Proses gangguan pembuluh darah otak, bersifat fokal atau
global yang berlangsung lebih dari 24 jam, menimbulkan kecacatan atau kematian. GEJALA : 1. Mendadak. 2. Gejala kontralateral terhadap pembuluh darah yang tersumbat. (sistem karotis ) 3. Kesadaran bisa meurun sampai koma. Area Broadmann MANAJEMEN KEGAWAT DARURATAN STROKE
Kegawat daruratan otak faktor waktu adalah sangat
penting (time is brain) Otak dan sel sel neuron harus diselamatkan secara cepat, karena sel sel otak tidak dapat melakukan glikolisis anaerob sehingga masa bertahannya hanya beberapa menit pada iskemia otak fokal dan lebih lama (mendekati 60 menit) pada iskemia global. (misalnya krn infark miokard akut). Penanganan stroke akut pra Rumah sakit Penanganan yang tepat sblm pasien dibawa ke RS bisa mengurangi angka kecacatan ± 30%. Penanganan stroke pra rumah sakit meliputi : 1. Deteksi 2. Pengiriman pasien 3. Transportasi/ambulan petugas ambulans harus punya kompetensi assessmen pasien stroke pra rumah sakit. Fasilitas hrs ada dlm ambulans sbb : a. Personil yang terlatih b. Alat EKG c. Alat dan obat resusitasi d. Obat2an neuroprotektan 4. Menyiapkan jaringan yaitu unit gawat darurat, stroke unit atau ICU Manajemen emergensi stroke
1. Airway dan Breathing : pembebasan jalan nafas atas,
pem. Kesadaran, kemampuan bicara, dan kontrol pernafasan. 2. Sirkulasi : stabilisasi sirkulasi penting untuk perfusi organ organ tubuh yang adekuat. (nadi, HR dan TD). TD dilakukan pada ke 2 sisi. Monitoring jantung dan tekanan darah, pulse oksimetri dan deteksi EKG. Pada stroke akut bisa terjadi inverse gelombang T pada 15- 70% kasus stroke akut. 3. Disritmia jantung. 4. Manajemen peninggian TIK a. Mengatur posisi kepala lebih tinggi 15-30°, dengan tujuan memperbaiki venous return. b. Mengusahakan tekanan darah yang optimal c. Mengatasi kejang, Menghilangkan cemas, Mengatasi nyeri , Menjaga suhu normal <37,5°C menyebabkan ketidakseimbangan antar suplai dan demand akan substrat metabolisme.. kerusakan jaringan otak dan edema. d. Koreksi kelainan metabolik dan elektrolit. e. Hiponatremia akan menyebabkan penurunan osmolalitas plasma sehingga akan terjadi edema sitotoksik, sedangkan hipernatremia akan menyebabkan lisisnya sel sel neuron. f. Mengatasi hipoksia kekurangan oksigen akan mybbkan terjadinya metabolisme anaerob, sehingga akan terjadi metabolisme tidak lengkap yang akan menghasilkan asam laktat sebagai sisa metabolisme . Peninggian asam laktat di otak akan menyebabkan terjadinya asidosis laktat. Selanjutnya akan menyebabkan edema otak dan peninggian TIK. g. Menghindari batuk, mengedan, dan penyedotan lendir secara berlebihan. h. Pemberian manitol 20-25% dengan dosis 0,75-1 mg/kg BB bolus diikuti 0,25-0,5 mg/kgBB setiap 3-5 jam tergantung pada respon klinis. Manajemen stroke hemoragik akut Penanganan awal. Sama dengan stroke iskemik : ABC dst. Faktor penentu prognosis yang telah diketahui : 1. Derajat kesadaran menurun, usia, volume darah (50 cc pada perdarahan suprtentorial, prognosis jelek, dan ekstensi perdarahan ke ruang intraventrikuler > 20 cc prognosisnya buruk) 2. Pada perdarahan infratentorial, hilangnya refleks refleks batang otak disertai respons motorik yang hilang terhadap nyeri jika berlangsung beberapa jam menunjukkan prognosis buruk. 3. Pada perdarahan subarahnoid penting sekali menegakakan diagnosis, lokasi aneurisma yang bocor dan mengatasi perdarahan dengan pemasangan clipping pada aneurisma. Komplikasi >> shg mortalitasnya tinggi yaitu : rebleeding, delayed cerebral iskemia, hidrosefalus, dan komplikasi sistemik lainnya. Tindakan bedah pada stroke hemoragik akut
Tindakan pembedahan pada perdarahan intraserebral
primer tergantung tujuan, tingkat keparahan klinis dan indikasinya ( perdarahan cerebelum Ø >3cm, perdrhan intraventrikel, perdarahan lobular) Tindakan bedah saraf : 1. Aspirasi sederhana, 2. Kraniotomi 3. Bedah terbuka (open surgery), Manajemen hipertensi emergency pada stroke akut Hipertensi merupakan faktor risiko independen terhadap serangan stroke. Oleh karena itu pengelolaan hipertensi sangat penting untuk mencegah serangan stroke, baik primer maupun skunder Tekanan darah diupayakan mencapai target dibawah 140/85 mmHg. Peninggian tekanan darah pada stroke akut akan menyebabkan terjadinya perdarahan (perluasan hematoma atau transformasi hemoragik) dan memperberat edema. Sebaliknya dengan menurunkan tekanan darah akan mempengaruhi tekanan perfusi serebral sehingga akan memperburuk keluaran. Sehingga penurunan tekanan darah pada stroke akut harus hati hati dengan tetap memperhatikan MABP. Pada stroke hemoragik dengan tekanan darah > 220 mmHg/ 120 mmHg, harus diturunkan sedini dan secepat mungkin. Untuk membatasi pembentukan edema vasogenik akibat kerusakan sawar darah otak pada daerah iskemia akibat perdarahan. Penurunan tekanan darah akan menurunkan resiko perdarahan ulang atau perdarahan yang terus menerus. Target tekanan darah arterial rerata adalah > 145 mmHg untuk mencegah perdarahan ulang, pengurangan tekanan intrakranial dan edema otak serta mencegah kerusakan organ akhir. Manajemen hipertensi pada stroke iskemik akut
diltiazem, nimodipin dll 2. TD sistolik > 230 mmHg dan atau TD diastolik 121-140 mmHg labetolol i.v selama 1-2 menit . Dosis labetolol bisa diulang atau digandakan setiap 10-20 menit sampai penurunan tekanan darah yang memuaskan dapat dicapai atau sampai dosis kumulatif 300 mg diberikan secara bolus mini. Pilihan obat lain nikardipin , diltiazem 3. Batas penurunan tekanan darah sampai 20-25% dari tekanan darah arterial rerata. Manajemen hipertensi pada stroke hemoragik
Bila TD > 230 mmHg/140 mmHg - labetalol,
nikardipine, diltiazem atau nimodipin. Pada fase akut Td tidak boleh diturunkan lebih dari tekanan darah arteri rerata. Pada penderita dengan riwayat hipertensi , penurunan tekanan darah harus dipertahankan dibawah tekanan arterial rata rata 130 mmHg Bila tekanan darah arterial rerata < 90 mmHg harus diberikan obat untuk meningkatkan tekanan darah (vasopressor) Kesimpulan Hipertensi merupakan faktor risiko independen stroke, maka pengelolaan hipertensi penting untuk mencegah serangan stroke, baik pencegahan stroke primer atau skunder Penanganan stroke fase akut harus dilakukan secara cepat dan akurat untuk memperbaiki outcome, mencegah kecacatan dan kematian.