kelainan psikiatri.
VERTIGO
A. Anatomi dan Fisiologi Alat Keseimbangan Tubuh
Terdapat 3 sistem pengaturan keseimbangan tubuh:
1. Sistem Vestibular + 54%
(Aparatus vestibularis, Nervus Vestibularis, Vestibular Sentra)
2. Sistem Proprioseptik (gerakan, posisi, getaran)
3. Sistem Optik (penglihatan)
Sistem keseimbangan (Aparatus Vestibular) terdapat di rongga
telinga bagian dalam terdiri dari:

1. Canalis semicircularis anterior


2. Canalis semicircularis Posterior
3. Canalis semicircularis Lateris
4. Organ Otolith yaitu sacculus dan utriculus

terdapat pula cochlea menyerupai rumah siput yang berisi


cairan endolymfe.
B. Definisi Vertigo
Vertigo adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga
bagian dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing atau ruang di
sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang.

Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar merujuk
pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang,
umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistem keseimbangan.
C. Epidemiologi
Prevalensi pada individu sebesar 7%. 20-30% populasi umum
mengalami Dizzines dengan keluhan Vertigo sebesar 54%. Vertigo
ditemukan lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki (2:1).
D. Etiologi
• Keadaan Lingkungan : Mabuk darat,
Mabuk laut •Peradangan saraf vestibuler, herpes
• Obat-obatan, alkohol zoster
• Endapan kalsium dalam kanalis
•Trauma kepala
semisirkularis
• Infeksi telinga luar dan tengah : Otitis •Tumor otak
Media dan Tumor
•Gangguan sistem peredaran darah,
• Infeksi telinga dalam, labirinitis,
anemia, Transient ischemic attack
neuritis saraf otak
E. Klasifikasi
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Vertigo Sentral diakibatkan oleh kelainan pada batang batang otak atau cerebellum.
2. Vertigo Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau nervus cranialis
vestibulocochlear (N. VIII).

Perifer Sentral
Bangkitan vertigo Mendadak Lambat
Derajat vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan (+) (-)
kepala
Gejala otonom (++) (-)
Gangguan pendengaran (+) (-)
Vertigo Fisiologi:
Beberapa macam vertigo sesuai kejadiannya:

Vertigo Spontan : tanpa ransangan, atau penyakit meniere


oleh tekanan endolimfe yang tinggi.
Vertigo Posisi : perubahan posisi kepala, adanya rangsangan
pada kupula kanalis semisirkulari oleh debris atau kelainan
servikal.
Vertigo Kalori : dirasakan pada saat pemeriksaan kalori.
F. Gejala Klinis
Gejala Primer:

Rasa Pusing berputar-putar

Impulsion (sensasi berpindah, terdorong/diangkat)

Oscilopia (ilusi pergerakan dunia yg dirovokasi dengan pergerakan kepala)

Ataxia (ketidakstabilan berjalan)

Gangguan pendengaran, tinnitus

Kadang disertai nigtagmus


Gejala Sekunder :
Mual
Gejala otonom
Kelelahan
Sakit kepala
Sensitivitas visual
G. Patofisiologi
Ketidakseimbangan cairan telinga dalam
Aparatus vestibularis

Pembengkakan rongga
endolimfatikus

Keseimbangan tubuh
(vestibuler) terganggu

Vertigo
Tinitus

•Gejala primer: •Gejala sekunder: Gangguan pola


Pusing berputar-putar Mual, Gejala otonom, tidur
Implusion, oscilopia, Kelelahan, Sakit kepala,
ataxia, tinnitus, Sensitivitas visual.
nigtagmus.
H. Pemeriksaan pada Vertigo
Pemeriksaan Fisik :
1. Pemeriksaan Neurologik
2. Gait test :
Romberg’s sign
Heel-to-toe walking test
Unterberger’s stepping test
Past-pointing test (uji Tunjuk Barany)
3. Manuver epley
4. Test Fungsi Pendengaran
I. Diagnosis
Sekitar 20-40% pasien dapat didiagnosis segera
setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis
juga dapat ditentukan berdasarkan komplek gejala yang
terdapat pada pasien.
Diagnosis Banding
Vertigo dengan tuli Vertigo tanpa tuli Vertigo dengan tanda intracranial
Ménière’s disease Vestibular neuritis Tumor Cerebellopontine angle
Labyrinthitis Benign positional vertigo Vertebrobasilar insufficiency dan
thromboembolism
Labyrinthine trauma Acute vestiblar dysfunction Tumor otak
 Misalnya, epyndimoma atau
metastasis pada ventrikel keempat
Acoustic neuroma Medication induced vertigo Migraine
e.g aminoglycosides
Acute cochleo-vestibular Cervical spondylosis Multiple sklerosis
dysfunction
Syphilis (rare) Following flexion-extension Aura epileptic attack-terutama
injury temporal lobe epilepsy
Obat-obatan- misalnya, phenytoin,
barbiturate
Syringobulosa
J. Penatalaksanaan
Medikasi umum terapi vertigo:

a. Antihistamin (Betahistin, Dimenhidrinat, Benadryl)

b. Antagonis Kalsium (Cinnarizine/Stugeron, Flunarizine/Sibelium)

c. Fenotiazine (Promethazine, Khlorpromazine)

d. Obat Simpatomimetik (Efedrin)

e. Obat Penenang Minor (Lorazepam, Diazepam)

f. Obat Anti Kholinergik (Skopolamin)


Terapi Fisik :
Kadang-kadang obat tidak banyak membantu, sehingga
perlu latihan fisik vestibular. Latihan bertujuan untuk
mengatasi gangguan vestibular, membiasakan atau
mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan.
Terapi Fisik Brand-Darrof
1. Ambil posisi duduk.
2. Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik
posisi duduk.
3. Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri. Masing-masing
gerakan lamanya sekitar satu menit, dapat dilakukan berulang kali.
4. Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama makin bertambah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai