Anda di halaman 1dari 62

Karsinoma Rekti

Oleh:
Shintia Surya Putri

Pembimbing:
Karsinoma rekti 
tumor ganas
di dunia  urutan
terbanyak di
ke-3 dalam
antara tumor
frekuensinya
ganas saluran
cerna

Risikonya
meningkat pada merupakan salah
→usia 60-80 satu jenis kanker
tahun, memiliki yang tercatat
riwayat sebagai penyakit
peradangan mematikan di
saluran cerna dunia
Jika penderita telah terdeteksi secara dini
menderita karsinoma rekti sebelum stadium
lanjut  kemungkinan untuk sembuh bisa
mencapai 50%.

Gejala → darah yang menggumpal dalam satu


jaringan cerna, diare atau konstipasi, berat
badan turun,nyeri di abdomen atau rektum,
kejang di rektum, dan kelelahan yang berlanjut.

Sebahagian besar kanker rectum dan kolon


terdiri dari adenokarsinoma (98%), karsinoid
(0,4%), limfoma (1,3%), dan sarcoma (0,3%).

Pembedahan → terapi pilihan untuk kanker rekti


 Penulisan grand case ini bertujuan untuk
memahami serta menambah pengetahuan tentang
kanker rekti
 Batasan penulisan grand case ini membahas
mengenai anatomi, definisi, epidemiologi,
etiologi dan patogenesis, manifestasi klinis,
diagnosis, penatalaksanaan dan prognosis
kanker rekti.
 Penulisan
grand case ini menggunakan
metode penulisan tinjauan kepustakaan
merujuk pada berbagai literatur.
 Anatomi rektum
 Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”)
adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.

 Karsinoma rektal, adalah suatu tumor malignan yang


muncul dari jaringan epithelial dari rektum, yaitu bagian
terakhir dari kolon
 Karsinoma rekti  tumor ganas terbanyak di antara tumor ganas
saluran cerna
 penyebab kematian ke-2 di negara berkembang
 90% penderita berumur lebih dari 50 tahun
 Di negara barat, laki-laki memiliki insidensi terbanyak mengidap
kanker rekti dibanding wanita dengan rasio bervariasi dari 8:7 -
9:5.
 Diseluruh dunia dilaporkan lebih dari 940,000 kasus baru dan
terjadi kematian pada hampir 500,000 kasus tiap tahunnya.
Terdapat 3 kelompok kanker rekti berdasarkan
perkembangannya yaitu:8
 Kelompok yang diturunkan (inherited) yang
mencakup kurang dari 10%
 Kelompok sporadik (70%)
 Kelompok familial (20%)
1. Obesitas
2. Dietrendah serat, tinggi karbohidrat
3. Kurang Olahraga
4. Merokok
5. Konsumsi Alkohol
Pada keadaan patologis
Pada mukosa rektum yang terjadi perubahan genetik
normal, sel-sel epitelnya akan yang mengganggu proses
mengalami regenerasi setiap 6 differensiasi dan maturasi dari
hari sel-sel  replikasi tak
terkontrol

Peningkatan jumlah sel akibat


replikasi tak terkontrol
mengaktivasi K- ras onkogen
dan mutasi gen p53 
mencegah terjadinya
apoptosis dan memperpanjang
hidup sel
 Perubahan pada kebiasaan BAB
 Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut
tidak benar benar kosong saat BAB
 Feses yang lebih kecil dari biasanya
 Keluhan tidak nyama pada perut seperti sering
flatus, kembung, rasa penuh pada perut atau
nyeri
 Penurunan berat badan yang tidak diketahui
sebabnya
 Mual dan muntah,
 Rasa letih dan lesu
 Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada
traktus urinarius dan nyeri pada daerah gluteus.
ANAMNESA
 Diare palsu atau “spurious diarrhoea”
 BAB berlendir
 Feses pipih seperti kotoran kambing
 Penurunan berat badan
 Perdarahan bercampur tinja

PEMERIKSAAN FISIK
untuk mencari kemungkinan metastase seperti pembesaran
KGB atau hepatomegali
rectal touche
Rektum Perdarahan rektum
Darah di feses
Perubahan pola defekasi
Pasca defekasi masih ada perasaan tidak puas atau penuh
Penemuan tumor pada colok dubur
Penemuan tumor pada rektosigmoidoskopi
 Pemeriksaan laboratorium
 Digital rectal examination (DRE)
 Pemeriksaan radiologis
 Endoskopi dan biopsy
 Ultrasonografi
Cara pemeriksaan Persentase

Colok dubur 40%


Rektosigmoidoskopi 75%
Foto kolon dengan barium kontras 90%
Kolonoskopi 100% (hampir)
Stadium DUKES
1. Dukes A, tumor di mukosa usus
2. Dukes B1,tumor sampai muskulus propia,
3. Dukes B2,tumor menembus muskulus propia
4. Dukes C, kelenjar regional
5. Dukes D, tumor sudah mengenai organ lain.

Berdasarkan sistem TNM


TNM Stadium Modified Deskripsi
Dukes
Stadium
T1 N0 M0 A Tumor terbatas pada submucosa
T2 N0 M0 B1 Tumor terbatas pada muscularis propria
T3 N0 M0 B2 Penyebaran transmural
T2 N1 M0 C1 T2, pembesaran kelenjar mesenteric
T3 N1 M0 C2 T3, pembesaran kelenjar mesenteric
T4 C2 Penyebaran ke organ yang berdekatan
Any T, M1 D Metastasis jauh
Penatalaksanaan

1. Pembedahan
Operasi merupakan pilihan utama
2. Radiasi
3. Kemoterapi
 Eksisi lokal
Eksisi lokal jika kanker ditemukan pada stadium paling dini

 Low anterior resection (LAR) u/ lesi yang terletak di


tengah atau 1/3 atas rektum. Untuk masa tumor > 5 cm
dari anokutan dipertimbangkan LAR sehingga tidak perlu
kolostomi (5 s/d 15 cm dari garis dentate)

 reseksi abdominoperineal Quenu-MilesTumor 1/3


distal, yang berjarak <5cm dari anal verge
Low anterior resection

Gambar 14. A, Low anterior resection; B,C, coloanal anastomosis; D, j


pouch construction creating a reservoir.
Abdominoperineal resection (Miles procedure)

Gambar 15. Abdominoperineal resection with colostomy


 Radiasi  neoadjuvant  stage 2 dan 3, kombinasi
dengan kemoterapi menurunkan angka kekambuhan
sampai 49% dan menurunkan angka kematian sampai
24%

 Kemoterapi  neoadjuvant  stage 2 dan 3  5FU,


Leucovorin, Levamisole  menurunkan angka kekambuhan
15% dan angka kematian 10%
Secara keseluruhan 5-year survival rates untuk
kanker rektal adalah sebagai berikut :

Stadium I - 72%
Stadium II - 54%
Stadium III - 39%
Stadium IV - 7%
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada hari minggu,
29 April 2018 di ruang CW RSUP dr. M. Djamil Padang

Identitas Pasien
 Nama : Ny. R
 Umur : 53 tahun
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Agama : Islam
 Alamat : Lintau duo
 No. MR : 463252
Nyeri perut sejak 1 minggu yang
lalu
± 3 bulan yll BAB berdarah ± 10 bulan,
ampas kotoran, berwarna merah
nyeri di anusnya jika habis dan berlendir. Darah ± 1 sendok
mengejan kuat ketika BAB, makan , nyeri (+), mules ingin
Mual +, muntah (-), << BB 48- darah yang keluar menyembur buang air besar dengan frekuensi
42, demam (-) jika pasien buang angin atau 3-4 kali sehari, kotoran kambing.
mengejan dengan kuat. Pasien mengaku sering merasa
mengkonsumsi obat ambeien, tidak puas setelah BAB
perbaikan(-) dulcolax/3 hari
 Riwayat penyakit dahulu:
 Pasien sudah dikenal dengan Tumor
Rekti sejak

 Riwayat penyakit keluarga:


 Tidak ada anggota keluarga yang
menderita keganasan.
 Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi,
Kejiwaan dan Kebiasaan
 - Pasien tidak bekerja
 - Riwayat merokok (-), Riwayat konsumsi
alkohol (-)
 - Riwayat makan sayuran dan buah-buahan
kurang
 KeadaanUmum : Sakit sedang
 Kesadaran : komposmentis kooperatif
 Gizi : Buruk
 TinggiBadan : 150 cm.
 BeratBadan : 45 kg
 Tek. Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 80 kali/menit
 Nafas : 20 kali/menit
 Suhu : 36,80C.
 Kulit : Teraba hangat, tampak pucat
 Edema : Tidak ada
 Anemis : Ada
 Ikterik : Tidak ada
 Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
 Mata : Konjungtiva anemis (+/+)
,sklera tidak ikterik.
 Hidung : Tidak ditemukan kelainan
 Telinga :Tidak ditemukan kelainan
 Gigi dan mulut : Karies (+)
 Leher : JVP 5-2 cmH2
 KGB : Tidak teraba pembesaran KGB
 Paru:
Inspeksi : simetris kiri - kanan
Palpasi : fremitus ki=ka
Perkusi : sonor
Auskultasi : SN bronkovesikuler, rh(-/-), wh (-/-)
 Jantung:
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari lat. LMCS
RIC V
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : irama teratur, bising tidak ada.
 Abdomen:
Inspeksi : Distensi tidak ada
Palpasi : Supel, Hepar dan Lien tidak teraba, nyeri
lepas tidak ada, nyeri tekan tidak ada, shifting dullness (-)
Perkusi :Timpani,
Auskultasi :Bising usus (+) Normal
 Anus :
RT : Anus: Tampak perdarahan dan feses pada daerah
anus,ada benjolan dengan ukuran 4x3x2 cm, abses(-).
Sfingter: tidak menjepit kuat
Mukosa: berbenjol
Ampula: lapang
 Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)
 Inspeksi : Distensi (-), DC (-), DS (-)
 Palpasi: Nyeri tekan (-) nyeri lepas(-), supel,
shifting dullness (-)
 Perkusi: Timpani
 Auskultasi: Bunyi usus (+)
 RT : anus: Tampak perdarahan dan feses
pada daerah anus,ada benjolan dengan
ukuran 4x3x2 cm, abses(-).
 Sfingter: tidak menjepit kuat
 Mukosa: berbenjol
 Ampula: lapang
 Hb : 9,1 gr/dl
 Leukosit : 6.300/mm3
 Trombosit : 235.000/mm3
 Hematokrit : 30%
 PT : 11,6 detik
 APTT : 49,5 detik
 Kesan : Anemia, APTT melebihi
nilai rujukan
 Tumorrecti distal Suspek Malignancy
 Anemia sedang
 Transfusi PRC
 IVFD Asering:D5=2:1/24 jam
 Inj Ceftriaxon 2x1gram
 Rencana biopsy per rectal elektif
 Telahdirawat seorang wanita usia 53 tahun
di bangsal bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang
dengan diagnosis tumor rekti suspek
Malignancy, anemia sedang. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Dari hasil anamnesis
ditemukan buang air besar berdarah yang
meningkat sejak 1 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Pada pasien juga ditemukan
pola BAB yang berubah, keluhan
gastrointestinal yaitu nyeri saat BAB.
 Pasienjuga mengalami penurunan berat
badan secara drastis dan penurunan nafsu
makan. Dari riwayat kebiasaan juga
didapatkan diet pasien yang kurang serat
dapat menjadi salah satu dari risiko yang
mengarah ke penyakit yang diderita oleh
pasien. Jadi dari anamnesis dapat mengarah
ke suatu keganasan di gastrointestinal,
umumnya saluran cerna bawah karena darah
berwarna merah segar.
 Status generalis didapatkan kunjungtiva anemis
dan kulit pucat, pada hasil laboratorium
ditemukan Hb 9,1 mg/dl. Pada status lokalis di
region abdomen, tampak distensi tidak ada. Pada
palpasi, supel nyeri tekan dan nyeri lepas tidak
ada, asites negatif. Pada inspeksi daerah anus
tampak benjolan dengan ukuran 4x3x2 cm,
terdapat darah dan feses. Rectal touche anus
terdapat benjolan keras dan tidak rata, sfingter
tidak menjepit kuat, mukosa tidak licin. Dari
status lokalis didapatkan bahwa terdapat
kelainan berupa tumor di daerah rektum pasien.
 Pada pemeriksaan laboratorium, pada pasien
ini didapatkan terjadi anemia ringan dan
hipoalbumin. Dari koloskopi abdomen
menunjukkan kesan suatu Tumor rekti suspek
keganasan. Pasien ditatalaksana dengan
laparotomi eksplorasi dan Miles prosedur
repair vagina dan repair ureter sinistra, dari
hasil pembedahan didapatkan diagnosis Ca
Recti.
 Pada pasien ini tidak dapat dilakukan staging karena
pemeriksaan yang kurang lengkap
 Seharusnya dapat diketahui mengenai sudah sampai mana
keganasan menembus dinding kolon, sehingga dapat
ditentukan stagingnya dan dapat disesuaikan dengan
penentuan penatalaksanaannya serta perkiraan untuk
prognosisnya.
 Skrening awal untuk mengarahkan diagnosa Karsinoma
kolorektal penting dilakukan untuk meningkatkan
survivalnya. Skrening awal yang dapat dilakukan yaitu:
pemeriksaan darah samar di feses, sigmodoskopi,
kombinasi darah samar feses dan sigmoidoskopi,
kolonoskopi, dobel kontras barium enema.
 Operasi merupakan terapi utama untuk kuratif, namun bila
sudah dijumpai penyebaran tumor maka pengobatan hanya
bersifat operasi paliatif untuk mencegah obstruksi,
perforasi dan perdarahan.
 Bowo : mengapa pada pria angka insidensi lebih banyak dibanding wanita ?
 Tidak ada alasan yang bisa menyebutkan bahwa mengapa ca colo recti terbanyak
pada laki-laki, hanya saja alasan yang mungkin menguatkannya adalah dimana
beberapa faktor resik seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, serta bekerja dengan
shift di malam hari, lebih banyak ditemukan pada laki-laki
 Fransiska :
 1. Apa hubungan fx resiko polip, ca ovarium, endometriosis thdp ca recti?
 mutasi pada gen regulasi pertumbuhan sel yaitu proto-onkogen, gen penekan tumor
(Tumor Suppresor Gene = TSG), dan gen gatekeeper, merupakan sebuah proses yang
menjadikannya malignansi hiperplasia sel mukosa, adenoma formation,
perkembangan dari displasia menuju transformasi maligna dan invasif kanker
 6% dari adenomatous polip berupa high grade displasia dan 5% didalamnya berupa invasif
karsinoma pada saat terdiagnosa. Potensi malignansi dari adenoma berkorelasi dengan
besarnya polip, tingkat displasia, dan umur. Polip yang diameternya lebih besar dari 1 cm,
berdisplasia berat dan secara histologi tergolong sebagai villous adenoma dihubungkan
dengan risiko tinggi untuk menjadi kanker kolorektal, sedangkan
 Untuk kejadian ca varium dan endometriosis dikaitkan adanya metastase ke colon
 2. Bagaimana mengetahui limfonodi yang terlibat dalam metastase ca recti?
 3. Pada pasien, mgp tdk dpt ditentukan staging nya, pemeriksaan apa yg
kurang lengkap?
 CT scan
 Pemeriksaan CT scan dapat digunakan selain untuk mengetahui adanya
metastase ke organ-organ lain dapat juga untuk mengetahui apakah tumor
sudah mengecil setelah pemberian kemoterapi dan untuk mendeteksi
rekurensi.
 Endoskopi ultrasonografi
 Pemeriksaan endoskopi ultrasonografi dilakukan untuk mendeteksi ukuran
tumor, letak tumor apakah masih sebatas jaringan mukosa atau sudah
penetrasi ke submukosa dan jaringan lainnya.
 Foto rontgen thorax
 Foto rontgen thorax dilakukan untuk mendeteksi apakah keganasan sudah
menyebar ke paru-paru atau mediastinum dan rongga thorax lainnya.
 USG abdomen
 USG abdomen dilakukan untuk mendeteksi apakah keganasan sudah
bermetastase ke liver dan organ intraabdomen lainnya
 Adel : Apa indikasi terapi radiasi yang internal dan
eksternal, dan berapa lama diberikan radiasi ?
Radiasi awal  ckp meluas duke C atau D, diberikan dulu
radiasi lalu dilakukan operasi kemudian di lakukan radiasi
lagi  sandwich prosedure
Bs terjadi colitis radiasi
 Aryo : klo kita selaku dr umum, apa yg bs dilakukan pd
kasus2 dgn ca recti?
Ca recti  kompetensi 3A  mampu menegakkan diagnosa
kemudian merujuk
 Fidya : klo sdh dilakukan operasi (colon sigmoid yg
disambung ke anus) kpn pasien boleh makan ?
Puasa klo berhari2 mematikan vili2 usus
Ketika BU (+)  dpt diberi minum, LAR bisa dilindungi dgn
anal tube, jangan pakai serat (inumon  memperbaiki
imunitas usus, dipeptiven (isi as.amino, dll)  mmpercpt
penyembuhan pd pasien. Berikan rendah sisa  jd BAB
hari ke 4/5. Psg anal tube biasanya 1 mgg  saat BAB
peregangan udh kembali
 Anis : faktor resiko gaya hidup, maksudnya spt apa?
Pembagian screening berdsrkn apa?
Junk food  karsinogenik (cr pembuatan)
krn angka ca recti meningkat pd usia 30 thn jadi screening
dpt dimulai dini (usia 30 thn)
 Bowo : kpn dilakukan rectosigmoidokopi, colonoscopy utk
screening?

Anda mungkin juga menyukai