Case Report Ich Intan
Case Report Ich Intan
Stroke Hemoragik
PEMBIMBING:
D R . J O KO N OV I A N TO S P. S
OLEH:
I N TA N M A R S E L A
1102013136
Kepanitraan Klinik Neurologi
Rumah Sakit Bhayangkata Tk.I Raden Said Sukanto
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Identitas Pasien
Nama : Tn. P
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 50 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Tanggal masuk Rumah Sakit : 1 februari 2018
Keluhan Tambahan
Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS POLRI dengan keluhan adanya kelemahan
pada sisi tubuh sebelah kanan sejak 4 jam sebelum masuk RS. Pasien
mengaku tiba-tiba saja pasien susah untuk menggerakan tangan dan kaki
sebelah kanan pasien, bicara pelo (+) lemas (+), pusing (+), sakit kepala
(+), pingsan (-), kejang (-), riwayat trauma (-), BAB dan BAK dalam
batas normal.
Mata CA-/-; SI-/-; pupil bulat isokor 3mm/3mm; RCL +/+; RCTL
+/+
N V (Trigeminal)
Sensorik
N V1 : normal ( kanan dan kiri sama )
N V2 : normal ( kanan dan kiri sama )
N V3 : normal ( kanan dan kiri sama )
Refleks Kornea : tidak dilakukan
N V (Trigeminal)
Motorik
Menggigit : normal
Membuka Rahang : normal
N VII (Fasialis)
Sensorik (kecap 2/3 anterior lidah ) : tidak dilakukan
Motorik
Mengerutkan dahi : normal
Mengangkat alis : tidak simetris ( sisi kanan sedikit tertinggal)
Menutup mata dengan kuat : normal
Menggembungkan pipi : tidak simetris ( sisi kanan terlihat lemah )
Mencucu : tidak simetris ( sisi kanan terlihat lemah )
Meringis : tidak simetris ( bagian kanan terlihat datar)
Plica nasolabialis : sisi kanan terlihat lebih datar dibanding
yang kiri
N VIII (Vestibulokoklear)
Gesekan tissue
AS : normal
AD : normal
N IX (Glosofaringeal)
Sensorik
Pengecapan 1/3 posterior lidah : tidak dilakukan
Refleks menelan : (+)
N IX, X (Vagus)
Refleks muntah : tidak dilakukan
Letak uvula : sulit dinilai
Arkus faring : sulit dinilai
Disfoni : (-)
N XI (Asesorius)
Mengangkat bahu : normal
Memalingkan kepala : normal
N XII (Hipoglosus)
Deviasi lidah : deviasi ke kanan
Atrofi papil lidah :-
fasikulasi :-
Pemeriksaan Motorik
Kekuatan
Tangan :3/5
Kaki :4/5
Tonus
Tangan : normotonus / normotonus
Kaki : normotonus / normotonus
Trofi
Tangan : normotrofi / normotrofi
Kaki : normotrofi / normotrofi
Refleks Fisiologis
Biceps : +2 / +2
Triceps : +2 / +2
Pattela : +2 / +2
Achilles : +2 / +2
Refleks Patologis : Hoffman -/- Babinski +/-
Tromer -/- Oppenheim -/-
Chadock -/- Gordon -/-
Gonda -/- Schaefer -/-
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu 94 < 200 mg/dl
Ureum 25 10 – 50 mg/dl
Creatinine 1,0 0,5 – 1,5 mg/dl
Elektrolit
Natrium 131* 135 - 145 mmol/l
Kalium 3,9 3,5 – 5,0 mmol/l
Chlorida 100 98 – 108 mmol/l
Pada pemeriksaan saraf kranialis ditemukan kelainan pada saraf motorik nervus VII
(Facialis) yaitu pada saat mengangkat alis, mencucu, meringis, dan saat mengembungkan pipi.
Kelainan berupa didapatkan kelemahan pada sisi bagian kanan dan plica nasolabialis sebelah
kanan lebih datar dibanding sebelah kiri. Selain itu juga ditemukan kelainan pada nervus XII
(Hypoglossus) berupa deviasi lidah ke sebelah kanan. Pada pemeriksaan motorik didapatkan
kekuatan otot lengan 3333/5555 dan tungkai 4444/5555. Pada pemeriksaan reflex patologis
didapatkan Babinski (+).
Diagnosis
D. Klinis : hemiparese dekstra
D. Topis : hemisfer serebri sinistra
D. Etiologi : stroke hemoragik ec perdarahan intraserebral
Penatalaksanaan
Infus RL 14 tpm
Injeksi citicoline 3 x 500mg
Injeksi rantin 2 x 1 ampul
Injeksi ketorolac 2 x 1 ampul
Injeksi transamin 3 x 1 ampul
Captopril 3 x 25 mg p.o
Amlodipin 1 x 10 mg p.o
Prognosis
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Stroke Hemoragik
Definisi
Stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda
klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal, dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler.
Intrakranial Ekstrakranial
1. Perdarahan intraserebral
primer (hipertensiva) 1. Leukemia
2. Pecahnya aneurisma 2. Hemofilia
3. Pecahnya malformasio
3. Anemia
arterio-venosa
4. Tumor otak 4. Obat-obat antikoagulan
(primer/metastasis) 5. Penyakit liver
5. Infeksi (meningoensefalitis)
Faktor resiko
Klasifikasi Stroke
Stroke Iskemik :
Stroke Hemoragik :
1. Perdarahan Sub Dural (PSD)
Perdarahan subdural terjadi diantara duramater dan araknoid. Perdarahan dapat
terjadi akibat robeknya vena jembatan (bridging veins) yang menghubungkan
vena di permukaan otak dan sinus venosus di dalam dura mater atau karena
robeknya araknoid
Perdarahan Intraserebral
Terapi umum
Pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume hematoma >30
mL, perdarahan intraventrikuler dengan hidrosefalus, dan keadaan klinis
cenderung memburuk.
Tekanan darah harus diturunkan sampai tekanan darah premorbid atau 15-
20% bila tekanan sistolik >180 mmHg, diastolik >120 mmHg, MAP >130
mmHg, dan volume hema- toma bertambah. Bila terdapat gagal jantung,
tekanan darah harus segera diturunkan dengan labetalol iv 10 mg
(pemberian dalam 2 menit) sampai 20 mg (pemberian dalam 10 menit)
maksimum 300 mg; enalapril iv 0,625-1.25 mg per 6 jam; kaptopril 3 kali
6,25-25 mg per oral.
Jika didapatkan tanda tekanan intrakranial meningkat, posisi kepala
dinaikkan 300, posisi kepala dan dada di satu bidang, pemberian manitol
dan hiperventilasi (pCO2 20-35 mmHg).
Terapi khusus
Neuroprotektor dapat diberikan kecuali yang besifat vasodilator.
Tindakan bedah mempertimbangkan usia dan letak perdarahan yaitu pada
pasien yang kondisinya kian memburuk dengan perdarahan serebelum
berdiameter >3 cm3, hidro- sefalus akut akibat perdarahan intraventrikel
atau serebelum, dilakukan VP-shunting, dan perdarahan lobar >60 mL
dengan tanda peningkatan tekanan intrakranial akut dan ancaman
herniasi.
Pada perdarahan subaraknoid, dapat digunakan antagonis Kalsium
(nimodipin) atau tindakan bedah (ligasi, embolisasi, ekstirpasi, maupun
gamma knife) jika penyebabnya adalah aneu- risma atau malformasi
arteri-vena (arteriove- nous malformation, AVM).
Penatalaksanaan Stroke Iskemik
Terapi umum
Letakkan kepala pasien pada posisi 300, kepala dan dada pada satu bidang;
ubah posisi tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik
sudah stabil.
Selanjutnya, bebaskan jalan napas, berikan oksigen 1-2 liter/menit sampai
didapatkan hasil analisis gas darah. Jika perlu, dilakukan intubasi. Demam
diatasi dengan kompres dan antipiretik, kemudian dicari penyebabnya; jika
kandung kemih penuh, dikosongkan (sebaiknya dengan kateter intermiten).
Pemberian nutrisi dengan cairan isotonik, kristaloid atau koloid 1500-2000
mL dan elek- trolit sesuai kebutuhan, hindari cairan mengan- dung glukosa
atau salin isotonik. Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya
baik; jika didapatkan gangguan menelan atau kesadaran menurun, dianjurkan
melalui slang nasogastrik.
Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu
150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama.
Hipoglikemia (kadar gula darah < 60 mg% atau < 80 mg% dengan gejala) di-
atasi segera dengan dekstrosa 40% iv sampai kembali normal dan harus dicari
penyebabnya.
Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik ≤ 90 mm Hg, diastolik ≤70 mmHg,
diberi NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam, dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan
500 mL selama 8 jam atau sampai hipotensi dapat diatasi.
Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelan- pelan selama 3 menit, maksimal
100 mg per hari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan per oral (fenitoin,
karbamazepin).
Pada pasien yang dalam keadaan waspada, 25% akan mengalami penurunan
kesadaran dalam 24 jam pertama.
Selain dari hal-hal yang telah disebutkan diatas, stroke sendiri adalah penyebab
utama dari disabilitas permanen.
Pencegahan Stroke