Anda di halaman 1dari 39

RESUSITASI NEONATUS

Pendahuluan
Bayi lahir merupakan periode kritis
Adaptasi dari intra uterin  ekstra uterin

80% bernapas secara spontan

Bayi baru lahir

20 % kegagalan bernapas

Resusitasi.
Tujuan
Ventilasi adekuat
 oksigen & curah jantung cukup
 otak, jantung, organ lainnya

 Jaga jalan napas tetap terbuka


 Merangsang pernapasan
 Menjaga curah jantung
 Mempertahankan suhu
 Memberikan obat penunjang
Resusitasi efektif
 Tenaga pengetahuan, trampil, efisien
 Kerjasama tim
 Tahapan tindakan disesuaikan keadaan bayi
 Alat & bahan lengkap siap pakai
Penghisap lendir,
Sungkup dan Balon resusitasi,
Alat intubasi
Pemancar panas, stetoskop,
Sonde lambung, infus set, dll
Persiapan
 Antisipasi faktor risiko
Keadaan ibu, janin dan bayi
 Siap alat dan SDM yang terampil

Siklus tindakan
Penilaian (menilai bayi)  Kesimpulan (tentukan
tindakan)  melakukan tindakan  Penilaian
dst
Waktu tak lebih dari 30 detik (15 –30 detik )
Tahapan resusitasi

A - Memastikan saluran nafas terbuka


B - Memulai pernafasan
C - Mempertahankan sirkulasi atau
peredaran tubuh
Langkah awal
 Mencegah kehilangan panas.
 Membersihkan jalan napas,dalam posisi
yang benar,manghisap mulut dulu baru
hidung.
 Mengeringkan bayi, Merangsang
pernapasan bila perlu.
 Menilai bayi
Dilakukan dalam 30 “
Mencegah kehilangan panas
- letakkan pd alat pemancar panas
- keringkan bayi dari air ketuban
- singkirkan kain yg basah
Membuka jalan napas
- posisi benar
pertahankan jalan napas terbuka
posisi optimal
– Letakkan terlentang
leher agak ektensi, letakkan selimut/handuk
dibawah bahu: terangkat 2-3 cm diatas kasur
– kepala miring : bila lendir/cairan >>
– hisap lendir: mekonium(-): mulut, hidung
mekonium(+): saat kepala lahir
 ET
Meletakkan pada posisi yang benar
Bayi diletakkan terlentang/miring dengan leher agak extensi (tengadah)

Benar

Leher agak extensi (tengadah)


Punggung diganjal + 3 cm

Salah

Extensi leher berlebihan Extensi leher kurang


Penghisapan lendir

Mekonium (-)
- Hisapan  mulut kemudian hidung (berikan
rangs, taktil: pernapasan (+)
- Mesin hisap: tek. negatif < 100 mmHg
- Awas : rangs, pada faring bg belakang dpt
sebabkan reflek n-vagus: bradikardi, apnu
Air ketuban bercampur mekoneum

DIHISAP WAKTU KEPALA LAHIR

Bayi aktip Mekoneum kental


Apnu atau depresi napas
Dj<100 Tonus otot menurun

Observasi Hisap melalui Trachea dg ET

Resusitasi
Mekonium (+)

 Kental, Keruh
 Hisapan : pada saat kepala telah lahir sebelum
bahu lahir (kateter penghisap no. 10F/>)
mulut faring, hidung
 Bayi depresi, mekonium kental:
- segera diletakkan di alat pemancar panas,
sebelum dikeringkan : Lakukan 
- Sisa mekonium dlm hipofaring dihisap dibawah
pandangan langsung (laringoskop)

- lakukan intubasi (ET): hisap mekonium pada saluran


napas bawah (alat penghisap khusus)

- Intubasi ulang diikuti penghisapan perlu dilakukan


beberapa kali sampai cairan yg dihisap sudah bersih dari
mekonium

- Hisapan terus menerus tak boleh >3-5”


Bila bayi depresi berat: VTP melalui ET

bayi stabil  lambung dikosongkan


Penilaian bayi

Penilaian : 3 gejala
- usaha bernapas
- frekuensi jantung
- tonus otot
Usaha bernapas :

Napas spontan, Dj >100/m,  warna kulit

Napas sulit (mengap-megap/ gasping)


Distres berat
Apnu
Sianosis dg 02 100%

VTP
Ventilasi Tekanan Positip
(dengan balon resusitasi)

 Indikasi
. Apnu atau napas megap megap
. Frekuensi jantung < 100 kali/menit.
. Sianosis yang ttp meskipun dng O2 100%.

Dilakukan 30”  Penilaian


Cara melakukan VTP :

1. Periksa balon  berfungsi  dengan sumber oksigen.

2. Pilih sungkup yang tepat  posisi bayi lekatan balon

3. Lakukan 2 atau 3 ventilasi periksa gerakan dada.


Bila tidak naik lekatan, sumbatan  naikkan tekanan

4. Lakukan VTP selama 15 – 30 detik: frekuensi 40 – 60 kali


per menit.
 Penilaian
Kecepatan Melakukan Ventilasi
40-60 kali/menit

remas lepas remas lepas


(pompa) (dua…tiga) (pompa) (dua…tiga)
Resusitasi
Frekuensi jantung

Periksa frekuensi jantung untuk 6 detik  X 10.

 < 60 X/ mnt  VTP + penekanan dada.


 60 – 100 x/mnt  lanjutkan VTP
 > 100 x / menit,
napas spontan (-) lanjutkan VTP
napas spontan (+) hentikan VTP,
beri 02 100 %.
Bag and mask the most important tool in newborn resuscitation
Kompresi dada

Indikasi
Bila sesudah VTP dengan oksigen 100%
selama 15 – 30 detik frekuensi jantung
kurang dari 60 x/menit.

Dilakukan 30”  Penilaian


Teknik :
1. Teknik ibu jari : 2 ibu jari dianjurkan.
2. Teknik 2 jari : ujung jari tengah & telunjuk

Lokasi penekanan :
1/3 bg bawah sternum, di atas prosesus xyphoideus.
Garis imajiner kedua p. mammae.
1/3 bg bawah sternum terletak di bawah garis ini.

Kecepatan :
Rasio 3 : 1.
90 penekanan dada dan 30 VTP./ mnt
Komplikasi :

1. Fraktur tulang iga


2. laserasi hati
3. Pneumotoraks.
D = drug = obat2an
1. Efinefrin/adrenalin :
indikasi : bila stlh PJL 30dt, HR<60x/mnt
dosis : 0,1-0,3 ml/kgBB dlm lar. 1 : 10.000,
dtp diulang tiap 3-5 mnt
cara : sc, im, iv atau intra trakeal
2. Natrium bikarbonat :
indikasi : asfiksi lama (>10 mnt), ventilasi baik
dosis : 1-2 mEq/kgBB, (kadar 0,5 mEq/ml)
cara : iv (v.umbl), pelan2
3. Volume Expander :
indikasi : ggn sirkulasi/perdarahan, hipoglikemi
terdiri : RL, NaCl, albumin, darah, glukosa
dosis : + 10 ml/kg, dg tts iv atau spuit
Bagan resusitasi
Perawatan neonatal dasar

 Persalinan bersih dan aman Perawatan tl pusat


 Pencegahan hipotermi
 Inisiasi pernapasan spontan
 Menyusui bayi sedini mungkin
 Cegah infeksi perawatan mata, imunisasi
 Pengawasan ketat pernapasan & denyut jantung
 Persiapan penunjang
 Perhatian kusus bayi prematur :
 -.awasi kemungkinan hipotermia
 -.timbulnya RDS ok imaturitas paru
 -.tanda perdarahan intra kranial, ok matrix rapuh
 -.kemungkinan hipodlikemia
 -.oksigen injury
KAPAN MENGHENTIKAN RESUSITASI?

 Bayi tidak bernapas spontan dan tidak


terdengar denyut jantung setelah
dilakukan resusitasi secara efektif selama
15 menit
 Bayi telah menangis / bernafas adekuat,
denyut jantung > 100x/mnt, tak sianosis

Anda mungkin juga menyukai