Anda di halaman 1dari 52

PPOK

(Penyakit Paru Obstruktif Kronis)

Dr. Arimbi, dr.Sp.P


Ilmu Penyakit Paru
FK-UWK Surabaya
2017
Definisi PPOK

 Penyakit yang yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh


keterbatan aliran udara persistent /terus menerus dan progresif,
berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronis pada
saluran nafas akibat paparan partikel/gas berbahaya , dimana
eksaserbasi dan penyakit comorbid /penyerta berkontribusi pada
keparahan penyakit (GOLD,2015)
Faktor Resiko

 Rokok (onset, jumlah rokok, jenis rokok)


 Pajanan polutan (zat kimia lain yang berbahaya)
 Defisiensi α-1 antitripsin (Bayi dg BBLR)
 Infeksi sal.napas berulang (saat balita)
 Penyakit paru lain (asma, TB, Bronkhitis)
 Diit rendah ikan laut, buah & antioksidan
Asap rokok

Patogenesa

Patologi Anatomi

Patofisiologi
Patogenesa - PPOK

 Stres oksidatif
 Inflamasi kronis pd sal. napas, parenkim paru, sistem vaskuler paru,
penungkatan makrofag, limfosit T (CD8+), netrofil  release mediator
LTB4, IL8, TNF -α
 Imbalance proteinase–anti proteinase

Ketiga faktor diatas merusak struktur paru


Patogenesa...

Partikel / Gas
Pajanan
Beracun

Antioksidan Antiprotease
Inflamasi Paru

Stress Oksidatif Protease

Perbaikan

Emfisema
PPOK
Patologi-PPOK

- Saluran Nafas Besar


Infiltrasi sel radang pd epitel (Airway
inflamation)
Jumlah sel goblet meningkat & membesar sekresi mukus meningkat (
Luminal plug )

- Saluran Nafas Kecil :


Inflamasi berulang  Remodeling dinding
saluran napas  Peningkatan jar. kolagen & jar. ikat  Penyempitan
sal.napas permanen (Airway fibrotik)
Patologi...
- Parenkhim Paru :
Destruksi parenkhim paru dari kerusakan minimal sampai kerusakan luas 
alveoli melebar (Parenchimal destruction  loss of alveolar attachment &
Decrease elastic recoil )
- Perubahan Vaskuler Paru :
Penebalan lap. intima, ∑ otot polos & kolagen bertambah, serta infil sel radang
 Penebalan dinding pembuluh darah saluran napas
Triad Patologis pada PPOK yaitu: stres oksidatif, Inflamasi persisten dan ketidak
seimbangan protease-antiprotease, dengan gambaran berupa:

airway inflamation, airway fibrotik loss of alveolar attachment &


Σ sel goblet meningkat & (Bronkhiolitis) decrease elastic recoil
membesar (Bronkhitis kronis) (Emphisema)
Patofisiologi
Beda Pink Puffer & Blue Bloater

Kriteria Blue bloater Pink puffer


(Bronkhitis Kronis) (Emphisema)

Usia 50 tahun – an 60 tahun – an


Profil fisik Gemuk Kurus
Sesak Ringan Purse lip breathing
Wajah Kebiruan Kemerahan
Batuk Sebelum sesak Setelah sesak
Sputum Banyak, purulen Sedikit, mukoid

Infeksi bronkhus Sering Jarang


Episode Berulang Sering terminal
Foto dada Bronkhovascular ptrn ↑ hiperinflasi
Beda Pink Puffer & Blue Bloater

Kriteria Blue bloater Pink puffer


( Bronkhitis Kronis ) ( Emphisema )

Cor pulmonale Sering Jarang


Elastic recoil Normal Sangat turun
Resistensi Meningkat Normal s/d ringan
Kapasitas paru Normal s/d turun Menurun

Pa CO2 kronis 50 – 60 mmHg 35 – 40 mmHg


Pa O2 kronis 45 – 60 mmHg 65 – 75 mmHg
Hematokrit 50 – 55 % 35 – 45 %
Pink puffer Blue bloater
PPOK Stabil
Keadaan pasien dengan derajat sesak sesuai dengan derajat
kerusakan paru yang menimbulkan gejala klinis , fisik stabil tanpa
peningkatan gejala /perburukan klinis.

PPOK
PPOK Eksaserbasi Akut
Keadaan akut yang ditandai oleh gejala gangguan pernapasan yang
memburuk
(gejala /keluhan lebih berat/parah dibanding keadaan pasien
sehari hari)
& peningkatan frekwensi atau dosis pemakainan bronkhodilator
Gambaran Klinis PPOK Stabil

 Batuk dengan dahak tidak banyak & mukoid / tanpa dahak


 Sesak napas terutama saat beraktifitas
 Nyeri dada ( intercostal muscle ischemia )
 Edema tungkai (cor pulmonale/decomp kanan)
 Gejala sistemik ( Kalori unt. bernapas  Kurus)
 Depresi ( akibat aktifitas / sosialisasi terbatas )
Inflamasi berulang memicu eksaserbasi

Smoke Pollutants Key inflammatory cells

Neutrophils

Inflammation CD8+ T-lymphocytes

Macrophages

Chronic inflammation
Structural changes

Bronchoconstriction,
Systemic oedema, mucus,
Acute
inflammation emphysema exacerbation

Airflow limitation

NYC/DAXAS/10/012
17
Gambaran Klinis PPOK Eksaserbasi

 Frekwensi & intensitas batuk bertambah


 Produksi sputum bertambah banyak
 Sputum berubah warna (kuning/hijau)
 Sesak napas bertambah berat
 Keterbatasan aktifitas bertambah
 Penurunan kesadaran
 Gagal napas akut on khronis
Pemeriksaan Fisik

InspeksiPCH (pernapasan cuping hidung), Purse lips


breathing, retraksi/ kontraksi dan hipertrophi
otot bantu napas, pelebaran sela iga (ICS),
bentuk dada Barrel Chest
Palpasi Fremitus suara melemah kedua lapangan paru
Perkusi Hipersonor kedua lapangan paru
Auskultasi  vesikuler lemah dikedua lapangan paru
Ekspirasi memanjang (whezzing)
Purse lips breathing

Hpertrofi ot bantu napas

Barrel chest

Sitting position
Retraksi ot bantu napas
Pemeriksaan penunjang
Penunjang Rutin
 Foto Thorak (Emphisematous lung)
 Darah lengkap (mengetahui adanya infeksi)
 Faal Paru :
# Spirometri (alat yang pengukuran yang paling
sensitif, lengkap dan spesifik ( FEV1,FVC,VC)
# PEFR (Peak Expiratory flow rate), cukup sensitive,
namun kurang spesifik (hanya mengukur FEV1)
 Uji Bronkhodilator
 EKG
Pemeriksaan ...

Penunjang Khusus
- Uji Latih Kardio-pulmonal
- Uji Provokasi Bronkus
- Tes Kortikosteroid
- Analisa Gas Darah
- Ekokardiografi
- CT scan toraks (HRCT)
Penunjang Rutin

Foto Thoraks PPOK : nampak paru hiperinflasi, emphisema,


hiperlucent. Pada posisi foto lateral: nampak diafragma menjadi
datar,jantung memanjang
Penunjang Rutin

Foto Thoraks PPOK : nampak paru hiperinflasi, emphisema,hiperlucent,


vascular patern meningkat dan nampak diafragma menjadi datar.
Parameter:
FEV1 < 80%
FEV1/FVC < 70%

SPIROMETRI

Penunjang Rutin
PEFR meter
( Peak Expiratoar Flow rate)
Penunjang Rutin
 Uji Bronkodilator
- Dilakukan pd px PPOK stabil
- Pasca pemberian bronkodilator inhalasi
- Dilihat perubahan FEV1 atau PEF < 20%
atau 200 mL (obstruksi irreversibel)
 EKG
- Mengetahui adanya komplikasi PPOK
(Cor pulmonale)
- Mengetahui adanya gangguan irama jantung atau
kelainan jantung secara sederhana, guna mengetahui
adanya kontra indikasi dalam pemberian jenis
bronkhodilator
Dasar menegakkan diagnosis
KLASIFIKASI KEPARAHAN OBSTRUKSI
PADA PPOK
Derajat Klinis Faal Paru
Derajat 0 Batuk kronik + sputum Still normal
At Risk
Derajat I: Batuk kronik + sputum (tidak sering) VEP1/KVP < 70%
Ringan Sering tidak menyadari bahwa faal paru VEP1 ≥ 80% prediksi
mulai menurun

Derajat II: GX sesak mulai dirasakan saat aktivitas VEP1/KVP < 70%
Sedang dan kadang ditemui GX batuk dan 50% < VEP1 < 80%
produksi sputum prediksi

Derajat III: GX sesak lebih berat, penurunan VEP1/KVP < 70%


Berat aktivitas, rasa lelah dan serangan 30% < VEP1 < 50%
eksaserbasi semakin sering dan prediksi
berdampak pada kualitas hidup
Derajat IV: Gx derajat III + tanda-tanda gagal nafas VEP1/KVP < 70%
Sangat atau gagal jantung kanan. Kualitas hidup VEP1 < 30% prediksi @ <
berat memburuk dan dapat mengancam jiwa 50% + gagal nafas
Diagnosis Banding
Diagnosis Gejala
COPD Onset pada usia pertengahan, GX progresif lambat, lamanya
riwayat merokok, sesak saat aktivitas, sebagian besar hambatan
aliran udara, ireversible
Asma Onset awal sering pada anak; GX bervariasi dari hari ke hari; GX
malam hari/menjelang pagi; Disertai atopi, rinitis atau eksem; riwayat
keluarga dengan asma; sebagian besar keterbatasan aliran udara
reversible
Gagal Jantung Ronki halus di bagian bawah; foto toraks: jantung membesar,
Kongestif edema paru, Uji Paal Paru: restriksi bukan obstruksi

Bronkiektasis Sputum produktif dan purulen; umumnya terkait dgn infeksi bakteri;
auskultasi ronki kasar; Foto toraks: pelebaran dan penebalan
bronkus
TB Onset segala usia; foto toraks: infiltrat; Sputum BTA
Bronkiolitis Onset pada usia muda;bukan perokok; mungkin punya riwayat
obliterans rheumatoid arthritis atau pajanan asap
Panbronkiolitis Lebih banyak pada laki-laki bukan perokok; hampir semua
difus menderita sinusitis kronik;
Beda Asma dan PPOK

COPD
PPOK Asthma
Noxious agent Onset Sensitising agent

Inflammatory cells
Neutrophils Eosinophils
CD8+ T-lymphocytes CD4+ T-lymphocytes
Macrophages Mast cells

Not fully
reversible Airflow limitation Reversible
Diagnose Banding…

Diagnose Gambaran klinis

Tuberkulosis - Onset semua usia


- Sputum BTA
- Radiologi: infiltrat
- Tinggal di daerah prevalensi TB

SOPT - Riwayat terapi OAT


(Sindroma Obstruksi - Faal paru: obstruksi ( irreversible )
Pasca TB ) - Radiologi: fibrotik, kalsifikasi
Foto Thoraks TB Paru : nampak gambaran infiltrat, fibroinfiltrat,
swarte pada hemitoraks kiri dan cavitas pada hemithoraks kanan
Diagnose Banding…

Diagnose Gambaran klinis

Bronkhiektasis - Sputum purulent dalam jumlah banyak


- Sering berhubungan dengan infeksi

- Ronkhi basah kasar & jari tabuh

- Radiolologi: nampak gambaran dilatasi bronkhus dan penebalan


dinding bronkhus (Honey Comb appearance)

Gagal Jantung Kongestif - Riwayat Hipertensi


( Decomp cordis kiri) - Ronkhi basah halus basal
- Radiologi: cardiomegali & edema paru
- Faal paru: Restriksi
A B1

Foto (A) : Decomp Cordis nampak infiltrat paracardial D /


S menandakan edema paru dengan cardiomegali
Foto (B1 & B2)  Bronkhiektasis kanan  nampak gambr
“honey comb appearance”

B2
Diagnose Banding…

Diagnose Gambaran klinis


Bronkhiolitis Obliterans - Usia muda , bukan perokok
- Riwayat Artritis Reumatoid
- CT Scan Paru : nampak area hypodense
(saat penderita melakukan ekspirasi)
Diffuse Panbronkhiolitis - Sering pada laki-laki, bukan perokok
- Sering berhubungan dengan sinusitis kronis

- CT Scan: nampak gambaran opacitas nodular sentrilobular kecil & difuse


serta hiperinflasi paru
Foto Thoraks (Diffuse Panbronkhiolitis): nampak hiperinflasi paru
CT Scan Paru : nampak area hypodense
Foto Thoraks (Bronkhiolitis obliterans): nampak hiperinflasi paru
CT Scan: nampak gambaran opacitas nodular sentrilobular kecil & difuse serta hiperinflasi paru
Penatalaksanaan PPOK
Tujuan Penatalaksanaan
 Menurunkan keluhan :
* Meringankan keluhan
* Memperbaiki toleransi terhadap aktivitas
* Memperbaiki status kesehatan
 Menurunkan resiko:
* Mencegah progresifitas penyakit
* Mencegah dan mengatasi eksaserbasi
* menekan angka kematian
Indikasi PPOK dirawat di RS

 Mengalami eksaserbasi akut


 Infeksi saluran napas berat
 Sesak memberat setelah penanganan
adekwat di UGD/di ruang perawatan
 Kesadaran menurun
 Gagal jantung
 Gagal napas (perlu ventiltor )
Penatalaksanaan PPOK
Derajat Karakteristik Pengobatan
Semua Derajat Hindari Pencetus & Vaksinasi flue

Derajat 0 Gejala kronis, FP Normal

Derajat 1 FEV1 / VC < 75% Bronkhodil kerja cepat / SABA


(PPOK Ringan ) FEV1 > 80% Antikholinergik kerja lambat

Derajat 2 FEV1 / VC < 75% • Bronkhodil Reguler / LABA


(PPOK Sedang ) 50% < FEV1 < 80% atau
30% < FEV1 < 50% • Rehabilitasi

Derajat 3 FEV1 / VC < 75%, FEV1 < 30% • Bronkhodil Reguler / LABA
(PPOK Berat ) Derajat 4=derajad 3 + Gagal • Kortikoster MDI, Terapi O2

Derajat 4 napas/Gagal jantung kanan • Rehabilitasi, Terapi Pembedahan


(PPOK Sangat Berat ) • Ventilator (derajad 4)
Penatalaksanaan PPOK-Stabil
Emphisema Stabil

Edukasi Farmako Terapi Non Farmako terapi

Stop Rokok
Bronkhodilator :
Pengetahuan dasar PPOK
Antikholinergik Rehabilasi :
Obat-obatan
ß2 Agonis Terapi Oksigen
Pencegahan perburukan
Xantine Vaksinasi
Menghindari pencetus
SABA & Antikholinergik Nutrisi
Penyesuaian aktivitas
LABA & Steroid Ventilasi
Mukoitik Bedah
Penatalaksanaan PPOK-Eksaserbasi
 Oksigen 1-4 l/mt atau NRM 6-8 l/mt (tgt kebutuhan)
 Pasang infus RL: D5 : 1:1
 Nebulizer (mengandung muscle relaxan / ipratroproprium bromide / atrovent boleh ditambahkan
Short Acting 2-agonis / Salbutamol /Ventolin) di berikan 3 kali dengan interval 15 mt  tdk membaik
 Injeksi methil Prednisolon 125mg (bolus) tunggu respon 15mt jika belum membaik dilanjutkan dengan 
 Bricasma 0,25 mg SC di deltoid kanan dan kiri dengan interval 15 mt.
 Bila belum membaik  lanjutkan pemberian Aminophillin 5mg/kgBB (1 ampul) bolus/IV tunggu
responnya 30 s/d 60 mt  bila belum membaik penderita segera di MRS kan
Penatalaksanaan PPOK-Eksa...
 Antibiotika:
Infeksi (+) bakterial: sputum purulen,
demam
Antibio Pilihan:
Amoxycilline + clavulanic acid
cephalosporin
azithromycine/clarithromycine
 Mukolitik: manfaat ?
 Chest Physiotheraphy
Penyulit
 Gagal napas
 Kor pulmonale
 Infeksi berulang

Prognosis
 Faktor-faktor yg memperjelek: usia lanjut, rokok,
hipoksemia yg tdk ditangani, kor pulmonale
Pencegahan
 Mencegah terjadinya PPOK, hindari:
- Asap rokok
- Polusi udara
- Infeksi saluran napas berulang
 Mencegah perburukan PPOK:
- Berhenti merokok
- Cegah eksaserbasi berulang
- Terapi adekuat
Terima Kasih
Selamat Belajar
GOLD 2013
GOLD 2013
GOLD 2013
GOLD 2013
GOLD 2013
Terima Kasih
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai