Sofiasa 1211126
NEXT
1. Faktor Predisposisi
2. Perubahan Cuaca
3. Stress
4. Lingkungan Kerja
5. Olahraga / aktifitas jasmani yang berat
Tanda / Gejala Asma
1. Kesulitan bernafas
2. Kenaikan denyut nadi
3. Nafas berbunyi, terutama saat
menghembuskan udara
4. Batuk kering
5. Kejang otot di sekitar dada
• Pengaruh Asma Terhadap Kehamilan
Pengaruh asma terhadap kehamilan
bervariasi tergantung derajat berat ringannya
asma tersebut. Asma terutama jika berat bisa
secara bermakna mempengaruhi hasil akhir
kehamilan, beberapa penelitian menunjukkan
adanya peningkatan insidensi abortus,
kelahiran prematur, janin dengan berat badan
lahir rendah, dan hipoksia neonatus.
MANIFESTASI KLINIKS
• Factor pencetus timbulnya asma antara lain
zat-zat alergi, infeksi saluran nafas, pengaruh
udara dan factor psikis. Penderita selama
kehamilan perlu mendapat pengawasan yang
baik, biasanya penderita mengeluh nafas
pendek, berbunyi, sesak, dan batuk-batuk.
Diagnosis dapat ditegakkan seperti asma
diluar kehamilan.
KOMPLIKASI
Keadaan hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan
berpengaruh pada janin dan sering terjadi sbb.
1. Keguguran
2. Persalinan prematur
3. Pertumbuhan janin terhambat
Kompensasi yang terjadi pada fetus adalah :
1. Menurunnya aliran darah pada uterus
2. Menurunnya venous return ibu
3. Kurva dissosiasi oksi ttb bergeser ke kiri
Sedangkan pada ibu yang hipoksemia, respon fetus
yang terjadi :
1. Menurunnya aliran darah ke pusat
2. Meningkatnya resistensi pembuluh darah paru
dan sistemik
3. Menurunnya cardiac output
PENANGANAN ASMA SELAMA
KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Pengobatan yang harus diusahakan adalah :
• Menghindari terjadinya gangguan pernapasan melalui
pendidikan terhadap penderita, menghindari pemaparan
terhadap alergen, dan mengobati gejala awal secara
tepat.
• Menghindari terjadinya perawatan di unit gawat darurat
karena kesulitan pernapasan atau status asmatikus,
dengan melakukan intervensi secara awal dan intensif.
• Mencapai suatu persalinan aterm dengan bayi yang sehat,
di samping melindungi keselamatan ibu.
• Dalam penanganan penderita asma diperlukan
individualisasi penanganan, karena penanganan suatu
kasus mungkin berbeda dengan kasus asma yang lain,
dalam memulai suatu perawatan obstetri terhadap wanita
hamil dengan asma perlu diperhatikan beberapa prinsip
tertentu yaitu :
NEXT
• Mendeteksi dan mengeliminasi faktor pemicu timbulnya
serangan asma pada penderita tertentu.
• merokok, baik untuk alasan obstetrik maupun pulmonal
• Mendeteksi dan mengatasi secara awal jika diduga adanya
infeksi pada saluran nafas, seperti bronkitis, sinusitis.
• Pembahasan antara ahli kebidanan dan ahli paru, untuk
mengetahui masalah-masalah yang potensial dapat
timbul, rencana penanganan umum termasuk penggunaan
obat-obatan.
• Pertimbangan untuk mengurangi dosis pengobatan, tetapi
masih dalam kerangka respon pengobatan yang baik.
• Melakukan penelitian fungsi paru dasar, juga penentuan
gas darah khususnya pada penderita asma berat.
Obat-obat anti asma yang sering
digunakan
1. Beta adrenergik agonis
2. Methylxanthine (Teofilin)
3. Glukokortikoid
4. Cromolyn Sodium
5. Anti Kolinergik
PENATA LAKSANAN
1. mencegah terjadinya stress
2. menghindari faktor resiko/pencetus yang
sudah diketahui secara intensif
3. mencegah penggunaan obat seperti aspirin
atau semacamnya yanf dapat menjadi
pencetus timbulnya serangan asma.
4. pada asma yang ringan dapat digunakan obat-
obat local yang berbentuk inhalasi atau peroral
seperti isoproterenol
5. pada penderita yang berat dapat di rawat dan
serangan dapat di hilangkan dengan atau lebih
dari obat di bawah ini :
NEXT
• Epineprin
• Isoproterenol
• Oksigen
• aminopilin 250-500 mg
• hidokortison 260-1000 mg secara IV ( intra
vena )