Urinalisis Rutin3
Tidak berdasarkan indikasi (medical cekUp)
Dilakukan pada semua pasien
Hasilnya dpt dipakai sbg dasar pemeriksaan lebih lanjut
Urinalisis Khusus3
Berdasarkan indikasi
Filtrasi1,2
Akibat tekanan hidrostatis dari tekanan darah
Melewati membran glomerulus
Tdr dari 3 lapis: endotel pembuluh darah, membran basalis,
epitel ginjal
Tubulus1,2
Sebagian epitel tubulus mempunyai permeabilitas yg
berbeda terhadap air hormon ADH
Ion Natrium dan kalium direabsorpsi dan disekresi secara
aktif hormon Aldosteron
Tubulus ginjal juga memproduksi bikarbonat untuk
dimasukkan ke sirkulasi darah, dan amonia untuk
membuang ion H+ keluar
Fungsi Ginjal:1
Homeostasis cairan, asam basa, elektrolit tubuh dan
Eritropoesis
Reaksi-reaksi
Glukosa menurun
kimia lain
Bilirubin dan
urobilinogen teroksidasi pH berubah
Pendahuluan
Urin sewaktu
• Untuk pemeriksaan rutin, pemeriksaan penyaring pada waktu
penderita datang
• Urin dikeluarkan sewaktu tanpa ketentuan khusus
• Kekurangan dari urine sewaktu adalah tidak mencerminkan
keadaan dalam 1 hari
Urin postprandial
Dikemihkan 2 jam setelah makan
Untuk pemeriksaan DM konfirmasi glukosuria
Kombinasi pemeriksaan dengan urin puasa
1. Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed
2. Gandasoebrata.
3. Wirawan R, 2015, Pemeriksaan cairan tubuh
Pendahuluan
JENIS SAMPEL URIN1-3
Urin tampung 12 jam/ 24 jam
Urin yang keluar dalam 12 jam/ 24 jam ditampung
Menggunakan pengawet
Dipakai untuk tes klirens
Digunakan untuk pemeriksaan kuantitatif seperti kadar protein urin
tes Esbach (Sind Nefrotik) atau pemeriksaan kadar metabolit tertentu
Kelebihan sampel urine yg terkumpul menggambarkan keadaan satu
hari
Asam Sulfat
Thymol
Pekat
Pengawet
Urin 2 butir ±1 L urine
Natrium
Formaldehyd
Karbonat
SHAKE
MACROSCOPIC
COLOUR
SMELL
CLOUDY SEDIMENT
ACIDITY
SUPERNATANT
SPEC. GRAF
MICROSCOPIC CHEMIC
ERYTHROCYTE ALBUMIN
LEUKOCYTE GLUCOSE
EPHITEL UROBILIN
ROUTINE CRYSTAL BILIRUBIN
SIMPLE CAST KETOBODY
BENZIDIN
Urinary Volume1,3
N vol urin: 600-1800 mL/24 jam, vol urin siang lebih banyak dp urin
malam (2-4:1) malam < 400 ml
Vol urin meningkat (poliuria): vol urin > 2.5 L/24 jam
Vol urin menurun (oligouria): vol urin < 400 ml/24 jam Bj 1.030
Anuria < 200 ml/24 jam
Manfaat:
1. Untuk menilai keseimbangan cairan tubuh
2. Bersama-sama dgn BJ urin --> menilai faal ginjal
3. Untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit
Diabetes Melitus
Diabetes insipidus
Polikistik pada ginjal
Gagal ginjal kronik
Diuretik
Intravena saline/glukosa
FOAM TEST
YELLOW (OBVIOUS)
= F. T +
SHAKE > BIL. +
FOAM
(HARDLY)
DUBIOUS dilakukan
FOUCHET
RED (BLOOD ?)
BENZIDIN TEST
Cara Pemeriksaan
Masukan sejumlah urin dalam tabung reaksi, panaskan & biarkan dingin kembali
Ke dalam tabung reaksi lain dimasukkan benzidine basa sebanyak sepucuk pisau
Tambahkan 3 mL asam acetat glacial, kocok sampai Benzidine itu larut dengan
meninggalkan beberapa kristal yg tdk larut sbg tanda sudah jenuh. Jika perlu ditambah
sedikit benzidine basa lagi sehingga jenuh
Bubuhilah 2 mL urin yang dimasak tadi, campur
Berilah 1 mL larutan H2O2 3%, campur
Hasil dibaca dalam waktu 5 menit (jangan lebih lama)
Interpretasi Hasil :
- Negatif Tdk ada perubahan warna
- 1+ hijau
- 2+ biru bercampur hijau
- 3+ biru
- 4+ biru tua
- Catatan : Hasil Test harus dibaca dalam waktu 5 menit krn warnanya berubah
B. TURBIDITY (NORMAL : CLEAR) Macroscopic 2
REDDISH BLEEDING SEDIMENT ?
(ERYTHROCYT)
SMOOTH (WHITE BACTERIA (GRAM)
DENCE (WHITE) (ALKALIC / NEUTRAL URINE)
- PUS
- PHOSPHATE / CARBONATEE CRYSTALS
REDUCE / DISAPPEARED
SPERMATOZOA
Endapan bisa berupa:
Nubekula: lendir, sel epitel dll
Fosfat amorf (menghilang setelah dibubuhi zat asam)
Urat amorf (menghilang setelah dipanaskan)
Kekeruhan (patologis) pada urine yg baru dikemihkan:
Kiluria atau lemak dalam urine
Infeksi saluran kemih
Unsur2 darah, lekosit atau eritrosit
GNA: urine berwarna merah keruh spt cucian daging krn adanya eritrosit
C. ACIDITY (pH) (N. 4.7 - 7.5) AVER. 6.0 Macroscopic 3
LITMUS PAPER
D. SMELL
NORMAL URINE SMELLING (ureum)
ABNORMAL JENGKOL SMELLING
JENGKOL INTOXICATION
+ ALBUMINURIA
HEMATURIA
CRYSTALURIA
FRUITS KETONURIA
AMONIAK UREUM OF BACTERIA
E. EXAMINATION OF SPECIFIC GRAVITY (S.G.) Macroscopic 4
S.G. IS DEPEND ON THE TOTAL OF SOLUTE SUBSTANCES
NORMAL : 1.010 - 1.025 (1.020)
LOW S.G. ( < 1.010 ) = KIDNEY OR ENDOCRINE DISORDER
HIGH S.G. ( > 1.025) = NEPHR.DEG. / FEVER GLYCOSURIA
METHOD & EQUIPMENT
URINOMETER
MEASURING CYLIDER (50 ml)
1.000
1.020 CORECTION
1.040
TEMP. : EVERY 30 C > 150 C : + 0.001
40 C > 170 C : + 0.001
GLUCOSE : EVERY 270 mg/DL : -0.001
1 % : -0.004
PROTEIN : EVERY 400 mg/DL : -0.001
1% : -0.003
SLIDE
MICROSCOPE OBJECTIVE 40 X
EYEPIECE 10 X
CONDENSOR
EXAMINATION ! !
ANORGANIC CRYSTAL
SEDIMENT
Microscopic 3
Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed
Gandasoebrata.
Interpretasi/pelaporan Sedimen Urin
(semikuantitatif)
eritrosit: ....../LPB
leukosit: ....../LPB
silinder: ....../LPK (sebutkan jenis silinder yg
ditemukan)
epitel: -/+/++/+++/++++
kristal: -/+/++/+++/++++ (sebutkan jenis kristal yg
ditemukan)
Macam-macam sedimen urin:
Microscopic 4
1. Epitel C
a. Epitel transisional
b. Epitel gepeng/ pipih
c. Epitel tubuli ginjal
A
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
Microscopic 5
2. Eritrosit
Microscopic 6
3. Leukosit
Silinder
Leukosit
Leukosit
Atlas Urinalisis
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
Jenis jenis silinder urin :
Microscopic 7
1. Silinder hialin
2. Silinder eritrosit
3. Silinder leukosit
5. Silinder epitel
6. Silinder lilin
7. Silinder lemak
Atlas Urinalisis
Atlas Urinalisis
Silinder Eritrosit
Kristal Kolesterol
Microscopic 11
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan Kimia Urinalisis meliputi:
• Glucosa Cara Benedict
• Keton Cara Rothera & Cara Gerhardt
• Protein Dengan As. Sulfosalicyl, Pemanasan dg As.Acetat
• Protein Bence Jones Cara Osgood, TSA
• Bilirubin Cara Harrison
• Urobilinogen Cara Wallace & Diamond
• Urobilin Cara Schlesinger , Percobaan Naumann
• Porfobilinogen Cara Watson & Schwartz
• Asam Amino Reaksi Diazo (Ehrlich)
• Darah Samar Dengan Benzidine
R.Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, PT Dian Rakyat, Jakarta, cetakan ke-12, 2006
Urine Test Strip/ Dipstick Testing
Lamb E, Newman DJ, Price CP. Kidney Function Tests. In Tietz textbook of Clinical Chemistry and Molecular
Diagnostics. 4th ed , 2006
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
DIPSTICK TEST 1
CHARACTERISTIC OF THE TEST :
RAPID, EASY, SPECIFIC AND CHEAP
MATERIALS :
TEST STRIP
SPECIFIC GRAVITY
NITRITE
pH
PROTEIN
GLUCOSE
KETOBODY
UROBILINOGEN
BILIRUBIN
BLOOD
PLASTIK ROD
NYLON COVER
TEST FIELD
(PAPER CONTAIN REAGENT)
FILTER PAPER
PROCEDUR OF THE TEST :
URINE
COMPARE
READ :
THE COLOUR CHART
URINE ANALYZER
Glukosa Berdasar pada reaksi enzim secara berantai. Pertama Senyawa pewarna ini
enzim glukosa oksidase menjalankan proses oksidasi akan teroksidasi
dari glukosa sehingga terbentuk asam glukonat dan membentuk warna
hidrogen peroksida. Enzim yang kedua, peroksidase dari biru menjadi
menjalankan reaksi antara hidrogen peroksida dengan coklat kehijauan dan
senyawa pewarna kalium iodida dari coklat ke coklat
tua
Glukosa + O2 Glukonic acid + H202
H202 + kromogen kromogen teroksidasi +H20
Keton Berdasar pada reaksi antara asam asetoasetat dalam urin Warna yang dihasilkan
dengan senyawa nitroprusida adalah coklat muda
bila tidak terjadi
Asetoasetat + Sodium nitroprusid warna ungu reaksi, dan ungu untuk
hasil positif
Berat jenis Berdasarkan pada perubahan pKa dari polielektrolit tertentu warna berubah dari
dengan perlakuan tertentu terhadap konsentrasi ion biru tua hingga hijau
dan hijau kekuning-
kuningan dalam urin
dengan konsentrasi
ion yang semakin
meningkat
Darah samar Berdasar pada reaksi antara 3,3'5,5'-tetramethylbenzidine Warna yang dihasilkan
dan cumene hydroperoxidase melalui aktifitas berkisar dari kuning
pseudoperoksidase dari hemoglobin kehijau-hijauan hingga
hijau kebiru-biruan
H202 + kromogen(TMB) Kromogen teroksidasi + H20 dan biru tua
pH Menggunakan indikator ganda (methyl red dan bromthymol Warna berkisar antara
blue) sehingga dapat mencakup seluruh pH urin oranye hingga kuning
kehijau-hijauan dan
Ind warna- + H+ kompleks berwarna hijau ke biru
DIPSTICK TEST 5
Urobilinogen Berdasar pada modifikasi dari uji Ehrlich dimana p- warna berkisar dari coklat
diethylaminobenzaldehide bereaksi dengan urobilinogen muda sampai merah muda
dari urin dalam suasana asam kuat
Urobilinogen + p-dimethylaminobenzaldehyde
warna merah
Nitrit pada reaksi asam para -arsanilat dengan nitrit (nitrit berasal Warna yang dihasilkan
dari nitrat dalam makanan yang diubah oleh baktri dalam adalah merah muda. Derajat
tubuh) dalam urin untuk membentuk senyawa diazonium. warna merah muda yang
Senyawa diazonium tersebut bergabung dengan senyawa bagaimanapun dapat
1,2,3,4-tetrahydrobenzo(h)quinolin dalam suasana diartikan sebagai reaksi
positif
Aromatik amin (Ar-NH2 + NO2 ) garam diazonium
Leukosit uji ini menunjukkan adanya reaksi enzim granulosit warna ungu berasal dari
esterase. Enzim esterase menghidrolisa derivatif dari Naphtyl yang dihasilkan,
naphtyl ester bersama dengan garam
diazonium
Ester Komponen aromatik
Garam diazonium + komponen aromatik senyawa
komlples berwarna
PEMERIKSAAN POSITIF SEMU NEGATIF SEMU
Keton Mengandung banyak pigmen. Mengandung banyak metabolit BJ urin yang tinggi
Spesimen urin normal biasanya memberikan levodopa atau phenylketones pH urin yang rendah
hasil negatif
Berat Jenis protein cukup banyak (100-750 mg/dl) Alkaline purin
Pemeriksaan ini memungkinkan penetapan BJ pH 5
urin 1,000 - 1,030. glukosa dalam urin
Darah samar Terdapat bakteri dalam urin Zat-zat oksidator kuat, seperti hipoklorit Asam askorbat
Untuk melengkapi pemeriksaan secara Sedang haid Protein
mikroskopis
pH Obat-obatan tertentu, seperti untuk hipertensi dan masalah jantung Protein
Uji pH ini menunjukkan nilai antara 5 – 9 (Asetazolamida)
Protein Urin yang terkontaminasi quatenary-ammonium Uji yang bersifat basa (pH 9)
Pembacaan hasil sukar bila spesimen keruh
Laporkan steril Hitung jenis & jumlah koloni Agar Darah MacConkey
Inkubasi 370C , 18 – 24 jam
Pewarnaan Gram ,
Identifikasi kuman dengan tes biokimia