Anda di halaman 1dari 94

URINALISIS

Dr. Putu Ristyaning Ayu, M.Kes, Sp.PK


Bag Patologi Klinik-FK UNILA
Pendahuluan
 Pemeriksaan urin  membantu menegakkan diagnosis
gangguan ginjal dan saluran kemih, diagnosis gangguan organ
lain seperti hati, saluran empedu, darah, pankreas, korteks
adrenal dan lainnya1-3

 Urinalisis Rutin3
 Tidak berdasarkan indikasi (medical cekUp)
 Dilakukan pada semua pasien
 Hasilnya dpt dipakai sbg dasar pemeriksaan lebih lanjut

Urinalisis Khusus3
 Berdasarkan indikasi

1. Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed


2. Gandasoebrata.
3. Wirawan R, 2015, Pemeriksaan cairan tubuh
Pendahuluan

Bag Terkecil dari


fungsional ginjal yaitu
“Nephron” tdd4
- Glomerulus
- apparatus Juxta
Glomerulus
- Tubulus Proxsimal
- Lengkung Henle
- Tubulus Distalis
- Tubulus Colligentes

4. Gambar Anatomi Ginjal_ADAM


Pendahuluan
Urin terbentuk hasil dari1,2
 Filtrasi glomerulus
 Reabsorbsi tubulus
 Sekresi tubulus secara aktif maupun pasif

Filtrasi1,2
 Akibat tekanan hidrostatis dari tekanan darah
 Melewati membran glomerulus
 Tdr dari 3 lapis: endotel pembuluh darah, membran basalis,
epitel ginjal

1. Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed


2. Gandasoebrata.
Pendahuluan

Tubulus1,2
 Sebagian epitel tubulus mempunyai permeabilitas yg
berbeda terhadap air  hormon ADH
 Ion Natrium dan kalium direabsorpsi dan disekresi secara
aktif  hormon Aldosteron
 Tubulus ginjal juga memproduksi bikarbonat untuk
dimasukkan ke sirkulasi darah, dan amonia untuk
membuang ion H+ keluar

1.Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed


2.Gandasoebrata.
Pendahuluan

Ginjal juga merupakan endokrin yg memproduksi1-2


- Hormon eritropoietin
- Pro Vitamin D
- Sistem renin angiotensin

Fungsi Ginjal:1
 Homeostasis cairan, asam basa, elektrolit tubuh dan
Eritropoesis

1.Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed


2.Gandasoebrata.
Pendahuluan

Pengambilan bahan urine1,3


 Sampel urine ideal  urin pagi, tanpa pengawet dan
diambil dengan cara porsi tengah bersih (Midstream)
 Pemeriksaan di lab setelah 1 jam untuk pem mikrobiologi
atau 2 jam pem lain
 Pengawaet yg dianjurkan adalah tidak menambah
bahan kimia, hanya disimpan dalam refrigerator (4-80 C)

1.Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed


3.Wirawan R, 2015, Pemeriksaan cairan tubuh
Pendahuluan

Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi


pada sampel urine 1,3

 Disebabkan pertumbuhan kuman


 Bahan kimia vit C
 Tempat penampungan tidak bersih
 Bekas detergen
 Suhu
 Cahaya
 Lamanya dilakukan pemeriksaan
 Proses kimia oksidasi

1.Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed


3.Wirawan R, 2015, Pemeriksaan cairan tubuh
Pendahuluan

Perubahan bila sampel dibiarkan

Lysisnya eritrosit Silinder


dan lekosit menghilang

Reaksi-reaksi
Glukosa menurun
kimia lain
Bilirubin dan
urobilinogen teroksidasi pH berubah
Pendahuluan

JENIS SAMPEL URIN1-3

 Urin sewaktu
• Untuk pemeriksaan rutin, pemeriksaan penyaring pada waktu
penderita datang
• Urin dikeluarkan sewaktu tanpa ketentuan khusus
• Kekurangan dari urine sewaktu adalah tidak mencerminkan
keadaan dalam 1 hari

1. Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed


2. Gandasoebrata.
3. Wirawan R, 2015, Pemeriksaan cairan tubuh
Pendahuluan
JENIS SAMPEL URIN1-3
 Urin pagi
• Urin yang pertama kali dikeluarkan di pagi hari
• Konsentrasinya lebih pekat
• Untuk pemeriksaan sedimen urin, berat jenis, protein, tes kehamilan

 Urin puasa (second morning after fasting)  urin yang dikemihkan


setelah first morning dan setelah puasa
• Untuk monitoring glukosa urin

 Urin postprandial
 Dikemihkan 2 jam setelah makan
 Untuk pemeriksaan DM konfirmasi glukosuria
 Kombinasi pemeriksaan dengan urin puasa
1. Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed
2. Gandasoebrata.
3. Wirawan R, 2015, Pemeriksaan cairan tubuh
Pendahuluan
JENIS SAMPEL URIN1-3
 Urin tampung 12 jam/ 24 jam
 Urin yang keluar dalam 12 jam/ 24 jam ditampung
 Menggunakan pengawet
 Dipakai untuk tes klirens
 Digunakan untuk pemeriksaan kuantitatif seperti kadar protein urin 
tes Esbach (Sind Nefrotik) atau pemeriksaan kadar metabolit tertentu
 Kelebihan sampel urine yg terkumpul menggambarkan keadaan satu
hari

 Urin 3 gelas dan 2 gelas


 Biasanya digunakan untuk diagnosis kelainan saluran kemih pada lelaki
 Urin 1  untuk melihat sel dari pars anterior dan pars prostatica urethrae
 Urin 2  melihat kandung kencing
 Urin 3  khusus untuk pars prostatica dan getah prostat
1. Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed
2. Gandasoebrata.
3. Wirawan R, 2015, Pemeriksaan cairan tubuh
Pendahuluan

CARA PENGAMBILAN SAMPEL URIN1-3


 Urin porsi tengah
• Urin yang pertama keluar tidak ditampung, kemudian yang berikutnya
ditampung, dan yang terakhir tidak ditampung
 Urin kateter
• Diambil dengan menggunakan kateter
• Bila menggunakan kateter menetap, maka urin kateter diambil di tempat
yang paling dekat dengan meatus eksterna
• Dapat digunakan untuk kultur urin
 Urin Suprapubik
• Menggunakan jarum dan ditusukkan ke kandung kemih
• Biasanya untuk kultur tapi dapat juga untuk pemeriksaan sitologi

1. Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed


2. Gandasoebrata.
3. Wirawan R, 2015, Pemeriksaan cairan tubuh
Pendahuluan

Toluen ± 3 mL untuk ± 1 Liter urine

Asam Sulfat
Thymol
Pekat
Pengawet
Urin 2 butir ±1 L urine

Natrium
Formaldehyd
Karbonat

1.Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed


3.Wirawan R, 2015, Pemeriksaan cairan tubuh
Urinalisis
Urinalisis meliputi:5
1. Makroskopis
• Volume
• Warna
• Kejernihan
• Bau
• pH
• Berat jenis
2. Kimia
• Glukosa
• Albumin
• Benda keton
• Bilirubin
• Urobilin
3. Mikroskopis (sedimen urin)  eritrosit, leukosit, epitel, silinder, kristal,
bakteri, jamur
4. Pemeriksaan carik celup
5. Lamb E, Newman DJ, Price CP. Kidney Function Tests. In Tietz textbook of Clinical Chemistry and Molecular
Diagnostics. 4th ed , 2006
Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed
Gandasoebrata.
(MORNING)
Urinalysis 1 URINE
(NEW)

SHAKE

MACROSCOPIC

COLOUR
SMELL
CLOUDY SEDIMENT
ACIDITY
SUPERNATANT
SPEC. GRAF

MICROSCOPIC CHEMIC

ERYTHROCYTE ALBUMIN
LEUKOCYTE GLUCOSE
EPHITEL UROBILIN
ROUTINE CRYSTAL BILIRUBIN
SIMPLE CAST KETOBODY
BENZIDIN
Urinary Volume1,3
 N vol urin: 600-1800 mL/24 jam, vol urin siang lebih banyak dp urin
malam (2-4:1) malam < 400 ml
 Vol urin meningkat (poliuria): vol urin > 2.5 L/24 jam
 Vol urin menurun (oligouria): vol urin < 400 ml/24 jam  Bj 1.030
 Anuria  < 200 ml/24 jam

Manfaat:
1. Untuk menilai keseimbangan cairan tubuh
2. Bersama-sama dgn BJ urin --> menilai faal ginjal
3. Untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit

Vol urin dipengaruhi oleh:


Pemasukan cairan, pengeluaran keringat, aktifitas fisik, suhu tubuh, umur
dan jenis kelamin 1.Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3 ed rd

3.Wirawan R, 2015, Pemeriksaan cairan tubuh


Penyebab Poliuria1,3

 Diabetes Melitus
 Diabetes insipidus
 Polikistik pada ginjal
 Gagal ginjal kronik
 Diuretik
 Intravena saline/glukosa

1.Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed


3.Wirawan R, 2015, Pemeriksaan cairan tubuh
Penyebab Oliguria1,3

 Gagal ginjal akut: pre renal, renal dan post renal


 Hipovolemik: dehidrasi, vomiting, diare, berkeringat berlebihan
 Iskemik renal
 Acute tubular necrosis
 Obstructive uropathy

Penyebab Anuria  COLLAPS, Hg CL2 INTOXICATION

1.Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed


3.Wirawan R, 2015, Pemeriksaan cairan tubuh
1. MACROSCOPIC EXAMINATION OF URINE Macroscopic 1
A. COLOUR

 LIGHT YELLOW (TEA) NORMAL Urokrum dan urobilin

 DARK YELLOW BILIRUBIN (?)

FOAM TEST
YELLOW (OBVIOUS)
= F. T +
SHAKE > BIL. +
FOAM
(HARDLY)
DUBIOUS dilakukan
FOUCHET
 RED (BLOOD ?)

SED. EXAM ERYTHROCYT : (+) = HEMATURI


(-) = Hb. UR

BENZIDIN TEST

THE OTHER COLOUR


FOOD / VEGETABLES GREEN
DRUGS : ANTIPIRIN YELLOW
FENACETIN
SUBST. FENOL, SALICYL DARK GREEN
Warna Urine
Darah Samar (Benzidine)
Prinsip Pemeriksaan :
 Hb sebagai peroksida memecah H2O2 & mengoksidasi benzidine zat berwarna biru

Cara Pemeriksaan
 Masukan sejumlah urin dalam tabung reaksi, panaskan & biarkan dingin kembali
 Ke dalam tabung reaksi lain dimasukkan benzidine basa sebanyak sepucuk pisau
 Tambahkan 3 mL asam acetat glacial, kocok sampai Benzidine itu larut dengan
meninggalkan beberapa kristal yg tdk larut sbg tanda sudah jenuh. Jika perlu ditambah
sedikit benzidine basa lagi sehingga jenuh
 Bubuhilah 2 mL urin yang dimasak tadi, campur
 Berilah 1 mL larutan H2O2 3%, campur
 Hasil dibaca dalam waktu 5 menit (jangan lebih lama)

Interpretasi Hasil :
- Negatif  Tdk ada perubahan warna
- 1+  hijau
- 2+  biru bercampur hijau
- 3+  biru
- 4+  biru tua

- Catatan : Hasil Test harus dibaca dalam waktu 5 menit krn warnanya berubah
B. TURBIDITY (NORMAL : CLEAR) Macroscopic 2
 REDDISH BLEEDING SEDIMENT ?
(ERYTHROCYT)
 SMOOTH (WHITE BACTERIA (GRAM)
 DENCE (WHITE) (ALKALIC / NEUTRAL URINE)
- PUS
- PHOSPHATE / CARBONATEE CRYSTALS

+ ACETIC ACID SOL (6%)

REDUCE / DISAPPEARED

 SPERMATOZOA
Endapan bisa berupa:
 Nubekula: lendir, sel epitel dll
 Fosfat amorf (menghilang setelah dibubuhi zat asam)
 Urat amorf (menghilang setelah dipanaskan)
Kekeruhan (patologis) pada urine yg baru dikemihkan:
 Kiluria atau lemak dalam urine
 Infeksi saluran kemih
 Unsur2 darah, lekosit atau eritrosit
 GNA: urine berwarna merah keruh spt cucian daging krn adanya eritrosit
C. ACIDITY (pH) (N. 4.7 - 7.5) AVER. 6.0 Macroscopic 3
LITMUS PAPER

 BLUE RED = ACID


BLUE = ALKALINE
 RED VIOLET = NEUTRAL

D. SMELL
 NORMAL URINE SMELLING (ureum)
 ABNORMAL JENGKOL SMELLING

JENGKOL INTOXICATION

+ ALBUMINURIA
HEMATURIA
CRYSTALURIA

 FRUITS KETONURIA
 AMONIAK UREUM OF BACTERIA
E. EXAMINATION OF SPECIFIC GRAVITY (S.G.) Macroscopic 4
 S.G. IS DEPEND ON THE TOTAL OF SOLUTE SUBSTANCES
 NORMAL : 1.010 - 1.025 (1.020)
 LOW S.G. ( < 1.010 ) = KIDNEY OR ENDOCRINE DISORDER
 HIGH S.G. ( > 1.025) = NEPHR.DEG. / FEVER GLYCOSURIA
METHOD & EQUIPMENT
 URINOMETER
 MEASURING CYLIDER (50 ml)
1.000
1.020 CORECTION
1.040
 TEMP. : EVERY 30 C > 150 C : + 0.001
40 C > 170 C : + 0.001
 GLUCOSE : EVERY 270 mg/DL : -0.001
1 % : -0.004
 PROTEIN : EVERY 400 mg/DL : -0.001
1% : -0.003

IF THE AMOUNT OF URINE IS SMALL


USE : - FALLING DROP METHOD
- REFRACTOMETER
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
2. MICROSCOPIC EXAMINATION OF URINE Microscopic 1
NEW URINE < 6 HOURS
CENTRIFUGE AT 1500 RPM / 5 MINUTES

SEDIMENT COVER WITH


COVER GLASS

SLIDE

MICROSCOPE OBJECTIVE 40 X
EYEPIECE 10 X
CONDENSOR

EXAMINATION ! !

ERITHROCYTE / LOW POWER

ORGANIC LEUKOCYTE / HIGH POWER


SEDIMENT
CAST / LOW POWER
EPHITEL CELL

ANORGANIC CRYSTAL
SEDIMENT
Microscopic 3
Strasinger SK, Urinalysis and Body Fluid, 3rd ed
Gandasoebrata.
Interpretasi/pelaporan Sedimen Urin
(semikuantitatif)

Dihitung jumlah rata-rata yang ditemukan minimal dalam


10 lapangan pandang

eritrosit: ....../LPB
leukosit: ....../LPB
silinder: ....../LPK (sebutkan jenis silinder yg
ditemukan)
epitel: -/+/++/+++/++++
kristal: -/+/++/+++/++++ (sebutkan jenis kristal yg
ditemukan)
Macam-macam sedimen urin:
Microscopic 4
1. Epitel C
a. Epitel transisional
b. Epitel gepeng/ pipih
c. Epitel tubuli ginjal

A
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
Microscopic 5
2. Eritrosit
Microscopic 6
3. Leukosit
Silinder
Leukosit

Leukosit

Atlas Urinalisis
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
Jenis jenis silinder urin :
Microscopic 7

1. Silinder hialin

2. Silinder eritrosit

3. Silinder leukosit

4. Silinder berbutir / granula halus

5. Silinder epitel

6. Silinder lilin

7. Silinder lemak
Atlas Urinalisis
Atlas Urinalisis

Silinder Eritrosit

Silinder Hyalin Silinder Lemak


6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
Bakteri Candida Albicans

Atlas Urinalisis Trichomonas vaginalis


6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
Atlas Urinalisis
Spermatozoa
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
KRISTAL NORMAL Microscopic 9

Kristal Asam Urat


KRISTAL ABNORMAL Microscopic 10

Kristal Kolesterol
Microscopic 11
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan Kimia Urinalisis meliputi:
• Glucosa  Cara Benedict
• Keton  Cara Rothera & Cara Gerhardt
• Protein  Dengan As. Sulfosalicyl, Pemanasan dg As.Acetat
• Protein Bence Jones  Cara Osgood, TSA
• Bilirubin  Cara Harrison
• Urobilinogen Cara Wallace & Diamond
• Urobilin  Cara Schlesinger , Percobaan Naumann
• Porfobilinogen  Cara Watson & Schwartz
• Asam Amino  Reaksi Diazo (Ehrlich)
• Darah Samar  Dengan Benzidine

R.Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, PT Dian Rakyat, Jakarta, cetakan ke-12, 2006
Urine Test Strip/ Dipstick Testing

 = analytical test for use on strips of cellulose / pads of cellulose


on strips of plastic that have been coated with reagents
(multiple test on a single stick)
  Glucose, Bilirubin, Keton Body, Specific gravity, Occult
Blood, pH, Protein, Urobilinogen, Nitrit, Leukosit

Lamb E, Newman DJ, Price CP. Kidney Function Tests. In Tietz textbook of Clinical Chemistry and Molecular
Diagnostics. 4th ed , 2006
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
DIPSTICK TEST 1
CHARACTERISTIC OF THE TEST :
RAPID, EASY, SPECIFIC AND CHEAP
MATERIALS :
TEST STRIP

SPECIFIC GRAVITY
NITRITE
pH
PROTEIN
GLUCOSE
KETOBODY
UROBILINOGEN
BILIRUBIN
BLOOD

PLASTIK ROD

NYLON COVER
TEST FIELD
(PAPER CONTAIN REAGENT)
FILTER PAPER
PROCEDUR OF THE TEST :

1. IMMERSE THE TEST STRIP


DIPSTICK TEST 2
FOR APPROX. 1 SECOND
2. REMOVE EXCESS URINE FROM THE STRIP
BY WIPING THE EDGE OF URINE ON
THE CONTAINER (TUBE)

URINE

COMPARE
READ :
THE COLOUR CHART

URINE ANALYZER

1. Brunzel N. Fundamental of Urine and Body Fluid analysis p 122-166


2. AIM Reagen strip package insert
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
6. Hamdy S, Value of Urinalysis in Clinical Medicine, cairo Hospital (ppt)
DIPSTICK TEST 3

Pemeriksaan Prinsip Kerja Hasil

Glukosa Berdasar pada reaksi enzim secara berantai. Pertama Senyawa pewarna ini
enzim glukosa oksidase menjalankan proses oksidasi akan teroksidasi
dari glukosa sehingga terbentuk asam glukonat dan membentuk warna
hidrogen peroksida. Enzim yang kedua, peroksidase dari biru menjadi
menjalankan reaksi antara hidrogen peroksida dengan coklat kehijauan dan
senyawa pewarna kalium iodida dari coklat ke coklat
tua
Glukosa + O2  Glukonic acid + H202
H202 + kromogen  kromogen teroksidasi +H20

Bilirubin Berdasar pada penggabungan antara bilirubin dengan Warna yang


senyawa diazotized dichloroaniline dalam suasana dihasilkan adalah
asam kuat coklat muda hingga
coklat
Bilirubin glukoronid + Ar-N+=N  Azobilirubin kemerahmudaan
berwarna coklat
DIPSTICK TEST 4

Keton Berdasar pada reaksi antara asam asetoasetat dalam urin Warna yang dihasilkan
dengan senyawa nitroprusida adalah coklat muda
bila tidak terjadi
Asetoasetat + Sodium nitroprusid warna ungu reaksi, dan ungu untuk
hasil positif
Berat jenis Berdasarkan pada perubahan pKa dari polielektrolit tertentu warna berubah dari
dengan perlakuan tertentu terhadap konsentrasi ion biru tua hingga hijau
dan hijau kekuning-
kuningan dalam urin
dengan konsentrasi
ion yang semakin
meningkat
Darah samar Berdasar pada reaksi antara 3,3'5,5'-tetramethylbenzidine Warna yang dihasilkan
dan cumene hydroperoxidase melalui aktifitas berkisar dari kuning
pseudoperoksidase dari hemoglobin kehijau-hijauan hingga
hijau kebiru-biruan
H202 + kromogen(TMB) Kromogen teroksidasi + H20 dan biru tua

pH Menggunakan indikator ganda (methyl red dan bromthymol Warna berkisar antara
blue) sehingga dapat mencakup seluruh pH urin oranye hingga kuning
kehijau-hijauan dan
Ind warna- + H+  kompleks berwarna hijau ke biru
DIPSTICK TEST 5

Urobilinogen Berdasar pada modifikasi dari uji Ehrlich dimana p- warna berkisar dari coklat
diethylaminobenzaldehide bereaksi dengan urobilinogen muda sampai merah muda
dari urin dalam suasana asam kuat

Urobilinogen + p-dimethylaminobenzaldehyde 
warna merah
Nitrit pada reaksi asam para -arsanilat dengan nitrit (nitrit berasal Warna yang dihasilkan
dari nitrat dalam makanan yang diubah oleh baktri dalam adalah merah muda. Derajat
tubuh) dalam urin untuk membentuk senyawa diazonium. warna merah muda yang
Senyawa diazonium tersebut bergabung dengan senyawa bagaimanapun dapat
1,2,3,4-tetrahydrobenzo(h)quinolin dalam suasana diartikan sebagai reaksi
positif
Aromatik amin (Ar-NH2 + NO2 )  garam diazonium

Leukosit uji ini menunjukkan adanya reaksi enzim granulosit warna ungu berasal dari
esterase. Enzim esterase menghidrolisa derivatif dari Naphtyl yang dihasilkan,
naphtyl ester bersama dengan garam
diazonium
Ester  Komponen aromatik
Garam diazonium + komponen aromatik  senyawa
komlples berwarna
PEMERIKSAAN POSITIF SEMU NEGATIF SEMU

Glukosa Peroksidase Asam askorbat (>50 mg/dl)


reaktifitas uji glukosa berkurang bila berat jenis Oksidasi detergen Keton (> 40 mg/dl)
dan/pH i urin meningkat dan dapat bervariasi Levodova
berdasarkan suhu Glutathione
Dipyrone.
Bilirubin Pada urin yang mengandung zat warna berasal dari prosedur Spesimen yang terkena cahaya untuk jangka waktu
Normal bilirubin tidak ditemukan bahkan pada diagnosa atau pengobatan yang lama.
metoda paling sensitif Konsentrasi asam askorbat sebanyak 25-50 mg/dl

Keton Mengandung banyak pigmen. Mengandung banyak metabolit BJ urin yang tinggi
Spesimen urin normal biasanya memberikan levodopa atau phenylketones pH urin yang rendah
hasil negatif
Berat Jenis protein cukup banyak (100-750 mg/dl) Alkaline purin
Pemeriksaan ini memungkinkan penetapan BJ pH 5
urin 1,000 - 1,030. glukosa dalam urin
Darah samar Terdapat bakteri dalam urin Zat-zat oksidator kuat, seperti hipoklorit Asam askorbat
Untuk melengkapi pemeriksaan secara Sedang haid Protein
mikroskopis
pH Obat-obatan tertentu, seperti untuk hipertensi dan masalah jantung Protein
Uji pH ini menunjukkan nilai antara 5 – 9 (Asetazolamida)
Protein Urin yang terkontaminasi quatenary-ammonium Uji yang bersifat basa (pH 9)
Pembacaan hasil sukar bila spesimen keruh

Urobilinogen Komponen Ehrlich-reaktif Konsentrasi formalin yang agak tinggi dapat


uji ini tidak dapat menunjukkan spesimen sama Pewarna obat memberikan hasil negatif semu
sekali tidak mengandung urobilinogen
Nitrit BJ yang tinggi Kadang-kadang ada bakteri yang tidak mereduksi
Uji nitrit ini hanya menemukan bakteri yang Asam askorbat >25 mg/dl nitrat menjadi nitrit
mereduksi nitrat
Leukosit Spesimen urin wanita yang terkontaminasi dari infeksi vagina Konsentrasi gula
Hasil uji ini tidak selalu konsisten dengan jumlah BJ tinggi
sel leukosit hasil mikroskopik Konsentrasi asam oksalat tinggi
Kadar obat yang tinggi
Pemeriksaan Mikrobiologi Urin (Kultur/
sensitivitas kuman)

 Urine porsi tengah bersih


 Urine per kateter
 Urine pungsi suprapubik

 Pemeriksaan Mikrobiologi dari bahan urin meliputi :


 Leukocyte-esterase & Nitrat (dipstick  indirect)
 Pewarnaan Gram
 Dip-slide  paddle dicelupkan dalam urin, ditiriskan, diletakkan kembali pada
containernya dan diinkubasi  hasilnya dibandingkan dengan bagan/chart
 Kultur  alur pemeriksaan kultur urin

Koneman’s Microbiology, LippincorWilliams & Wilkins, Philadelphia, 2006


Dip-Slide
 To interpret the result, the
user compares the density of
colonies appearing on the slide
after inoculation and
incubation to a colony density
chart
 Optimum times for reading
the bacterial side of the slides
usually range from 12 to 48
hours.The time depends on
incubation temperature and
the growth characteristics of
the particular bacteria in the
specimen.
http://www.medicine,uiowa.edu/cme/clia/images/testID11/Figure06.gif
http://www.solarbiologicals.com/dip-indus-info.htm
Metode transpor spesimen urin

 Pendinginan pada suhu 40 C


 Pengawet urin : boric acid
 Cara : tambahkan boric acid 0,1 g /10 mL urin
 Pada konsentrasi boric acid 10 g / L (1% w/v) bakteri akan tetap
hidup tanpa bermultiplikasi. Leukosit, eritrosit, dan silinder akan
tetap berada dalam keadaan baik. Spesimen urin yang diawetkan
dengan boric acid harus diperiksa dalam waktu 48 jam.
 Spesimen untuk kultur urin tidak boleh diawetkan dengan timol,
bleach, hydrochloric acid, acetic acid, atau chloroform.
Alur Pemeriksaan Biakan Urin
Urin (porsi tengah, kateter,aspirasi supra pubik)
0,2mL + 9,8 mL Buillon

Agar Darah MacConkey Buillon


Inkubasi 370C , 18 – 24 jam

Tidak Tumbuh Tumbuh Keruh

Laporkan steril Hitung jenis & jumlah koloni Agar Darah MacConkey
Inkubasi 370C , 18 – 24 jam

Pewarnaan Gram ,
Identifikasi kuman dengan tes biokimia

Tes Kepekaan Antimikroba Laporkan Identitas Kuman

Laporkan Identitas Kuman &


Hasil Tes Kepekaan

Anda mungkin juga menyukai