Anda di halaman 1dari 40

Disusun oleh :

Arfiana Dewi 421978


AKUNTANSI KEUANGAN Fitri Mareta 421986

SEKTOR PUBLIK : TEKNIK DAN Nurul Mustafida 421994


Widya Tangkenate 422008
PROSEDURE
Kelompok 7
Sumber materi:
Halim dan Kusufi (2017)
Studi Atas Teknik dan
Prosedur Akuntansi pada
Akuntansi (Uang dan
Barang) dan Aplikasinya
di Indonesia
Pendahuluan

Berpengaruh
American terhadap
Association of penyusunan SFAC
Accountants (AAA) No. 1 oleh FASB

A Statetement of
Basic Accounting
Theory (ASOBAT)
Pendahuluan
Tujuan Akuntansi menurut ASOBAT adalah untuk:

Pengambilan Keputusan

Mengarahkan dan Mengendalikan Sumber Daya

Mengelola dan Melaporkan (stewardship)

Memfasilitasi Fungsi dan Kontol Sosial

Tujuan untuk Akuntabilitas dan Manajemen Sektor Publik selaras dengan Tujuan yang
Dirumuskan oleh ASOBAT
Pendahuluan

Pemerintah atau unit kerja pemerintah perlu memiliki sistem akuntansi yang tidak saja berfungsi
sebagai alat pengendalian transaksi keuangan, tetapi sistem akuntansi tersebut hendaknya
mendukung pencapaian tujuan organisasi.

Implementasi teknik dan prosedur akuntansi sektor publik : PP 71 Tahun 2010.


Akuntansi sektor publik pemerintah daerah : Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
Teori Akuntansi dalam
Akuntansi Sektor Publik

• Tujuan mempelajari teori Kendala dalam Informasi Akuntansi


akuntansi: dan Laporan Keuangan Pemerintah
1. Untuk memahami praktik 1. Objektivitas
akuntansi yang saat ini ada;
 Teknik akuntansi yang digunakan
2. Mempelajari kelemahan dan
manajemen harus memiliki derajat
kekurangan dari praktik yang
objektivitas yang dapat diterima semua
saat ini dilakukan; dan pihak yang menjadi stakeholder.
3. Memperbaiki praktik akuntansi
di masa mendatang. 2. Konsistensi
• Menciptakan informasi keuangan  Agar tidak terjadi keterputusan proses
yang relevan dan dapat diandalkan evaluasi kinerja organisasi oleh pihak
(reliable). eksternal, maka organisasi perlu konsisten
dalam menerapkan metoda akuntansiya.
Teori Akuntansi dalam Akuntansi Sektor Publik

Kendala dalam Informasi Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah

3. Daya Banding 5. Ekonomis dalam Penyajian Laporan


 Laporan keuangan sektor publik  Laporan keuangan pemerintah tidak
hendaknya dapat diperbandingkan semestinya menyajikan segala informasi
antarperiode waktu dan dengan instansi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya
lain yang sejenis. penyusunannya (SAP).
4. Tepat Waktu 6. Materialitas
 Laporan keuangan harus disajikan tepat  Suatu informasi dianggap material
waktu agar dapat digunakan sebagai apabila kelalaian untuk mencantumkan
dasar pengambilan keputusan oleh atau kesalahan dalam mencatat
pengguna (user) serta untuk informasi dapat mempengaruhi
menghindari tertundanya pengambilan keputusan ekonomi pengguna yang
keputusan. diambil atas dasar laporan keuangan
(SAP).
Sistem Akuntansi Keuangan
Sektor Publik

Aturan Dasar Sistem Akuntansi


Keuangan
• Identifikai kegiatan operasi yang relevan.
• Pengklasifikasian kegiatan operasi secara
tepat. Penentuan waktu pengakuan untuk
setiap jenis operasi (timing of recognition).
• Adanya sistem pengendalian untuk menjamin
reliabilitas, yang memiliki komponen formal
dan substanial.
• Menghitung pengaruh masing-masing operasi.
Teknik-teknik Akuntansi
Keuangan Sektor Publik

Akuntansi Anggaran Akuntansi Komitmen


– Akuntansi anggaran mencatat dan menyajikan akun – Merupakan sistem akuntansi yang
operasinya sejajar dengan anggarannya. mengakui transaksi dan
mencatatnya pada saat order
– Tujuan akuntansi anggaran:
dikeluarkan.
 Menekankan peran anggaran dalam siklus
– Akuntansi komitmen mengakui
perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas.
transaksi ketika organisasi
– Kelemaham akuntansi anggaran adalah teknik ini melakukan transaksi tersebut.
sangat kompleks.
– Akuntansi anggaran tidak sama dengan dan bukan
akuntansi keuangan.
Teknik-teknik Akuntansi
Keuangan Sektor Publik
Akuntansi Dana (Fund Accounting) Macam dana
yang bisa
digunakan
– Pengertian dana mencakup: oleh
1. Kesatuan fiskal dan kesatuan akuntansi yang organisasi Dana yang
nonprofit dibelanjakan
berdiri sendiri;
(expendable
2. Terdapat sekumpulan rekening untuk fund)
mencatat mutasi kas dan/atau sumber-sumber
lainnya yang bersifat saling berimbang;
3. Mempunyai tujuan penggunaan tertentu; Dana yang tidak
dapat
4. Ada ketentuan atau peraturan yang mengenai dibelanjakan
pembentukan dana dan penggunaannya serta (nonexpendable
pembatas-pembatasnya. fund)
Teknik-teknik Akuntansi
Keuangan Sektor Publik
Akuntansi Kas Akuntansi Akrual
– Penerapannya adalah pendapatan – Penentuan cost of service dan charging for service.
dicatat pada saat kas diterima, – Pendapatan dan biaya diakui pada saat diperoleh
dan pengeluaran dicatat ketika kas
(earned) atau terjadi (incurred), tanpa memandang
dikeluarkan. apakan kas sudah diterima atau dikeluarkan.
– Kelebihan: – Selandia Baru (sukses menerapkan) dan Italia (kurang
 Mencerminkan pengeluaran sukses).
yang aktual, riil, dan objektif. – Penerapan teknik ini diperlukan:
– Dapat menyebabkan pemborosan  Kompetensi SDM
anggaran.
 Komitmen dan dukungan politik dari para pengambil
keputusan.
Implementasi Teknik Akuntansi
Keuangan Sektor Publik di Indonesia
Teknik Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Pencatatan Akuntansi Pemerintah di
Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah di Indonesia
Indonesia

Double Entry
1. Akuntansi Anggaran Single • Adanya kegiatan menjurnal.

2. Akuntansi Dana Entry • Persamaan Kas Menuju Akrual: Aset +


Belanja = Kewajiban +Ekuitas Dana
+ Pendapatan
•Transaksi yang
3. Akuntansi Kas menambah ka s dicatat
• Persamaan untuk akuntansi finansial:
Aset + Belanja = Kewajiban
pada kolom +Ekuitas + Pendapatan-LO
4. Akuntansi Akrual Penerimaan dan • Persamaan dasar akuntansi
transaksi yang pelaksanaan anggaran: Penerimaan –
mengurangi kas dicatat Pengurangan = SiLPA atau SiLPA =
(Pendapatan – LRA + Penerimaan
pada kolom Pembiayaan) – (Belanja +
Pengeluaran. Pengeluaran Pembiayaan)
Implementasi Teknik Akuntansi Keuangan
Sektor Publik di Indonesia

Sistem Pencatatan Akuntansi Dasar Akuntansi yang Digunakan


Pemerintah di Indonesia
– Berkaitan dengan masalah pengakuan
(recognition).
– Kriteria pengakuan adalah:
Triple Entry  Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang
dihubungkan dengan transaksi akan mengalir ke
• Sistem pencatatan organisasi tersebut.
double entry,
ditambah pencatatan  Biaya yang akan terjadi sehubungan dengan
transaksi penjualan dapat diestimasi dan diukur
pada buku anggaran. dengan andal.
– Basis kas modifikasian dan basis akrual
modifikasian.
Prosedur Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia
Prosedur akuntansi penerimaan kas

Prosedur akuntansi pengeluaran kas

Prosedur akuntansi selain kas

Prosedur akuntansi aset


Tinjauan Atas PP
Nomor 71 Tahun
2010 dan PSAP
Terkait dengan
Laporan Operasional
Akuntansi akrual pada sektor publik mendapat sejumlah kritik:
1. Penilaian aset
2. Perbedaan kebutuhan akuntansi sektor publik dan swasta
3. Manfaat pada organisasi sektor publik
4. Monsep dan aplikasinya di lapangan

SAP Berbasis Kas Menuju


SAP Berbasis Akrual
Akrual
PP No. 71 th 2010
PP No. 24 th 2005
PENGERTIAN MANFAAT

Basis akrual adalah basis 1. Memberikan ketelitian


akuntansi yang mengakui dan penilaian secara
transaksi dan peristiwa lengkap
lainnya pada saat 2. Lebih akurat
transaksi dan peristiwa 3. Cut off
tersebut terjadi 4. Transparansi
1
4
•Era reformasi ( UU No. 22 tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 •PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat Pemerintahan (basis kas menuju akrual)
dan Daerah)

2
5
•PP No.105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (basis kas •PP No. 71 tahun 2010 memuat SAP Berbasis Akrual
modifikasian)

•UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara


PENGERTIAN TAHAPAN

1. Identifikasi topik
2. Pembentukan kelompok kerja
Due Process adalah semua pihak 3. riset terbatas
yang terpengaruh oleh regulasi 4. Penulisan draft
tersebut memiliki kesempatan 5. Pembahasan draft
untuk memberikan masukan di 6. Pengambilan keputusan draft
dalam proses pengambilan 7. Peluncuran draft
keputusan regulasi tersebut 8. Dengar pendapat publik terbatas
9. Pembahasan tanggapan dan masukan
terhadap draft
10. Finalisasi standar
SAP Berbasis Akrual vs PP Nomor 71 Tahun 2010

Pendapatan ketika telah diperoleh


(earned)
Akuntansi akrual Sistem pencatatan
Beban dicatat ketika terjadi
(incurred)

Sistem alokasinya mematuhi


prinsip “time period”
Pendapatan dan
belanja
Pembiayaan
Dicatat
SAP berbasis akrual Aset sesuai pada
saat
Kewajiban terjadinya.

Ekuitas
SAP Berbasis Akrual vs PP Nomor 71 Tahun 2010

SAP berbasis akrual menurut PP


Nomer 71 tahun 2010 pasal 1 Konsekuensi dan diterapkannya SAP dari sudut pandang hukum
poin 8 dan sudut pandang praktik akuntansi
Basis akrual hanya diterapkan pada pelaporan finansial,
sedangkan pelaporan pelaksanaan anggaran seuai dengan basis
APBN/APBD
Pengertian SAP mengindikasikan adnya
penerapan dua basis yang berbeda
SAP yang mengakui
pendapatan, beban, aset, utang,
dan ekuitas dalam pelaporan
finansial berbasis akrual, serta
mengakui pendapatan, belanja
dan pembiayaan dalam
pelaporan pelasanaan anggaran
berdasarkan basis yang KRITIK DAN PERTANYAAN
ditetapkan dalam APBN/APBD
Laporan Operasional Vs Laporan Realisasi Anggaran

SAP Berbasis Kas menuju


Akrual >< SAP Berbasis Akrual

Penambahan PSAP Nomor 12 tentang Penyajian


Laporan Operasional
DAMPAK ADANYA PSAP NOMOR 12 adalah
adanyanya Laporan Operasional, menyebabkan :

Laporan Realisasi Anggaran tidak


lagi memiliki keterkaitan dengan
Neraca
Laporan Operasional Vs Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi
Laporan Operasional
Anggaran
Mengenai besarnya beban yang Menyediakan informasi mengenai
harus ditanggung oleh pemerintah sumber, alokasi dan penggunaan
untuk menjalankan pelayanan sumberdaya ekonomi

Mengenai operasi keuangan secara Menyediakan informasi mengenai


menyerluruh untuk evaluasi realisasi anggaran secara
kinerja pemerintah menyeluruh.

Untuk memprediksi pendapatan


LO yang akan diterima untuk
mendanai kegiatan pemerintah

Mengenai penurunan ekuitas dan


peningkatan ekuitas
Laporan Operasional Vs Laporan Realisasi Anggaran

Peranan Laporan Operasional

Informasi mencerminkan Informasi berperan untuk


Mencerminkan peran Informasi berperan dalam
peran untuk menilai menentukan besarnya
dalam perhitungan biaya mengestimasi pendapatan
kinerja pemerintah perubahan ekuitas yang
pelayanan yang akan diterima
informasi dimiliki oleh pemerintah

Struktur Laporan Operasional

Surplus/defisit non Pos luar biasa (bila


Pendapatan LO Beban Surplus/defisit LO
operasional ada)
Laporan Operasional Vs Laporan Realisasi Anggaran

KETERKAITAN AKRUAL DAN KETERKAITAN ANTARLAPORAN

ANGGARAN
BASIS
KAS Laporan
LRA SILPA/SIKPA Perubahan
SAL

AKUNTANSI

BASIS
AKRUAL Surplus/Defisit
Laporan
LO Perubahan Ekuitas Neraca
LO
Ekuitas
Laporan Operasional Vs Laporan Realisasi Anggaran

AKUNTANSI PENDAPATAN-LO VS PENDAPATAN-LRA

PENDAPATAN-LO PENDAPATAN-LRA

PERBEDAAN

• Pada saat timbulnya hak


Pengakuan • Pada saat pendapatan Pada saat kas diterima
direalisasi
Berdasarkan sumber
Pengelompokan Berdasarkan jenis pendapatan
pendapatan

PERSAMAAN

Pencatatan Asas bruto Asas bruto


Laporan Operasional Vs Laporan Realisasi Anggaran

AKUNTANSI BELANJA VS BEBAN

BEBAN BELANJA

PERBEDAAN

• Pada saat timbulnya


kewajiban
• Pada saat terjadinya
Pengakuan konsumsi aset Pada saat kas keluar
• Terjadinya penurunan
manfaat ekonomi atau
potensi jasa
Menurut klasifikasi (jenis
Pengelompokan Menurut klasifikasi ekonomi
belanja), organisasi dan fungsi
Laporan Operasional Vs Laporan Realisasi Anggaran

AKUNTANSI SURPLUS/DEFISIT-LRA VS SURPLUS/DEFISIT-LO

(Pendapatan-LO – Beban selama satu periode)


Surplus/Defisit-LO Setelah diperhitungkan surplus/defisit dari
kegiatan non operasional dan pos luar biasa

(Pendapatan-LRA – Belanja selama satu


periode)
Surplus/Defisit-LRA
Akan mempengaruhi SilPA/SiKPA yang akan
dipindahkan ke Laporan Perubahan SAL
Laporan Operasional Vs Laporan Realisasi Anggaran

AKUNTANSI PEMBIAYAAN VS KEGIATAN NON-OPERASIONAL DAN POS LUAR


BIASA

PENGERTIAN

Kegiatan non
Pembiayaan Pos luar biasa
operasional

Pembiayaan tidak Bersifat tidak rutin dari


Setiap penerimaan yang
diperhitungkan dalam surplus/defisit dari Pendapatan atau beban
perlu dibayar kembali atau
surplus/defisit-LO penjualan aset non lancar luar biasa karena transaksi
pengeluaran yang akan
karena tidak terkait dan penyelesaian yang bukan operasi biasa
diterima kembali
dengan operasi kewajiban jangka panjang
Laporan Operasional Vs Laporan Realisasi Anggaran

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

Mata uang asing dibeli


dengan rupiah dicatat
berdasarkan kurs
Transaksi yang tersedia transaksi
Harus
dana dalam mata uang asing
Transaksi dikonversi
dalam mata dahulu dalam Mata uang asing dibeli
uang asing mata uang dengan mata uang asing
Tidak tersedia dana dalam
rupiah lainnya dicatat
mata uang asing menggunakan kurs
transaksi

Transaksi dalam mata


uang asing lainnya dicatat
dalam rupiah berdasarkan
kurs tengah bank sentral
pada tanggal transaksi
Laporan Operasional Vs Laporan Realisasi Anggaran

TRANSAKSI DALAM BENTUK BARANG DAN JASA

Dilaporkan berdasarkan nilai


wajarnya pada tanggal transaksi dan
Transaksi pendapatan-LO dan beban
diungkapkan dalam CaLK sehingga
dalam bentuk barang dan jasa
dapat memberikan informasi yang
relevan
Agenda Masa Mendatang

Masalah legitimasi hukum atas PP


Nomor 71 tahun 2010

Masalah yang wajib Masalah praktik akuntansi menurut


dijawab dan dicarikan SAP Berbasis Akrual terkait teknik
solusinya pencatatan dan pelaporannya

Masalah strategi penerapan SAP


berbasis akrual
Efektivitas Sistem
Informasi Manajemen
Dan Akuntansi
Barang Milik Negara
(SIMAK-BMN)
ARTIKEL Terhadap
Pengelolaan Aset
Negara

Edy Nasrudin
Jurnal Akuntansi Universitas Jember
Vol. 13 No. 2 Desember 2015
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Laporan keuangan dalam menyajikan informasi Dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan APBN yang mempengaruhi kebijakan barang milik negara telah dibuatkan sebuah sistem:
fiskal dan moneter untuk menggerakkan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
perekonomian nasional yang sehat. Barang Milik Negara (SIMAK-BMN)

Menteri Keuangan selaku pemegang kekuasaan fiskal


SIMAK-BMN merupakan sistem informasi akuntansi
menunjuk Direktorat Jenderal Perbendaharaan
yang berfungsi untuk melakukan pengendalian dan
(DJPB) sebagai pembuat dan pembina Sistem
pengamanan administratif terhadap BMN, dan
Akuntansi Pemerintah (SiAP).

Dibentuklah berbagai peraturan dan aplikasi Sebagai sistem penatausahaan BMN dalam hal
komputer yang digunakan oleh seluruh instansi rencana pengadaan, pengembangan, pemeliharaan
pemerintah di semua level maupun penghapusan (disposal).
FOKUS PENELITIAN TUJUAN PENELITIAN

• Efektivitas Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang


Milik Negara (SIMAK-BMN) dalam Pengelolaan Aset Negara
yang selama 11 tahun telah berjalan.
• Efektivitas dalam dua hal, yakni penggunaannya maupun Mewujudkan laporan keuangan yang
informasi yang disajikan transparan dan akuntabel sesuai
dengan standar akuntansi pemerintah
yang ditetapkan menuju tata kelola
yang baik (good governance).

MASALAH PENELITIAN

Apakah mekanisme pencatatan, penatausahaan dan pelaporan


barang milik negara dalam neraca melalui SIMAK-BMN telah
berjalan dengan efektif dan dirasakan manfaatnya bagi para
pengguna sistem?
PEMBAHASAN

Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara


menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171 Tahun 2007
tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Barang Milik Negara
(BMN) meliputi semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBN atau berasal dari perolehan yang sah.

Perolehan lainnya yang sah meliputi :


• Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
• Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dan perjanjian/kontrak;
• Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang;
• Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh ketentuan hukum tetap.

Pemerintah wajib melakukan pengamanan terhadap BMN yang meliputi


pengamanan fisik, pengamanan administratif dan pengamanan hukum.
Jenis-jenis transaksi dalam Aplikasi
SIMAK-BMN
SIMAK-BMN diselenggarakan oleh unit
akuntansi BMN dengan prinsip-prinsip: 1. Saldo Awal

2. Perolehan Aset Tetap


1. Ketaatan 2. Konsistensi
3. Perubahan Aset Tetap

3. Dapat Dibandingkan 4. Materialitas 4. Penghapusan Aset Tetap

5. Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban


5. Objektif 6. kelengkapan 6. Kartu Identitas Barang (KIB)

7. Catatan Mutasi Perubahan (CMP)

8. Penggolongan dan Kodefikasi Barang

9. Penentuan Kondisi BMN

10. Nomor Urut Pendaftaran (NUP)

11. Satuan Barang


KESIMPULAN

Implementasi Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara jika


dilihat dari sisi user atau pengguna, telah berjalan dengan efektif dengan catatan
pegawai yang ditempatkan sebagai operator sistem memiliki bekal pengetahuan yang
memadai dalam mengoperasikan aplikasi SIMAK-BMN.

Dari sisi produk yang dihasilkan oleh Aplikasi SIMAK-BMN berupa kualitas informasi
BMN yang digunakan oleh suatu entitas akuntansi barang, telah berjalan dengan
efektif. Walaupun masih terjadi kesalahan, namun jumlahnya tidak signifikan,
sehingga kualitas laporan atau informasi yang dihasilkan masih dianggap wajar.

Faktor dukungan manajemen puncak dan formalisasi pengembangan sistem


berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pengguna SIA. Hal ini terlihat dari
effort dari pimpinan di lingkungan Kementerian Keuangan yang ingin mewujudkan
laporan keuangan pemerintah pusat yang akuntabel dan transparan dengan
menggunakan sistem yang handal dalam memberikan informasi yang valid.
THANK
YOU
KELOMPOK 7

Anda mungkin juga menyukai