Anda di halaman 1dari 14

Brain activity in narcolepsy

patient in response to the


different type of acoustics
stimuli during sleep stage
Odilia Valentine
232 17 092
Introduction
• Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana
seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian
rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton &
Hall, 1997). Menurut Potter & Perry (2005), Tidur merupakan
proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode
yang lebih lama dari keterjagaan. 
• Fase peralihan dari sadar ke tidur disebut sebagai
pradormitium dan fase peralihan dari tidur kembali ke sadar
disebut sebagai postdormitium.
• Gangguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling
sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktek.
• Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan
akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus
tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta
menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi,
kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain.
Menurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan
didapatkan 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil
dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup
 Hampir semua orang pernah mengalami gangguan
tidur selama masa kehidupannya. Diperkirakan tiap
tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran
tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius.

 Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cendrung


meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia
dan berbagai penyebabnya. Kaplan dan Sadock
melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi usia
lanjut menderita gangguan tidur. Gangguan tidur
kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan psikiatri,
ketergantungan obat dan alkohol.
Gangguan Tidur Menurut data internasional of sleep
disorder, prevalensi penyebab-
penyebab gangguan tidur adalah
sebagai berikut:

Penyakit asma (61-74%)


Gangguan pusat pernafasan (40-50%)
Kram kaki malam hari (16%)
Psychophysiological (15%)
Sindroma kaki gelisah (5-15%)
Ketergantungan alkohol (10%)
Sindroma terlambat tidur (5-10%)
Penyakit asma
Depresi (6 %)
Gangguang pusat pernafasan Demensia (5%)
kram kaki malam hari Gangguan perubahan jadwal kerja (2-
Psychophysiological
Sindrom kaki gelisah 5%)
Ketergantungan alkohol Gangguan obstruksi sesak saluran nafas
Sindroma terlambat tidur
Depresi (1-2%)
Penyakit ulkus peptikus (<1%)
Narcolepsy ( 0.03-0.16 %)
 Narkolepsi adalah gangguan sistem saraf yang memengaruhi
kendali terhadap aktivitas tidur. Penderita narkolepsi
mengalami rasa kantuk pada siang hari dan bisa tiba-tiba
tertidur tanpa mengenal waktu dan tempat. Hal ini biasanya
terjadi dalam waktu 10-20 menit atau selalu kurang dari 1 jam,
setelah itu penderita narcolepsi akan segar kembali dan
terulang kembali 2- 3 jam berikutnya. Gambaran tidurnya
menunjukkan penurunan fase REM 30-70%. Pada serangan
tidur dimulai dengan fase REM.

 Penyebab narkolepsi belum diketahui secara pasti. Namun,


sebagian besar penderita narkolepsi memiliki kadar hipokretin
rendah. Hipokretin adalah zat kimia dalam otak yang
membantu mengendalikan waktu tidur.
 Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim ARAS
(Ascending Reticulary Activity System). Aktifitas ARAS ini sangat
dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter :

1. Sistem serotonergik
Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino
trypthopan. Jika trythopan meningkat serotonin juga akan meningkat yang
menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Sistem serotogenik ini banyak terletak pada
nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana terdapat hubungan aktifitas
serotonis dinukleus raphe dorsalis dengan tidur REM.

2. Sistem Adrenergik
Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan sel
nukleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat
mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur.

3. Sistem Kholinergik
Stimulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan aktifitas gambaran EEG seperti
dalam keadaan jaga. Gangguan aktifitas kholinergik sentral yang berhubungan
dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi
4. Sistem histaminergik
Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur
5. Sistem hormon
Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon
seperti ACTH, GH, TSH, dan LH. Sistem ini secara teratur mempengaruhi
pengeluaran neurotransmiter norepinefrin, dopamin, serotonin yang bertugas
menagtur mekanisme tidur dan bangun.
Electroencephalography (EEG)
• Electroencephalography (EEG) adalah suatu metode untuk merekam aktivitas
elektrik di kulit kepala dengan mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan
arus ion di dalam neuron otak.
• Berdasarkan frekuensi, amplitudo tegangan, dan kondisi objek, sinyal EEG
dapat dibagi menjadi 4 gelombang, yaitu gelombang delta (kurang dari 4 Hz),
theta (4 – 7 Hz), alpha (8 – 12 Hz), dan beta (13 – 49 Hz).
• Aktivitas otak yang menurun atau cenderung menuju ke tidur ditandai oleh
pergeseran frekuensi gelombang dari β ke θ dan α. Perbandingan ketiga
gelombang β ke θ dan α dapat digunakan sebagai indikator kantuk, karena
ketika mengantuk terjadi penurunan aktivitas otak di lobus frontal (Rivera,
2013)
Sinyal EEG

http://lh5.ggpht.com/-j-ziP2qsSKc/T5u1fW80GKI/AAAAAAAAAU0/H2rW1h3Qg70/brainwaves%252520a-g%252520copy_thumb
%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800
Different Stages of Sleep Pattern
.
Stage 1 Sleep Stage 2 Sleep
• Fase ini merupakan antara fase • Pada fase ini didapatkan bola mata
terjaga dan fase awal tidur. Fase ini berhenti bergerak, tonus otot masih
hanya berlangsung 3-5 menit dan berkurang, tidur lebih dalam dari
mudah sekali dibangunkan. pada fase pertama. Gambaran EEG
Gambaran EEG biasanya terdiri dari
terdiri dari gelombang theta. Terlihat
gelombang campuran alfa, betha
adanya gelombang sleep spindle,
dan kadang gelombang theta
dengan amplitudo yang rendah gelombang verteks dan komplek K.
(200μV). Range Frekuensi 12 -14 Hz
Different Stages of Sleep Pattern

Stage 3 Sleep Stage 4 Sleep


• Fase ini tidur lebih dalam dari • Fase dimana memasuki tidur yang
fase sebelumnya. Gambaran dalam serta sukar dibangunkan.
EEG terdapat lebih banyak Gambaran EEG didominasi oleh
gelombang delta antara 25%- gelombang delta sampai 50%
50% serta tampak gelombang tampak gelombang sleep spindle.
sleep spindle. Frekuensi > 2Hz Frekuensinya 2Hz dan
and amplitude sekitar 75μV. amplitudonya lebih besar dari
75μV.
Rancangan Alat

Acoustic
stimuli

(90, 100, 110, 120, and 130 Hz)


(14) EEG Based Drowsiness Detection Using Mobile Device for Intelligent Vehicular

System. Available from:

https://www.researchgate.net/publication/267212295_EEG_Based_Drowsiness_Detect

ion_Using_Mobile_Device_for_Intelligent_Vehicular_System
[accessed Apr 13 2018].

http://www.measurement.sk/2004/S2/susmakova.pdf

http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi12.pdf

https://

lifestyle.kompas.com/read/2014/03/20/1110544/Serangan.Tidur.Bernama.Narkolepsi

Anda mungkin juga menyukai