Trauma Saraf Perifer DR - Assist
Trauma Saraf Perifer DR - Assist
• Crossing legs
• Weight loss
• Hospitalization
• Surgery
Bell’s Palsy
• Adalah kelumpuhan n.facialis perifer, akut,
Etiologi ; idiopatii
ada bbrp pendapat; inflamasi akut n VII di
da tl temporal, for stilomastoideus,
• Dapat terjadi pada semua umur (sering
20-50 th)
• Insidensi Laki-laki sama dg wanita
• Hampir selalu unilateral, dapat berulang
• Gejala klinik;
• * mulut mencong, + jelas saat meringis
• * lagopthalmus
• * tanda bel
• * tidak bisa meniup atau bersiul
• * bmila minum, berkumur tumpah
• * hilang tajam pengecapan 2/3 depan
• * salivasi berkurang
GEJALA
Sindrom airmata buaya
(crocodile taers syndrome)
• Gx sisa bell’s palsy
• Bbrp bln pasca awitan
• Air mata bercucuran pada mata yg terkena
saat makan
• n VII menginervasi gld lakrimalis n
salivarius submandibula
• Diduga regenerasi n salivarius (salah
jurusan ke gld lakrimalis
• Terapi;
• Farmaka:
• * kortikosteroid (prednison 1mg/kgbb-5hr,
diturunkan 2tb/hr smp 10hr)
• * mecobalamin 3x 500mg analgetik kp
• Non farmaka: fisioterapi
• Komplikasi:
• keratitis, konjungtifitis
• tic facialis
• Prognosis;
• 85% sembuh dlm 3mgg, 15% dlm 3-6 bl
NEUROPATI
DEFINISI
• Keadaan dengan gangguan fungsi dan Struktur pada
saraf tepi.
• Neuropati saraf tepi adalah proses degenerasi saraf
tepi yang mempersarafi terutama otot bagian distal
ekstremitas.
ETIOLOGI
• Kongenital • Intoksinasi
• Inflamasi • Alergi
• Infeksi • Trauma
• Gangguan metabolik • Pengaruh suhu
• Neoplasma • idiopatik
• degenerasi • Gangguan vaskuler
KLASIFIKASI
• Mononeuropati
- Gangguan saraf perifer tunggal
- Akibat trauma, khususnya akibat tekanan, atau
gangguan suplai darah (vasa nervorum).
• Polineuropati
- Gangguan beberapa saraf
- Akibatk proses peradangan, metabolik, atau
toksik yang menyebabkan kerusakan dengan
pola difus, distal, dan simetris yang biasanya
mengenai ekstremitas bawah, sebelum
ekstremitas atas.
• Klasifikasi lain:
– Neuropati diabetik
– Neuropati vaskulitik
– Neuropati Demielinatif Inflamatori
– Neuropati herediter
GAMBARAN KLINIK
• Paresis simetris
– Biasa dimulai dari kedua tungkai lalu menjalar progesif
ke atas
• Kesemutan
– Dimulai pada ujung jari kaki dan tangan
• Hiperpatia
• Hipotensi
• Perubahan trofi kulit
• Atonia kandung kemih
• Diare malam hari
• Hiporefleksia atau arefleksia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• EMG
– Menentukan tempat lesi ( otot, saraf tepi,
kornu anterior )
• Biopsi saraf
– Secara histologis, neuropati dibagi menjadi
• Gangguan primer di akson
• Gangguan di sel schwann (demielinisasi
segmental)
• Gangguan di jaringan interstitial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Kecepatan Hantar Saraf
– Menentukan derajat gangguan dan
perkembangan penyakit
• Pemeriksaan CSS
– Kadar protein meningkat pada Guillain Barre
sindrom
– Penentuan jumlah sel, kadar gula dan klorida
PENATALAKSANAAN
• Pengobatan aktif
– Pencegahan terhadap kerusakan lanjut saraf tepi
• Pengobatan selanjutnya
– Rehabilitasi pada penderita
• Kortikosteroid
– Periarteritis
– Sindrom Guillain Barre
• Vitamin
– Gangguan metabolik
– Defisiensi vitamin
PENATALAKSANAAN
• Persenyawaan chelate
– Keracunan logam berat
• Non farmakologi
– Konseling penting pada penderita neuropati
heriditer
– Fisioterapi
– Rehabilitasi
PROGNOSIS
• Tergantung dari tingkat kerusakan sel
saraf
– Tingakt neurapraksia
• Hambatan dalam hantaran tanpa kehilangan
kontinuitas
• Pemulihan terjadi beberapa menit sampai minggu
– Aksonotmesis
• Kerusakan pada akson tanpa kerusakan pada pola
andoneurial
• Prognosis baik
PROGNOSIS
– Neurotmesis
• Saraf terputus sebagian atau seluruhnya
• Penyambungan saraf menghasilkan
perbaikan sebanyak 50%
• Regenerasi dapat dideteksi dengan perkusi
langsung pada saraf yang bersangkutan
ALHAMDULILLAH……..