Anda di halaman 1dari 28

LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH

BAITUL MAAL
WAT
TAMWIL (BMT)
PENGERTIAN BMT Me
nur
u
Ali t Hos
(PK e
ES, n dan
200 H
Damai 8:1 asan
dan 1)
keseja
hteraa
sistem ekonomi
n yang
salam yaitu
keselamatan
(berintikan keadilan)

Mengangkat derajat dan martabat


serta membela kepentingan kaum fakir
miskin,

Lembaga keuangan mikro yang dioperasikan


dengan prinsip bagi hasil (syari’ah)
PENGERTIAN BMT

g Menurut Heri
n
ya da Sudarsono (2007)
a
ag h pa
b
Lem ngara aha dan
me ha-us ulan na
s a m p da
u gu an t ,
e n r f at
p yalu pro zak
n n
p g n alnya qoh.
e o
a n h da
y erti so
n
sep q da
n fa
i
Secara konseptual,BMT memiliki dua fungsi :

Baitul Tamwil (Bait = Rumah, at


Tamwil = Pengembangan Harta)
Baitul Maal (Bait = Rumah,
Maal = Harta) Melakukan kegiatan
pengembangan usaha-usaha
Menerima titipan dana
produktif dan investasi dalam
zakat, infak dan shadaqah
meningkatkan kualitas ekonomi
pengusaha mikro dan kecil.
Sejarah Perkembangan BMT

Masa Rasulullah SAW (1-11


H/622-632 M)

Baitul Mal
Baitul lebih
Mal mempunyai
lebih mempunyai pengertian
pengertiansebagai pihak
sebagai (al-(al-
pihak
jihat) yang
jihat) menangani
yang menangani setiap
setiapharta benda
harta bendakaum
kaummuslimin,
muslimin,
baik berupa
baik berupa pendapatan
pendapatan maupun
maupun pengeluaran.
pengeluaran.Saat ituitu
Saat
Baitul Mal
Baitul belum
Mal belummempunyai
mempunyai tempat
tempatkhusus untuk
khusus untuk
menyimpan
menyimpan harta, karena
harta, karenasaat ituitu
saat harta yang
harta diperoleh
yang diperoleh
belum
belumbegitu banyak.
begitu banyak.. Rasulullah SAW
. Rasulullah SAWsenantiasa
senantiasa
membagikan
membagikan ghanimah
ghanimah dan seperlima
dan seperlimabagian
bagiandarinya
darinya(al-(al-
akhmas)
akhmas) setelah usainya
setelah peperangan,
usainya peperangan, tanpa
tanpa
menunda
menunda ‑nundanya
‑nundanya lagi. Dengan
lagi. Dengan kata lain,
kata beliau
lain, segera
beliau segera
menginfakkannya
menginfakkannya sesuai
sesuaiperuntukannya
peruntukannya masing-masing
masing-masing
Umar bin Khaththab tetap memelihara Baitul Mal secara hati-
hati, menerima pemasukan dan sesuatu yang halal sesuai
dengan aturan syariat dan mendistribusikannya kepada yang
berhak menerimanya.
“Tidak dihalalkan bagiku dari harta milik Allah ini melainkan
dua potong pakaian musim panas dan sepotong pakaian
musim dingin serta uang yang cukup untuk kehidupan sehari-
hari seseorang di antara orang-orang Quraisy biasa, dan aku
adalah seorang biasa seperti kebanyakan kaum muslimin.”
(Dahlan, 1999)

Masa Khalifah Umar bin Khatthab (13-23


H/634-644 M)
Masa Khalifah Utsman bin
Masa(23-35
Affan Khalifah Utsman bin
H/644-656 M)
Affan (23-35 H/644-656 M)
Kondisi
Kondisi yang
yang sama
sama juga
juga berlaku
berlaku pada
pada masa
masa Utsman
Utsman bin
bin
Affan.
Affan. Namun,
Namun, karena
karena pengaruh
pengaruh yang
yang besar
besar dan
dan
keluarganya,
keluarganya, tindakan
tindakan Usman
Usman banyak
banyak mendapatkan
mendapatkan
protes
protes dari
dari umat
umat dalam
dalam pengelolaan
pengelolaan Baitul
Baitul Mal
Mal
,, “Usman
“Usman telah
telah mengangkat
mengangkat sanak
sanak kerabat
kerabat dan
dan
keluarganya
keluarganya dalam
dalam jabatan-jabatan
jabatan-jabatan tertentu
tertentu pada
pada enam
enam
tahun
tahun terakhir
terakhir dari
dari masa
masa pemerintahannya.
pemerintahannya. Ia Ia
memberikan
memberikan khumus
khumus (seperlima
(seperlima ghanimah)
ghanimah) kepada
kepada
Marwan
Marwan yang
yang kelak
kelak menjadi
menjadi Khalifah
Khalifah ke-4
ke-4 Bani
Bani Umayyah,
Umayyah,
memerintah
memerintah antara
antara 684-685
684-685 M M dari
dari penghasilan
penghasilan Mesir
Mesir
serta
serta memberikan
memberikan harta
harta yang
yang banyak
banyak sekali
sekali kepada
kepada
kerabatnya
kerabatnya dandan ia
ia (Usman)
(Usman) menafsirkan
menafsirkan tindakannya
tindakannya itu
itu
sebagai
sebagai suatu
suatu bentuk
bentuk silaturahmi
silaturahmi yang
yang diperintahkan
diperintahkan
oleh
oleh Allah
Allah SWT
SWT
Masa Khalifah Ali bin Abi
Thalib (35-40 H/656-661 M)

Baitul Mal ditempatkan kembali pada posisi yang


sebelumnya. Ali, yang juga mendapat santunan
dari Baitul Mal, seperti disebutkan oleh lbnu Kasir,
mendapatkan jatah pakaian yang hanya bisa
menutupi tubuh sampai separo kakinya, dan
sering bajunya itu penuh dengan tambalan.
Masa Khalifah-Khalifah
Sesudahnya

Ketika Dunia Islam berada di bawah kepemimpinan


Khilafah Bani Umayyah, kondisi Baitul Mal berubah. Al
Maududi menyebutkan, jika pada masa sebelumnya
Baitul Mal dikelola dengan penuh kehati-hatian sebagai
amanat Allah SWT dan amanat rakyat, maka pada masa
pemerintahan Bani Umayyah Baitul Mal berada
sepenuhnya di bawah kekuasaan Khalifah tanpa dapat
dipertanyakan atau dikritik oleh rakyat (Dahlan, 1999
Sejarah BMT di Indonesia

mahasiswa ITB di Berdayakan oleh Anggotanya ada

BMT Center
1984

PINBUK
Masjid Salman yang ICMI sebagai sebuah sekitar 138 unit
mencoba gerakan yang secara dengan 348 kantor
menggulirkan operasional cabang (niriah.com).
lembaga pembiayaan ditindaklanjuti oleh Itu baru yang
berdasarkan syari’ah Pusat Inkubasi Bisnis menginduk atau
bagi usaha kecil Usaha Kecil menjadi anggota
BMT Center, padahal
yang tidak menjadi
anggota, sangat jauh
lebih banyak.
Bagan Alir Pendirian BMT

Pelatihan
Ide Awal
Magang Tim Kecil

Pendampingan Cari Modal


Dukungan
Urus BH

Sarana Pengurus
Siap Operasi Prasarana
Struktur BMT
Musyawarah Anggota
Pemegang Simpanan Pokok

Pembina
Dewan Syariah
Manajemen

Manager

Maal Tanwil

Pemasaran Kasir Pembukuan

Anggota
BMT harus mempunyai ciri:
1. Pengurus, pengelola dan para
anggota harus benar-benar
memiliki sikap amanah dan
saling percaya dan
mempercayai. Di samping
kegiatan usaha bisnis juga
melakukan kegiatan syiar
keagamaan dalam rangka
pembinaan kualitas
keberagamaan anggota.
2. Semua transaksi yang
dilakukan harus berprinsip
syariah dan jauh dari unsur
riba.
3. Pengurus dan anggota perlu melakukan
kegiatan pembelajaran, agar dapat tetap
eksis di dalam kompetisi dengan usaha
keuangan mikro yang lain dan menghadapi
persaingan global.
4. BMT harus mudah didirikan, tidak berbelit-
belit, luwes tetapi tetap menjaga
profesionalitas dan kemandirian
PERSAMAAN
DAN
PERBEDAAN
BMT
DENGAN
KOPERASI
PERSAMAAN
1. Tujuan yang terkandung adalah sama-sama berusaha
untuk mensejahterakan anggota pada khususnya &
masyarakat pada umumnya terutama bagi golongan
masyarakat kecil dalam rangka mengentaskan
kemiskinan bagi perbaikan ekonomi rakyat.
2. Sistem kerja BMT dan koperasi sama, masing-
masing menggunakan instrumen berupa
tabungan/iuran anggota ketika awal masuk sebagai
anggota yg dinamakan sebagai tabungan/iuran pokok,
tabungan/iuran wajib setiap bulan dan iuran
sukarela
by Imr@n
PERSAMAAN

3. Keduanya mempunyai fungsi yang sama dalam


penghimpunan dan penyaluran dana.
PERBEDAAN

1. Akad yang dilakukan BMT


memiliki konsekuensi dunia akhirat.
2. Dalam struktur organisasi BMT
ada Dewan Pengawas Syari’ah
3. Produk dan usaha yang
dijalankan tidak lepas dari saringan
syari’ah
4. Tidak dikenal istilah bunga, yang
ada infaq dan bagi hasil. 
 
• Aspek Pembiayaan
Koperasi konvensional memberikan bunga pada
setiap nasabah sebagai keuntungan koperasi.
Sedangkan pada koperasi syariah, bagi hasil adalah
cara yang diambil untuk melayani para nasabahnya
• Aspek Pengawasan
Aspek pengawasan yang diterapkan pada koperasi
konvensional adalah pengawasan kinerja, ini berarti
koperasi hanya diawasi kinerja para pengurus dalam
mengelola koperasi. Berbeda dengan koperasi
syariah, selain diawasi pada pengawasan kinerjanya,
tetapi juga pengawasan syariah
• Aspek Penyaluran produk

Koperasi konvensional tidak tahu menahu apakah


uang ( barang ) yang digunakan para nasabah
untuk melakukan usaha mengalami rugi atau tidak,
berbeda di koperasi syariah, koperasi ini tidak
mengkreditkan barang-barangnya, melainkan
menjualnya secara tunai maka transaksi jual beli
atau yang dikenal dengan murabahah terjadi pada
koperasi syariah, uang / baramg yang dipinjamkan
kepada para nasabahpun tidak dikenakan bunga,
melainkan bagi hasil,
• Aspek Fungsi sebagai lembaga zakat
Koperasi konvesional tidak menjadikan
usahanya sebagai penerima dan
penyalur zakat, sedangkan koperasi
syariah, zakat dianjurkan bagi para
nasabahnya, karena koperasi ini juga
berfungsi sebagai institusi Ziswaf .
Operasional BMT
BMT mengunakan sistem bagi hasil
dengan pembiayan pola keuntungan
maupun kerugian
antara BMT dengan anggota penyimpan
berdasarkan perhitungan yang
disepakati bersama.
BMT biasanya berada di lingkungan
masjid, pondok, pasar, dll.
Dan yang membiayai adalah para
dermawan (aghniya),
pemuka agama, pengurus majlis taklim,
dll.
Peran dari sekelompok tersebut adalah
memberikan bantuan atau sumbangan
berupa
pemikiran pembiayaan modal, gedung,
dll.
STUDY PINBUK 1998
Kekuatan BMT : Kelemahan BMT :
•Mandiri dan • Skala usaha kecil
mengakar di tengah • Permodalan
masyarakat terbatas
•Bentuk organisasi
• SDM lemah
nya sederhana
•Sistem dan • Sistem dan
pembiayaan prosedur yang
belum baku
prosedur mudah
•Memiliki jangkauan • Bantuan dalam
pelayanan kepada inkubasi bisnis
pengusaha mikro
Pola Tabugan dan Pembiayaan
Tabungan persiapan qurban
Tabungan pendidikan Pola pembiayaan
Tabungan persiapan nikah terdiri dari bagi
Tabungan haji/umroh hasil dan jual
Simpanan beli dengan
mark up
berjangka/deposito (tambahan atas
Simpanan sukarela modal) serta
Simpanan aqiqoh pembiayaan non
dll profit.
Terdapat dua jenis pembiayaan, yakni
bagi hasil dan tambahan atas modal.
Tambahan atas
Bagi Hasil : modal:
-Bai Bitsaman Ajil
-Musyarakah (BBA)
-Mudharabah -Bai As Salam
-Murabahah -Al Istishna
-Muzaraah -Ijarah
-Musaaqot -Bai Ut Takjiri
-Musyaraqah
mutanaqisah
Pembiayaan Non Profit
• Sistem ini disebut juga pembiayaan
kebajikan.
• Sistem ini lebih bersifat sosial dan tidak
profit oriented.
• Pembiayaan ini sering dikenal dengan Qard
• Bertujuan untuk kegiatan produktif yang
secara aplikatif peminjam dana hanya perlu
mengembalikan modal yang dipinjam dari
BMT apabila sudah jatuh tempo, yang tentu
dengan beberapa criteria UMK yang harus
dipenuhi.
AYO KAMU TANYA
APA

Anda mungkin juga menyukai