Anda di halaman 1dari 38

Kuinolon

Spektrum Antibakteri
 Quinolon aktif terhadap beberapa kuman Gram-
Negatif antara lain :
 E. Coli, Proteus, Klebsiella, dan Enterobacter.
 Fluroquinolon lama (Siproflaksin, Ofloksasin,
Norfloksasin) mempunyai daya antibakteri yang
sangat kuat terhadap beberapa kuman gram-
negatif, tetapi terhadap kuman Gram-Fositif daya
antibakterinya kurang baik.

 Fluroquinolon baru (Moksi-floksasin, Levofloksasin)


mempunyai daya antibakteri yang baik terhadap
kuman Gram Positif dan kuman Gram-Negatif,
serta kuman atipik (Mycoplasma, Chlamdya),
Mekanisme Kerja Obat
 Obat golongan ini bekerja dengan jalan
menghambat pembentukan DNA kuman.
 Peranan antibiotika golongan Quinolon &
Fluroquinolon menghambat kerja enzim
DNA girase pada kuman dan bersifat
bakterisida.
Farmakokinetik
 Asam Nalidiksat diserap baik melalui
saluran cerna tetapi dengan cepat
dieksresikan dengan cepat melalui ginjal.
 Sifat Fluroquinolon yang menguntungkan :
 mencapai kadar tinggi dalam prostat, dan
cairan serebrospinalis bila ada meningitis
 masa paruh eliminasinya panjang sehingga
obat cukup diberikan 2 kali dalam sehari.
Indikasi
 Infeksi saluran kemih seperti Prostatitis,
Uretritis, Servisitis dan Pielonfritis.
 Infeksi saluran cerna Seperti demam Tifoid.
 Infeksi saluran nafas bawah Seperti
Bronkitis, Pneumonia, Sinusitis .
 Penyakit yang ditularkan melalui
hubungan kelamin seperti Gonore.
 Infeksi kulit dan jaringan lunak.
Efek Samping
 Efek sampingnya yang terpenting ialah
pada saluran cerna dan susunan saraf
pusat.
 Pada saluran cerna, terutama berupa
mual dan hilang nafsu makan.
 Pada susunan syaraf pusat umumnya
bersifat ringan berupa sakit kepala,
vertigo, dan insomnia.
Interaksi Obat

Golongan Quinolon dan Fluroquinolon


berinteraksi dengan beberapa obat,
misalnya :
 Antasida
 Teofilin
 Obat antiaritmia
Contoh

Obat Dosis Bentuk sediaan


siprofloksasi 2x250-500 mg Tablet dengan
n Untuk gonore 1x250 kandungan 250 mg,
mg 500 mg, 750 mg.
Parenteral : 2x200- Infus dengan
400 mg IV kandungan 200
mg/100 ml.
dr. Dwi Puspa Nazer Savitri
SIP : 1161050109
Jl. Gambas no.5, Bintaro, Jakarta Selatan
(081905812888)
Jakarta , 25 Mei 2016

R/ siprofloksasin 250 mg No. X
S 2 d.d tab I (paraf)

Pro :
Umur :
BB :
 Asam Nalidiksat : Hanya digunakan pada
infeksi saluran kemih. Bentuk tablet dengan
kandungan 500 mg.
 Norfloksasin : Tidak mempunya aktivitas
sistemik, terkonsentrasi dalam urin.
 Ofloksasin merupakan antibiotik spektrum
yang luas, namun ofloksasin juga dapat
berperan sebagai fotosensitiser sehingga
menyebabkan fotohemolisis.
Tablet dengan kandungan 200 mg dan
400 mg.
Infus dengan kandungan 200 mg/100 ml
 Moksifloksasin : Tablet dengan kandungan 400
mg
Infus dengan kandungan 400 mg/250 ml
 Levofloksasin : Tablet dengan kandungan 250
mg dan 500 mg
Infus dengan kandungan 500 mg/100 ml.
 Pefloksasin : Tablet dengan kandungan 400 mg.
Infus dengan kandungan 400 mg/125 ml
Ampul dengan kandungan 400 mg/5 ml.
 Norfloksasin : Tersedia dalam bentuk tablet
dengan kandungan 400 mg.
 Sparfloksasin : Tersedia dalam bentuk tablet
dengan kandungan 200 mg.
 Lornefloksasin : Tersedia dalam bentuk tablet
dengan kandungan 400 mg.
 Flerofloksasin : Tablet dengan kandungan 400
mg
Infus dengan kandungan 400 mg/100 ml.
 Gatifloksasin : Tablet dengan kandungan 400
mg
Vial untuk injeksi dengan kandungan 400 mg/40
ml.
Makrolida
 Eritromisin
 Klaritromisin
 Azitromisin
 Diritromisin
 Roksitromisin
 Spiramisin
 TakrolimusTelitromisin
 Cetromisin
Mekanisme Kerja
 Berikatan secara irreversibel pada subunit
50S ribosom bakteri → menghambat
translokasi sintesis protein
 Bakteriostatik
 Bakterisid pada dosis tinggi
Farmakokinetik
Pemberian

 Eritromisin basa dihancurkan lambung →


sediaan tablet salut enterik/ester
 Absorbsi adekuat setelah pemberian peroral
 Klaritromisin & Azitromisin stabil thd asam
lambung
 Makanan dpt mempengaruhi absorbsi
(kecuali Klaritromisin), bisa meningkatkan
insidens tromboflebitis
Farmakokinetik
Distribusi
 Ke seluruh tubuh baik (kecuali ke LCS)

 Berdifusi ke cairan prostat

 Bisa terakumulasi sbg unit dlm makrofag

 Akumulasi di hati (Eritromisin


dikontraindikasikan pd pasien dg gangguan
fungsi hati)
 Adanya inflamasi memperbaiki penetrasi ke
jaringan
 Kadar serum Azitromisin rendah, berkumpul di
netrofil, makrofag & fibroblas
Metabolisme
 Eritromisin dimetabolisme secara luas,

menghambat oksidasi bbrp obat melalui


interaksinya dg sistem sitokrom P-450
 Klaritromisin dioksidasi mjd derivat 14-
hidroksi yg mpy aktivitas antibakteri &
mempengaruhi metabolisme teofilin &
karbamazepin
 Azitromisin tidak mengalami metabolisme
Ekskresi
 Eritromisin & Azitromisin dikumpulkan &

diekskresikan dlm bentuk aktif lewat


empedu
 Tjd reabsorbsi parsial mll siklus
enterohepatik
 Klaritromisin & metabolitnya dieliminasi
ginjal & hati (direkomendasikan utk pasien
ginjal dg penyesuaian dosis)
Efek Samping
Gangguan epigastrik
 Menurunkan compliance pasien dlm

minum obat
Ikterus kolestatik
 Eritromisin estolat, diduga krn reaksi

hipersensitivitas estolat
Ototoksisitas
 Tuli reversibel, pd dosis tinggi
 Eritromisin & Klaritromisin menghambat metabolisme
hepatik :
- Teofilin - Astemizol
- Warfarin - Karbamazepin
- Terfenadin- Siklosparin

Akumulasi Toksik

Dapat berinteraksi dengan digoksin

Ab mengeliinasi spesies flora intestinal yang menginaktifkan digoksin

Reabsorbsi digoksin lebih besar dalam siklus


enterohepatik
dr. Dwi Puspa Nazer Savitri
SIP : 1161050109
Jl. Gambas no.5, Bintaro, Jakarta Selatan
(081905812888)
Jakarta , 25 Mei 2016

R/Dothrocyn 500 mg No. X
S 3 d.d tab I (paraf)

Pro :
Umur :
BB :
Sefalosporin
 Daya kerja sefalosporin ialah bakterisida.
- Menghambat sintesis dinding sel mikroba

 Spektrum kerja sefalosporin :


- Gram-positif
- Gram-negatif
Generasi I Generasi II

 Aktif pada bakteri gram  Lebih aktif terhadap kuman


positif. gram negatif.
 Lebih kuat terhadap
 Pada umumnya tidak tahan blaktamase.
pada b laktamase.  Misalnya sefaklor, sefamandol,
 Misalnya sefalotin, sefmetazol,sefuroksim.
sefazolin, sefradin,  Dalam klinik digunakan untuk
sefaleksin, sefadroksil. infeksi intraabdominal,
pneumonitis aspirasi dan
 Digunakan secara oral infeksi pada pelvis.
pada infeksi saluran kemih
ringan, infeksi kulit
Generasi III Generasi IV
• lebih aktif terhadap bakteri gram • Sangat resisten terhadap
negatif , meliputi Pseudomonas laktamase. Misalnya sefpirome
aeruginosa dan bacteroides. dan sefepim
• Misalnya sefoperazone,
sefotaksim, seftizoksim,
sefotiam, sefiksim.
• Digunakan untuk infeksi pada
traktus urinarius,, infeksi kulit,
osteomyelitis, dan meningitis
(karena dapat menembus CSS).
Indikasi :
pengobatan infeksi berat atau yang tidak dapat diobati dengan antimikroba
lain, sesuai dengan spektrum antibakterinya.

 Cefadroxil dan Cefalexin


Obat golongan Cefalosporin ini yang digunakan untuk mengobati infeksi
tertentu yang disebabkan oleh bakteri pada kulit, tenggorokan, dan infeksi
kandung kemih. Antibiotik ini tidak efektif untuk pilek, flu atau infeksi lain
yang disebabkan virus.
 Cefazolin
Cefazolin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan penyakit pada
infeksi pada kandung empedu dan kandung kemih, organ pernafasan,
genito urinaria (infeksi pada organ seksual dan saluran kencing),
pencegahan infeksi pada proses operasi dan infeksi kulit atau luka

 Cefaclor dan Cefixim


Cefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan
berbagai macam penyakit seperti pneumonia dan infeksi pada
telinga, paru-paru, tenggorokan, saluran kemih dan kulit.
Penulisan Resep

R/ opixime 100mg/5ml (30 ml) No I lag


S.3.dd cth I
__________________________________ paraf
Pro : S (20kg)

Umur : 7 tahun
Tetrasiklin
Tetrasiklin
 Menghambat sintesis bakteri pada ribosom
 Bersifat bakteriostatik
 Spektrum bakteri gram positif,gram negatif,
aerobik dan anaerobik, spiroket, mikoplasma,
riketsia, klamidia, legionela
 Short acting • Moderate • Long acting
(6-12 jam) acting (17-20 jam)
 Klortetrasiklin
(16 jam) – Doksisiklin
 Oksitetrasiklin
– Demeklosiklin – Minosiklin
 Tetrasiklin
Indikasi
 Cadangan bila ada intoleransi AB lini pertama
 Resistensi

 Efeksamping pada kehamilan dan laktasi


 Hipoplasi
tulang dan gigi janin & anak (<8tahun)
Akibat pembentukan kompleks tetrasiklin-kalsiumfosfat
Tetrasiklin :
ISPA, ISK,
Ulkus saluran pencernaan e.c H.pylori (+metronidazol & omeprazol)
kolera, disentri basiler, malaria (+ kinin)
trakoma

Doksisiklin :
penyakit kelamin (gonore, sifilis, klamidia)
malaria

Minosiklin :
Meningitis,
bronkitis kronis,
acne
Interaksi
 Tetrasiklin membentuk kompleks tak-larut dengan
sediaan Fe,Al,Mg, Ca
 Resorbsi dari usus gagal
 Tidak boleh diminum bersama makanan (terutama susu) dan
antasid

Tetrasiklin, oksitetrasiklin dan minosiklin menghambat


hidrolisis esterogen terkonjugasi di usus
- kadar esterogen darah turun
- spotting setelah penggunaan antikontraseptif yang
mengandung etinilestradiol atau mestranol
ESO
 Gangguan GIT
 Mengganggu klasifikasi jar. Tulang & gigi
 Hepatotoksis
 Gangguan keseimbangan
 akumulasi minosiklin di endolimfe
 pseudotumor serebri
 Superinfeksi
 Akumulasi tetrasiklin pada pasien dengan gangguan
fungsi ginjal
 Memperburuk azotemia  mengganggu sintesis protein
penurunan asam amino
ANTIBIOTIK GOLONGAN
LAINNYA
 Meropenem
 Indikasi: pneumonia, infeksi sal.kemih, infeksi
intraabdomen, inf. Ginekologi, inf. Kulit, meningitis,
septikemia
 Kontraindikasi : hipersensitifitas

 Merosan
 Indikasi : pneumonia nosocomial, ISK, infeksi
intraabdominal, inf.ginekologi, inf.jaringan lunak dan
kulit, meningitis

Anda mungkin juga menyukai