Anda di halaman 1dari 71

FRIDAY MORNING DISCUSSION

“BBLR / BERAT BADAN LAHIR RENDAH”


Presentan : dr. Yohanes Kusumo
Konsultan : dr. Angelia Rachma Dewi, MPH, Sp.A
Jumat, 2 Februari 2018
Pkl 07.00 WIB, Ruang Pertemuan
KASUS :
Bidan Kamar Bersalin.
Pasien G3P1A1 Hamil 34 minggu dengan Plasenta Previa.
Usia ibu hamil = 28 tahun

Dilakukan SC a/i Plasenta Previa


Bayi laki-laki lahir SC, segera menangis.
Dilakukan resusitasi tahap awal (keringkan, hangatkan, suction)
A/S = 6/8
Berat Badan Lahir = 1730 gram
Lingkar Kepala = 32 cm
Lingkar Dada = 26,5 cm
Panjang Badan = 43 cm

Dx : BBLR

Th/ : Rawat inkubator Salep mata Cek GDS,HJL,DL


Inj Vit K O2 nasal ½ lpm
Vaksin Hep B ASI/SF 8x17 cc
17 JAN 2018

Retraksi dalam (+) 02 ½ lpm NK IVFD : D10% 6 cc/jam


RR = 100 x/ menit OGT dialirkan Cefotaxime 2x85 mg
Puasa Gentamisin 8 mg/36 jam
Rontgen Thorax AP
Lab
Monitor SpO2
17 JAN 2018
(0 HARI)

Sesak berkurang Dx : Suspect HMD


Retraksi (+) Sepsis
BAB & BAK Belum BBLR - KB
KONSELING KELUARGA PASIEN

Kondisi sesak karena prematur


Perlu oksigen
Minum lewat selang OGT
FOTO THORAX AP & LAB
18 JAN 2018
(HARI 1)

Sesak (+) berkurang ASI/SF 6 x 10 ml/ OGT


BAB (+), BAK (+) IVFD : D10% ↓ 5 ml/jam
Retraksi (+) Rawat inkubator
19 JAN 2018
(HARI 2)

Sesak (+) berkurang ASI/SF ↓ 6 x 5 ml/ OGT


Stabil IVFD : D10% ↑ 7 ml/jam
Ranitidin 3 x 1,7 mg i.v
20 JAN 2018
(HARI 3)

Sesak (+) berkurang ASI/SF ↑ 8 x 10 ml/ OGT


Stabil IVFD : D5 ¼ NS 7 ml/jam
Genoint salep

Dx tambahan : Phlebitis
20 JAN 2018
(HARI 3)

Sesak (+) berkurang ASI/SF ↑ 8 x 10 ml/ OGT


Stabil IVFD : D5 ¼ NS 7 ml/jam
Genoint salep

Dx tambahan : Phlebitis
Cek Lab 20 Jan 2018
Leukosit ↓ :
8.400

BT : 1,4
BD : 1,1
21 JAN 2018
(HARI 4)

Sesak (+) berkurang ASI/SF ↑ 12 x 15 ml/ OGT


Stabil IVFD : D5 ¼ NS ↓ 3 ml/jam
22 JAN 2018
(HARI 5)

Sesak (+) berkurang ASI/SF ↑ 12 x 20 ml/ OGT


Kuning IVFD : D5 ¼ NS ↓ 1 ml/jam
Stabil Fototerapi single 24 jam

Dx Tambahan : Ikterus Neonatorum


23 JAN 2018
(HARI 6)

Sesak (+) berkurang ASI/SF ↑ 12 x 22 ml/ OGT


Stabil Infus stopper
Cek Lab 23 Jan 2018
Leukosit ↓ :
6.100
24 JAN 2018
(HARI 7)

Sesak (+) berkurang ASI/SF ↓ 8 x 10 ml/ OGT


Stabil IVFD : D5 1/4 NS 7 ml/ jam
O2 CPAP PEEP 6 FiO2 21%
25 JAN 2018
(HARI 8)

Sesak (+) berkurang Terapi lanjut


Stabil
26 JAN 2018
(HARI 9)

Sesak (+) berkurang ASI / SF ↑ 12 x 10 ml / OGT


Stabil IVFD : D5 ¼ NS ↓ 5 ml / jam
/ Small for
Gestational Age
Umur Kehamilan VS Berat Badan Bayi Baru Lahir

Pada Pasien ini :

Umur Hamil : 34 minggu

Berat Badan Lahir : 1730 gram

BAYI KURANG BULAN


2500 gr SESUAI MASA KEHAMILAN

37 Minggu
DEFINISI BBLR – BBLSR - BBLASR
Pada Pasien ini :
PLASENTA PREVIA
KELAHIRAN PREMATUR
P
A
T
H
W
A
Y
Penyebab terbanyak BBLR
yaitu KELAHIRAN PREMATURE
KOMPLIKASI BBLR

Gangguan nafas, sesak, retraksi


HMD
SEPSIS
IKTERUS NEONATORUM
/ PJT
PENATALAKSANAAN (ANTEPARTUM)

- Mencegah Persalinan Prematur


- Pemberian terapi kortikosteroid antenatal pada ibu dengan
ancaman persalinan prematur
PENATALAKSANAAN (PERSALINAN)
RESUSITASI
R B
A
E Y
S I

U B
S A
R
I U
T L
A A
S H
I
I R
APGAR SCORE

Warna kulit

Frekuensi Nadi

Intervensi
Reaksi rangsang
Resusitasi

Tonus otot

Pernapasan
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN (KAMAR BAYI)
S

Hipoglikemia
T

Hipotermi

B Respiratory Distress

L Syok

Infection

E
HIPOGLIKEMIA

Evaporasi
HIPOGLIKEMIA
BATASAN :
HIPOGLIKEMIA
HIPOTERMI

Evaporasi
HIPOTERMI
Suhu normal neonatus  36,5 – 37,5 ̊C
Hipotermia  < 36,5 ̊C
Hipertermia  > 37,5 ̊C

Evaporasi

Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang


tubuhnya basah atau tidak segera dikeringkan
dan diselimuti walaupun berada di dalam
ruangan yang relatif hangat.
HIPOTERMI
Mencegah kehilangan panas :

-Ruang bersalin yang hangat


Suhu ruangan minimal 25 C, tutup semua pintu dan jendela.
-Letakkan bayi di dada/ perut ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
-Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
-Selimuti tubuh bayi.
-Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Bayi dimandikan pada waktu yag tepat yaitu tidak kurang dari 6 jam setelah
lahir dan setelah kondisi stabil.
- Memberikan ASI sedini mungkin (IMD)
- Resusitasi dalam lingkungan hangat
Bila bayi baru lahir perlu resusitasi, harus dilakukan dalam lingkungan yang
hangat.
-Transportasi hangat
Bayi yang perlu dirujuk, harus dijaga agar tetap hangat selama dalam
perjalanan
HIPOTERMI

INKUBATOR
HIPOTERMI
PMK (Perawatan Metode Kanguru)
HIPOTERMI
INFANT RADIANT WARMER
RESPIRATORY DISTRESS
HMD/ HYALINE MEMBRANE DISEASE
IRDS / INFANT RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME
HMD (Hyalin Membrane Disease)
IRDS (Infant Respiratory Distress Syndrome)
Surfaktan :

Mengurangi
tekanan
permukaan paru
& membantu
menstabilkan
dinding alveolus
sehingga tidak
kolaps pada
akhir
pernapasan
P
A
T
H
W
A
Y

H
M
D
Penegakan Diagnosis HMD
1. Gejala & tanda
Sindroma Gangguan Nafas :
- Nafas cepat >60 x/menit
- Retraksi dinding dada
- Merintih dengan/ tanpa sianosis pada udara kamar
Memburuk dalam 48-96 jam pertama kehidupan
Preterm
2. Pemeriksaan Radiologi
 foto thoraks AP, Lateral, bila diperlukan serial.
 akurasi diagnostik 88,7 %
 tergantung dari beratnya penyakit
3. Analisa Gas Darah
 Hipoksia, hiperkarbia, asidosis
4. Uji kocok cairan lambung (gastric aspirate shake test)
 Menilai maturitas paru & prediksi terjadinya HMD (60%)
 Cek keberadaan surfaktan dalam cairan lambung
 Cairan lambung + alkohol absolut 95% + cairan salin fisilogis
Hasil negatif (-) = Tidak terbentuk gelembung udara
Hasil positif (+) = Terbentuk gelembung udara
Gejala & Tanda
Penegakan Diagnosis HMD (Pemeriksaan Radiologi)
Inflasi pulmo buruk
Ground Glass Change (fine reticular granularity of the parencyma)
indicates a partial filling of air space in the lungs
Pola retikulogranular
Air Brochogram
Gambaran bronkus di perifer paru
White Lung

WHITE LUNG
INFLASI PULMO BURUK
Penegakan Diagnosis HMD (Pemeriksaan Radiologi)

Air bronchogram
Penegakan Diagnosis HMD (Pemeriksaan Radiologi)

STADIUM ?
Penanganan HMD
1. Manajemen Umum
- Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka
- Terapi oksigen sesuai dengan kondisi :
Nasal kanul atau head box
NCPAP (Nasal Continuous Positive Airway Pressure),
- Ventilator Mekanik  HMD Berat atau komplikasi yang menimbulkan
apneu persisten
- Jaga kehangatan
- Pemberian infus intravena dengan dosis rumatan
- Pemberian nutrisi bertahap, diutamakan ASI
- Pemberian antibiotik spektrum luas (Ampisilin & Gentamisin)
Jika tak terbukti ada infeksi, pemberian antibiotik dihentikan.
- Analisa gas darah dilakukan berulang untuk manajemen respirasi

2. Manajemen Khusus
- Pemberian surfaktan
Penanganan HMD (Manajemen Umum)
Jaga Kehangatan

Pengaturan Suhu Inkubator


Penanganan HMD (Manajemen Umum)
CPAP (Continuous Positive Air Pressure)
Mechanical breathing device
Delivers O2 under a small amount of pressure through a tube into the nostrils
Prevent the bronchioles from collapsing (closing)
Penanganan HMD (Manajemen Khusus)
Pemberian Surfaktan
/ PJT
GANGGUAN CAIRAN & NUTRISI

Evaporasi
GANGGUAN CAIRAN DAN NUTRISI
HIPERBILIRUBINEMIA

DEFINISI
IKTERUS & HIPERBILIRUBINEMIA
HIPERBILIRUBINEMIA
IKTERUS FISIOLOGIS VS IKTERUS PATOLOGIS
HIPERBILIRUBINEMIA
IKTERUS FISIOLOGIS VS IKTERUS PATOLOGIS
HIPERBILIRUBINEMIA
HIPERBILIRUBINEMIA

FOTOTERAPI
HIPERBILIRUBINEMIA

Anda mungkin juga menyukai