Anda di halaman 1dari 37

“ Lingkup Audit Keuangan Negara


Oleh Kelompok 3:

Andre Prihandhana 1606952591


Citra Kristina 1606952761
Ghitha Afifah Hurin 1606952982
Muhamad Musa Ibrahimi 1606953240
Seno Aji Nugroho 1606953455
UNDANG-UNDANG
NO. 17 TAHUN 2003 TENTANG
KEUANGAN NEGARA
PENGERTIAN KEUANGAN NEGARA
Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut
• Obyek: Semua hak dan kewajiban, termasuk kebijakan dan kegiatan
fiskal, moneter, dan pengelolaan kekayaan
• Subyek: Pemerintah Pusat, Pemda, Perusahaan Negara/Daerah, dan
badan lain yang ada kaitan dengan Keuangan Negara
• Proses: Dari kebijakan, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
sampai pertanggungjawaban
• Tujuan: Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara untuk
mencapai tujuan bernegara
RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
• Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang,
dan melakukan pinjaman;
• Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan
negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
• Penerimaan Negara;
• Pengeluaran Negara;
• Penerimaan Daerah;
• Pengeluaran Daerah;
• Kekayaan negara/daerah yg dikelola sendiri atau oleh pihak lain, termasuk
kekayaan yg dipisahkan;
• Kekayaan pihak lain yg dikuasai oleh pemerintah dlm rangka penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
• Kekayaan pihak lain yg diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah.
KEKUASAAN KEUANGAN NEGARA
• Presiden memegang kekuasaan umum keuangan negara
• Pengelolaan fiskal, termasuk kekayaan negara yg dipisahkan,
dikuasakan kepada Menteri Keuangan;
• Penggunaan anggaran/barang dikuasakan kepada menteri/
pimpinan lembaga;
• Pengelolaan keuangan daerah, termasuk kekayaan daerah yg
dipisahkan diserahkan kepada Kepala Pemerintah Daerah;
• Kekuasaan umum presiden tidak termasuk bidang moneter,
yang diatur dalam UU tersendiri
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN
• APBN ditetapkan tiap tahun dengan Undang-Undang
• APBN meliputi anggaran pendapatan, anggaran belanja dan
pembiayaan
• Pendapatan Negara:
– penerimaan pajak
– penerimaan bukan pajak (PNBP)
– hibah

• Belanja Negara:
– belanja pemerintah pusat
– pelaksanaan perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah
– dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja
UNDANG-UNDANG
NO. 1 TAHUN 2004 TENTANG
PERBENDAHARAAN NEGARA
PENGERTIAN PERBENDAHARAAN NEGARA

Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan


pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan
kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan
APBD
RUANG LINGKUP PERBENDAHARAAN
NEGARA
• pelaksanaan pendapatan dan belanja negara;
• pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah;
• pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara;
• pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah;
• pengelolaan kas;
• pengelolaan piutang dan utang negara/daerah;
• pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah;
• penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan
negara/daerah;
• penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD;
• penyelesaian kerugian negara/daerah;
• pengelolaan Badan Layanan Umum;
• perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD.
PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA
• Menteri/pimpinan lembaga adalah Pengguna Anggaran/
Pengguna Barang bagi kementerian negara/lembaga yang
dipimpinnya;
• Menteri Keuangan adalah Bendahara Umum Negara;
• Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota
mengangkat Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran
untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan/belanja pada
kantor/satker dilingkungan K/L/satker perangkat daerah
PELAKSANAAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA/DAERAH
• Tahun anggaran meliputi satu tahun mulai dari tanggal 1 Januari
sampai dengan 31 Desember;
• APBN dalam satu tahun anggaran meliputi :
– Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih;
– Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai penguran nilai
kekayaan bersih
– Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran ybs maupun tahun-
tahun anggaran berikutnya

• Penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui


Rekening Kas Umum Negara
PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM
PELAKSANAAN ANGGARAN
Presiden
(sebagai CEO)

Menteri Teknis Menteri Keuangan


(sebagai COO) (sebagai CFO)

Kepala Kantor Kepala KPPN


(selaku Kuasa COO) (selaku Kuasa CFO)
PEMISAHAN KEWENANGAN
DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA NEGARA

Menteri Teknis Menteri Keuangan


Selaku Pengguna Anggaran Selaku BUN

PEMBUATAN PENGUJIAN & PERINTAH PENCAIRAN


PENGUJIAN
KOMITMEN PEMBEBANAN PEMBAYARAN DANA

Pengurusan Administratif Pengurusan Komtabel


(Administratief Beheer) (Comptabel Beheer)
PENGELOLAAN UANG
• Uang negara disimpan dalam Rekening Kas Umum Negara
• Menteri Keuangan membuka Rekening Kas Umum Negara pada
bank sentral
• Untuk pelaksanaan operasional penerimaan dan pengeluaran
negara, BUN dapat membuka Rekening Penerimaan dan
Rekening Pengeluaran pada bank umum
• Rekening Penerimaan digunakan untuk menampung
penerimaan negara setiap hari
• Jumlah dana yang disediakan pada Rekening Pengeluaran
disesuaikan dengan rencana pengeluaran untuk membiayai
kegiatan pemerintahan yang telah ditetapkan dalam APBN
• Pejabat Pengelola Keuangan Daerah membuka Rekening Kas
Umum daerah pada bank yang ditentukan oleh
gubernur/bupati/walikota
PENGELOLAAN PIUTANG
• Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah
kepada Pemda/BUMN/BUMD sesuai UU APBN
• Pelaksanaan pemberian pinjaman diatur dengan PP
• Setiap pejabat (perbendaharaan) wajib mengusahakan agar
setiap piutang negara/daerah diselesaikan seluruhnya tepat
waktu
• Penyelesaian piutang diselesaikan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku
PENGELOLAAN UTANG
• Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat yang diberi kuasa a.n.
Menteri Keuangan untuk mengadakan utang negara atau
menerima hibah yang berasal dari dalam ataupun luar negeri sesuai
dengan UU
• Utang/hibah dapat diteruspinjamkan kepada Pemda/BUMN/BUMD
• Tata cara pengelolaan utang ditetapkan dengan PP
PENGELOLAAN BMN/BMD
• Menteri Keuangan adalah Pengelola BMN

• Menteri/Pimpinan Lembaga adalah Pengguna BMN

• Kepala kantor dalam lingkungan kementrian negara/lembaga adalah


Kuasa Pengguna Barang (BMN)

• Gubernur/Bupati/Wali Kota menetapkan kebijakan pengelolaan BMD

• Kepala SKPKD melakukan pengawasan atas penyelenggaraan


pengelolaan BMD

• Kepala SKPD adalah Pengguna Barang (BMD)

• Pengelolaan BMN/BMD diatur menurut PP


UNDANG-UNDANG
NO. 15 TAHUN 2004 TENTANG
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN
DAN TANGUNG JAWAB
KEUANGAN NEGARA
KETENTUAN UMUM
• Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi
yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional
berdasarkan standar pemeriksaan untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas dan keandalan informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
• Pengelolaan Keuangan Negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat
pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan
kewenangan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan pertanggungjawaban
• Tanggung jawab Keuangan Negara adalah kewajiban Pemerintah
untuk melaksanakan pengelolaan Keuangan Negara secara tertib,
taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
dan transparan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
LINGKUP PEMERIKSAAN
• Ada 3 (tiga) lingkup pemeriksaan BPK :
– Pemeriksaan keuangan
pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah untuk memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran
informasi yang disajikan
– Pemeriksaan kinerja
pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi serta efektivitas
– Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
pemeriksaan yang tidak termasuk dalam pemeriksaan keuangan dan
pemeriksaan kinerja.

• Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan


yang disusun oleh BPK setelah berkonsultasi dengan Pemerintah
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
• Kebebasan dan kemandirian BPK
BPK bebas dan mandiri dalam menentukan objek perusahaan, perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan,
penentuan waktu dan metode pemeriksaan serta penyusunan dan penyajian laporan pemeriksaan

• Perencanaan Pemeriksaan
– Memperhatikan permintaan, saran dan pendapat lembaga perwakilan
– Dapat mempertimbangkan informasi dari pemerintah, bank sentral dan masyarakat

• Pelaksanaan Pemeriksaan
– Dapat menggunakan pemeriksa dan/atau tenaga ahli dari luar BPK yang bekerja untuk dan atas nama
BPK
– Dapat meminta dokumen, mengakses data, melakukan penyegelan tempat penyimpanan uang,
meminta keluarga, memotret, merekam dan/atau mengambil sampel sebagai alat bantu pemeriksaan
– Dapat melakukan pemanggilan kepada seseorang untuk meminta keterangan
– Melakukan pengujian dan penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah
– Dapat melaksanakan pemeriksaan investigatif untuk mengungkap adanya indikasi kerugian
negara/daerah dan/atau unsur pidana
– Melaporkan temuan unsur pidana kepada instansi berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, penyampaian laporan dimaksud diatur bersama oleh BPK dan Pemerintah
HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAK LANJUT
• Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) disusun pemeriksa setelah pemeriksaan selesai dilakukan

• Pemeriksaan keuangan akan menghasilkan opini

• Pemeriksaan kinerja akan menghasilkan temuan, kesimpulan dan rekomendasi

• Pemeriksaan dengan tujuan tertentu akan menghasilkan kesimpulan

• Laporan Hasil Pemeriksaan BPK disampaikan kepada DPR/DPR/DPRD sesuai dengan


kewenangannya ditindaklanjuti antara lain dengan membahas bersama pihak terkait

• Laporan Hasil Pemeriksaan BPK juga disampaikan kepada pemerintah

• BPK menyusun ikhtisar hasil pemeriksaan pemester yang disampaikan ke lembaga


perwakilan dan Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota

• Laporan hasil pemeriksaan yang telah disampaikan kepada lembaga perwakilan,


dinyatakan terbuka untuk umum

• Pemerintah menidaklanjuti rekomendasi BPK

• BPK mamantau dan menginformasikan hasil pamantauan atas tindak lanjut rekomendasi
kepada DPR/DPRD
PENGENAAN KERUGIAN NEGARA
• BPK menerbitkan surat keputusan penetapan batas waktu
pertanggung jawaban bendahara atas kekurangan kas/barang
dalam persediaan yang merugikan keuangan negara/daerah

• Bendahara dapat mengajukan keberatan atas pembelaan diri


terhadap putusan BPK

• Pengaturan tata cara penyelesaian ganti kerugian negara/daerah ini


ditetapkan oleh BPK setelah berkonsultasi dengan Pemerintah

• Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota melaporkan


penyelesaian kerugian negara/daerah kepada BPK

• BPK mamantau penyelesaian pengenaan ganti rugi kerugian negara/


daerah terhadap pegawai negeri bukan berdasarkan dan/atau
pejabat lain pada kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah
KETENTUAN PIDANA
• Sanksi pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam)
bulan dan/ atau denda paling banyak Rp. 500 juta dikenakan
kepada:
– Setiap orang yang tidak menjalankan kewajiban menyerahkan dokumen
dan/atau menolak memberikan keterangan yang diperlukan untuk
kelancaran pemeriksaan pengelolaan uang dan tanggung jawab
keuangan negara
– Setiap orang yang mencegah, menghalangi dan /atau menggagalkan
pelaksanaan pemeriksaan
– Setiap orang yang menolak pemanggilan BPK tanpa menyampaikan
alasan penolakan secara tertulis
– Setiap pemeriksaan yang tidak melaporkan temuan pemeriksaan yang
mengandung unsur pidana
– Setiap orang yang tidak memenuhi kewajiban untuk menindaklanjuti
rekomendasi yang disampaikan dalam laporan hasil pemeriksaan.
KETENTUAN PIDANA
• Sanksi pidana selama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 1 milyar kepada:
– Setiap orang yang memalsukan atau membuat palsu dokumen yang
disahkan untuk kelancaran pemeriksaan
– Pemeriksa yang menggunakan dokumen yang diperoleh dalam
pemeriksaan melampaui batas kewenangannya
– Pemeriksa yang menyalahgunakan kewenangannya sehubungan
kedudukan dan/atau tugas pemeriksaan
UNDANG-UNDANG
NO. 15 TAHUN 2006 TENTANG
BADAN PEMERIKSA
KEUANGAN
Pasal 1 UU No 15 tahun 2006
Badan Pemeriksa Keuangan atau yang biasa disingkat BPK,
adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
• Pasal 2:
BPK merupakan satu lembaga negara yang bebas dan mandiri
dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
TUGAS BPK
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia,
Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum,Badan Usaha
Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola
keuangan negara.
• Pemerikasaan berdasarkan undang-undang tentang
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara
• Pemeriksaan BPK mencakup pemeriksaan keuangan,
pemeriksaan kinerja,dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
• Dalam hal pemeriksaan dilaksanakan oleh akuntan publik
berdasarkan ketentuan undang-undang, laporan hasil
pemeriksaan tersebut wajib disampaikan kepada BPK dan
dipublikasikan.
• Dalam melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara, BPK melakukan pembahasan atas
temuan pemeriksaan dengan objek yang diperiksa sesuai
dengan standar pemeriksaan keuangan negara.
Hasil Pemeriksaan BPK
BPK menyerahkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara tersebut kepada DPR, DPD,
dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.
• Tata cara penyerahan hasil pemeriksaan BPK kepada DPR, DPD,
dan DPRD diatur bersama oleh BPK dengan masing-masing
lembaga perwakilan sesuai dengan kewenangannya.
• Hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negarayang t elah diserahkan kepada DPR, DPD,
dan DPRD dinyatakan terbuka untuk umum.
• Untuk keperluan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), BPK menyerahkan pula hasil
pemeriksaan secara tertulis kepada Presiden, Gubernur,
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya. Kemudian tindak
lanjut hasil pemeriksaan tersebut diberitahukan secara tertulis oleh
Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota kepada BPK.
• Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK
melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan paling lama 1
(satu) bulan sejak diketahui adanya unsur pidana tersebut.
• Laporan BPK tersebut dijadikan dasar penyidikan oleh pejabat
penyidik yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Wewenang BPK
• a. menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun dan
menyajikan laporan pemeriksaan;
• b. meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiapo
rang, unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara
lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum,
Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola
keuangan negara;
• c. melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik
negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha
keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-
surat, bukti-bukti, rekening koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara;
• d. menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepadaBPK;
Wewenang BPK
• e. menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasideng
an Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
• f. menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara;
• g. menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang
bekerja untuk dan atas nama BPK;
• h. membina jabatan fungsional Pemeriksa;
• i. memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan; dan
• j. memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah.
Dalam hal terjadi kerugian negara..
BPK menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian negara yang
diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum baik sengaja
maupun lalai yang dilakukan oleh bendahara, pengelola
BUMN/BUMD, dan lembaga atau badan lain yang
menyelenggarakan pengelolaan keuangan negara.
• Penilaian kerugian keuangan negara dan/atau penetapan
pihak yang berkewajiban membayar ganti kerugian tersebut
ditetapkan dengan keputusan BPK.
• Pelaksanaan pembayaran ganti rugi dipantau oleh BPK
Pasal 11
BPK dapat memberikan:
a. pendapat kepada DPR, DPD, DPRD, Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah, Lembaga Negara Lain, Bank Indonesia,
Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha
Milik Daerah, Yayasan, dan lembaga atau badan lain, yang
diperlukan karena sifat pekerjaannya;
b. pertimbangan atas penyelesaian kerugian negara/daerah
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah;
dan/atau
c. keterangan ahli dalam proses peradilan mengenai kerugian
negara/daerah
Akuntabilitas BPK
Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan tahunan BPK
dilakukan oleh akuntan publik, yang ditunjuk oleh DPR atas usul BPK dan
Menteri Keuangan, yang masing-masing mengusulkan 3 (tiga) nama
akuntan publik.
Dengan catatan: Akuntan publik tersebut dalam 2 (dua) tahun terakhir
tidak melakukan tugas untuk dan atas nama BPK atau memberikan jasa
kepada BPK.
Hasil pemeriksaan akuntan publik diserahkan kepada DPR dengan
salinan kepada Pemerintah untuk penyusunan laporan keuangan
Pemerintah Pusat.
Untuk menjamin mutu pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara oleh BPK sesuai dengan standar, sistem pengendalian
mutu BPK ditelaah oleh badan pemeriksa keuangan negara lain yang
menjadi anggota organisasi pemeriksa keuangan sedunia.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai