Anda di halaman 1dari 30

Santi SH 1610711120

Lisa Septiani 1610711103


Siti Juharotul 1610711123
Irfani Rizqi 1610711099
Pendahuluan
Pendahuluan
• Kesalahan obat adalah salah satu masalah penyelenggaraan
kesehatan yang sangat bermakna, dan sering kali sebenarnya dapat
dicegah.
• Walau kebanyakan kesalahan obat tidak menyebabkan bahaya yang
mengancam bagi pasien; namun bisa menghasilkan kejadian yang
katastrofik (bencana) bagi hasil pengobatan.
• Dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit BAB III – Sasaran Keselamatan
Pasien, Sasaran ke-III: Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu
Diwaspadai, merupakan kunci standar peningkatan mutu rumah sakit
dalam hal mengelola obat-obat kewaspadaan tinggi (high alert
medication).
Pendahuluan
• Sejumlah obat memiliki batas keamanan yang sangat tipis, dan
berpotensi menyebabkan bahaya yang tinggi, sehingga diimplikasikan
sebagai kejadian yang tidak diinginkan dari sebuah obat.
• Konsekuensi kesalahan terkait dengan obat-obat ini bisa mengarah
terhadap kejadian cedera pada pasien, dan harus diawasi pengelolaan
secara ketat. Ini adalah obat kewaspadaan tinggi.
• Saat ini, rujukan yang digunakan adalah ISMP – Institute for Safe
Medication Practice, yang sudah memiliki 19 kategori dan 14 obat
khusus pada daftar Obat Kewaspadaan Tinggi.
Definisi
Pengertian
• Obat-obat kewaspadaan tinggi adalah sejumlah obat yang memiliki
risiko mencederai pasien yang lebih tinggi dan serius ketika obat
tersebut digunakan secara keliru.
• Meskipun kesalahan pemberian “Obat Kewaspadaan Tinggi” bisa jadi
dan bisa juga tidak lebih jamak dibandingkan obat lainnya, namun
konsekuensi yang mengikuti kekeliruan dengan obat-obat ini dapat
menjadi hal yang serius bagi pasien.
Kategori
Adrenergic agonist (IV) Adrenergic antagonist Agen anaestesi (umum, Antiarrythimia (IV) Antifibrinolytic,
(IV) hirup, dan IV) hemostatik.
(adrenaline, (lignocaine / lidocaine,
noradrenaline) (propranolol, labetalol) (propofol, ketamine, amiodarone)
dexmedetomidine)

Agen antithrombotic Antibisa / antivenom Agen kemoterapi Desktrosa, Hipertonik Obat-obat epidural dan
(parenteral dan oral) 20% atau lebih tinggi intratekal
(warfarin, heparin, (ular laut, kobra, viper)
tenecteplase,
streptokinase)

Injeksi Gliseril Trinitrat Obat-obat inotropik Insulin (subkutan dan Injeksi magnesium Agen neromuscular
(IV) IV) sulfat blocking

(digoxin, dobutamine, (pancuronium,


dopamine) atracurium,
rocuronium,
vecuronium)
Opiat & Narkotik Bahan nutrisi Injeksi garam potasium Larutan sodium klorida Agen sedasi sedang (IV)
parenteral (lebih tinggi dari 0,9%)
Faktor Risiko Umum
• Permintaan resep obat yang tulisannya sulit terbaca/dibaca.
• Prosedur pengenceran yang keliru.
• Kebingungan antara persiapan IM, IV, Intratekal, Epidural.
• Kebingungan antara kekuatan yang berbeda dari obat yang sama.
• Keambiguan pelabelan pada konsentrasi dan volume total obat.
• Laju infus yang keliru.
• Produk yang tampak atau terdengar sama, atau pemaketan produk
serupa (LASA / NORUM).
Mengelola Obat Kewaspadaan Tinggi
• Obat kewaspadaan tinggi harus diresepkan, disimpan, dan diberikan
sesuai yang terbukti aman.
• Obat kewaspadaan tinggi harus diberikan label “HIGH ALERT
MEDICATION” atau “OBAT KEWASPADAAN TINGGI” (gunakan salah
satu saja) pada:
• Rak / lemari obat
• Kotak obat
• Paket produk obat
• Vial atau ampul tunggal.
Contoh Label
Label bisa menggunakan pembeda dengan
Label dibuat mencolok sistem huruf-KAPITAL pada kasus LASA
Contoh Label

Label harus ada pada paket produk Label menempel pada vial atau ampul
Pada rak atau lemari obat di bagian farmasi rumah
sakit juga harus berisi keterangan “OBAT
KEWASPADAAN TINGGI”.
• Harus dicek dua kali sebelum disiapkan,
disalurkan, dan diberikan ke pasien. Sistem harus
disiapkan untuk ini.
• Petugas farmasi harus dibantu petugas farmasi
lainnya memverifikasi obat sebelum disalurkan.
• Setiap perubahan merk/warna/persiapan obat
harus disampaikan kepada pengguna ASAP.
• Semua peralatan yang digunakan dalam
menyiapkan dan/atau pemberian harus dikalibrasi
dan dirawat sesuai dengan SPO.
• Semua staf yang terlibat dalam menangani obat
harus dididik mengenai panduan “OBAT
KEWASPADAAN TINGGI”.
Strategi Menghindari Kesalahan
Bagaimana mengelola OBAT KEWASPADAAN TINGGI sehingga bisa mengurangi
kesalahan dan risiko yang muncul ketika meresepkan, mengeluarkan, hingga
memberikannya ke pasien.
Pembelian / Penyediaan
• Batasi kekuatan obat yang tersedia dalam formularium pada setiap
fasilitas layanan kesehatan.
• Hindari perubahan merk atau warna yang terlalu sering. Beri tahu
pengguna akhir ketika ada perubahan.
• Beri tahu semua petugas yang terkait mengenai daftar OBAT
KEWASPADAAN TINGGI terbaru di lingkungan rumah sakit.
• Mendorong pembelian peralatan dan bahan habis pakai yang
memiliki fitur keamanan bagi pemberian obat yang aman.
Penyimpanan
• Semua petugas harus membaca label “Obat Kewaspadaan Tinggi” secara
seksama sebelum menyimpan obat dan disimpan pada tempat yang tepat.
• Semua “Obat Kewaspadaan Tinggi” harus disimpan dalam wadah yang
tersendiri dengan labelnya sendiri. Jika memungkinkan, hindari obat-obat
LASA atau yang berkuatan beda, disimpan berdampingan, berjejeran.
• Gunakan huruf-KAPITAL untuk menekankan perbedaan nama obat (misal:
DOPamine dan DOBUTamine).
• Batasi stok obat di bangsal hingga ke kebutuhan standar. Kurangi kuantitas
dan variasi kekuatan/persiapan yang disimpan.
• Labeli semua wadah yang digunakan untuk obat kewaspadaan tinggi
sebagai “OBAT KEWASPADAAN TINGGI” atau “HIGH ALERT MEDICATION”.
Peresepan
• Gunakan formulir standar untuk pesanan tertulis akan obat-obat sitotoksik
dan nutrisi parenteral.
• Jangan menggunakan singkatan saat meresepkan.
• Tulis dosis spesifik, rute dan laju infus untuk peresepan.
• Resepkan obat-obat cairan per oral dengan dosis spesifikasik dalam
miligram.
• Jangan mungkinan koma NOL dalam peresepan (misal 5,0 mg bisa salah
dibaca sebagai 50 mg).
• Gunakan penulisan resep terkomputerisasi sepenuh mungkin, guna
menghilangkan tulisan tangan yang tidak terbaca dan kesalahan
interpretasi. Fitur keamanan harus ditanamkan dalam sistem komputer.
Penyiapan
• Bangun sistem kendali periksa bagi
semua penyiapan yang melibatkan
obat kewaspadaan tinggi.
• Perhitungan melibatkan:
• Obat-obat sitotoksik dan nutrisi
parenteral akan secara independen
diperiksa oleh apoteker lainnya.
• Penyiapan mendadak akan secara
independen diperiksa oleh petugas
farmasi/apoteker lainnya.
• Semua obat yang diencerkan
HARUS dilabeli dengan nama dan
kekuatan SEGERA pasca
pengenceran.
Penyaluran / Suplai / Dispensing
• Semua wadah obat kewaspadaan tinggi, termasuk paket produk, dan
vial/ampul tunggal yang diminta ke bangsal/unit harus dilabeli
sebagai “OBAT KEWASPADAAN TINGGI”.
• Obat kewaspadaan tinggi yang disalurkan kepada pasien harus
dilabeli sebagai “OBAT KEWASPADAAN TINGGI”
• Obat kewaspadaan tinggi sebelum disalurkan harus dilakukan
pengontrolan dengan pemeriksaan.
• Obat kewaspadaan tinggi akan diperiksa saat diterima oleh petugas
pelayanan kesehatan.
Pemberian
• Hal-hal berikut harus diperiksa dua kali secara terpisah terhadap
resep atau daftar obat pada catatan pasien oleh dua orang yang layak
sebelum pemberian obat:
• Nama pasien dan identifikasi unik (misal nomor RM)
• Nama dan kekuatan obat
• Dosis
• Jalur dan laju
• Tanggal kedaluwarsa
• Beri label pada akhiran distal semua jalur akses untuk membedakan
jalur intravena dan epidural.
• Pastikan tidak ada hambatan/gangguan selama pemberian obat ke
pasien dengan menggunakan pencegahan khusus (misal dengan
mengenakan APD).
• Kembalikan semua penyiapan resep khusus yang tidak digunakan
atau yang tersisa ke farmasi ketika tidak diperlukan lagi.
• Pastikan pemberian intratekal, obat sitotoksik, analgesia epidural, dan
nutrisi parenteral dilakukan oleh petugas terlatih dan kompeten.
• Hindari meminta obat kewaspadaan tinggi secara verbal / oral. Jika
dalam situasi darurat, permintaan per telepon harus diulangi dan
diverifikasi.
Pemantauan
• Pantau secara seksama tanda vital, data laboratorium, respons pasien
sebelum dan sesudah pemberian obat kewaspadaan tinggi.
• Sediakan selalu antidotum dan peralatan resusitasi di setiap bangsal /
unit yang memberikan obat kewaspadaan tinggi.
Pelatihan
• Semua petugas harus dilatih untuk menangani Obat Kewaspadaan
Tinggi dan staf dokumentasi harus dilatih untuk mencegah kesalahan
/ kekeliruan yang mungkin terjadi, dan membuat mereka mampu
merespons dengan segera ketika kesalahan memang terjadi.
Penandaan Lokasi Operasi
Pendahuluan

Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau adverse event pada pasien


operasi di rumah sakit semakin meningkat. Institute of Medicine
(IOM) sebuah lembaga kesehatan di Amerika menyebutkan angka
kematian pasien operasi akibat KTD di seluruh Amerika pada tahun
2000 berjumlah 33.6 juta atu berkisar 44.000-98.000 kematian per
tahun. Kondisi tersebut mengakibatkan tuntutan hukum yang dialami
rumah sakit semakin meningkat (IOM, 2000).
Penelitian di rumah sakit daerah Utah, Colorado dan New York menyebutkan bahwa
KTD pada pasien operasi sebesar 3.7% dari total pasien dan 13.6% diantaranya
meninggal (Depkes, 2008). Salah lokasi operasi merupakan istilah yang luas yang
meliputi operasi yang dilakukan pada bagian tubuh yang salah, sisi yang salah, pasien
yang salah, atau salah identifikasi lokasi anatomi lokasi

Penandaan lokasi sebelum operasi mempunyai peranan penting dalam keberhasilan


benar lokasi pembedahan. Penandaan lokasi operasi dapat mendukung kebenaran sisi
atau benar lokasi anatomi pasien sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien
(Depkes, 2008).

Keuntungan dengan adanya penandaan lokasi operasi adalah tidak adanya kesalahan
lokasi, sisi maupun prosedur dalam pembedahan. Kerugian jika tidak dilakukan
penandaan lokasi operasi adalah kesalahan lokasi operasi yang menyebabkan kerugian
pada pasien dan meningkatkan tuntutan hukum serta penurunan kepercayaan
masyarakat terhadap rumah sakit (WHO, 2009).
Keselamatan pasien atau patient safety di rumah sakit merupakan suatu sistem dalam satu
rumah sakit membuat asuhan pelayanan lebih aman kepada pasien. Sistem tersebut
meliputi pengkajian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Depkes, 2010).

TUJUAN
Mengetahui gambaran pelaksaaan pemberian tanda lokasi operasi pada pasien pre operasi
terkait dengan patient safety di kamar operasi
Daftar Bacaan
• ISMP List of High-Alert Medications in Acute Care Setting. Institute for
Safe Medication Practices.
• ISMP List of Confused Drug Names. Institute for Safe Medication
Practices.
• Guideline on Safe Use of High Alert Medications. Pharmaceutical
Service Division, Ministry of Health Malaysia.
Jurnal
GAMBARAN PELAKSANAAN PENANDAAN LOKASI OPERASI PADA PASIEN PRE OPERASI
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUP DR SARDJITO
YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai