DISFUNGSI SEKSUAL

UROLOGI - FK UGM
DISFUNGSI SEKSUAL

 Disfungsi Ereksi (DE)

 Ejakulasi Prematur (PE)

1. DISFUNGSI EREKSI
Definisi dan Epidemiologi
 Disfungi ereksi (DE) adalah ketidakmampuan untuk
mencapai dan mempertahankan ereksi penis untuk
melakukan senggama yang memuaskan
 Bersifat Konsisten: 3 bulan

 1995 = 152 juta pria

 2025 = 322 juta pria
 Pria 40 tahun  22%
NIH, JAMA 2003.
Laumann EO et al, J Sex Med 2006.
Etiologi dan Faktor Risiko

 Psikogenik  Umur
 Organik  Merokok
 Campuran
 Kardiovaskular
 Diabetes Mellitus
 Neurologis
 Obat-obatan

Lue T. Campbell-Walsh Urology 10th edition, 2012.

Graham H, Standard Practice in Sexual Medicine, 2006.
Etiologi dan Faktor Risiko (lanjutan..)

Lue T. 2012. Campbell-Walsh Urology 10th edition.

KLASIFIKASI

Lue T. 2012. Campbell-Walsh Urology 10th edition.

Fisiologi Ereksi

Lue T. 2012. Campbell-

Walsh Urology 10th
edition.
Fisiologi Ereksi

Lue T. 2012. Campbell-Walsh Urology 10th edition.

Fisiologi Ereksi

Lue T. 2012. Campbell-Walsh Urology 10th edition.

PATOFISIOLOGI

Lue T. 2012. Campbell-Walsh Urology 10th edition.

DIAGNOSIS
 Riwayat medis, seksual dan psikoseksual penting
dalam menentukan diagnosis DE
 Tujuan dari anamnesis:
Menentukan penyebab dari DE  psikogenik,
organik atau campuran

 5-Item International Index of Erectile Function

(IIEF-5)
 Erection Hardness Score
5-Item International Index of Erectile
Function (IIEF-5)
SKORING IIEF-5
Derajat DE diklasifikasikan menjadi 5 berdasarkan
skor IIEF, yaitu:
 Berat (5-7),

 Sedang (8-11),

 Ringan-sedang (12-16),

 Ringan (17-21),

 Tidak ada DE (22-25).

Goldstein I, et al. N Engl J Med 1998.

ERECTION HARDNESS SCORE (EHS)
Validated- EHS
LABORATORIUM

Lue T. 2012. Campbell-Walsh Urology 10th edition.

 TES KHUSUS

Lue T. 2012. Campbell-Walsh Urology

10th edition.
PENATALAKSANAAN

Wespes et al. EAU Guidelines 2013.

 PENATALAKSANAAN

Wespes et al. EAU Guidelines 2013

TERAPI LINI 1
 Lini Pertama dengan obat minum atau aplikasi intra
urethra  Phospodiesterase-5 Inhibitor (PDE5i)

 PDE5i
Oral Therapy
(Erektogenik) Intra Urethra
 Sildenafil
 Vardenafil

 Tadalafil
 TERAPI LINI 2:
 Lini Kedua dengan Injeksi atau pompa vakum (kombinasi)
TERAPI LINI 3 : Prosthesis Penis
Maleable Inflatable
2. PREMATURE EJACULATION
DEFINISI
 Suatu keadaan yang menetap atau berulang,
dimana ejakulasi yang terjadi dengan rangsangan
minimal sebelum atau segera setelah penetrasi
dan sebelum dikehendakinya
 Kondisi ini juga harus menyebabkan distress atau
masalah interpersonal.

DSM IV-RT Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 2000

DEFINISI
 Ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi
sebelum atau kurang dari satu menit setelah
penetrasi vagina
 Ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi pada
semua atau hampir semua penetrasi vagina
 Disertai gangguan antar-individu seperti tekanan
jiwa, merasa terganggu, perasaan kecewa
dan/atau menghindarkan diri dari senggama

ISSM, 2007
Mulhall JP. Campbell-Walsh Urology 10th edition, 2012.
PATOFISIOLOGI
 Meskipun hingga saat ini telah banyak penelitian
yang signifikan pada area ini  satu pemahaman
yang komplit dari mekanisme patofisiologi PE belum
berhasil dicapai.

Mulhall JP. 2012. Campbell-Walsh Urology 10th edition.

IELT
 Intravaginal Ejaculation Latency Time
 Waktu antara penetrasi dan ejakulasi

Waidenger, J Sec Med 2005.

IELT

Montorsi, J Sex Med 2005.

KLASIFIKASI
 Ejakulasi prematur “lifelong” (primer)
 Ejakulasi prematur didapat (sekunder)
 Ejakulasi prematur-variasi normal
 “Prematur-like ejaculation dysfunction”

Waidinger, Urol Clin N Am 2007.

Mulhall JP. Campbell-Walsh Urology 10th edition, 2012.
KLASIFIKASI

Waidinger, Urol Clin N Am 2007.

ETIOLOGI
 Masih belum jelas
 Psikogenik
 Anxietas
 Frekuensi sanggama
 Persepsi kontrol ejakulasi
 Masalah intrapsikis dan interpersonal
 Organik
 Penis hipersensitif
 Hipereksitabilitas refleks ejakulasi
 Rangsangan seksual yang meningkat
 Endokrinopati
 Kelainan genetik atau kelainan reseptor5-HT di SSP

Donatucci, J Sex Med 2006

McMahon, J Sex Med 2004
TERAPI
 Konseling psikologi dan perilaku
 Terapi psikologi untuk pasangan
 Teknik Squeeze
 Terapi lokal
 TEMPE (Topical Eutetic Mixture for Premature Ejaculation)
 EMLA (Eutetic Mixture of Local Anaesthetic Agents)
 Lignocaine spray
 Krim Severance Secret (SS)
 Terapi obat sistemik
 Tricyclec antidepressant (Non Spesific SRI)
 SSRI
 PDE 5
 Bila bersamaan dengan DE, terapi DE terlebih dahulu

Avina C, Male Sexual Dysfunction Pathophysiology and Treatment 2007

Palmer NR, EMJA 2008
PENATALAKSANAAN

Wespes et al. EAU Guidelines 2013

TERAPI
TERAPI NAMA DOSIS
DAGANG
ORAL
Non-selective serotonin reuptake inhibitor
Clomipramine Anafranil® 25-50 mg/day or 25mg 4-24 hours pre-
intercourse
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor
Fluoxetine Prozac® 5–20 mg/day
Paroxetine Paxil® 10, 20, 40 mg/day or 20 mg 3–4 hrs
pre-intercourse
Sertraline Zoloft® 25–200 mg/day or 50 mg 4–8 hrs pre-
intercourse
Topical
Lidocaine/prilocainecream EMLA cream® Lidocaine 2.5% / prilocaine 2.5% 20–30
mins pre-intercourse
Montague DK et al, J Urol 2004
Terima kasih…